X X
0 (a) Kemiringan positif 0 (b) Kemiringan negatif
Y Y
X X
0 (c) Kemiringan nol 0 (d) Kemiringan tak
tentu
BENTUK UMUM FUNGSI LINIER
Y=a0 + a1X
di mana a, tidak sama dengan nol.
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan-titik
potong (slope-intercept). Bentuk seperti ini bila
dilihat dari letak kedua variabel X dab Y, maka bentuk
ini dapat disebut sebagai eksplisit. Karena variabel
bebas X dan variabel terikat Y saling terpisah oleh
tanda sama dengan (=)
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS
Metode Dua Titik
Y
A (X1, Y2)
A (X1, Y1)
A (X, Y)
X
0
Y – Y1 Y2 – Y1
=
X – X1 X 2 – X1
Carilah persamaan garis yang
melalui titik (3, 2) dan (4,6)
Penyelesaian :
X1 = 3, X2 = 4, Y1 = 2, dan Y2 = 6 Persamaan garis Y = 4x - 10 ini
Y – Y1 Y2 – Y1 grafiknya ditunjukkan oleh
gambar 4.3.
X – X 1 X 2 – X1
Y
Y–2 6–2
=
X–3 4–3
Y = 4X - 10
6–2
Y–2 = (X – 3)
4–3
X
0 1 2 3
Y–2 = 4 (X – 3)
Y = 4 X – 12
Y = 4 X - 10 5
(0,-10)
METODE SATU TITIK DAN SATU KEMIRINGAN
Y – Y1 = m (X – X1)
Contoh 4.2.
Carilah persamaan garis yang melalui titik (6, 4) dan kemiringannya -2/3
Penyelesaian :
Diketahui (X, Y) = (6, 4) dan m = - 2/3
Y – Y1 = m (X – X1)
Y – 4 = -2/3 (X – 6)
Y = -2/3X + 4 + 4
Y = -2/3X + 8
Persamaan garis Y = -2/3X + 8 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.4.
Y
(0,8)
8
6 Y = - 2/3 X + 8
2
(12,0)
X
0
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
Y Y
a1 ≠ b1 a1 = b1
ao ≠ b0 ao ≠ b0
X X
0 0
(a) Berpotongan (b) Sejajar
Y Y
a1 .b1 = -1
a1 = b1
ao ≠ b0
ao = b0
X X
0 0
(c) Berimpit (d) Tegak Lurus
SISTEM PERSAMAAN LINIER
METODE ELIMINASI
Contoh 5.1.
Carilah nilai-nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua persamaan berikut ini :
3X – 2Y = 7 (5.1)
2X – 4Y = 10 (5.2)
Penyelesaian :
1. Variabel yang akan dieliminasikan adalah variabel Y.
2. Karena variabel Y yang dipilih, maka Persamaan (5.1) harus dikalikan dengan konstanta 2, dan Persamaan
(5.2) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga kedua persamaan menjadi,
3X – 2Y = 7 (kalikan dengan 2), maka 6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 (kalikan dengan 1), maka 2X + 4Y = 10
3. Karena kedua koefisien dari variabel Y tandanya berbeda, maka harus dijumlahkan, dan menjadi,
6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 +
8X + 0 = 24
X=3
4. Subtitusikan nilai X = 3 kedalam salah satu persamaan semula agar diperoleh nilai Y. Bila disubtitusikan
pada Persamaan (5.1), maka akan menghasilkan,
3 (3) -2Y = 7
- 2Y = 7 – 9
Y=1
METODE SUBSTITUSI
Contoh 5.2.
3X – 2Y = 7(5.1)
2X + 4Y = 10 (5.2)
Misalkan variabel X yang dipilih pada persamaan (5.2), maka akan menjadi,
2X = 10 – 4Y
X = 5 – 2Y (koefisien variabel X=1)
Karena Persamaan (5.2)’ yang dipilih, maka subtitusikan kedalam persamaan pertama, sehingga
menjadi,
3 (5 – 2Y) – 2Y =7
15 – 6Y – 2Y =7
15 – 8Y =7
-8Y = 7 – 15
Y =1
Substitusikan nilai Y = 1 ini kedalam salah satu persamaan mula-mula, misalkan Persamaan (5.1)’,
sehingga memperoleh hasil,
3X – 2 (1) = 7
3X = 7 + 2
X =3
Jadi, himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan
pasangan urut (3.1).
FUNGSI PERMINTAAN
Qd = a - bp
(Q,0)
X
0
Contoh 6.1.
