Remedial MTK - Husnul Khotimah
Remedial MTK - Husnul Khotimah
DISUSUN OLEH :
HUSNULL KHOTIMAH
an dibaca a pangkat n, dengan a merupakan bilangan pokok atau dasar dan n disebut
pangkat atau eksponen.2
1. Perkalian Eksponen
Contoh:
2. Pembagian eksponen
1
artikel detikedu, "Perpangkatan dan Bentuk Akar: Sifat-sifat dan Contoh Soalnya"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6934377/perpangkatan-dan-bentuk-akar-sifat-
sifat-dan-contoh-soalnya.
2
Eva Risdaniati, dkk.Perpangkatan dan Bentuk Akar: Soal dan Pembahasan (2021)
Untuk a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif serta m > n, pembagian
bilangan berpangkat dapat dinyatakan sebagai berikut:
3. Perpangkatan eksponen
Untuk a dan b bilangan real, m bilangan bulat positif, perpangkatan dari perkalian
dua atau lebih bilangan dapat dinyatakan sebagai berikut.
Untuk a dan b bilangan real, m bilangan bulat positif, perpangkatan bilangan pecahan
dapat dinyatakan sebagai berikut.
6. Bilangan berpangkat nol
Untuk a bilangan real, bilangan berpangkat nol dapat dinyatakan sebagai berikut.
Untuk a bilangan real dan m bilangan bulat positif, pangkat bilangan negatif dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Contoh
Untuk bilangan yang sangat kecil maupun sangat besar nilainya, bilangan tersebut
dapat ditulis secara ringkas dengan menggunakan notasi ilmiah atau biasa disebut
bentuk baku; yang dinyatakan dalam bentuk:
b. Bentuk akar
Sementara itu, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak berupa bilangan
bulat dan tidak bisa dinyatakan sebagai pecahan, contoh 1,41; 2,17; 17,91; dan
sebagainya.
Dalam bilangan bentuk akar (radikal), ada tiga bagian yang perlu diketahui,
yaitu lambang akar, radikan, dan indeks. Secara umum bentuk akar ditulis dalam
bentuk (dibaca “akar pangkat n dari a”) dengan a adalah radikan dan n adalah
indeks dimana a adalah bilangan real positif dan n bilangan asli, n ≥ 2. Jika n = 2,
maka dalam penulisan bentuk akar tidak dicantumkan. Contoh: (dibaca “akar 5”
atau “akar pangkat 2 dari 5”)
Akar senama
Contoh:
Akar sejenis
Suatu bentuk akar dikatakan akar sejenis jika indeks dan radikannya sama
Contoh:
Contoh soal
1. Pak Kusman memiliki kebun yang ukuran panjangnya (3√5 + √3) m dan
lebarnya 2√3 m. Tentukan luas kebun Pak Kusman!
Pembahasan:
Diketahui:
p = 3√5 + √3 m
l = 2√3 m
Ditanya: L =…?
Penyelesaian:
Untuk mencari luas kebun Pak Kusman, Quipperian harus menggunakan operasi
perkalian yang melibatkan bentuk akar.
L =p×l
= (6√15 + 6) m2
2. Sebuah segitiga memiliki tinggi 2√2 cm. Jika luas segitiga tersebut 6 cm 2,
tentukan panjang alasnya!
Pembahasan:
Diketahui:
t = 2√2 cm
L = 6 cm2
Ditanya: a =…?
Penyelesaian:
3. Sebuah persegi memiliki luas alas 72 cm2. Tentukan panjang sisi persegi
tersebut!
Pembahasan:
B. Persamaan logaritma
ac = b → ª log b = c
Keterangan:
f(x)log a = g(x)log a
Bentuk persamaan logaritma pada umumnya masih belum sederhana. Oleh karena itu,
untuk membuat persamaan logaritma menjadi lebih sederhana, perlu memperhatikan
sifat-sifat logaritma berikut :
Untuk mencari panjang alas segitiga, Quipperian harus memahami konsep operasi
pembagian beserta cara merasionalkan bentuk akar pada penyebutnya.
numerus pada persamaan semula bernilai bilangan pokok logaritma pada persamaan
semula bernilai positif dan tidak sama dengan 1 (satu).
