Anda di halaman 1dari 85

MODEL EKONOMI

Dlm suatu perekonomian, hubungan antara variabel-


variabel ekonomi yg satu dgn yg lainnya sangat kompleks.
Untuk memudahkan hubungan antar variabel, memilih dr
sekian banyak variabel yg sesuai dgn permasalahan
ekonomi, kemuadian dihubungkan sedemikian rupa
sehingga bentuk hubungan menjadi lebih sederhana dan
relevan. Penyederhanaan ini disebut Model Ekonomi.
Model Ekonomi dapat berbentuk matematika dan Non
matematika.
Jika berbentuk model matematika, maka terdiri dari satu
atau sekumpulan persamaan.
SUMBU
Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas X adalah sama
dengan perubahan dalam variabel terikat ( dependent) dibagi dengan perubahan dalam
variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan dengan huruf m. Jadi,
ΔY Y2 – Y1
Kemiringan = m = atau
ΔX X 2 – X1
Y Y

X X
0 (a) Kemiringan positif 0 (b) Kemiringan negatif

Y Y

X X
0 (c) Kemiringan nol 0 (d) Kemiringan tak tentu
BENTUK UMUM FUNGSI LINIER

Y=a0 + a1X
di mana a, tidak sama dengan nol.
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan-
titik potong (slope-intercept). Bentuk seperti ini
bila dilihat dari letak kedua variabel X dab Y,
maka bentuk ini dapat disebut sebagai eksplisit.
Karena variabel bebas X dan variabel terikat Y
saling terpisah oleh tanda sama dengan (=)
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS
Metode Dua Titik
Y

A (X1, Y2)

A (X1, Y1)
A (X, Y)

X
0

Y – Y1 Y 2 – Y1
=
X–X X –X
Carilah persamaan garis yang
melalui titik (3, 2) dan (4,6)
Penyelesaian :
X1 = 3, X2 = 4, Y1 = 2, dan Y2 = 6 Persamaan garis Y = 4x = 10
ini grafiknya ditunjukkan oleh
Y – Y1 Y2 – Y1
= gambar 4.3.
X – X1 X2 – X1
Y
Y–2 6 –= 2
X–3 4–3
Y = 4x 10
6–2
Y–2 = (X – 3)
4–3
X
0 1 2 3
Y–2 = 4 (X – 3)
Y = 4 X – 12
Y = 4 X - 10 5

(0,10)
METODE SATU TITIK DAN SATU KEMIRINGAN
Y – Y1 = m (X – X1)
Contoh 4.2.
Carilah persamaan garis yang melalui titik (6, 4) dan kemiringannya -2/3
Penyelesaian :
Diketahui (X, Y) = (6, 4) dan m = - 2/3

Y – Y1 = m (X – X1)
Y – 4 = -2/3 (X – 6)
Y = -2/3X + 4 + 4
Y = -2/3X + 8
Persamaan garis Y = -2/3X + 8 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.4.
Y

(0,8)
8

6 Y = - 2/3 X + 8

2
(12,0)
X
0
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS
Y Y
a1 ≠ b 1 a1 = b 1
ao ≠ b0 ao ≠ b 0

X X
0 0
(a) Berpotongan (b) Sejajar

Y Y
a1 .b1 = -1
a1 = b 1
ao ≠ b 0
ao = b 0

X X
0 0
(c) Berimpit (d) Tegak Lurus
SISTEM PERSAMAAN LINIER
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER:
DUA PERSAMAAN DENGAN DUA VARIABEL

METODE ELIMINASI
Contoh 5.1.
Carilah nilai-nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua persamaan berikut ini :

3X – 2Y = 7 (5.1)
2X – 4Y = 10 (5.2)

Penyelesaian :
1. Variabel yang akan dieliminasikan adalah variabel Y.
2. Karena variabel Y yang dipilih, maka Persamaan (5.1) harus dikalikan dengan konstanta 2, dan
Persamaan (5.2) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga kedua persamaan menjadi,
3X – 2Y = 7 (kalikan dengan 2), maka 6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 (kalikan dengan 1), maka 2X + 4Y = 10
3. Karena kedua koefisien dari variabel Y tandanya berbeda, maka harus dijumlahkan, dan
menjadi,
6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 +
8X + 0 = 24
X=3
4. Subtitusikan nilai X = 3 kedalam salah satu persamaan semula agar diperoleh nilai Y. Bila
disubtitusikan pada Persamaan (5.1), maka akan menghasilkan,
3 (3) -2Y = 7
- 2Y = 7 – 9
Y=1
METODE SUBSTITUSI
Contoh 5.2.
3X – 2Y = 7 (5.1)
2X + 4Y = 10 (5.2)
Misalkan variabel X yang dipilih pada persamaan (5.2), maka akan menjadi,
2X = 10 – 4Y
X = 5 – 2Y (koefisien variabel X=1)
Karena Persamaan (5.2)’ yang dipilih, maka subtitusikan kedalam persamaan pertama,
sehingga menjadi,
3 (5 – 2Y) – 2Y =7
15 – 6Y – 2Y =7
15 – 8Y =7
-8Y = 7 – 15
Y =1
Substitusikan nilai Y = 1 ini kedalam salah satu persamaan mula-mula, misalkan
Persamaan (5.1)’, sehingga memperoleh hasil,