Suatu produk jika harganya Rp. 100 akan terjual 10 unit, dan bila harganya turun menjadi Rp.
75 akan terjual 20 unit. Tentukanlah fungsi permintaannya dan gambarkanlah grafiknya?
Penyelesaian :
p p D
Q Q
0 0
FUNGSI PENAWARAN
Qs = a + bP
- a/b
Q
0
Contoh 6.2.
Jika harga suatu produk adalah Rp. 500, maka jumlah yang akan terjual sebanyak 60 unit. Bila
harganya meningkat menjadi Rp. 700, maka jumlah produk yang terjual sebanyak 100 unit.
Tunjukkanlah fungsi penawarannya dan gambarkanlah dalam satu diagram
Penyelesaian :
Diketahui: P1 = 500; P2 = 700; Q1 = 60; Q2 = 100
Q – Q1 =Q2 – Q1
P – P1 P2 – P1
P
(0,125)
Q – 60 = 100 – 60
600
(Q – 60) = -100 +1/5 P
500 (60, 500)
400
Q = -40 + 1/5 P atau Q + 1/5P + 40 = 0
300 Q = -40 + 0,2P
p p S
Q Q
0 0
KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK
Qs
Pe E (Qe, Pe)
Qd
Q
0 Qe
Contoh 6.3
Jika fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang ditunjukkan oleh :
Qd = 6 – 0,75 P
Qs = -5 + 2P
Penyelesaian:
a) Syarat keseimbangan Qd = Qs
Bila Qd = Qs, maka 6 – 0,75P = -5 + 2P
-2,75P = -11
P=4
Untuk memperoleh nilai Q substitusikan nilai P = 4 kedalam salah satu
persamaan permintaan atau penawaran sehingga,
Q = 6 – 0,75 (4)
Q=6–3
Q=3
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E(3,4).
(0, 8)
8
7
Qs = -5 + 2P
5 E (3, 4)
3 Qd = 6 – 0,75P
2,5
2
1
(6, 0)
Q
0 1 2 3 4 5 6
PENGARUH PAJAK
PADA KESEIMBANGAN PASAR
Et (Qt, Pt) St
S
Pt
Pe B
E (Qe, Pe)
C
P2 A
P1
Q
0 Qt Qe
P – t = F(Q)
Q = G(Pt – t)
Permintaan P = f(Q)
Penawaran : Q = G(Pt – t)
Contoh 6.6
Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh
P = 15 – Q dan fungsi penawaran P = 0,5Q + 3. Terhadap
produkn tersebut dikenakan pajak oleh Pemerintah sebesar
Rp 3 perunit.
(a) Berapakah harga dan jumlah keeimbangan pasar sebelum dan
sesudah kena pajak?
(b) Berapa besar penerimaan pajak total oleh Pemerintah?
(c) Berapa besar pajak yang ditanggung oleh konsumen dan
produsen?
(d) Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan setelah
pajak dalam satu diagram!
Penyelesaian
T = (3) (6) = 18
Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen:
(9 – 7)(6) = 12
Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen:
18 – 12 = 6 atau (7 – 6)(6) = 6
Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini ditunjukkan oleh Gambar 12
P
P = 0,5 Q + 6
15 St
12 S
Et (6, 9)
9 P = 0,5 Q + 3
E (8, 7)
6
P = 15 - Q
Q
0 2 4 6 8 10 12 14 15
PENGARUH SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR
P = F(Q) – St
S = s Qs
(0, P) S
Et (Qe, Pe)
SS
C A
Pe B
Ps
E (Qs, Ps)
P1
P2
(Q, 0)
Q
0 Qt Qs
Contoh 6.7
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P = 15 – Q dan fungsi penawaran P = 0,5Q + 3.
Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 1,5 per unit produk, (a) berapakah harga
dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi? (b) berapa besar subsidi yang
diberikan oleh Pemerintah? (c) berapa besar subsidi yang dinikmati oleh konsumen dan
produsen? (d) Gambarkanlah dalam satu diagram!
