Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Bilangan Berpangkat Bentuk Akar dan Logaritma


Persamaan dan Pertidaksamaan
2 Variabel Yang Memuat
Nilai Mutlak“

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Remedial Matematika Mata Pelajaran :


Matematika
Dosen Pengampu : Novi Afrianti,S.Pd

DISUSUN OLEH :

HUSNULL KHOTIMAH

SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN)


NEGERI 5 BATANGHARI
Jl Lintas Jambi - Muara Bulian Km 11 Desa Sungai Buluh, Sungai Buluh, Kec. Muara Bulian, Kab.
Batang hari, Jambi, dengan kode pos 36611.
Bilangan Berpangkat Bentuk Akar Dan Logaritma Persamaan Dan
Pertidaksamaan 2 Fariabel Yang Memuat Nilai Mutlak

A. Bilangan Berpangkat Bentuk Akar


a. Pengertian Bilangan Berpangkat (Eksponen)

Pangkat merupakan bentuk perkalian berulang pada angka yang


sama. Sedangkan akar adalah kebalikannya, yaitu berupa pembagian berulang.. 1 Jika
a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka an (dibaca “a pangkat n”)
didefinisikan sebagai berikut:

an dibaca a pangkat n, dengan a merupakan bilangan pokok atau dasar dan n disebut
pangkat atau eksponen.2

1. Perkalian Eksponen

Untuk a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif, perkalian bilangan


berpangkat dapat dinyatakan sebagai berikut.

Contoh:

2. Pembagian eksponen

1
artikel detikedu, "Perpangkatan dan Bentuk Akar: Sifat-sifat dan Contoh Soalnya"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6934377/perpangkatan-dan-bentuk-akar-sifat-
sifat-dan-contoh-soalnya.
2
Eva Risdaniati, dkk.Perpangkatan dan Bentuk Akar: Soal dan Pembahasan (2021)
Untuk a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif serta m > n, pembagian
bilangan berpangkat dapat dinyatakan sebagai berikut:

3. Perpangkatan eksponen

Untuk a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif, perpangkatan bilangan


berpangkat dapat dinyatakan sebagai berikut.

4. Perpangkatan dari perkalian dua atau lebih bilangan

Untuk a dan b bilangan real, m bilangan bulat positif, perpangkatan dari perkalian
dua atau lebih bilangan dapat dinyatakan sebagai berikut.

5. Perpangkatan bilangan pecahan

Untuk a dan b bilangan real, m bilangan bulat positif, perpangkatan bilangan pecahan
dapat dinyatakan sebagai berikut.
6. Bilangan berpangkat nol

Untuk a bilangan real, bilangan berpangkat nol dapat dinyatakan sebagai berikut.

7. Bilangan berpangkat negatif

Untuk a bilangan real dan m bilangan bulat positif, pangkat bilangan negatif dapat
dinyatakan sebagai berikut.

Contoh

a) Selesaikan bentuk bilangan berpangkat berikut.

b) Sederhanakan dan nyatakan dalam bentuk pangkat positif dari

Notasi Ilmiah/Bentuk Baku

Untuk bilangan yang sangat kecil maupun sangat besar nilainya, bilangan tersebut
dapat ditulis secara ringkas dengan menggunakan notasi ilmiah atau biasa disebut
bentuk baku; yang dinyatakan dalam bentuk:
b. Bentuk akar

Bentuk akar adalah suatu bilangan irasional hasil pengakaran bilangan


rasional. Bilangan rasional adalah bilangan yang bisa dibandingkan dengan bilangan
lain dan biasanya berupa bilangan bulat, contohnya 2, 4, 16, 17, 21, dan sebagainya.

Sementara itu, bilangan irasional adalah bilangan yang tidak berupa bilangan
bulat dan tidak bisa dinyatakan sebagai pecahan, contoh 1,41; 2,17; 17,91; dan
sebagainya.

Operasi bentuk ini merupakan kebalikan dari bilangan berpangkat, misalnya


y=x2↔x=√y. Bentuk√y inilah yang disebut sebagai bentuk akar. Mengapa disebut
demikian? Karena bilangannya berada di dalam tanda akar (√). Cara membaca√y
adalah “akar y”.

