a. y = - 2x
b. f(x) = - 2x
c. f(x,y) ialah fungsi yang pasangan urutnya
(x, - 2x)
d. {(x,y) I y = - 2x}
Fungsi dengan Cara Grafik
Misalkan, fungsi yang
akan dilihat grafiknya
adalah y = - 2x. Agar
grafiknya dapat dilukis
maka harus dibuat dahulu
daftar lajurnya, kemudian
menentukan letak titik-
titiknya menurut
pasangan urutnya. Grafik
dari fungsi diperoleh
dengan menghubungkan
titik-titik tersebut.
C. KONSTANTA DAN VARIABEL
Konstanta Variabel
Adalah jumlah yang nilainya Adalah jumlah yang nilainya
tetap dalam suatu masalah berubah-ubah pada suatu
tertentu. masalah.
a. Konstanta Absolut, adalah a. Variabel Bebas, adalah
jumlah yang nilainya tetap variabel yang nilainya
untuk segala macam masalah. menentukan nilai fungsi atau
b. Konstanta himpunan yang anggotanya
Parametrik/Parameter, adalah adalah anggota pertama
jumlah yang mempunyai nilai pasangan urut.
tetap pada suatu masalah b. Variabel Tak Bebas, adalah
akan tetapi dapat berubah variabel yang nilainya sama
pada masalah yang lain dengan nilai fungsi setelah
variabel bebas ditentukan
nilainya.
Contoh 1 :
Pada persamaan garis lurus y = a + bx,
maka a dan b adalah konstanta, x adalah
variabel bebas dan y adalah variabel tak
bebas.
Contoh 2 :
Pada persamaan garis lurus + = 1,
angka 1 adalah konstanta absolut, a dan b
adalah parameter, x dan y adalah variabel.
TES FORMATIF
1. f(x) = 4x² + 3x + 8. Hitunglah nilai a + 2b + 3c!
Jawaban:
Diketahui nilai a = 4, b = 3, c = 8
= a + 2b + 3c
= 4 + 2(3) + 3(8)
= 4 + 6 + 24
= 34
Pembahasan:
ƒ(x) = a (x – s)2 + t.
ƒ(x) = 2 (x – 7)2 + 2
Jawaban:
Tentukan sumbu simetri terlebih dahulu
= x = -(b/2a)
= x = -(6/2x3)
= x = -(6/6) = -1
Jadi, sumbu simetrinya adalah x = -1
17
MODUL 2.1
PANGKAT, AKAR, DAN
LOGARITMA
18
A. PANGKAT
19
• Jika n merupakan bilangan positif maka,
20
Kaidah-Kaidah Perpangkatan
21
22
Suatu fungsi yang veriabelnya berpangkat suatu konstan
disebut fungsi berpangkat. Contoh dari fungsi berpangkat
adalah y = xa , dimana a merupakan suatu konstan.
Suatu fungsi mempunyai konstan yang berpagkat variabel
maka fungsi itu disebut fungsi eksponensial. Contoh dari
fungsi eksponensial adalah y = ax , dimana x adalah variabel
dan a adalah konstan.
Fungsi eksponensial yang sederhana mempunyai bentuk
umum :
y = ax dimana a > 0
23
Grafik fungsi eksponensial
Bentuk umum : y = f(x) = kax
f : x → kax (k = konstanta/bilangan, a = basis/blangan pokok)
Syarat :
• a>0
• a≠1
• 0 < a < 1, a > 1
24
Contoh :
Lukislah grafik fungsi 𝑦 = 2𝑥 dengan 𝑥 ∈ R
25
B. AKAR
Bentuk akar merupakan pengubahan bentuk
perpangkatan dengan pangkat bilangan pecahan, demikian
juga sebaliknya, bentuk perpangkatan dapat ditemukan dari
bentuk akar.
pengembangan kaidah-kaidah perpangkatan untuk
pangkat suatu bilangan pecahan yaitu bilangan rasional
menghendaki agar bentuk ap/q didefinisikan sesuai dengan
kaidah-kaidah perpangkatan yang berlaku. Misalnya, ada
suatu ekspresi dalam bentuk a1/n dan berlaku kaidah (am)n
maka dengan menganggap m = 1/n akan berlaku pula :
2.Dengan
2.Dengan cara seperti itu maka ekspresi dalam bentuk
eksponensial 27
28
C. LOGARITMA
Logaritma menunjukkan pangkat yang dimiliki oleh suatu
basis sehingga betuk perpangkatan itu nilainya sama
dengan bilangan tertentu. Dengan menggunakan simbol
maka :
y= untuk a > 0 dan a ≠ 1
Maka n merupakan logaritma dari y dengan basis a atau
ditulis :
n = alog y
29
Kaidah-Kaidah Logaritma :
Untuk setiap bilangan riil positif x dan y, setiap bilangan
riil a dan bilangan riil postif b = 1, berlaku :
30
31
TES FORMATIF
TES FORMATIF
Soal
SOAL
1. (6³)² ...
