C. Garis-Garis Istimewa
Ditinjau posisi atau letak suatu garis pada koordinat kartesius, terdapat beberapa garis
istimewa, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu X dan memotong sumbu Y di (0, a)
adalah y = a.
2. Persamaan garis yang sejajar dengan sumbu Y dan memotong sumbu X di (b, 0)
adalah x = b.
3. Persamaan sumbu X adalah y = 0.
4. Persamaan sumbu Y adalah x = 0.
5. Pandang suatu garis lurus yang melalui O dan melalui titik sembarang, misal A(x1, y1)
dan B(x2, y2). Pada garis tersebut akan selalu berlaku y1 : x1 = y2 : x2 = tan = m .
Karena perbandingan ini berlaku untuk setiap titik pada garis tersebut, maka
y y
persamaan garis lurus itu adalah = tan atau = m yang dapat ditulis y = x tan
x x
atau y = mx . Dalam hal ini α adalah sudut yang diapit oleh garis itu dengan sumbu X
positif. Ukuran sudut ini dihitung ke arah yang berlawanan arah perputaran jarum
jam. Dalam hal ini, m = tan disebut koefisien arah (gradien) garis lurus tersebut.
6. Persamaan garis dengan gradien m dan memotong sumbu Y di (0, n) adalah
y = mx + n .
kipas garis yang melalui P, atau kipas garis dengan puncak P. Persamaan y − y1 = m ( x − x1 )
Secara umum, suatu garis yang melalui dua titik dapat ditentukan persamaannya.
Misal diketahui A( x1 , y1 ) dan B( x2 , y2 ) . Persamaan garis yang melalui A( x1 , y1 ) adalah
y − y1 = m ( x − x1 )
y 2 − y1
m=
x 2 − x1
y 2 − y1 y − y1 x − x1
y − y1 = ( x − x1 ) atau =
x2 − x1 y 2 − y1 x2 − x1
Y
g B
N
T
T2
α
O T1 A X
Gambar 2.1
Pada gambar di atas, titik T ( x1 , y1 ) terletak pada garis g. Titik T1 adalah proyeksi titik
T pada sumbu X dan T2 adalah proyeksi T1 pada normal ON. Diperoleh hubungan sebagai
berikut.
ON = OT2 + T2 N ON = OT1 cos + T1T sin
n = x1 cos + y1 sin
Hubungan ini berlaku untuk setiap titik pada garis g, sehingga persamaan g adalah:
x cos + y sin = n atau x cos + y sin − n = 0
Persamaan ini disebut persamaan normal garis g. Karena dalam rumus ini n
menunjukkan jarak, maka n harus positif.
k 2 ( A2 + B 2 ) = 1
1
Jadi k = , sehingga persamaan bentuk normal dari garis Ax + By + C = 0 adalah:
A + B2
2
A B C
x+ y+ =0
A2 + B 2 A2 + B 2 A2 + B 2
Tanda positif atau negatif pada persamaan ini dipilih sedemikian sehingga harga suku
ketiga adalah negatif (mengapa?). Perhatikan contoh berikut.
Contoh 2.3
Tentukan persamaan normal garis 3x + 4 y + 12 = 0 .
Penyelesaian:
1 1 1
Dapat diketahui k = = = . Karena suku ketiga harus negatif, maka
A2 + B 2 9 + 16 5
1 3 4 12
harga k yang dipilih adalah − . Jadi persamaan normal garis itu adalah − x − y − = 0 .
5 5 5 5
H. Persamaan Garis yang Diketahui Titik Potongnya dengan Sumbu X dan Sumbu Y
Suatu garis yang memotong sumbu X dan sumbu Y berturut-turut di A(a,0) dan
B(0, b) dapat ditentukan persamaannya. Perhatikan gambar berikut.
Y
g B(0,b)
n
Gambar 2.2
α A(a,0)
O X
r x + y =1
2 2
r
2 2 2
atau x 2 + y 2 = r 2
r r
sin = → sin 2 = 2
y y
r r
Ternyata, garis lengkung tersebut merupakan lingkaran.
titik T ( x1 , y1 ) yang berjarak d dari garis tersebut. Garis g1 yang melalui T ( x1 , y1 ) dan sejajar
g1
T(x1,y1)
g
n d
α X
Gambar 2.3
Jika titik T terletak pada posisi yang lain dari garis g (misal di sebelah kiri), maka
harga ruas kiri akan berbeda tandanya, positif atau negatif. Karena jarak harus positif, maka
Ax1 + By1 + C
d=
A2 + B 2
Persamaan garis g y = mx + n dapat dinyatakan dengan g mx − y + n = 0 , sehingga jarak
mx1 − y1 + n
d=
m2 + 1
Contoh 2.5
Tentukan jarak titik (2, −3) ke garis 2 x + y − 4 = 0 .
Penyelesaian:
Jarak antara titik (2, −3) ke garis 2 x + y − 4 = 0 adalah
4−3−4 −3 3
d= = = 5
4 +1 5 5
Ditinjau dari letak (posisi) dua garis tersebut, maka terdapat beberapa kemungkinan,
yaitu: (1) kedua garis itu berpotongan, (2) kedua garis itu sejajar, dan (3) kedua garis itu
berimpit. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A1 B1 C1
1. Jika , maka dua persamaan tersebut independen, sehingga persamaan
A2 B2 C 2
(1) dan (2) mempunyai satu pasang nilai x dan y yang nyata (real) berhingga. Dengan
kata lain, garis g1 dan g2 mempunyai titik potong. Koordinat titik potong ini dapat
dicari dengan metode substitusi, eliminasi, atau dengan menggunakan aturan Cramer.
A1 A2 A B A A
= , karena 1 = 1 1 = 2 . Hal ini berarti dua garis tersebut sejajar.
B1 B2 A2 B2 B1 B2
Gradien g1 dan g2 berturut-turut adalah m1 = tan dan m2 = tan . Jika θ adalah sudut
antara g1 dan g2, maka = − , sehingga
tan − tan m − m2
tan = tan ( − ) = = 1
1 + tan tan 1 + m1 m2
β α
X
Gambar 2.4
• Jika g1 || g 2 , maka ukuran sudut kedua garis itu adalah = 0 = 0 . Akibatnya,
m1 − m2 = 0 atau m1 = m2 . Jadi, syarat agar dua garis sejajar, gradiennya harus sama.
m1 − m2
• Jika g1 ⊥ g 2 , maka = 90 , sehingga diperoleh hubungan tan 90 = .
1 + m1 m2
Dengan demikian haruslah 1 + m1m2 = 0 atau m1m2 = −1. Jadi, agar dua garis saling
tegak lurus, hasil kali gradien kedua garis itu adalah −1.