3X – 2 (1) =7
3X =7+2
X =3

Jadi, himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah


himpunan pasangan urut (3.1).
FUNGSI PERMINTAAN
Qdx,t = ƒ (Px,t, Py,t, Yt, PeX,t+1,St)
(6.1)
Dimana Qdx,t = Jumlah produk X yang dibeli/diminta oleh
konsumsi dalam periode t.
Px,t = Harga produk X dalam periode t.
Py,tt = Harga produk yang saling berhubungan dalam periode t.
Yt = Pendapatan konsumen dalam periode t.
Pex,t+1 = Harga produk X yang diharapkan dalam periode mendatang t +
1.
St = Selera dari konsumen pada periode t.
P
Qx = ƒ(Px)
Bila fungsi permintaan (6.2) ini ditranformasikan kedalam bentuk persamaan
linier, maka bentuk umumnya adalah, (0,P)
Qx = a – bPx
Dimana Qx = Jumlah produk X yang diminta
Qd = a - bp
Px = Harga produk X
a dan b = Parameter

(Q,0)
X
0
Contoh 6.1.

Suatu produk jika harganya Rp. 100 akan terjual 10 unit, dan bila harganya turun
menjadi Rp. 75 akan terjual 20 unit. Tentukanlah fungsi permintaannya dan gambarkanlah
grafiknya?

Penyelesaian :

Diketahui: P1 = 100; P2 = 75; Q1 = 10; Q2 = 20


P Q – Q1 = Q2 – Q1
P – P1 P2 – P1
(0,125)
Q – 10 = 20 – 10
P – 100 75 – 100
Q = 50 – 2/5 P
100
(Q – 10) = 10/-25 (P-100)

75 (Q – 10) = 40 – 2/5 P

Q = 50 – 2/5 P atau Q + 2/5P – 50 = 0


50
Kurva permintaan ini ditunjukkan
25 oleh Gambar 6.2.
(50,0)
Q
0 10 20 30 40 50
FUNGSI PERMINTAAN KHUSUS

p p D

Q Q
0 0
FUNGSI PENAWARAN
Qsx,t = ƒ(Px,t , Tt , PF,t , PR,t , Pex,t+1)
Dimana Qsx,t = jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen dalam periode t.
Px,t = harga produk X dalam periode t
Tt = Teknologi yang tersedia dalam periode t
PF,t = harga faktor-faktor produksi dalam periode t
PR,t = harga produk lain yang berhubungan dalam periode t
Pex,t+1 = harapan produsen terhadap harga produk dalam perideo t + 1

Qsx = g (Px)

Dimana Qsx = jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen


Px = Harga produk X
P
Qsx = a + bP
S

Qs = a + bP

- a/b

Q
0
Contoh 6.2.

Jika harga suatu produk adalah Rp. 500, maka jumlah yang akan terjual sebanyak 60 unit.
Bila harganya meningkat menjadi Rp. 700, maka jumlah produk yang terjual sebanyak 100
unit. Tunjukkanlah fungsi penawarannya dan gambarkanlah dalam satu diagram

Penyelesaian :
Diketahui: P1 = 500; P2 = 700; Q1 = 60; Q2 = 100
Q – Q 1 = Q 2 – Q1
P – P 1 P 2 – P1
P
(0,125)
=
Q – 60 100 – 60
P – 500 700 – 500

700
(Q – 60) = 40/200 (P-500)
600
(Q – 60) = -100 +1/5 P 500 (60, 500)
400
Q = -40 – 1/5 P atau Q + 1/5P + 40 = 0 300 Q = -40 + 0,2P

200
Kurva permintaan ini ditunjukkan oleh 100 (50,0)
Q
Gambar 6.5.
0 20 40 60 80 100
FUNGSI PENAWARAN KHUSUS

p p S

Q Q
0 0
KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK

Qs

Pe E (Qe, Pe)

Qd
Q
0 Qe
Contoh 6.3
Jika fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang ditunjukkan oleh :

Qd = 6 – 0,75 P
Qs = -5 + 2P

a) Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar?


b) Tunjukkanlah secara geometri keseimbangan pasar tersebut!

