Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“LAPORAN KEUANGAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH“

Makalah ini dipresentasikan pada Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Islam


Dosen Pengampu : Lely Indriani, S.E., M.A

DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Ahmad Fauzan (211610204)
2. Muhammad Ridho Al Ghifary (211610220)
3. Nindy Nur Alviani (2116102220

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini tentang “Laporan Keuangan Konvensional
Dan Syariah”. Dalam menyusun Makalah ini, ada sedikit kesulitan dan
hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat
dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir,
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Muara Bulian, April 2023

Penyusun
Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................ i

Daftar Isi ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................ 1
C. Tujuan dan Manfaat.............................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 2

A. Arti Penting Laporan Keuangan.......................................... 2


B. Bentuk dan Unsur Laporan Keuangan............................... 4
C. Bentuk dan Unsur Laporan Keuangan Syariah................. 7
D. Analisis Laporan Keuangan................................................. 9

BAB III PENUTUP .................................................................................... 14

A. Kesimpulan ............................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................... 14

Daftar Pustaka ............................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejumlah hal yang amat penting dalam pengelolaan keuangan bagi manajer
keuangan adalah membaca, memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan
informasi laporan keuangan. Dengan informasi laporan keuangan ini dapat diketahui
sejumlah penyimpangan yang terjadi dan memungkinkan bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk menilai hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan secara
menyeluruh. Dengan ini dapat ditarik banyak kesimpulan mengenai apa yang telah
terjadi, apa yang sudah atau belum efektif dan efisien, dan sebagainya.

Sebelum membahas secara mendalam cara membaca, menganalisis dan


menginterpretasikan laporan keuangan, maka pada awal bab ini di uraikan arti
penting laporan keuangan dan sejumlah hal dasar mengenai laporan keuangan.
Berikutnya disampaikan bentuk laporan keuangan dan penjelasannya, baik menurut
standar konvensional maupun syariah.
B. Rumusan Masalah
Beberapa ruumusan masalah yang telah penulis rangkum yaitu:
1. Apa arti penting laporan keuangan?
2. Bagaimana bentuk dan unsur laporan keuangan?
3. Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
2. Untuk mengetahui arti penting laporan keuangan.
3. Untuk memahami bentuk dan unsur laporan keuangan.
4. Untuk memahami cara menganalisis laporan keuangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Arti Penting Laporan Keuangan

Manajemen suatu organisasi, baik yang berorirntasi laba (profit oriented)


maupun yang tidak, kan selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk masa
mnedatang. Salah satu sumber informasi tepenting yang digunakan manajemen dalam
pengambilan keputusan tersebut, terutama keputusan keungan, adalah laporan
keuangan.

Laporan keuangan dipersiapakna atau dibuat oleh pihak manajemen untuk


memberikan gambaran atau progress report secara periodik. Karena itu laporan
keuangan mempunyai sifat historis dan menyeluruh. Laporan keungan sebagai
progress report terdiri atas data yang merupakan hasil kombinasi antara fakta yang
telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan akuntansi, dan
personal judgement.

Akuntasi merupakan suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan


pelaporan, serta pengenalisisan hasil peristiwa atau kejadian dan aktivasi pada suatu
perusahaan yag dikuantisasi. Hasil akhir proses akuntansi tersebut adalah laporan
keuangan. Bagi manajer keuangan kegiatan akuntasi tidak hanya berhenti sampai
pelaporan, melainkan termasuk juga proses penganalisisan. Analisis adalah
penguraian sejumlah unsur pokok dan penalaahan setiap unsyur dan hubungan antara
unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang tepat pemahaman
atri secara keseluruhan.

Analisis laporan keuangan berarti suatu proses penguraian data (informasi)


yang terdapat dalam laporan keuangan menjasi komponenkomponen tersendiri,
menelaah setiap komponen, dan mempelajari hubungan antar komponen tersebut
dengan menggunakan teknik analisis tetentu agar diperoleh pemahaman yang tepet
dan gambaran yang komprehensif.

2
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar penakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen.

Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi


kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi, sedangkan laporan perubahan
posisi disajikan dalam laporan tersendiri. Informasi kinerja perusahaan, terutama
probabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan sumber daya ekonnomi yang
mungkin dikendalikan pda masa depan. Informasi kinerja juga bermanfaat untuk
mempredikdi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada.

Laporan keungan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan,
tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakaian laporan keuangan meliputi investor saat ini
dan investor potensial, karyawan, pemebri pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah, dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi pada


laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteistik kualitatif
pokok. Pertama dalah dapat dipahami, yaitu kualitas penting informasi yang
ditampung dalam laporan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh
pemakai. Kedua relevan, yaitu agar informasi bermanfaat harus relevan untuk
memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses prngambila keputsan. Ketiga adalah
keandalan, yaitu informasi harus memiliki kualitas andal (reliable) yang bebas bebas
dari pengertian menyesatkan dan kesalahan material. Terakhir adalah laporan
keuangan tersebut dapat dibandingkan. Artinya, pemakai dapat memperbandingkan
laporan antar periode untuk mengindentifikasi kecendrungan posisi dan kinerja
keuangan dan antar perusahaan umtuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan
perubahan posisi keuangan secara relative.

3
Di samping menjadi sember informasi dan pedoman keputusan, di lain pihak
laporan keuangan mempunyai keterbatasan anara lain sebagai berikut: pertama,
laporan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan
yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan
laporan yang final. Kedua, laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang
seolah bersifat pasti dan tepat, padahal sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai mungkin berbeda atau berubah-ubah. Ketiga, laporan keuangan disusun
berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu
dan tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin
menurun. Keempat, laporan keuangan tidak dapat mencerminkan sebagai factor yang
dapat memengaruhi posisi atau keadaan keuanga karena faktor-faktor tidak dapat
dinyatakan dalam suatu uang (dikuantitasi). Dalam prinsip-prinsip akintansi keuangan
Indonesia, secra terperinci dijelaskan tantang sifat dan keterbatasan laporan
keuangan, yaitu disajikan bersifat umum, disusun dengan penaksiran dan
pertimbangan, bersifat konservatif menghadapi ketidakpastian, dan memulai instilah-
istilh teknis.

B. Bentuk dan Unsur Laporan Keuangan

Manajemen suatu perusahaan menyiapkan laporan dengan cara berbeda-beda


sesuai dengan tujuan masing-masing. Namun demikian, laporan harus mengikutu
standar akuntansi apabila diterbitkan untuk pihak lain. Laporan yang lengka biasanya
menliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang
disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus
dana), catatan (footnote), dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan


pristiwa lain yang diklarifikasi dalam beberapa kelpmpok besar menurut karakteristik
ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan keuangan. Uansut yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,

4
kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah pengahasilan dan beban. Laporan perubahan posisi
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca. Penyajian berbagi unsur ini dalam neraca dan laporan laba
rugi memerlukan proses subklasifikasi.

Terdapat tiga bentuk laporan keuangan uang pokok, yaitu neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas.

1. Neraca

Neraca atau belance sheet adalah laporan keuangan yang menggambarkan


posisi keuangan perusahaan pada suatu saat yang merupakan nilai perusahaan pada
waktu tertentu. Neraca biasanya disajikan tiap akhir tahunm pertengahan tahun, atau
kuartal pertama.

Neraca suatu perusahaan dari persamaan akuntasi, yaitu harta = kewajiban +


ekuitas. Bagian pertama neraca adalah harta-harta perusahaan, yaitu harta lancar dan
harta tetap. Aset disusun secara runtut berdasarkan likuiditas, yakni aset yang paling
cepat dapat dicairkan menjadi uang atau kas. Bagaian kedua berisi kewajiban, yaitu
klaim pemberi pinjaman terhadap harta-harta perusahaan dan modal pemilik, yaitu
nilai investasi pemilik dalam suatu bisnis.

Unsur yang berkitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan aktiva adalah sumber daya yang
paling dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

2. Laporan Laba rugi

Laporan laba rugi atau income statement / profid and loss statement
membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluaran untuk menentukan laba
(atau rugi) bersih. Laporan ini memberikan informasi tentang hasil akhir (bottom line)

5
perusahaan selama priode tertentu. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan
investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).

Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba)


adalah pengahsilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban ,
dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), sebagian bergantung pada konsep
modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan
keuangan.

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode


akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal daru kontribusi
penanaman modal. Definisi penghasilan meliputu pendapatan dan keuntungan.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi


dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanaman modal. Definisi beban mencakup kerugian dan beban yang timbul dalam
pelaksanaan aktivasi yang biasa.

3. Laporan Arus Kas

Arus kas berarti arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Perusahaan
menyejiakan arus kas dari aktivasi oprasional, investasi dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisn is perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivasi
membertikan informasi yang menginginkan para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh aktivasi tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah
kas dan setara kas, informasi tersebut juga bisa digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivasi tersebut.

Beberapa unsur yang dipergunakan yang berkaitan dengan laporan arus kas
didefinisikan sebagai berikut: Aktivasi opersi adalah aktivasi penghasilan utama

6
pendapatan perusahaan, adan akitivasi yang lain bukan merupakan aktivasi investasi
dan aktivasi pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dati aktiasi oprasi merupakan
indicator yang menentukan apakah dari oprasinya perusahaan dapat mengahasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemanpuan oprasi
perusahaan, membayar divine, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar.

C. Bentuk dan Unsur Laporan Keuangan Syariah

Adapun Pernyataan Standart Akuntasi Keuangan Syariah yang memulai buku


2009 adalah PSAK 107 Akuntansi Ijarah; PSAK 108 Akuntansi Penyelesaian Utang-
Piuatang Murabahah Bermasalah; PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq, dan Shadaqah;
PSAK 110 Akuntansi Hawalah; PSAK 111 Akuntansi Asuransi Syariah.

Laporan keuangan syariah sebagain besar tidak berbeda dengan laporan


keuangan yang berlaku umum di Indonesia, baik dari segi bentuk maupun unsur-
unsurnya. Berikut ini disajikan beberapa ketentuan penting dalam laporan keuangan
syariah yang bersumber dari sejumlah pasal dalam KHES Buku IV tentang Akuntansi
Syariah (2009).

1. Pasal 728 ayat 1. Akuntansi syari’ah harus dilakukan dengan mencatat,


mengelompokan, dan menyimpulakan transaksi-transaksi atau kejaidan-kejadian
yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uanga untuk dijadikan bahan
informasi dan analisis bagi pihak-pihak yang secara proposional berkepentingan.
2. Pasal 728 ayat 2 . Pihak-pihak yang berkpentingan dalam ayat (1) adalah pemilik
dana, kreditur, pembayaran zakat, infak dan shadaqah (ZIS), pemegang saham,
otoritas pengawasan, Bank Indonesia, pemerintah, lembaga penjamin simpanan,
dan masyarakat.
3. Pasal 737. Pengungkapan dan pengakuan piutang dalam perusahaan yang
menggunakan sistem syari’ah dapat berupa pengakuan piutang murabahah,
piutang saham, dan piutang istishna’.
4. Pasal 738. Pengungkapan dan pengakuna piutan murabahah harus mencakup

7
a) pengakuan dan pengukuran uang muka atau urbun;
b) pengakuan piutang;
c) pengakuan keuntungan;
d) pengakuan potongan pelunasan dini;
e) pengakuan denda.
5. Pasal 739. Pengungkapan dan pengakuan piurang saham harus mencakup
a) rincian piutang saham berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta,
kualitas piutang, dan penyisihan kerugian pitung saham;
b) piutang saham kepada penjual yang memiliki hubungan istimewa;
c) besarnya modal usaha saham;
d) jenis serta kuantitas benda yang dipesan.
6. Pasal 740. Pengungkanpan dan pengakuan piutang usaha istishan’ harus
mencakup
a) rincihan piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta,
dan kualitas piutan;
b) penyisihan kerugian piutang istishna’;
c) pendapatan dan keutungan dari kontrak istishna’ selama periode berjalan;
d) jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dan
keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan;
e) jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat
kontrak;
f) klaim tambahan yang belum selesai dan semua dendan yang bersifat
kontinjen sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang;
g) nilai kontrak istishan’ pararel yang sedang berjalan serta rentang periode
pelaksanaannya;
i) nilai kontrak istishna’ yang telah ditandatangani perusahaan selama periode
berjalan tetapi belum dilaksanaan dan rentang periode pelaksanaannya.
7. Pasal 765. Akuntansi kewajiban mencakup
a) pengakuan mengenai kewajiban segera;
b) bagi hasil yang belum dibagikan;