Penyelesaian:
a) Keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah P = 7 dan Q = 8 (lihat penyelesaian contoh 6.6
sebelumnya)
b) Fungsi penawaran sebelum subsidi: Ps = 0,5Q + 3
Fungsi penawaran setelah subsidi: Pss = 0,5Q + 3 – 1,5
= 0,5Q + 1,5
Jika Pd = Pss, maka 15 – Q = 0,5Q + 1,5
-1,5Q = -13,5
Q=9
P = 15 – 9 = 6
Jadi, keseimbangan setelah subsidi Es (9,6)
b) Besarnya subsidi yang diberikan oleh Pemerintah:
S = (1,5)(9) = 13,5
C) Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah :
(7 – 6)(9) = 9
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah :
13,5 – 9 = 4,5 atau (7,5 – 7)(9) = 4,5
Grafik keseimbangan pasar setelah
subsidi ini ditunjukkan oleh gambar 6.14
P
15
P = 15 - Q
14
13
12
P = 0,5Q + 3
11
E (8, 7)
10
9
8
7,5
7 Ps = 0,5Q + 1,5
6 Es(9, 6)
5
4
3
2
1
Q
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ANALISIS PULANG POKOK TR = TC
TR = FC + VQ
TR – VQ = FC
TC = FC + VQ
TR = P.Q VQ
TR, TC TR = - (TR) = FC
TR = P. Q TR
a TC = FC + VC
VQ
Lab TR 1 - = FC
Rp BEP TR
i VQ
Rug
TR 1 - = FC
(P)(Q)
Q
0 Qe V
TR 1 - = FC
TR = TC
P
PQ = FC + VQ
PQ – VQ = FC
Q (P – V) = FC FC
TR =
FC FC V
Q= atau QE = 1-
(P – V) (P – V) P
Contoh 6.8
Suatu perusahaan menghasilkan produknya dengan biaya variabel per unit Rp. 4.000 dan harga jualnya per unit Rp.
12.000. Manajemen menetapkan bahwa biaya tetap dari operasinya Rp. 2.000.000. Tentukanlah jumlah unit produk yang
harus perusahaan jual agar mencapai pulang pokok?
Penyelesaian:
Diketahui : V = Rp. 4.000; P = Rp 12.000; dan FC = Rp. 2.000.000
FC 2.000.000
Q = =
(P – V) (12.000 – 4.000)
2.000.000
=
TR, TC
8.000
(dalam juta)
= 250 unit TR = 12000 Q
TC = 2.000.000 + 4.000 Q
2 FC = 2.000.000
VC = 4.000 Q
Grafik dari kurva
pulang pokok ini 1
ditunjukkan oleh
gambar 6.16 Q
0 100 200 300 400
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
C = a + bYd
Y = (a + bYd) + s
S = Y – (a + bYd) atau
S = -a + (a - b) Yd
MPS + MPC = 1
C.S
C=Y
ing C = a + bY
Sav
a
E
g
s avin
Dis S = -a + (1 – b) Y
450 Y
0 Ye
-a
Contoh 6.9
Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan
C = 15 + 0,75Yd, pendapatan disposibel Rp. 30 miliar
(a) Berapa Konsumsi agregate, bila pendapatan disposibel Rp 30
miliar?
(b) Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?
(c) Gambarkanlah fungsi konsumsi dan tabungan secara bersama-
sama!
Penyelesaian:
a) Jika Yd = Rp. 30 miliar, maka C = 15 + 75 (30)
= 15 + 22,5
= 37,5 miliar
b) Yd = C + S atau S = Y – C
S = Yd – (15 + 0,75Yd)
S = -15 + 0,25 Yd
Gambar Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
C.S
Y=C
C = 15 + 0,75 Yd
60 E (60,60)
30
15 S = -15+ 0,25 Yd
Y
0 60
- 15
Y=C+I+G+X–M
C = a + BY
Dimana: Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Nasional
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor
Y = a + bY + I0 + G0 + X0 – M0 atau
(1-b)Y = a + I0 + G0 + X0 – M0
Jadi, nilai pemeceahan keseimbangan pendapatan Nasional adalah :
a + I0 + G0 + X0 – M0
Y=
(1 – b)
b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C = a + bY = a +
(1 – b)
= a (1 – b) + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
(1 – b)
a + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C=
(1 – b)
Contoh 6.10
Diketahui model pendapatan Nasional sebagai berikut :
Y =C+I+G
C = 25 + 0,75Y
I = I0 = 50
G = G0 = 25
(a) Tentukan tingkat keseimbangan pendapatan Nasional!