Penyelesaian:
a) Syarat keseimbangan Qd = Qs
Bila Qd = Qs, maka 6 – 0,75P = -5 + 2P
-2,75P = -11
P=4
Untuk memperoleh nilai Q substitusikan nilai P = 4 kedalam salah satu
persamaan permintaan atau penawaran sehingga,
Q = 6 – 0,75 (4)
Q=6–3
Q=3
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E(3,4).

b) Menggambarkan keseimbangan pasar :


Untuk fungsi permintaan Q = 6 – 0,75 P
Jika P = 0, maka Q = 6, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (6,0)
Jika Q = 0, maka P = 8, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,8)

Untuk fungsi permintaan Q = -5 + 2P


Jika P = 0, maka Q = -5, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (-5,0)
Jika Q = 0, maka P = 2,5, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,5/2)
Grafik keseimbangan pasar ini ditunjukkan oleh Gambar 6.9

(0, 8)
8

7
Qs = -5 + 2P

5 E (3, 4)

3 Qd = 6 – 0,75P
2,5
2

1
(6, 0)
Q
0 1 2 3 4 5 6
PENGARUH PAJAK
PADA KESEIMBANGAN PASAR
Jika fungsi permintaan adalah,
P = f(Q)
P = F(Q)
Pt = F(Q) + t,

P = f(Q) dan Pt = F (Q) + t


P

Et (Qt, Pt) St
S

Pt
Pe B
E (Qe, Pe)
C
P2 A
P1

Q
0 Qt Qe
P – t = F(Q)
Q = G(Pt – t)
Permintaan P = f(Q)
Penawaran : Q = G(Pt – t)

Contoh 6.6
Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh
P = 15 – Q dan fungsi penawaran P = 0,5Q + 3. Terhadap
produkn tersebut dikenakan pajak oleh Pemerintah sebesar
Rp 3 perunit.
(a) Berapakah harga dan jumlah keeimbangan pasar sebelum
dan sesudah kena pajak?
(b) Berapa besar penerimaan pajak total oleh Pemerintah?
(c) Berapa besar pajak yang ditanggung oleh konsumen dan
produsen?
(d) Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan
setelah pajak dalam satu diagram!
Penyelesaian
Pd = Ps, maka 15 – Q = 0,5Q + 3
-1,5Q = -12
Q =8
P = 15 – 8
P=7
Jadi, keseimbangan pasar sebelum kena pajak E (8, 7)
Keseimbangan setelah pajak
Permintaan : Pd = 15 – Q
Penawaran setelah pajak : Pst = 0,5Q + 3 + 3
Pst = 0,5Q + 6
Jika Pd = Pst, maka 15 – Q = 0,5Q + 6
-1,5Q = -9
Q=6
P = 15 – 6
P=9
Jadi, keseimbangan pasar setelah kena pajak Et (6, 9)

Penerimaan pajak total oleh Pemerintah:

T = (3) (6) = 18

Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen:

(9 – 7)(6) = 12

Besarnya pajak yang ditanggung oleh produsen:

18 – 12 = 6 atau (7 – 6)(6) = 6
Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini
ditunjukkan oleh Gambar 12

P
P = 0,5 Q + 6

15 St

12 S
Et (6, 9)

9 P = 0,5 Q + 3

E (8, 7)
6
P = 15 - Q

Q
0 2 4 6 8 10 12 14 15
PENGARUH SUBSIDI PADA KESEIMBANGAN PASAR

P = F(Q) – St
S = s Qs

(0, P) S
Et (Qe, Pe)
SS

C A
Pe B

Ps
E (Qs, Ps)
P1

P2

(Q, 0)
Q
0 Qt Qs
Contoh 6.7
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P = 15 – Q dan fungsi penawaran P =
0,5Q + 3. Jika pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp. 1,5 per unit produk, (a)
berapakah harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi? (b)
berapa besar subsidi yang diberikan oleh Pemerintah? (c) berapa besar subsidi
yang dinikmati oleh konsumen dan produsen? (d) Gambarkanlah dalam satu
diagram!

