DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Ahmad Fauzan (211610204)
2. Muhammad Ridho Al Ghifary (211610220)
3. Nindy Nur Alviani (2116102220
2023
KATA PENGANTAR
Penyusun
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejumlah hal yang amat penting dalam pengelolaan keuangan bagi manajer
keuangan adalah membaca, memahami, menganalisis, dan menginterpretasikan
informasi laporan keuangan. Dengan informasi laporan keuangan ini dapat diketahui
sejumlah penyimpangan yang terjadi dan memungkinkan bagi semua pihak yang
berkepentingan untuk menilai hasil usaha dan keadaan keuangan perusahaan secara
menyeluruh. Dengan ini dapat ditarik banyak kesimpulan mengenai apa yang telah
terjadi, apa yang sudah atau belum efektif dan efisien, dan sebagainya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar penakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen.
Laporan keungan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan,
tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakaian laporan keuangan meliputi investor saat ini
dan investor potensial, karyawan, pemebri pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah, dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
3
Di samping menjadi sember informasi dan pedoman keputusan, di lain pihak
laporan keuangan mempunyai keterbatasan anara lain sebagai berikut: pertama,
laporan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan
yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara dan bukan merupakan
laporan yang final. Kedua, laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang
seolah bersifat pasti dan tepat, padahal sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai mungkin berbeda atau berubah-ubah. Ketiga, laporan keuangan disusun
berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu
dan tanggal yang lalu, di mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin
menurun. Keempat, laporan keuangan tidak dapat mencerminkan sebagai factor yang
dapat memengaruhi posisi atau keadaan keuanga karena faktor-faktor tidak dapat
dinyatakan dalam suatu uang (dikuantitasi). Dalam prinsip-prinsip akintansi keuangan
Indonesia, secra terperinci dijelaskan tantang sifat dan keterbatasan laporan
keuangan, yaitu disajikan bersifat umum, disusun dengan penaksiran dan
pertimbangan, bersifat konservatif menghadapi ketidakpastian, dan memulai instilah-
istilh teknis.
4
kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja
dalam laporan laba rugi adalah pengahasilan dan beban. Laporan perubahan posisi
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam
berbagai unsur neraca. Penyajian berbagi unsur ini dalam neraca dan laporan laba
rugi memerlukan proses subklasifikasi.
Terdapat tiga bentuk laporan keuangan uang pokok, yaitu neraca, laporan laba
rugi, dan laporan arus kas.
1. Neraca
Laporan laba rugi atau income statement / profid and loss statement
membandingkan pendapatan terhadap beban pengeluaran untuk menentukan laba
(atau rugi) bersih. Laporan ini memberikan informasi tentang hasil akhir (bottom line)
5
perusahaan selama priode tertentu. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan
sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan
investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share).
Arus kas berarti arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Perusahaan
menyejiakan arus kas dari aktivasi oprasional, investasi dan pendanaan dengan cara
yang paling sesuai dengan bisn is perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivasi
membertikan informasi yang menginginkan para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh aktivasi tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah
kas dan setara kas, informasi tersebut juga bisa digunakan untuk mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivasi tersebut.
Beberapa unsur yang dipergunakan yang berkaitan dengan laporan arus kas
didefinisikan sebagai berikut: Aktivasi opersi adalah aktivasi penghasilan utama
6
pendapatan perusahaan, adan akitivasi yang lain bukan merupakan aktivasi investasi
dan aktivasi pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dati aktiasi oprasi merupakan
indicator yang menentukan apakah dari oprasinya perusahaan dapat mengahasilkan
arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemanpuan oprasi
perusahaan, membayar divine, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
pada sumber pendapatan dari luar.
7
a) pengakuan dan pengukuran uang muka atau urbun;
b) pengakuan piutang;
c) pengakuan keuntungan;
d) pengakuan potongan pelunasan dini;
e) pengakuan denda.
5. Pasal 739. Pengungkapan dan pengakuan piurang saham harus mencakup
a) rincian piutang saham berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta,
kualitas piutang, dan penyisihan kerugian pitung saham;
b) piutang saham kepada penjual yang memiliki hubungan istimewa;
c) besarnya modal usaha saham;
d) jenis serta kuantitas benda yang dipesan.
6. Pasal 740. Pengungkanpan dan pengakuan piutang usaha istishan’ harus
mencakup
a) rincihan piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, jenis valuta,
dan kualitas piutan;
b) penyisihan kerugian piutang istishna’;
c) pendapatan dan keutungan dari kontrak istishna’ selama periode berjalan;
d) jumlah akumulasi biaya atas kontrak berjalan serta pendapatan dan
keuntungan sampai dengan akhir periode berjalan;
e) jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat
kontrak;
f) klaim tambahan yang belum selesai dan semua dendan yang bersifat
kontinjen sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang;
g) nilai kontrak istishan’ pararel yang sedang berjalan serta rentang periode
pelaksanaannya;
i) nilai kontrak istishna’ yang telah ditandatangani perusahaan selama periode
berjalan tetapi belum dilaksanaan dan rentang periode pelaksanaannya.