8
c) simpanana;
d) simpanan dari perusahaan lain;
e) hutang saham;
f) hutang istishna’;
g) kewajiabn dana investasi terkait dan kewajiban lain;
h) hutang pajak;
i) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi;
j) pinjaman yang diterima;
k) pinjaman subordinasi.
D. Analisis Laporan Keuangan

Sebelum melakukan analisis terhadap laporan keuangan, seorang analisi perlu


memahami latar belakang data yang terdapat pada laporan tersebut. Analis perlu
mempunyai gambaran aktivitas perusahaan yang tercemin dalam laporan tersebut
agar hasil analisisnya tepat dan memuaskan. Analis juag harus mempunyai
kemampuan atau kebijakan yang cukup baik dalam mengambil kesimpulan, di
samping itu harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan
kondisi perusahaan dan perubahan tingkat harga.

Metode atau teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur


hubungan antara pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan sehingga dapat
diketahui perubahan-perubahan setipa pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan
dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu. Tujuan setiap metode analisis
adalah untuk menyederhanakan data agar dapat lebih dimengerti sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang membutuhkan.

Secara umum terdapat dua metode analisis yang dapat digunakan, yaitu
analisis horizontal (dinamis) dan vertical (statis). Analisis horizontal adalah analisi
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan
diketahui perkembangannya. Analisis vertical atau analisis statis adalah apabaila
laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja (hanya

9
memeprtbandingakan antara pos satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan
keuangan) sehingga hanya akan diketahaui keadaaan keuangan atau hasil operasi
periode itu saja.

Klasifikasi teknik analisis di atas secara terperinci dan yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut :

1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisi dengan
membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Dengan analisis
ini akan diketahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan
penelitian lebih lanjut.
2. Laporan dengan perensentase per komponen atau common size statement.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam
neraca, dan menegtahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah penjualan
dalam laporan laba rugi.
3. Analisis Rasio. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos
tertentu dalam neracar atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.

Selain teknik di atas, pada pembahasan kali ini hanya diperkenalkan analisis
laporan keuangan dengan teknik analisis pembandingan, common zise statement,
rasio keuangan, economic velue added, dan metode Du Pont.

1. Analisis Pembandingan Laporan Keuangan

Neraca yang dibandingkan (comperlative balance sheet) menunjukan aktiva,


hutang, dan modal senidri pada dau tanggal atau lebih untuk satu perusahaan, atau
pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Adapun lapotan laba rugi
yang dibandingkan menunjukan penghasilan, biaya, laba atau rugi bersih pada dua
tanggal atau lebih untyk satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua
perusahaan yang berbeda.

10
2. Analisis Common Size Stetement

Teknik analisis yang dikemukakan sebelumnya mempunyai kelemahan, yaitu


analisi tidak dapat membandingkan atau memperoleh gambaran tentang perubahan
dalam masing-masing pos dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total
aktiva pada neraca dan total penjualan bersih pada laporan laba rugi. Laporan yang
dapat menutupi kelemahan tersebut adalah common size statement. Langkah-langkah
analisi dalam metode common size dapat dilakukan sebagai berikut :