Penyelesaian:
a) Keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah P = 7 dan Q = 8 (lihat penyelesaian
contoh 6.6 sebelumnya)
b) Fungsi penawaran sebelum subsidi: Ps = 0,5Q + 3
Fungsi penawaran setelah subsidi: P ss = 0,5Q + 3 – 1,5
= 0,5Q + 1,5
Jika Pd = Pss, maka 15 – Q = 0,5Q + 1,5
-1,5Q = -13,5
Q=9
P = 15 – 9 = 6
Jadi, keseimbangan setelah subsidi Es (9,6)
b) Besarnya subsidi yang diberikan oleh Pemerintah:
S = (1,5)(9) = 13,5
C) Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah :
(7 – 6)(9) = 9
Besarnya subsidi yang dinikmati oleh produsenen adalah :
13,5 – 9 = 4,5 atau (7,5 – 7)(9) = 4,5
Grafik keseimbangan pasar setelah
subsidi ini ditunjukkan oleh gambar 6.14
P

15
P = 15 - Q
14

13

12
P = 0,5Q + 3
11
E (8, 7)
10

9
8
7,5
7 Ps = 0,5Q + 1,5
6 Es(9, 6)
5

4
3
2
1

Q
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ANALISIS PULANG POKOK TR = TC
TR = FC + VQ
TC = FC + VQ TR – VQ = FC
TR = P.Q VQ
TR, TC
TR = P. Q TR = - (TR) = FC
TR
a TC = FC + VC
Lab VQ
Rp BEP TR 1 - = FC
TR
gi
Ru
VQ
TR 1 - = FC
Q
0 Qe
(P)(Q)

TR = TC V
PQ = PC + VQ TR 1 - = FC
PQ – VQ = PC P
Q (P – V) = FC FC
TR =
PC FC V
Q= atau QE = 1-
(P – V) (P – V) P
Contoh 6.8
Suatu perusahaan menghasilkan produknya dengan biaya variabel per unit Rp. 4.000 dan harga jualnya per
unit Rp. 12.000. Manajemen menetapkan bahwa biaya tetap dari operasinya Rp. 2.000.000. Tentukanlah
jumlah unit produk yang harus perusahaan jual agar mencapai pulang pokok?
Penyelesaian:
Diketahui : V = Rp. 4.000; P = Rp 12.000; dan FC = Rp. 2.000.000

FC 2.000.000
Q = =
(P – V) (12.000 – 4.000)

2.000.000
= TR, TC
8.000 (dalam juta)
= 250 unit TR = 1200 Q

TC = 2.000.000 + 4.000 Q

2 FC = 2.000.000

VC = 4.000 Q
Grafik dari kurva
pulang pokok ini 1
ditunjukkan oleh
gambar 6.16 Q
0 100 200 300 400
FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
C = a + bYd
Y = (a + bYd) + s
S = Y – (a + bYd) atau
S = -a + (a - b) Yd

MPS + MPC = 1

C.S
C=Y

g C = a + bY
a vi n
S
a
E
g
s a vin
Dis S = -a + (1 – b) Y

450 Y
0 Ye

-a
Contoh 6.9
Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan
C = 15 + 0,75Yd, pendapatan disposibel Rp. 30 miliar
(a) Berapa nilai agregate, bila pendapatan disposibel Rp 30
miliar?
(b) Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?
(c) Gambarkanlah fungsi konsumsi dan tabungan secara
bersama-sama!

Penyelesaian:
a) Jika Yd = Rp. 30 miliar, maka C = 15 + 75 (30)
= 15 + 22,5
= 37,5 miliar

b) Yd = C + S atau S = Y – C
S = Yd – (15 + 0,75Yd)
S = -15 + 0,25 Yd
Gambar Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
C.S
Y=C
C = 15 + 0,75 Yd

60 E (60,60)

30

15 S = -15+ 0,25 Yd

Y
0 60

- 15

c) Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0


Jadi, 0 = -15 + 0,25 Yd
0,25Yd = 15
15
Yd = = (15)(4) = 60 miliar
0,25
C = 15 + 0,75 (60)
C = 15 + 45 = 60 miliar
MODEL PENENTUAN PENDAPATAN NASIONAL
Y=C+I+G+X–M
C = a + BY
Dimana: Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Nasional
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

Y = a + bY + I0 + G0 + X0 – M0 atau
(1-b)Y = a + I0 + G0 + X0 – M0
Jadi, nilai pemeceahan keseimbangan pendapatan Nasional adalah :
a + I0 + G0 + X0 – M0
Y=
(1 – b)

b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C = a + bY = a +
(1 – b)
= a (1 – b) + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
(1 – b)

a + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C=
(1 – b)
Contoh 6.10
Diketahui model pendapatan Nasional sebagai berikut :
Y =C+I+G
C = 25 + 0,75Y
I = I0 = 50
G = G0 = 25
(a) Tentukan tingkat keseimbangan pendapatan Nasional!
(b) Gambarkanlah grafik fungsi permintaan agregate

