Disusun oleh:
5 EKONOMI SYARIAH D
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2016
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari. Manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari tentunya tidak
lepas dari apa yang ada dalam matematika. Akan tetapi kebanyakan orang tidak menyadari
bahwa apa yang dilakukannya tersebut merupakan bagian dari metematika. Kegiatan-
kegiatan seperti menghitung bilangan, menjumlahkan dan lain sebagainya merupakan bagian
dari cabang ilmu matematika yang paling dasar.
Setiap kejadian ekonomi yang terjadi di sekitar kita pada dasarnya memiliki perilaku
yang berbeda-beda. Untuk menggambarkan berbagai peristiwa tersebut secara matematis
diperlukan ketelitian agar di dalam menganalisis kejadian yang diamati menjadi masuk akal.
Langkah pertama adalah memperhatikan keadaan sebaran hubungan variabel yang terjadi.
Keadaan sebaran data dapat bersifat linier, atau dapat pula bersifat tidak linier.Sebagai
contoh, gambar 3.1.a. memperlihatkan keadaan sebaran hubungan antar variabel yang diamati
cenderung linierm dan gambar 3.1.b. memperlihatkan keadaan sebaran hubungan variabel
yang menyerupai parabola. (b)
y (a) y
x x
0 (a) 0 (b)
1. Persamaan Garis Lurus
Bentuk umum persamaan garis lurus (a straight line) dapat ditulis sebagai berikut :
AX + BY + C = 0
Simbol-simbol A, B, dan C menggambarkan konstanta, atau bilangan tertentu,
dan sekurangnya A dan B tidaklah memiliki nilai nol. Sebuah garis dikatakan linier pada
X dan Y karena memiliki garis lurus bila dilukiskan secara geometris. Persamaan garis
lurus memiliki pangkat berderajat satu pada variabel x dan y (the first degree in two
variables).
Setiap garis memiliki kemiringan garis, atau slope of line. Slop garis merupakan
tangent dari kecondongan sudut dari garis yang berhubungan. Tangent merupakan
segitiga siku-siku (a right angle) yang dibentuk oleh sudut dan sebuah garis tegak lurus
yang berdampingan. Bila koordinat garis terdiri dari (x1,y1) dan (x2,y2), maka slope
garisnya dapat dinyatakan sebagai :
M = tan Ɵ = (y2-y1) : (x2-x1) = Δy/Δx
Bila y1 = y2, tetapi x1 ≠ x2, maka garis yang melalui koordinat (x1, y1) dan (x2, y2)
adalah paralel terhadap sumbu x, dengan kecondongan sudutnya sama dengan nol, dan
kemiringan garisnya, tan = 0. Bila x1 = x2, tetapi y1 ≠y2, maka garis yang melalui
koordinat (x1, y1) dan (x2, y2) adalah paralel terhadap sumbu y, dengan kecondongan
sudutnya sama dengan 90ᵒ, dan kemiringan garisnya,tan = tak terhingga.
Ada beberapa perbendaharaan yang terdapat pada metode persamaan garis lurus yang
dapat dipelajari. Dalam bentuknya persamaan garis lurus mempunyai bentuk umum
dengan rumus (y = mx). Selain bentuk umum terdapat beberapa jenis-jenis persamaan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Persamaan Gris Lurus Melalui Satu Titik( 𝑥1 , 𝑦1 )
y – 𝑦1 = m(x-𝑥1 )
jadi persamaan garis lurus yang mempunyai koefisen arah m dan melalui titik (x1,y1)
RUMUSNYA sebagai berikut :
y-𝑦1 =m(x-𝑥1 )
Contoh 1
diminta :tentukanlah persamaan garis lurus yang melalui titik P dan mempunyai
koefisien arah tg α = 2 dan gambarlah grafiknya.
Jawab ; y - 𝑦1 =m(x-x1)
y - 5 =2 (x -2 )
y =2x – 1
membuat gambarnya.
x=½
Y P(2,3)
∝ X
0
Gambar 4.2 Y
A(X1,Y1)
A(X1,Y1)
A(X,Y)
0 X
Karena kemiringan garis lurus adalah sama pada setiap titik yang terletak pada garis
tersebut, maka dapat kita nyatakan rumus berikut ini:
𝑌−𝑌1 𝑌2−𝑌1
(4.6) = 𝑋2−𝑋1
𝑋−𝑋1
Rumus (4.6) diatas menunjukkan bahwa untuk memperoleh persamaan garis lurus dengan
menggunakan dua titik yang diketahui. Caranya adalah mensubstitusikan nilai-nilai X1, X2,
Y1, danY2 yang telah diketahui pada rumus diatas, sehingga akan menghasilkan persamaan
Y = a0+ a1X atau AX + BY + C = 0.