A. 6⁶
B. 6³
C. 6²
D. 36
Jawab
Soal
Jawab
Soal
Jawab
Soal
Jawab
Soal
Jawab
MODUL 2.22.2
Deret dan Banjar
43
Banjar
Banjar sebagai suatu fungsi yang wilayahnya merupakan
himpunan bilangan alam. Setiap bilangan yang merupakan
anggota suatu banjar dinamakan suku. Bentuk umum dari
banjar adalah: a1,a2,a3,.....an
suku ke 1=S1 = a1
suku ke 2=S2 = a2
suku ke n=Sn = an
Dapat disimbolkan :
[an]=a1,a2,a3 ,.....an
44
Suatu banjar yang tidak mempunyai akhir atau banyaknya
suku tidak terbatas dinamakan banjar tak terhingga. Dan
sebaliknya.
Banjar dibedakan menjadi 3 :
- banjar hitung
- banjar ukur
- banjar harmoni.
45
• Banjar hitung adalah banjar yang antara dua suku
berurutan mempunyai selisih yang besarnya sama. Jadi,
suatu banjar
[an]=a1,a2,a3 ,.....an
akan disebut dengan banjar hitung apabila
a2 -a1 =b
a3 -a2 =b
an -an-1 =b
46
47
• Banjar ukur adalah banjar yang antara dua suku berurutan
mempunyai hasil bagi yang sama besarnya. Jadi untuk
banjar :
[an]=a1 ,a2 ,a3 ,.. ...an
akan disebut sebagai banjar ukur kalau
S2 /S1 =p S3 /S2 =p ...
Sn /Sn-1 =p
di mana p merupakan nilai banding (= ratio) yang besarnya
tetap dan dapat bertanda positif atau negatif.
48
49
• Banjar harmoni adalah banjar yang sukunya merupakan
kebalikan dari suku banjar hitung.
50
Deret
Deret merupakan penjumlahan semua suku suatu banjar.
Seirama dengan pembedaan banjar, maka deret dapat
dibedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret
harmoni.
Deret hitung merupakan jumlah suku-suku banjar hitung,
deret ukur merupakan jumlah suku-suku banjar ukur dan
deret harmoni merupakan jumlah suku-suku banjar harmoni.
51
52
Secara umum suatu deret dapat ditulis sebagai :
Jn =a1 +a2 +a3 +.. ..+an
Untuk menyingkat cara penulisan, dapat dipakai tanda ∑ dan
dibaca "sigma", sehingga deret dapat ditulis menjadi :
53
Apabila a adalah suku pertama suatu banjar dan b adalah
beda antara dua suku yang berurutan, maka sesuai dengan
pengertian deret hitung:
suku pertama = a
suku kedua = a + b
suku keempat = a + 3b .....
suku ke n = a + (n - 1)b = Sn
Jadi suku ke n suatu banjar hitung, ditentukan oleh Sn =a+
(n-1)b
54
Deret hitung jumlahnya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
J = 1/2 n(a +Sn)
Contoh 2.11:
Jika ingin mengetahui suku ketujuh suatu banjar hitung
yang suku pertamanya = 1 dan beda = 2 adalah:
Sn =a+(n-1)b
= 1 + (7 - 1)2
= 13
55
56
Selanjutnya, suatu banjar ukur ditandai oleh banjar yang
hasil bagi suatu sukunya dengan suku sebelumnya
merupakan bilangan konstan. Atau suku suatu banjar ukur
diperoleh dari hasil kali suku sebelumnya dengan suatu
pengali yang besarnya konstan. Jika suatu banjar ukur
memiliki suku pertama a dan pengali sebesar p, maka :
57
58
Bunga Pinjaman
Cara menghitung bunga pinjaman. Bunga yang hanya
dikenakan pada jumlah pinjaman. Jumlah yang dipinjam =
pokok pinjaman. Jika besarnya pokok pinjaman adalah p
dengan bunga sebesar r persen setahun dan lama meminjam
adalah t tahun, maka besarnya bunga yang harus di bayar
yaitu I adalah hasil perkalian antara pokok pinjaman dan
bunga dan lama meminjam.