Penyelesaian:
Keseimbangan pendapatan Nasional jika hanya ada satu sektor, yaitu sektor konsumsi
rumah tangga, C, maka nilainya adalah,
S =0
S = -25 + 0,25Y
O = -25 + 0,25Y
0,25Y = 25
Y = 100
Jika I = I0 = 50 miliar, maka
Y =C+I
Y = 25 + 0,75Y + 50
Y - 0,75Y = 75
0,25Y = 75
Y = 300
Jika I = I0 = 50 miliar; dan G = G0 = 25 miliar, maka
Y =C+I+G
Y = 25 + 0,75Y + 50 + 25
Y = 100 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 100
0,25Y = 100
Y = 400
Jadi, keseimbangan pendapatan Nasional mula-mula hanya sektor konsumsi rumah
tangga (C) adalah 100 miliar. Setelah ada pengeluaran investasi (1) 50 miliar, maka
keseimbangan pendapatan Nasional berubah menjadi 300 miliar. Selanjutnya, jika
ditambah lagi pengeluaran pemerintah (G) sebesar 2 miliar, maka keseimbangan
pendapatan Nasional menjadi 400 miliar. Keseimbangan pendapatan Nasional ini
dapat dilihat pada Gambar 6.19

C, S

Y=C
Y=C+I+G
Y=C+I
400 E11
Y = 25 + 0,75Y

300 E1

200

100
E
75

25
Y
0 100 200 300 400 500 600
FUNGSI NON LINEAR
1. Fungsi Kuadrat
Y = f(X) = aX2 + bX + c
Y Y

X X
Koordinat titik puncak diperoleh dgn rumus:

Koordinat titik puncak


diperoleh dgn rumus:
-b - (b2 – 4ac)
Titik puncak = ----- , ---------------
2a 4a

-b ± b2 – 4ac
X1.2 = --------------------
2a
Contoh:
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12 Carilah koordinat titik puncak dan gambarkan

-b - (b2 – 4ac)
Koordinat Titik puncak = ----- , ---------------
2a 4a
Contoh :
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12, carilah koordinat titik puncak
dan gambarkanlah parabolanya?
Penyelesaian :
  b  (b  4ac 
2

Koordinat titik puncak   , 


 2a 4a 
  8  (64  48 
 , 
 2 4 
 ( 4,4)

Untuk X = 0, maka Y = 12
Titik potong sumbu Y adalah (0,12)
Untuk Y = 0, maka X2 – 8X + 12 = 0
Titik potong sumbu X adalah (2,0) dan (6,0).
Berdasarkan nilai-nilai penyelesaian dari titik
puncak dan titik potong sumbu X dan Y,
maka kurva parabolannya dapat
digambarkan seperti 7.3.
GGGGG

Y
Koordinat titik
puncak
 b  (b  4=ac 
2

 , 
(0,12) (8,12)  2a 4a 
  2  (2  4( 1)(3) 
2

 , 
 2( 1) 4( 1) 
Y = a0 = a1X + a2X2+a3X3

  2  16 
 ,   (1,4)
 2  4 
(2,0)

x
2
FUNGSI PANGKAT TIGA
Polinomial tingkat 3 dengan
satu variabel bebas disebut Y
sebagai kubik, dan
mempunyai bentuk umum :
Y = a0 = a1X + a2X2+a3X3
Y = a0 + a1 X + a2X2 + a3X3
dimana : a3tidak sama
dengan nol.
fungsi kubik ini bila
digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, kurvanya
mempunyai dua lengkung a0
(concave) yaitu : lengkung ke x
atas dan lengkung ke bawah, 0
seperti tampak pada gambar
di samping.
Contoh
Jika fungsi permintaan adalah Q = 64 – 8P – 2P2, gambarkanlah
fungsi permintaan tersebut dalam satu diagram!
Penyelesaian :
Jika P = 0, maka Q = 64, sehingga titik potong dengan sumbu Q
adalah (64,0)
Jika Q = 0, maka 64 - 8P – 2P2 = 0 atau
P = 4P – 32 = 0
(P + 8) (P – 4) = 0
P = -8 (Tidak memenuhi)
P=4
Jadi, titik potong dengan sumbu P adalah (0,4) dan (0, -8).

 b  D
Koordinat titik puncak  ,   (02,72)
 2a 4a 
  8  576 
 , 
  4  8 
Berdasarkan
Y
titik-titik potong dengan sumbu Q dan P serta
koordinat titik puncat, maka gambar dari fungsi permintaan Q = 64 –
8P – 2P2 dapat digambarkan seperti di bawah.
P

4 Q =64 – 8P – 2P2
(0,4)
3

1 (64,0)

Q
-1 8 16 24 32 40 48 56 64 72

-2 (72,-2)

(2,0)
KESEIMBANGAN PASAR
Contoh :
Carilah secara aljabar dan geometri harga dan
jumlah keseimbangan dari fungsi permintaan dan
penawaran berikut ini :
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4

Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps
24 – 3Q2 = Q2 + 2Q + 4
4Q2 + 2Q - 20 = 0
 2  4  {(4)(4)(20)}  2  324
Q   Q, 
8 8
1, 2 1, 2