a. Nyatakan total aktiva pada neraca dan total penjualan bersih pada laporan laba
rugi masing-masing dengan 100%.
b. Hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam neraca tersebut dengan
cara mebagi jumlah rupiah masingmasing pos aktiva dengan total aktivanya,
jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya, dan masing-
masing pos laba rugi dengan total penjualan bersihnya, kemudian kalikan 100%.
3. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah tekni yang menunjykan hubungan antara dua
unsur akunting(elemen laporan keuangan) yang memungkinkan pelaku bisnis
menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Bila dianalisis dengan tepat,
rasip keuangan merupakan barometer kesehatan keuangan perusahaan dan dapat
menunjukan potensi masalah sebelum berkembang menjadi krisis yang serius. Rasio
keuangan menurut tujuanya dapat dibagi menjadi loma jenis klasifikasi. Pertama
adalah rasio likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Kedua adalah rasio leverage (rasio
hutang), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang atau pihak luar. Ketiga adalah rasio aktivasi, yaitu rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan seumber dana yang dimiliki,
atau sejauh mana efesiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh
penjualan. Keempat adalah rasio profitabilitas, yaitu rasio yang mangukur berapa
besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan penjualan,

11
aset, maupun modal sendri. Kelima rasio saham, yaitu raiso yang menunjukan dan
saham.

4. Economic Value Added

Konsep EVA banyak dibahas oleh para akademisi dan kalangan praktisi
bisnis. Bahkan beberapa perusahaan terkenal telah mengadopsi EVA untuk
pengukuran kinerja dan pemberian intensif bagi manajmen.

EVA adalah salah satu metode pengukuran kinerja selainmetode sebelumnya,


yaitu earning dan cash flow form operasion. Dari sekian metode yang tersedia akan
menimbulakn pertanyaan mana yang terbaik. Secara umum EVA didefinisikan
sebagai laba yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya modal. EVA adalah residual
income setelah semua penyedia model diberi kompensasi sesuai dengan tingkan
return yang disyaratkan. EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi (net
operating after tax, NOPAT) dengan biaya modal, baik biaya modal hutang (cost of
debt) maupun biaya ekuitas (cost of equity). Apabila perbedaan tersebut positif,
berarti ada nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini biasanya akan direspons oleh
meningkatnya haraga saham. Demikian pula bila EVA negatif, berarti perusahaan

Konsep EVA banyak dibahas oleh para akademisi dan kalangan praktisi
bisnis. Bahkan beberapa perusahaan terkenal telah mengadopsi EVA untuk
pengukuran kinerja dan pemberian intensif bagi manajmen.

EVA adalah salah satu metode pengukuran kinerja selainmetode sebelumnya,


yaitu earning dan cash flow form operasion. Dari sekian metode yang tersedia akan
menimbulakn pertanyaan mana yang terbaik. Secara umum EVA didefinisikan
sebagai laba yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya modal. EVA adalah residual
income setelah semua penyedia model diberi kompensasi sesuai dengan tingkan

12
return yang disyaratkan. EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi (net
operating after tax, NOPAT) dengan biaya modal, baik biaya modal hutang (cost of
debt) maupun biaya ekuitas (cost of equity). Apabila perbedaan tersebut positif,
berarti ada nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini biasanya akan direspons oleh
meningkatnya haraga saham. Demikian pula bila EVA negatif, berarti perusahaan
mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspons dengan penurunan harga
saham.

5. Analisis Metode Du Pont

Du Pont adalah salah satu sistem analisi laporan keuangan yang tersusum
integratif. Metode ini menggabungkan rasio aktivasi marjin laba terhadap penjualan
dan menunjukan interaksi rasiorasio dalam menentukan profitabilitas.

Return on investement (ROI) dianggap hal yang penting dalam Du Pont


sehingga analisisnya dimulai dari angka ini. ROI sering juga disebut dengan ROA
(return of asset). ROI mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan tingkat aktiva yang diinvestsikan.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut


posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar penakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen.

Laporan keungan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan,
tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakaian laporan keuangan meliputi investor saat ini
dan investor potensial, karyawan, pemebri pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah, dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

B. Saran

Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi


pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami.

14
DAFTAR PUSTAKA

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, 2011,


Yogyakarta.
Jusup, Al haryono. 2001, dasar-dasar akuntansi, Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN
Skousen, K. Fred dkk, 2001, Akuntansi Keuangan : Konsep dan Aplikasi, Jakarta :
Salemba Empat

15

Anda mungkin juga menyukai