(b) Gambarkanlah grafik fungsi permintaan agregate
Penyelesaian:
Keseimbangan pendapatan Nasional jika hanya ada satu sektor, yaitu sektor konsumsi rumah
tangga, C, maka nilainya adalah,
S =0
S = -25 + 0,25Y
O = -25 + 0,25Y
0,25Y = 25
Y = 100
Jika I = I0 = 50 miliar, maka
Y =C+I
Y = 25 + 0,75Y + 50
Y - 0,75Y = 75
0,25Y = 75
Y = 300
Jika I = I0 = 50 miliar; dan G = G0 = 25 miliar, maka
Y =C+I+G
Y = 25 + 0,75Y + 50 + 25
Y = 100 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 100
0,25Y = 100
Y = 400
Jadi, keseimbangan pendapatan Nasional mula-mula hanya sektor konsumsi rumah tangga
(C) adalah 100 miliar. Setelah ada pengeluaran investasi (1) 50 miliar, maka keseimbangan
pendapatan Nasional berubah menjadi 300 miliar. Selanjutnya, jika ditambah lagi
pengeluaran pemerintah (G) sebesar 2 miliar, maka keseimbangan pendapatan Nasional
menjadi 400 miliar. Keseimbangan pendapatan Nasional ini dapat dilihat pada Gambar 6.19
C, S
Y=C
Y=C+I+G
Y=C+I
400 E11
Y = 25 + 0,75Y
300 E1
200
100
E
75
25
Y
0 100 200 300 400 500 600
FUNGSI NON LINEAR
1. Fungsi Kuadrat
Y = f(X) = aX2 + bX + c
Y Y
X X
Koordinat titik puncak diperoleh dgn rumus:
-b ± b2 – 4ac
X1.2 = --------------------
2a
Contoh:
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12 Carilah koordinat titik puncak dan gambarkan
- b - (b2 – 4ac)
Koordinat Titik puncak = ----- , ---------------
2a 4a
Contoh :
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12, carilah koordinat titik puncak dan
gambarkanlah parabolanya?
Penyelesaian :
Koordinat titik puncak b (b 4ac
2
,
2a 4a
8 (64 48
,
2 4
( 4,4)
Untuk X = 0, maka Y = 12
Titik potong sumbu Y adalah (0,12)
Untuk Y = 0, maka X2 – 8X + 12 = 0
Titik potong sumbu X adalah (2,0) dan (6,0).
Berdasarkan nilai-nilai penyelesaian dari titik
puncak dan titik potong sumbu X dan Y,
maka kurva parabolannya dapat
digambarkan seperti 7.3.
GGGGG
Y
Koordinat titik puncak
b (b 4ac
2
,
(0,12) (8,12) 2a 4a
2 (2 4( 1)(3)
2
,
Y = a0 = a1X +a2X2+a3X3 2( 1) 4( 1)
2 16
, (1,4)
2 4
(2,0)
x
2
FUNGSI PANGKAT TIGA
Polinomial tingkat 3 dengan satu
variabel bebas disebut sebagai Y
kubik, dan mempunyai bentuk
umum :
Y = a0 = a1X + a2X2+a3X3
Y = a0 + a1 X + a2X2 + a3X3
dimana : a3tidak sama dengan
nol.
fungsi kubik ini bila
digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, kurvanya
mempunyai dua lengkung a0
(concave) yaitu : lengkung ke x
atas dan lengkung ke bawah, 0
seperti tampak pada gambar di
samping.
Contoh
Jika fungsi permintaan adalah Q = 64 – 8P – 2P2, gambarkanlah fungsi
permintaan tersebut dalam satu diagram!
Penyelesaian :
Jika P = 0, maka Q = 64, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (64,0)
Jika Q = 0, maka 64 - 8P – 2P2 = 0 atau
P = 4P – 32 = 0
(P + 8) (P – 4) = 0
P = -8 (Tidak memenuhi)
P=4
Jadi, titik potong dengan sumbu P adalah (0,4) dan (0, -8).
4 Q =64 – 8P – 2P2
(0,4)
3
1 (64,0)
Q
-1 8 16 24 32 40 48 56 64 72
-2 (72,-2)
(2,0)
KESEIMBANGAN PASAR
Contoh :
Carilah secara aljabar dan geometri harga dan jumlah
keseimbangan dari fungsi permintaan dan penawaran
berikut ini :
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4
Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps
24 – 3Q2 = Q2 + 2Q + 4
4Q2 + 2Q - 20 = 0
2 4 {(4)(4)(20)} 2 324
Q Q,
8 8
1, 2 1, 2
2 18
Q 2
8
1
2 18
Q 2,5 tidak memenuhi
8
1
P =q2 + 2Q + 4
24
(3,19)
20
16
12 E 1(2,2)
8 P =24 – 3Q
0 Q
1 2 2,83
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL
Penerimaan total dari suatu perusahaan (produsen)
adalah hasil kali antara per unit produk dengan jumlah
produk yang dijual, atau rumusnya adalah,
TR = P . Q
dimana : TR = Penerimaan Total
Q = Jumlah produk yang dijual
P = Harga produk per unit
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri atas ke
kanan bahwa berarti harga P tidak tetap, maka
penerimaan total (TR) akan berbentuk fungsi kuadrat.