Contoh√y adalah√3, √5, √7, dan sebagainya. Berdasarkan pengertiannya,


bentuk ini hanya diisi oleh bilangan yang hasil pengakarannya berupa bilangan
irasional, misalnya√3 . Hasil dari√3 adalah 1,73205081.

Dalam bilangan bentuk akar (radikal), ada tiga bagian yang perlu diketahui,
yaitu lambang akar, radikan, dan indeks. Secara umum bentuk akar ditulis dalam
bentuk (dibaca “akar pangkat n dari a”) dengan a adalah radikan dan n adalah
indeks dimana a adalah bilangan real positif dan n bilangan asli, n ≥ 2. Jika n = 2,
maka dalam penulisan bentuk akar tidak dicantumkan. Contoh: (dibaca “akar 5”
atau “akar pangkat 2 dari 5”)

Bentuk akar terbagi atas dua jenis, yaitu:

 Akar senama

Suatu bentuk akar dikatakan akar senama jika indeksnya sama.

Contoh:
 Akar sejenis

Suatu bentuk akar dikatakan akar sejenis jika indeks dan radikannya sama

Contoh:

Contoh soal

1. Pak Kusman memiliki kebun yang ukuran panjangnya (3√5 + √3) m dan
lebarnya 2√3 m. Tentukan luas kebun Pak Kusman!

Pembahasan:

Diketahui:

p = 3√5 + √3 m

l = 2√3 m

Ditanya: L =…?

Penyelesaian:

Untuk mencari luas kebun Pak Kusman, Quipperian harus menggunakan operasi
perkalian yang melibatkan bentuk akar.

L =p×l

= (3√5 + √3) × 2√3

= (3√5 x 2√3) + (√3 x 2√3)

= (6√15 + 6) m2

Jadi, luas kebun Pak Kusman adalah (6√15 + 6) m2.

2. Sebuah segitiga memiliki tinggi 2√2 cm. Jika luas segitiga tersebut 6 cm 2,
tentukan panjang alasnya!

Pembahasan:
Diketahui:

t = 2√2 cm

L = 6 cm2

Ditanya: a =…?

Penyelesaian:

Jadi, panjang alas segitiga tersebut adalah 3√2 m.

3. Sebuah persegi memiliki luas alas 72 cm2. Tentukan panjang sisi persegi
tersebut!

Pembahasan:

Untuk mencari panjang sisi persegi, Quipperian harus memahami sifat-sifat


perkalian pada bentuk akar.
Jadi, panjang sisi perseginya adalah 6√2 cm.

B. Persamaan logaritma

Persamaan logaritma adalah persamaan di mana pengubahnya ada pada


bilangan pokok atau numerusnya. Contoh : (i) log (3x – 1) = log (x – 15) , (ii) (x-
1)log 16 = 2, dll. Dalam menyelesaikan persamaan logaritma, kita perlu menyamakan
bilangan pokok logaritmanya terlebih dulu.

ac = b → ª log b = c

Keterangan:

a = basisb = bilangan dilogaritmac = hasil logaritma

Logaritma sering digunakan ketika ingin memecahkan persamaan yang pangkatnya


tidak diketahui. Turunannya mudah dicari, dan oleh karena itu, logaritma juga sering
digunakan sebagai solusi dari integral.

Macam-macam bentuk persamaan logaritma :

1. A log f(x) = a log p

f(x)log a = g(x)log a

2. alog f(x) = alog g(x)


f(x)log g(x) = f(x)log h(x)
3. alog f(x) = blog f(x)
A.(a log x)2 + B(a log x) + C = 0
4. f(x)log g(x) = p untuk A ¹ 0

Bentuk persamaan logaritma pada umumnya masih belum sederhana. Oleh karena itu,
untuk membuat persamaan logaritma menjadi lebih sederhana, perlu memperhatikan
sifat-sifat logaritma berikut :
Untuk mencari panjang alas segitiga, Quipperian harus memahami konsep operasi
pembagian beserta cara merasionalkan bentuk akar pada penyebutnya.