Contoh
Penyelesaian
X1 = 3 , X2 = 4, Y1 = 2, dan Y2 = 6
𝑌−𝑌1 𝑌2−𝑌1
=
𝑋−𝑋1 𝑋2−𝑋1
𝑌−2 6−2
=
𝑋−3 4−3
(6−2)
Y-2 = (4−3) (X-3)
Y-2 = 4 (X-3)
Y = 4X – 12 + 2
Y = 4X – 10
Gambar 4.3 Y
Y= 4X - 10
0 2 4 X
b. Bentuk Intercept
Bila (x1,y1) merupakan y intercept, yang dilambangkan dengan koordinat (0,b)
, dimana b ≠ 0 dan titik (x2,y2) merupakan x intercept yang dilambangkan
dengan koordinat (a,0), dan a ≠ 0, maka:
y–b = -b/a (x - 0)
y/b – 1 = -x/a
x/a + y/b = 1
c. Bentuk Titik
Bila slope garis non vertikal adalah m = (y2 – y1) / (x2 – x1), maka
persamaan garis tersebut dapat ditulis sebagai :
y – y1 = m (x – x1)
atau
y = mx + b
d. Garis Vertikal
Garis vertikal memiliki slope atau kemiringan garis tak terhingga. Garis
vertikal melalui sebuah titik koordinat (x1,y1) yang memiliki persamaan x = x1
1
Josep Bintang Kalangi, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: PT Salemba Emban Patria, 2002,
hlm.38-40.
e. Garis Horizontal
Garis horizontal memiliki slope, atau kemiringan garis sama dengan nol.
Garis horizontal melalui sebuah titik koordinat (x1,y1) yang memiliki
persamaan y = y1.
x=h
Y Asymtote
y Datar
Asymtote
Tegak
0 X
0 x
Gambar 3.3. Persamaan garis yang memiliki Asymtote Tegak dan Datar
Contoh :
Tentukan apakah kurva yang digambarkan oleh persamaan xy + x – 3y – 2 = 0
memiliki Asymtote vertikal, ataupun Asymtote horizontal?
Jawab :
xy + x – 3y- 2 = 0
y = x – 2/3 – x
Y
x=3
y = -1
Kurva-kurva tersebut memperlihatkan, bila y →∞, x→3, dan x<3; ketika y →∞,
x→3. Dengan demikian, x = 3 adalah Asymtote dari kurva, yang didekati dari
sebelah kiri dan kanan.
Bila x →∞, y→-1, dan y < -1; ketika x→∞, y→-1, dan x >-1. Dengan demikian,
y = -1 adalah Asymtote dari kurva, yang didekati dari bagian sebelah atas dan
bawah.
b. Bentuk Umum Persamaan Kuadratik
Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F =0
Persamaan tersebut menunjukan, sekurangnya salah satu dari A dan C
bukanlah merupakan bilangan nol, maka persamaan tersebut dapat
diidentifikasikan sebagai persamaan kuadratik apakah persamaan-persamaan
tersebut berbentuk persamaan lingkaran, ellipse, parabola ataupun berbentuk
hyperbola haruslah memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Bila B = 0 dan A = C ≠ 0 kurvanya lingkaran
Bila B2 – 4AC < 0, kurvanya berbentuk ellipse
Bila B2 – 4AC = 0, kurvanya berbentuk parabola
Bila B2 – 4AC > 0, kurvanya berbentuk hyperbola
1. Persamaan Lingkaran
Bentuk umum dari persamaan lingkaran dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx +Ey + F = 0
A = C ≠ 0 dan B = 0
Bentuk standar : (x-h)2 + (y-k)2 = r2
Dimana (h,k) merupakan pusat lingkaran dan r adalah jari-jari,
Bila r2< 0, maka tidak ada real locus (jari-jari imaginasi)
Bila r2 = 0, maka locusnya adalah sebuah titik (jari-jari = 0)
Bila r2> 0, maka locusnya adalah lingkaran
Contoh :
1) x2 + y2 – 4x – 6x + 19 = 0
(x-h)2 + (y-k)2 = r2
(x2 - 4x + 4) + (y2 – 6y + 9) = -19 + 4 + 9
(x – 2)2 + (y - 3)2 = -6
2) 2x2 + 2y2 + 16x – 4y +17 = 0
2(x2 + 8x + 16) + 2(y2 – 2y + 1) = -17 +32 + 2
(x + 4)2 + (y - 1)2 = 17/2
Pusat lingkaran (-4,1); jari-jari = √17/2
Dalam bentuk grafik dapat ditulis sebagai berikut:
2. Persamaan Ellipse
Ax2 + Bxy + Cy2 + Dx + Ey + F = 0
A ≠ C A dan C memiliki tanda yang sama.