Jadi, bila fungsi permintaan dinyatakan oleh P = b – aQ,
maka akan diperoleh persamaan penerimaan total,
TR = P . Q
TR = ( B – aQ)Q
TR = bQ – aQ2
Fungsi penerimaan total bila digambarkan dalam bidang
koordinat akan berbentuk kurva parabola yang terbuka ke bawah
dan memotong sumbu Q di dua titik, yaitu : Q = 0 danxxx. Karena
puncak yang maksimum, yaitu :
b D
Titik Puncak ,
2a 4 a
Contoh
Diketahui fungsi permintaan P = 20 – 2Q, carilah penerimaan total
maksimum dan gambarkanlah kurva dan penerimaan total dalam satu
diagram!
Penyelesaian :
TR = PQ
TR = (20 – 2Q)Q
TR = 20Q – 2Q2
20 (20) 20 ( 400)
2
, , (5,50)
TR = Maksimim 2( 2 ) 4( 2 ) 4 8
(5, 50)
50
40 TR = 20Q – 2Q2
8,30
30
2,30
(0,20) 20
10
P =20 – 2Q
(0,0) (10,0)
Q
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KURVA INDEFERENS
Kurva indiferens menunjukkan titik-titik kombinasi dari
barang X dan Y yang dapat membrikan tingkat
kepuasan atau utilitas total yang sama bagi konsumen.
Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi utulitas
yang berbentuk,
U = f (X, Y)
dimana : U = Tingkat utilitas atau kepuasan total
konsumen.
X = Jumah barang X yang dikonsumsi
X = Jumah barang Y yang dikonsumsi
Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, maka akan tampak seperti gambar
dibawah.
Y
Y1 A (X1, Y1)
B (X2, Y2)
Y2
F (X, Y) = U
X
0 X1 X2
Y
A C D
Y1
B f3 (X, Y) = U3
Y2
f2 (X, Y) = U2
f1 (X, Y) = U1
X
0 X1 X2 X3
KALKUS DIFERENSIAL :
FUNGSI DENGAN SATU
VARIABEL BEBAS
• ATURAN DIFERENSIASI: FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL BEBAS
Aturan 1 : Fungsi Konstan
Derivatif dari suatu fungsi konstan adalah
sama dengan nol.
Jika Y = f (X) = K, di mana K adalah suatu konstanta
maka = f’ (X) =0.
Contoh 13.3 dY
Jika Y = f (X) = 15,
Maka = f’ (X) = 0 dX
dY
dX
Aturan 2 : Fungsi Pangkat.
Derivatif dari suatu fungsi pangkat adalah pangkat dikalikan
dengan koefisien sementara situ pangkatnya dikurangi satu.
Jika Y = f (X) = Xn, di mana n adalah bilangan nyata,
maka = f’ (X) = nXn-1
Contoh 13. 14 dY
Jika Y = X3, makadX
= 3X 2
Contoh 13.15 dY
4 5
X dX X
Contoh 13.17
dY 1 1
Jika Y = X= X1/2, maka X 1 / 2
dX 2 2 X
Contoh 13.20
dY2
Jika Y = X + 6X. Ini berarti f(X) = X dan g(X) = 6X, maka
f’(X) = 2X dan g’(X) = 6, sehingga
dX
= f’(X) + g’(X) = 2X +6
dY
dX
Aturan 5 : Hasil Kali Fungsi
Derivatif dari hasil kali dua fungsi yang dapat
didiferensiasikan adalah sama dengan fungsi pertama
dikalikan dengan derivatif dari fungsi yang kedua
ditambah fungsi kedua dikalikan dengan derivatif dari
fungsi yang pertama.