Fungsi Logaritma adalah fungsi invers (kebalikan) dari fungsi eksponen. Jadi, jika
fungsi eksponen dinyatakan dengan f(x) = ax, a > 0, a ≠ 1, maka invers dari f(x0
ditulis dengan f-1(x) = alog x atau f(x) = alog x, a > 0, a ≠ 1.
Bila f(x) = alog x, dengan a > 1, x > 0 , x e R, maka f(x) dikatakan fungsi Bila f(x) =
alog x, dengan 0 < a < 1, x > 0 , x e R, maka f(x) dikatakan fungsi naik.
Grafik fungsi logaritma selalu melalui titik (1,0) dan selalu berada di sebelah kanan
sumbu Y. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa memperhatikan gambar di bawah ini:
Dari grafik fungsi logaritma di atas, dapat terlihat bahwa:
Untuk a > 1
Bila alog f(x) ³ alog g(x), maka f(x) ³ g(x), dengan syarat f(x) dan g(x) >
Bila alog f(x) £ alog g(x), maka f(x) £ g(x), dengan syarat f(x) dan g(x) >
Contoh
Pembahasan :
Untuk menjawab soal seperti di atas, Anda perlu mengingat sifat logaritma
jadi, untuk menyelesaikannya, kita akan menggunakan kedua sifat logaritma tersebut,
sehingga perhitungannya menjadi :
= 2log 8
Kemudian, untuk penyelesaian akhir, kita perlu mengingat sifat berikutnya, yaitu :
alog = n . alog b
→8=
sehingga, penyelesaian akhirnya akan menjadi :
2log 8 = 2log
=3.1
= 3 (mdk/ank)
Sebuah pertidaksamaan yang selalu dianggap salah untuk tiap pengganti variabel juga
disebut pertidaksamaan palsu.
ax + by ≤ c;
ax + by ≥ c;
ax + by < c;
ax + by > c;
Keterangan:
c adalah konstanta.
Pertidaksamaan mutlak juga sering pula disebut sebagai ketidaksamaan dan tentunya
ketidaksamaan ini merupakan bentuk dari kalimat matematika tertutup.
(x – 1)2 ≥ 0
X+2>x+1
-3×2 – 7x – 6 < 0
-(x – 1)2 ≤ 0
3x–4│ > – │ -1│
Selain itu, ada pula contoh pertidaksamaan yang selalu salah bagi setiap pengganti
variabelnya yang disebut sebagai pertidaksamaan palsu. Adapun contoh dari
pertidaksamaan palsu diantaranya sebagai berikut.
Contoh:
X2 + 2 ≤ 0
X+2≥x+3
(x – 2)2 < 0
│2x – 3│ > -│-x│
Adapun sifat dari pertidaksamaan nilai mutlak merupakan tanda pertidaksamaan yang
tidak bisa berubah apabila kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan menggunakan
jumlah bilangan yang sama.
a+c<b+c
a–c<b–c
Adapun tanda pertidaksamaan tidak akan bisa berubah apabila kedua ruas dikali atau
dibagi memakai bilangan positif yang sama Jika a < b, dan c yaitu bilangan positif,
maka sebagai berikut:
Tanda pertidaksamaan juga bisa berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau
dibagi menggunakan bilangan negatif yang relatif sama.
Contohnya apabila a < b, dan c merupakan bilangan negatif, maka akan muncul
sebagai berikut:
Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka hasilnya sebagai berikut: a2 < b2.
Apabila tanda pertidaksamaan yang ada hanya ≥ atau ≤, maka harga nol akan ditandai
dengan titik hitam. Apabila tanda pertidaksamaannya hanya > atau <, tentu harga nol
harus ditandai dengan titik putih.
Jika ada perintah untuk menentukan tanda (+) atau (–) untuk setiap masing-masing
interval untuk garis bilangan, maka memasukkan salah satu bilangan interval tersebut
pada bagian persamaan di ruas kiri.
Apabila tanda pertidaksamaan > 0, maka berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir merupakan yang dari bertanda (+)
Apabila tanda pertidaksamaan < 0, maka berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah dari yang bertanda (–)
Berikut adalah contoh soal untuk menentukan tanda (+) ataupun (–) pada masing-
masing interval
Contoh
2x > –8
x > –4
x2 – 5x – 6 ≥ 0
(x – 6).(x + 1) ≥ 0
x = 6 atau x = –1
x2 – 3x + 2 ≥ 0
(x – 2).(x – 1) ≥ 0
x = 2 atau x = 1