Dalam menyelesaikan persamaan logaritma, kita perlu menyamakan bilangan pokok


logaritmanya terlebih dulu. Nilai penyelesaian yang diperoleh perlu diuji dengan
dengan cara mensubstitusikan ke persamaan semula. Nilai penyelesaian yang menjadi
anggota himpunan penyelesaian (HP) adalah yang mengakibatkan:

numerus pada persamaan semula bernilai bilangan pokok logaritma pada persamaan
semula bernilai positif dan tidak sama dengan 1 (satu).

Fungsi Logaritma adalah fungsi invers (kebalikan) dari fungsi eksponen. Jadi, jika
fungsi eksponen dinyatakan dengan f(x) = ax, a > 0, a ≠ 1, maka invers dari f(x0
ditulis dengan f-1(x) = alog x atau f(x) = alog x, a > 0, a ≠ 1.

Secara umum bila y = ax, maka x = alog y

Bila f(x) = alog x, dengan a > 1, x > 0 , x e R, maka f(x) dikatakan fungsi Bila f(x) =
alog x, dengan 0 < a < 1, x > 0 , x e R, maka f(x) dikatakan fungsi naik.

Grafik fungsi logaritma selalu melalui titik (1,0) dan selalu berada di sebelah kanan
sumbu Y. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa memperhatikan gambar di bawah ini:
Dari grafik fungsi logaritma di atas, dapat terlihat bahwa:

Untuk a > 1

Bila alog f(x) ³ alog g(x), maka f(x) ³ g(x), dengan syarat f(x) dan g(x) >

Bila alog f(x) £ alog g(x), maka f(x) £ g(x), dengan syarat f(x) dan g(x) >

Contoh

Berapa nilai dari 2log 4 + 2log 12 – 2log 6 = ?

Pembahasan :

Untuk menjawab soal seperti di atas, Anda perlu mengingat sifat logaritma

alog(b.c) = alog b + alog c, dan

alog = alog b – alog c

jadi, untuk menyelesaikannya, kita akan menggunakan kedua sifat logaritma tersebut,
sehingga perhitungannya menjadi :

2log 4 + 2log 12 – 2log 6 = 2log

= 2log 8

Kemudian, untuk penyelesaian akhir, kita perlu mengingat sifat berikutnya, yaitu :

alog = n . alog b

→8=
sehingga, penyelesaian akhirnya akan menjadi :

2log 8 = 2log

= 3 . 2log 2 → jangan lupa dengan yang ini : alog a = 1

=3.1

= 3 (mdk/ank)

C. Ketidaksamaan dua variabel nilai mutlak

Pertidaksamaan nilai mutlak adalah kalimat matematika terbuka yang harus


memuat ungkapan >, ≥, <, atau ≤.

Sedangkan untuk ketidaksamaan atau biasa disebut pertidaksamaan mutlak (absolut)


merupakan pertidaksamaan yang selalu dianggap benar untuk setiap nilai dari
pengganti variabelnya.

Sebuah pertidaksamaan yang selalu dianggap salah untuk tiap pengganti variabel juga
disebut pertidaksamaan palsu.

Berikut ini adalah bentuk umum penulisan pertidaksamaan dua variabel:

ax + by ≤ c;

ax + by ≥ c;

ax + by < c;

ax + by > c;

Keterangan:

a, b, c adalah bilangan asli.

a dan b adalah koefisien.

c adalah konstanta.

x dan y adalah variabel.

Pertidaksamaan mutlak juga sering pula disebut sebagai ketidaksamaan dan tentunya
ketidaksamaan ini merupakan bentuk dari kalimat matematika tertutup.

Adapun contoh dari pertidaksamaan diantaranya adalah sebagai berikut:


Contoh:

 (x – 1)2 ≥ 0
 X+2>x+1
 -3×2 – 7x – 6 < 0
 -(x – 1)2 ≤ 0
 3x–4│ > – │ -1│

Selain itu, ada pula contoh pertidaksamaan yang selalu salah bagi setiap pengganti
variabelnya yang disebut sebagai pertidaksamaan palsu. Adapun contoh dari
pertidaksamaan palsu diantaranya sebagai berikut.