Jika Y = U.V, di mana U = f(X) dan V = g(X),
atau Y = [f(X).g(X)].
maka = [f(X).g’(X)+(X).f’(X)] atau =UV + VU
dY dY
Contoh 13.21
dX dX
Jika Y = f(X) = (X2+4) dan Y = g(X)=(X+3)
Atau Y = (X2+4) (X+3)
Maka :
dY= [f(X).g’(X) + g(X).f’(X)]
dX
dY 2
= (X +4) (1) + (X+3)(2X)
dX
dY= X2+4+6X+2X2
dX
dY
= 3X2 + 6X + 4
dX
Aturan 6 : Hasil Bagi
Derivat dari hasil bagi dua fungsi adalah sama dengan hasil kali derivatif
fungsi pembilang dengan fungsi penyebut dikurangi hasil kali fungsi
pembilang dengan derivatif fungtsi penyebut, dan kesemuanya ini dibagi
dengan kuadrat dari fungsi penyebutnya.
U f (X )
Jika Y = , di mana U = f(X) dan V = g(X) atau Y = g( X )
V
[ f ' ( X).g( X)] [ f ( X).g' ( X)
Maka dY= atau = dY U' V UV
dX [g( X)]
2
dX V 2
Contoh 13.22
Jika Y = ( X 4) , carilah dY ?
2
( X 3) dX
dY [(2 X)( X 3)] [ X 4)(1)] [(2 X 6 X X 4)] X 6 X 4
2 2 2 2
dX ( X 3)
2
( X 3)3
X 6X 9
2
ATURAN DIFERENSIASI FUNGSI DENGAN DUA VARIABEL BEBAS
Aturan diferensiasi fungsi dengan dua variabel bebas yang berbeda mencakup
fungsi berantai, fungsi yang dipangkatkan, dan fungsi inverse.
Aturan 7 : Fungsi Berantai
Jika Y= f(U) dan U = g(X), di mana kedua fungsi ini dapat didiferensiasikan,
maka
dY dY dU dY
(ini sering
Fungsi berantai . juga )atau [ f ' (U
disebut sebagai ). g ' dari
fungsi ( X )]suatu fungsi atau
dX
fungsi gabungan. dUinidX
Hal dikarenakan dX
bahwa kedua fungsi, dan ditulis menjadi Y
= f[g(X)].
Contoh 13.23
Jika Y=5U2, di mana U = 3X + 4, maka = (10U) (3)
= 30U = 30(3X+4) dY dY dU
= 90X + 120 ( . )
dX dU dX
ELASTISITAS HARGA DARI PERMINTAAN
Q
E
Q
Q Q . P atau
hd
P P P Q P
P
1
Q P
E .
P Q
hd
1 P
E .
hd
dP Q
dQ
1. Jika |Ehd| <1, permintaan di titik itu adalah inelastis terhadap
harga.
2. Jika |Ehd| =1, permintaan di titik itu adalah unitary terhadap
harga.
3. Jika |Ehd| >1, permintaan di titik itu adalah elastis terhadap
harga.
4. Jika |Ehd| =0, permintaan di titik itu adalah inelastis sempurna
terhadap harga.
5. Jika |Ehd| =∞, permintaan di titik itu adalah elastis sempurna
terhadap harga.
P P P
D
D
Ehd=1 Ehd<1
D
Ehd>1
Q Q Q
(a) Elastis (b) Unitary (c) Enelastis
P P
Ehd=0
D
Ehd>∞
Q Q
(d) Elastis Sempurna (e) Enelastis Sempurna
Contoh 15.1
Jika fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh Q = 150
– 3P, berapakah elastisitas permintaannya jika tingkat harga P
= 40, P dan P = 10?
Penyelesaian
dQ
Jika P = 40, maka Q = 30 dan = -3
dP
dQ P 40
| E | . 3 | 4 | 4 (elastis)
dP Q 30
h
dQ P 10 1 1
| E | . 3 | | (inelastis)
dP Q 120 4 4
h
ELASTIS HARGA DARI PENAWARAN
Qsx,t= f(Px,t) atau disingkat Qsx = f(Px)
1. Jika Ehs = 0, maka penawaran inelastis terhadap harga.
2. Jika Ehs < 1, maka penawaran inelastis terhadap harga.
3. Jika Ehs = 1, maka penawaran unitary terhadap harga.
4. Jika Ehs > 1, maka penawaran elastis terhadap harga.
5. Jika Ehs=∞, maka penawaran elastis sempurna terhadap
harga.