7. Pasal 765. Akuntansi kewajiban mencakup
a) pengakuan mengenai kewajiban segera;
b) bagi hasil yang belum dibagikan;
8
c) simpanana;
d) simpanan dari perusahaan lain;
e) hutang saham;
f) hutang istishna’;
g) kewajiabn dana investasi terkait dan kewajiban lain;
h) hutang pajak;
i) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi;
j) pinjaman yang diterima;
k) pinjaman subordinasi.
D. Analisis Laporan Keuangan
Secara umum terdapat dua metode analisis yang dapat digunakan, yaitu
analisis horizontal (dinamis) dan vertical (statis). Analisis horizontal adalah analisi
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan
diketahui perkembangannya. Analisis vertical atau analisis statis adalah apabaila
laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode saja (hanya
9
memeprtbandingakan antara pos satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan
keuangan) sehingga hanya akan diketahaui keadaaan keuangan atau hasil operasi
periode itu saja.
Klasifikasi teknik analisis di atas secara terperinci dan yang bisa digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik analisi dengan
membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih. Dengan analisis
ini akan diketahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan
penelitian lebih lanjut.
2. Laporan dengan perensentase per komponen atau common size statement.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap total aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam
neraca, dan menegtahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah penjualan
dalam laporan laba rugi.
3. Analisis Rasio. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos
tertentu dalam neracar atau laporan laba rugi secara individual atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.
Selain teknik di atas, pada pembahasan kali ini hanya diperkenalkan analisis
laporan keuangan dengan teknik analisis pembandingan, common zise statement,
rasio keuangan, economic velue added, dan metode Du Pont.
10
2. Analisis Common Size Stetement
a. Nyatakan total aktiva pada neraca dan total penjualan bersih pada laporan laba
rugi masing-masing dengan 100%.
b. Hitunglah rasio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam neraca tersebut dengan
cara mebagi jumlah rupiah masingmasing pos aktiva dengan total aktivanya,
jumlah rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya, dan masing-
masing pos laba rugi dengan total penjualan bersihnya, kemudian kalikan 100%.
3. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah tekni yang menunjykan hubungan antara dua
unsur akunting(elemen laporan keuangan) yang memungkinkan pelaku bisnis
menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Bila dianalisis dengan tepat,
rasip keuangan merupakan barometer kesehatan keuangan perusahaan dan dapat
menunjukan potensi masalah sebelum berkembang menjadi krisis yang serius. Rasio
keuangan menurut tujuanya dapat dibagi menjadi loma jenis klasifikasi. Pertama
adalah rasio likuiditas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Kedua adalah rasio leverage (rasio
hutang), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa besar aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang atau pihak luar. Ketiga adalah rasio aktivasi, yaitu rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan seumber dana yang dimiliki,
atau sejauh mana efesiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh
penjualan. Keempat adalah rasio profitabilitas, yaitu rasio yang mangukur berapa
besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan penjualan,
11
aset, maupun modal sendri. Kelima rasio saham, yaitu raiso yang menunjukan dan
saham.
Konsep EVA banyak dibahas oleh para akademisi dan kalangan praktisi
bisnis. Bahkan beberapa perusahaan terkenal telah mengadopsi EVA untuk
pengukuran kinerja dan pemberian intensif bagi manajmen.
Konsep EVA banyak dibahas oleh para akademisi dan kalangan praktisi
bisnis. Bahkan beberapa perusahaan terkenal telah mengadopsi EVA untuk
pengukuran kinerja dan pemberian intensif bagi manajmen.
12
return yang disyaratkan. EVA dihitung dengan mengurangkan laba operasi (net
operating after tax, NOPAT) dengan biaya modal, baik biaya modal hutang (cost of
debt) maupun biaya ekuitas (cost of equity). Apabila perbedaan tersebut positif,
berarti ada nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini biasanya akan direspons oleh
meningkatnya haraga saham. Demikian pula bila EVA negatif, berarti perusahaan
mengalami penurunan kinerja yang biasanya akan direspons dengan penurunan harga
saham.
Du Pont adalah salah satu sistem analisi laporan keuangan yang tersusum
integratif. Metode ini menggabungkan rasio aktivasi marjin laba terhadap penjualan
dan menunjukan interaksi rasiorasio dalam menentukan profitabilitas.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keungan ini tidak hanya penting bagi pihak-pihak dalam perusahaan,
tetapi juga bagi pihak lainnya. Pemakaian laporan keuangan meliputi investor saat ini
dan investor potensial, karyawan, pemebri pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah, dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15