Bentuk standar: (x-h)2/a2 + (y-k)2/b2 = C
Bila C < 0, tidak ada real locus; bila C = 0, locus merupakan titik.
Contoh :
9x2 + 2y2 + 36x + 4y + 20 = 0
9(x2 + 4x + 4) + 2(y2 + 2y +1) = -20 + 36 + 2
9(x + 2)2 + 2(y + 1)2 = 18
(x + 2)2 + (y + 1)2/9 = 1
(x + 2)2/(√2)2 + (y + 1)2/32 = 1
Pusat ellipse (-2, -1); a = √2, b = 3
Mayor axis = 6, minor axis = 2√2
Sumbu mayor adalah paralel terhadap sumbu y
3. Persamaan Paraboola
Bentuk umum:
Ax + Dx + Ey + F = 0 (paralel terhadap y - axis)
Bila
Cy2 + Dx + Ey + F = 0 (paralel terhadap x - axis)
Bentuk standar:
(x-h)2 = 4p (y-k)
Contoh :
a. x2 – 7x + 12 = 0 y
(x2 – 7x + 49/4) = -12 + 49/4 x=3 x=4
(x-7/2)2 = ¼
x- 7/2 = ± √1/4
x = 7/2 ± ½
x = 6/2; x1 = 3
x = 8/2; x2 = 4 0 x
b. y2 – 10y + 25 = 0 y y
(y-5)2 = 0 y=5
y=5
0 x
c. y2 – 2y – 6x +19 = 0y
(y2 – 2y + 1) = 6x – 19 + 1 y2-2y-6x+19=0
(y - 1)2 = 6x -18
(y - 1)2 = 6 (x- 3)2 1
0 3 x
Fungsi kuadrat
Dimana:
2
Muhammad Teguh, Matematika Ekonomi, jakarta ; PT Raja Grafindo Persada, 2014, hlm.16-23
a, b dan cadalah konstanta dengan nilai a≠0
Y
11
X
-1
5 1 5
Gambar 1-5 , menunjukan kurva yang melengkung ke atas dan kurvalengkung yang
ke bawah. Saat kurva parabola mempunyai stu titik puncak(vertex) titik puncak (vertex)
adalah titik yang menunjukan perubahan gerak dari suatu fungsi titik puncak ini juga
dikatakan sebagai titik tertinggi untuk kurva terbuka ke bawah dan/atau titik terendah untuk
kurva terbuka ke atas(titik ekstream).
Keterangan :
D=(𝑏 2 -4ac)
Untuk y=0, persamaan y=𝑎𝑥 2 +bx +c Fungsi akan memotong sumbu x, adapun untuk
menentukan titik potong dengan sumbu x tersebut, selanjutnya persamaan akan menjadi :
𝑎𝑥 2 +bx +c =0.dengan nilai-nilai 𝑥1 dan 𝑥2 ditentukan seperti berikut.
−𝑏±√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑥1,2 = ...........................................................................................1.7
2𝑎
(6) −(20)
(TP)= (− 2(1) , )= (3,5)
4(1)
6±4,47
x1,2 = jadi :x1 = 5,24 dan x2 = 0,76
2
Grafik fungsi
Bentuk kurva parabola dapat ditentukan dari nilai adan nilai diskriminasi D, ada 6
macam bentuk kurva parabola, antara lain:
1. Jika a>0 dan D>0 , maka kurva parabola akan terbuka ke atas dan memotong
sumbu x pada dua titik yang berlainan
2. Jika a>0 dan D=0 , maka kurva parabola akan terbuka ke atas dan memotong
menyinggung sumbu x pada dua titik yang berimpit
3. Jika a>0 dan D<0 , maka kurva parabola akan terbuka ke atas dan tidak memotong
sumbu x dimana pun
4. Jika Jika a<0 dan D>0 , maka kurva parabola akan terbuka ke bawah dan
memotong sumbu x pada dua titik yang berlainan
5. Jika a<0 dan D=0 , maka kurva parabola akan terbuka ke bawah dan memotong
menyinggung sumbu x pada dua titik yag berimpit
6. Jika a<0 dan D<0 , maka kurva parabola akan terbuka ke bawah dan tidak
memotong sumbu x di mana pun3
3
Andi Supangat, Matematika Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta: Kencana Prada Media Grup), 2006, Hlm
115-118
KESIMPULAN
Persamaan garis lurus adalah suatu garis lurus yang posisinya ditentukan dengan suatu
persamaan. Ada tiga bentuk persamaan garis lurus:
Garis non linier adalah persamaan-persamaan garis yang memiliki perpangkatan lebih dari
satu.
Kalangi Josep Bintang, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jakarta: PT Salemba Emban Patria,
2002.
Supangat Andi, Matematika Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta: Kencana Prada Media Grup), 2006