P P P
S
S
Ehs>1 S Ehs<1
Ehs=1
Q Q Q
0 0 0
P P
Ehs=0
Ehs=∞
S
Q Q
0 0
BIAYA TOTAL, RATA-RATA, DAN MARGINAL
TC = f (Q)
Di mana : TC = Biaya total
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
TC f (Q )
AC
Q Q
Dan biaya marginal, MC, dapat didefenisikan sebagai tingkat
perubahan dari biaya total, TC, terhadap perubahan satu unit
produk yang dihasilkan, Q dan dinyatakan oleh,
dTC
MC f ' (Q )
dQ
Berbagai macam fungsi dapat digunakan untuk menyatakan
fungsi biaya. Tetapi fungsi-fungsi biaya ini harus mengikuti
asumsi-asumsi dalam teori ekonomi sebagai berikut :
1. Jika tidak ada produk yang dihasilkan, biaya total adalah nol atau
positif, yaitu f (0) > 0. f (0) ini merupakan biaya tetap atau sering
disebut biaya overhead produksi.
2. Biaya total harus meningkat bilamana Q bertambah, sehingga
biaya marginal f’ (Q) selalu positif.
3. Biaya total untuk memproduksi sejumlah produk tertentu dalam
jumlah yang sangat besar biasanya mencapai titik dimana titik ini
meningkat dengan laju yang makin tinggi. Dengan demikian,
kurva biaya total akan cekung ke atas, yaitu f” (Q)>0. akan tetapi,
dalam suatu range tertentu (terbatas) kurva biaya total sering kali
lengkung ke bawah, sesuai dengan biaya marginal yang menurun,
dan keadaan ini sering terjadi.
FUNGSI BIAYA TOTAL LINIER
Jika fungsi biaya total linier adalah,
Tc = aQ + b, di mana a>0,b> 0, maka
TC b
Biaya rata-rata, AC = A
Q Q
dTC
Biaya marginal, MC, a
Q
dTC b
Biaya rata-rata marginal, MAC = 2
Q Q
TC, AC, MC
TC = aQ + b
AC = a + b/Q
Q
0
FUNGSI BIATA TOTAL KUADRAT
Jika fungsi biaya total kuadrat adalah,
TC = aQ2 + bQ + c, di mana a > 0,b > 0, c >0, maka
TC c
Biaya rata-rata, AC aQ b ,
Q Q
T`C = aQ + b(c/Q)
(0,c)
Q
0
b b2
2a ; C 4a
AC, MC
MC =23 aQ
AC = aQ + b(c/Q)
a
;2 ac b
(0,b) c
Q
0
PENERIMAAN TOTAL, RATA-RATA, DAN MARGINAL
Jika fungsi permintaan P = f(Q), dimana P adalah harga produk per unit dan Q adalah
jumlah produk yang diminta, maka penerimaan total TR, adalah hasil kali antara jumlah
produk yang diminta atau yang terjual dengan harga produk per unit, atau dapat
dirumuskan menjadi
TR = P . Q = f (Q).Q
Penerimaan rata-rata, adalah penerimaan total TR dibagi dengan jumlah produk yang
terjual Q, dan rumusnya adalah,
TR P.Q
AR P
Q Q
Jadi, penerimaan rata-rata, AR, sama dengan harga produk per unit, P, juga sama dengan
fungsi permintaan, sehingga dapat ditulis kembali rumusnya menjadi,
AR=P=f (Q)
Selanjutnya, penerimaan marginal dapat didefinisikan sebagai tambahan penerimaan
total yang diakibatkan oleh adanya tambahan satu unit produk yang terjual atau secara
matematis adalah derivatif pertama dari fungsi penerimaan total terhadap Q, dan
rumusnya adalah,
dTR
MR f ' (Q )
Q
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN MARGINAL DAN ELASTIS HARGA
PERMINTAAN
dTR d(P.Q) dP
MR P (Q)
dQ dQ dQ
Elastisitas harga dari permintaan adalah,
dQ P
Ehd .
dP Q
1 P P
Ehd
dP
dQ
.
Q dP
dQ
Q
dP P
dQ EhdQ
Substitusikan nilai ini kedalam Persamaan (15.11), akan
diperoleh hasil,
P
MR P Q
EhdQ
P
MR P
E Q
hd
1
MR P1 , karena Ehd bernilai negatif , maka
E hd
1
MR P1
Ehd
Dengan demikian, penerimaan margimal adalah hasil kali antara harga
produk per unit dengan satu dikurangi kebalikan dari elastisitas harga
permintaan. Jadi,
1. Jika Ehd = 1 dan P>0, maka MR = 0
2. Jika Ehd > 1 dan P>0, maka MR > 0
3. Jika Ehd < 1 dan P>0, maka MR < 0
Penerimaan marginal MR dan elastisitas Ehd ini bila dihubungkan dengan
penerimaan total TR akan diperolah :
4. Jika Ehd = 1, maka MR = 0, sehingga penerimaan total TR akan maksimum.
5. Jika Ehd >1, maka MR>0, sehingga penerimaan total TR akan selalu
menaik.