I = P.r.t
59
Contoh 2.13:
Berapa jumpah yang dikembalikan Wildan meminjam uang
sebanyak Rp2.500,00 pada tanggal 5 Juni 1992 dan
dikembalikan pada tanggal 5 Pebruari 1993 dengan bunga
sebesar 14 persen?
Mulai tanggal 5 Juni 1992 sampai 5 Pebruari 1993 ada 8
bulan, atau waktu peminjamannya 8/12 = 2/3 tahun. Besarnya
bunga pinjaman:
I = P.r.t
= 2.500 (0,14) (2/3)
= 233,33 60
Jumlah yang harus dikembalikan adalah pokok pinjaman
ditambah dengan bunga :
Rp2.500,- + Rp233,33 = Rp2.733,33
61
Nilai Sekarang
Nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk
memperoleh jumlah yang lebih besar di masa mendatang.
Misalkan P adalah nilai sekarang dari uang sebanyak A pada
t tahun yang akan datang. Bila kemudian diumpamakan
tingkat bunga adalah r, maka bunga yang dapat diperoleh
dari P rupiah adalah:
I = P.r.t
dan uang setelah t tahun menjadi:
P + P.r.t = P(1 + rt)
62
Karena A adalah nilai uang sebanyak P pada t tahun
mendatang :
P(1 + rt) = A, atau
63
Contoh 2.14:
Setahun lagi Wildan akan menerima uang sebanyak
Rp10.000,00. Berapakah nilai sekarang uang tersebut jika
tingkat bunga adalah 13 persen setahun? Dalam masalah ini,
A = 10.000,- r = 0,13 dan t = 1
64
Bunga Majemuk
Lanjutan dari bunga pinjaman. Dengan bunga majemuk,
bunga selain dikenakan pada pokok pinjaman, juga
dikenakan pada bunga yang dihasilkan. Misalkan seseorang
membungakan uangnya sebanyak P dengan bunga sebesar i
pertahun. Setelah satu tahun ia mendapatkan bunga
sebesar:
bunga tahun pertama = P.i
Bunga dan pokok pinjaman pada akhir tahun menjadi:
P + P.i = P(1 + i)
65
Jumlah sebanyak itu, menjadi pokok pinjaman yang baru
sehingga pada akhir tahun kedua bunga yang diterima
sebesar :
P(1 + i)(i)
Jumlah uang keseluruhan sekarang menjadi ;
67
Contoh 2.15:
Misalkan ada uang sebanyak Rp1.000,00 dibungakan selama
6 tahun dengan bunga majemuk sebesar 5 persen per tahun
dan diambil setahun sekali, maka berapakah jumlah uang
tersebut setelah 6 tahun?
68
Tes Formatif
1. Suatu banjar 6, 13, 20, ……, dst. Berapa suku ke-10?
Diketahui :
a=6
b =7
n = 10
Sn = a + (n – 1).b
S10 = 6 + (10 – 1) . 7
S10 = 6 + 9 .7
S10 = 69 69
Tes Formatif
2. Suatu banjar hitung suku pertamanya 15 dan suku kedua
27. Berapa suku ke-12 ?
a = 15
S2 = 27
b = 27 – 15 =12
Sn = a + (n – 1).b
S12 = 15 + (12 – 1) . 12
= 15 + 11 . 12
= 15 + 132 = 147
70
Tes Formatif
3. Suatu banjar ukur suku pertamanya 2 dan suku keduanya
8. Hitunglah suku ke-7 dan suku ke-12 !
a =2
S2 = 8
p =4
Sn= apn-1
S7 = 2 . 47-1 = 2 . 46 = 2 . 4096 = 8192
S12= 2 . 412-1 = 2 . 411 = 2 (4.194.304) = 8.388.608
71
Tes Formatif
4. Suatu
Suatu banjar 1, 3, 9, ...... Hitung suku ke-5 dan ke-10
Jawab :
a=1
p=3
Sn = apn-1
S5 = 1 . 35-1 = 1 . 34= 81
S10= 1 . 310-1 = 1 . 39 = 19.683
72
5. Suatu banjar hitung memiliki suku pertama 15, suku
kelima 3. Berapa bedanya dan berapa suku ke-20?
Diketahui :
a= 15,
15, S5 = 3
S5 = a + (5 – 1) b
3 = 15 + 4b
4b = 3 – 15
4b = -12
73
b = -3
S20= a + (20 – 1) . -3
S20= 15 + (19) . -3
S20= 15 – 57
S20 = -42
74