 2  18
Q  2
8
1

 2  18
Q   2,5 tidak memenuhi
8
1

Substitusikan nilai Q yang memenuhi ke dalam salah


satu persamaan permintaan penawaran, sehingga
diperoleh nilai P, yaitu
P = 24 – 3(2)
P = 24 – 12 = 12
Jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar adalah E (2,12).
Selanjutnya, berdasarkan fungsi permintaan Pd = 24 – 3 Q2 dan fungsi
penawaran Ps = Q2 + 2Q + 4, maka gambar dari keseimbangan pasar
dapat digambarkan seperti dibawah. s
P

P =q2 + 2Q + 4
24
(3,19)
20

16

12 E 1(2,2)

8 P =24 – 3Q

0 Q
1 2 2,83
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL
Penerimaan total dari suatu perusahaan (produsen)
adalah hasil kali antara harga per unit produk dengan
jumlah produk yang dijual, atau rumusnya adalah,
TR = P . Q
dimana : TR = Penerimaan Total
Q = Jumlah produk yang dijual
P = Harga produk per unit
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri
atas ke kanan bahwa berarti harga P tidak tetap,
maka penerimaan total (TR) akan berbentuk fungsi
kuadrat. Jadi, bila fungsi permintaan dinyatakan oleh
P = b – aQ, maka akan diperoleh persamaan
penerimaan total,
TR = P . Q
TR = ( B – aQ)Q
TR = bQ – aQ2
Fungsi penerimaan total bila digambarkan dalam bidang
koordinat akan berbentuk kurva parabola yang terbuka ke
bawah dan memotong sumbu Q di dua titik, yaitu : Q = 0
danxxx. Karena puncak yang maksimum, yaitu :

 b  D
Titik Puncak   2a , 4a 
 

Contoh
Diketahui fungsi permintaan P = 20 – 2Q, carilah penerimaan total
maksimum dan gambarkanlah kurva dan penerimaan total dalam
satu diagram!
Penyelesaian :
TR = PQ
TR = (20 – 2Q)Q
TR = 20Q – 2Q2
  20  (20 )  20  ( 400) 
2

 ,   ,   (5,50)
TR = Maksimim  2( 2 ) 4(  2 )   4  8 

Jika TR = 0, maka 20Q – 2Q2 = 0


2Q (10–Q) = 0
Q1 = 0
Q2 = 10
Kurva penerimaan total ini ditunjukkan oleh Gambar di
bawah.
P, TR

(5, 50)
50

40 TR = 20Q – 2Q2

8,30
30
2,30

(0,20) 20

10
P =20 – 2Q
(0,0) (10,0)
Q
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KURVA INDEFERENS
Kurva indiferens menunjukkan titik-titik kombinasi
dari barang X dan Y yang dapat membrikan
tingkat kepuasan atau utilitas total yang sama bagi
konsumen.
Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi
utulitas yang berbentuk,
U = f (X, Y)
dimana : U = Tingkat utilitas atau kepuasan
total konsumen.
X = Jumah barang X yang dikonsumsi
X = Jumah barang Y yang dikonsumsi
Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, maka akan tampak seperti
gambar dibawah.
Y

Y1 A (X1, Y1)

B (X2, Y2)
Y2

F (X, Y) = U

X
0 X1 X2
Y

A C D
Y1

B f3 (X, Y) = U3
Y2
f2 (X, Y) = U2

f1 (X, Y) = U1

X
0 X1 X2 X3
KALKUS DIFERENSIAL :
FUNGSI DENGAN SATU
VARIABEL BEBAS
• ATURAN DIFERENSIASI: FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL
BEBAS
Aturan 1 : Fungsi Konstan
Derivatif dari suatu fungsi konstan adalah
sama dengan nol.
Jika Y = f (X) = K, di mana K adalah suatu konstanta
maka = f’ (X) =0.
dY
Contoh 13.3
Jika Y = f (X) = 15,dX
Maka =dYf’ (X) = 0

dX
Aturan 2 : Fungsi Pangkat.
Derivatif dari suatu fungsi pangkat adalah pangkat
dikalikan dengan koefisien sementara situ pangkatnya
dikurangi satu.
Jika Y = f (X) = Xn, di mana n adalah bilangan
nyata, dY

maka = f’ (X) = nXn-1


dX
Contoh 13. 14 dY

Jika Y = X3, maka = 3X2


dX
Contoh 13.15 dY

Jika Y = X0, maka =0


dX
Contoh 13.16
1 dY 4

Jika Y = 4 , maka = 4X-5 = -5


X dX X
Contoh 13.17
dY 1 1
Jika Y =X = X /2, maka
1
 X  1 / 2

dX 2 2 X

Aturan 3 : Konstanta kali dengan fungsi pangkat.