Contoh:

 X2 + 2 ≤ 0
 X+2≥x+3
 (x – 2)2 < 0
 │2x – 3│ > -│-x│

Adapun sifat dari pertidaksamaan nilai mutlak merupakan tanda pertidaksamaan yang
tidak bisa berubah apabila kedua ruas ditambah atau dikurangi dengan menggunakan
jumlah bilangan yang sama.

 a+c<b+c
 a–c<b–c

Adapun tanda pertidaksamaan tidak akan bisa berubah apabila kedua ruas dikali atau
dibagi memakai bilangan positif yang sama Jika a < b, dan c yaitu bilangan positif,
maka sebagai berikut:

 a.c < b.c


 a/b < b/c

Tanda pertidaksamaan juga bisa berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau
dibagi menggunakan bilangan negatif yang relatif sama.

Contohnya apabila a < b, dan c merupakan bilangan negatif, maka akan muncul
sebagai berikut:

 a.c > b.c


 a/c > b/c
Tanda pertidaksamaan juga tidak akan bisa berubah saat kedua ruas positif
dikuadratkan masing-masing.

Jika a < b; a dan b sama-sama positif, maka hasilnya sebagai berikut: a2 < b2.

Adapun contoh pertidaksamaan kuadrat yang memiliki 2 variabel pangkat 2, maka


penyelesaianya bisa dengan cara dibawah ini:

 Ruas kanan harus diubah menjadi nol.


 Faktorkan bilangannya terlebih dahulu.
 Tentukanlah harga dari nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai faktor
sama dengan nol.
 Lalu gambarlah garis bilangannya.

Apabila tanda pertidaksamaan yang ada hanya ≥ atau ≤, maka harga nol akan ditandai
dengan titik hitam. Apabila tanda pertidaksamaannya hanya > atau <, tentu harga nol
harus ditandai dengan titik putih.

Jika ada perintah untuk menentukan tanda (+) atau (–) untuk setiap masing-masing
interval untuk garis bilangan, maka memasukkan salah satu bilangan interval tersebut
pada bagian persamaan di ruas kiri.

 Apabila tanda pertidaksamaan > 0, maka berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir merupakan yang dari bertanda (+)
 Apabila tanda pertidaksamaan < 0, maka berarti daerah pada garis bilangan yang
diarsir adalah dari yang bertanda (–)

Berikut adalah contoh soal untuk menentukan tanda (+) ataupun (–) pada masing-
masing interval

Jika harga nol dari pembilang: –5x + 20 = 0, maka –5x = –20 → x = 4

Jika harga nol untuk penyebut: x – 3 = 0 → x = 3. Maka garis bilangan yang


diketahui: x = 3 harus di gambar menggunakan titik putih karena merupakan harga
nol untuk penyebut tadi.

Pertidaksamaan irasional atau pertidaksamaan bentuk akar tentu akan memiliki


variabel yang berada dalam tanda akar. Maka penyelesaian bisa sebagai berikut ini!

 Silakan kuadratkan kedua ruas


 Jadikan dulu ruas kanan sama dengan nol
 Selesaikanlah operasi sebagaimana menyelesaikan pertidaksamaan linear/kuadrat
 Adapun syarat tambahannya adalah yang berada di dalam setiap tanda akar harus
≥0

Contoh

Kuadratkan terlebih dahulu kedua ruas di atas: x2 – 5x – 6 < x2 – 3x + 2 x2 – 5x – 6


– x2 + 3x – 2 < 0 –2x – 8 < 0

Semua bilangan harus kamu kali –1: 2x + 8 > 0

2x > –8

x > –4

Syarat 1 yang harus terpenuhi terlebih dahulu

x2 – 5x – 6 ≥ 0

(x – 6).(x + 1) ≥ 0

Maka, untuk harga nol: x – 6 = 0 atau x + 1 = 0

x = 6 atau x = –1

Adapun syarat 2 adalah sebagai berikut

x2 – 3x + 2 ≥ 0

(x – 2).(x – 1) ≥ 0

Maka harga nol akan menjadi: x – 2 = 0 atau x – 1 = 0

x = 2 atau x = 1

Anda mungkin juga menyukai