6. Jika Ehd <1, maka MR<0, sehingga penerimaan total TR akan selalu
menurun.
Contoh 15.6
Jika diketahui fungsi permintaan seorang monopoli adalah P=18-3Q, carilah
penerimaan total maksimum? Gambarkanlah kurva AR, MR, dan TR dalam
satu diagram!
Penyelesaian :
TR = P.Q
= (18 – 3Q)Q
=18Q – 3Q2
dTR
18 – 6Q = 0
dQ 6Q = 18
Q=3
d2TR
2
6 0 (maksimum )
dQ
Substitusikan nilai Q = 3 ke dalam persamaan TR, sehingga diperoleh
TRmaks = 18 (3) – 3(3)2
= 54 – 27
= 27
Jadi, total penerimaan maksimum adalah 21dan jumlah produk yang harus dijual
Q=3.
dTR
MR 18 6Q
dQ
TR 18Q 3Q 2
AR 18 6Q
Q Q
TR 18Q 3Q2
Jika Q = 0, maka TR = 0, sehingga titik potong dengan sumbu TR adalah (0,0)
Jika TR = 0, maka
18Q – 3Q2 = 0
Q(18 – 3Q)= 0
Q1 = 0, sehingga titik potong sumbu Q adalah (0,0)
18 – 3Q = 0
Q2 = 6, sehingga titik potong sumbu Q adalah (6,0)
TC, AC, MC
30 (3, 27)
25
TR = 18Q – 3Q2
20
18
(1,15) (5,15)
15
P= 18 – 3Q
10
5
(6,0)
Q
0 1 2 3 4 5 6
LABA MAKSIMUM
Setelah kita mempelajari berbagai fungsi biaya dan fungsi penerimaan
dari suatu perusahaan pada subbab sebelumnya, maka sekarang kita bisa
menentukan besar-kecilnya laba (Profit). Ternyata laba yang diinginkan
oleh suatu perusahaan atau seorang produsen adalah laba yang
maksimum.
Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau
secara matematika dapat dinyatakan dengan rumus,
=TR – TC atau = (P.Q) – (AC.Q)
di mana : = Laba
TR= Penerimaan total
TC= Biaya total
Ingat bahwa baik TR maupun TC adalah fungsi dari Q. oleh karena itu,
untuk memperoleh tingkat Output Q yang dapat memaksimumkan laba
kita harus memenuhi syarat pertama yang diperlukan. (necessary
condition) untuk suatu maksimum yaitu : Mendiferensialkan fungsi laba
terhadap Q, kemudian disamakan dengan nol. Hasilnya adalah,
d
0 atau
dQ
d(TR TC)
0
dQ
dTR dTC
0
dQ dQ
dTR dTC
dQ dQ
Karena dTR MR dan dTC makaMC, persamaan di atas, dapat ditulis kembali
menjadi, dQ dQ
MR = MC
Jadi, syarat pertama untuk suatu output Q yang optimum secara ekonomi
adalah penerimaan marginal sama dengan biaya marginal.
tetapi syarat yang pertama ini belum menjamin adanya suatu maksimum,
bisa juga suatu minimum. Oleh karena itu, kita harus memeriksa lebih lanjut
syarat kedua yang mencukupkan (sufficent condition), yaitu : derivatif kedua
dari fungsi laba terhadap Q harus lebih kecil nol. Hasilnya adalah,
d2
2
0 atau
dQ
d2TR d2 TC
2
2
0
dQ dQ
d2TR d2TC
Karena dQ 2 dMR, dan
maka
dQ
dMC,
2persamaan di atas, dapat ditulis
kembali menjadi,
dMR < dMC
jadi syarat yang kedua dMR < dMC adalah cukup untuk
membuat suatu output Q yang memaksimumkan laba. Secara
ekonomi ini berarti bahwa bila tingkat perubahan MR lebih kecil
dari tingkat perubahan MC pada output Q di mana MR = MC,
maka tingkat output Q tersebut akan memaksimum laba.
TR, TC
MR Rugi
H
TR = f(Q) = R(Q)
Laba
TC = f(Q) = C(Q)
MC
J
Mg
Rugi
Q (a)
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
= R(Q) - C(Q)
0 Q (b)
Q1 Q2 Q3 Q4
MR, MC
MC = f(Q)