Jika Y = f(X) = KXn, di mana K adalah
Konstana
dY
maka = f’(X) = n.KXn-1
Contoh 13.18 dX
dY
Jika Y = f (X) = 3X =2
= 6X
Contoh 13.19 dX
2
Jika Y = f (X) = , maka dapat ditulis Y = 2X3
dY -6
Sehingga = -6X
X
3 -4
=
4
dX X
Aturan 4: Penjumlahan atau Pengurangan dari suatu Fungsi.
Derivatif dari suatu penjumlahan atau pengurangan adalah
sama dengan penjumlahan atau pengurangan dari derivat-
derivat itu.
Jika Y = f(X) + g(X), di mana f dan g dapat didiferensiasikan,
maka = f’(X) + g’(X)

dY
Contoh 13.20
Jika Y = X2 + 6X. Ini berarti f(X) = X dan g(X) = 6X, maka
dX
f’(X) = 2X dan g’(X) = 6, sehingga

= f’(X) + g’(X) = 2X +6

dY

dX
Aturan 5 : Hasil Kali Fungsi
Derivatif dari hasil kali dua fungsi yang dapat
didiferensiasikan adalah sama dengan fungsi
pertama dikalikan dengan derivatif dari fungsi
yang kedua ditambah fungsi kedua dikalikan
dengan derivatif dari fungsi yang pertama.
Jika Y = U.V, di mana U = f(X) dan V = g(X),
atau Y = [f(X).g(X)].
maka = [f(X).g’(X)+(X).f’(X)] atau =UV
+ VU dY dY

dX dX
Contoh 13.21
Jika Y = f(X) = (X2+4) dan Y = g(X)=(X+3)
Atau Y = (X2+4) (X+3)
Maka :
dY = [f(X).g’(X) + g(X).f’(X)]
dX
dY
= (X2+4) (1) + (X+3)(2X)
dX
dY
= X2+4+6X+2X2
dX
dY
dX = 3X2 + 6X + 4
Aturan 6 : Hasil Bagi
Derivat dari hasil bagi dua fungsi adalah sama dengan hasil kali
derivatif fungsi pembilang dengan fungsi penyebut dikurangi hasil kali
fungsi pembilang dengan derivatif fungtsi penyebut, dan kesemuanya
ini dibagi dengan kuadrat dari fungsi penyebutnya.

U f (X )
Jika Y = , di mana U = f(X) dan V = g(X) atau Y = g ( X )
V
dY [ f ' ( X).g( X)]  [ f ( X).g' ( X) dY U' V  UV
Maka = atau =
dX [g( X)] 2
dX V 2

Contoh 13.22
( X  4)
2
dY
Jika Y = , carilah ?
( X  3) dX
dY [(2 X)( X  3)]  [ X  4)(1)] [(2 X  6 X  X  4)] X  6 X  4
2 2 2 2

  
dX ( X  3)
2
( X  3)
3
X  6X  9
2
ATURAN DIFERENSIASI FUNGSI DENGAN DUA
VARIABEL BEBAS
Aturan diferensiasi fungsi dengan dua variabel bebas yang berbeda
mencakup fungsi berantai, fungsi yang dipangkatkan, dan fungsi inverse.
Aturan 7 : Fungsi Berantai
Jika Y= f(U) dan U = g(X), di mana kedua fungsi ini dapat
didiferensiasikan,
maka
dY dY dU dY
( . )atau  [ f ' (U).g' ( X)]
Fungsi dX
berantai dU dX juga disebut
ini sering dX sebagai fungsi dari suatu fungsi
atau fungsi gabungan. Hal ini dikarenakan bahwa kedua fungsi, dan
ditulis menjadi Y = f[g(X)].
Contoh 13.23
Jika Y=5U2, di mana U = 3X + 4, maka dY dY dU = (10U) (3)
= 30U = 30(3X+4)dX  ( dU . dX )
= 90X + 120
ELASTISITAS HARGA DARI PERMINTAAN

Qdx,t = f (Pxt) atau disingkat Qdx= f


(Px)
Perubahan persentase jumlah yang dim inya dari barang X
Ehd,x = Perubahan persentase h arg a barang X
QQ 1

Q
Q Q  Q . P atau
E  
hd
P P P Q P
P
1

Q P
E  .
P Q
hd

1 P
E  .
hd
dP Q
dQ
1. Jika |Ehd| <1, permintaan di titik itu adalah inelastis
terhadap harga.
2. Jika |Ehd| =1, permintaan di titik itu adalah unitary terhadap
harga.
3. Jika |Ehd| >1, permintaan di titik itu adalah elastis terhadap
harga.
4. Jika |Ehd| =0, permintaan di titik itu adalah inelastis
sempurna terhadap harga.
5. Jika |Ehd| =∞, permintaan di titik itu adalah elastis
sempurna terhadap harga.
P P P

D
D

Ehd=1 Ehd<1
D
Ehd>1

Q Q Q
(a) Elastis (b) Unitary (c) Enelastis

P P
Ehd=0

D
Ehd>∞

Q Q
(d) Elastis Sempurna (e) Enelastis Sempurna
Contoh 15.1
Jika fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh Q
= 150 – 3P, berapakah elastisitas permintaannya jika
tingkat harga P = 40, P dan P = 10?
Penyelesaian
dQ
Jika P = 40, maka Q = 30 dan dP = -3
dQ P  40 
| E | .  3  | 4 | 4 (elastis )
dP Q  30 
h

Jika P = 25, maka Q = 75


dQ P  25 
| E | .  3  | 1 | 1(unitary )
dP Q  75 
h

Jika P = 10, maka Q = 120

dQ P  10  1 1
| E | .  3  |  | (inelastis)
dP Q  120  4 4
h
ELASTIS HARGA DARI PENAWARAN
Qsx,t= f(Px,t) atau disingkat Qsx = f(Px)
1. Jika Ehs = 0, maka penawaran inelastis terhadap
harga.
2. Jika Ehs < 1, maka penawaran inelastis terhadap
harga.
3. Jika Ehs = 1, maka penawaran unitary terhadap harga.
4. Jika Ehs > 1, maka penawaran elastis terhadap harga.
5. Jika Ehs=∞, maka penawaran elastis sempurna
terhadap harga.
P P P

S
S
Ehs>1 S Ehs<1

Ehs=1

Q Q Q
0 0 0

P P

Ehs=0
Ehs=∞
S

Q Q
0 0
BIAYA TOTAL, RATA-RATA, DAN MARGINAL
TC = f (Q)
Di mana : TC = Biaya total
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
TC f (Q)
AC 
Q Q
Dan biaya marginal, MC, dapat didefenisikan sebagai
tingkat perubahan dari biaya total, TC, terhadap
perubahan satu unit produk yang dihasilkan, Q dan
dinyatakan oleh,
dTC
MC  f ' (Q )
dQ
Berbagai macam fungsi dapat digunakan untuk
menyatakan fungsi biaya. Tetapi fungsi-fungsi biaya ini
harus mengikuti asumsi-asumsi dalam teori ekonomi
sebagai berikut :
1. Jika tidak ada produk yang dihasilkan, biaya total adalah
nol atau positif, yaitu f (0) > 0. f (0) ini merupakan biaya
tetap atau sering disebut biaya overhead produksi.
2. Biaya total harus meningkat bilamana Q bertambah,
sehingga biaya marginal f’ (Q) selalu positif.
3. Biaya total untuk memproduksi sejumlah produk tertentu
dalam jumlah yang sangat besar biasanya mencapai titik
dimana titik ini meningkat dengan laju yang makin tinggi.
Dengan demikian, kurva biaya total akan cekung ke atas,
yaitu f” (Q)>0. akan tetapi, dalam suatu range tertentu
(terbatas) kurva biaya total sering kali lengkung ke bawah,
sesuai dengan biaya marginal yang menurun, dan keadaan
ini sering terjadi.
FUNGSI BIAYA TOTAL LINIER
Jika fungsi biaya total linier adalah,
Tc = aQ + b, di mana a>0,b> 0, maka

TC b
Biaya rata-rata, AC = A
Q Q

dTC
Biaya marginal, MC, a
Q

dTC b
Biaya rata-rata marginal, MAC = Q  
Q2
TC, AC, MC

TC = aQ + b

AC = a + b/Q

Q
0
FUNGSI BIATA TOTAL KUADRAT
Jika fungsi biaya total kuadrat adalah,
TC = aQ2 + bQ + c, di mana a > 0,b > 0, c >0, maka

TC c
Biaya rata-rata, AC   aQ  b  ,
Q Q

dTC
biaya marginal, MC   2aQ  b, dan
Q
dAC c
biaya rata-rata marginal, MAC  a 2,
Q Q
TC

T`C = aQ + b(c/Q)

(0,c)

Q
0

 b b2 
  2a ; C  4a 
 
AC, MC

MC =23 aQ

AC = aQ + b(c/Q)
 a 
 ;2 ac  b 
(0,b)  c 
Q
0
PENERIMAAN TOTAL, RATA-RATA, DAN
MARGINAL
Jika fungsi permintaan P = f(Q), dimana P adalah harga produk per unit dan Q
adalah jumlah produk yang diminta, maka penerimaan total TR, adalah hasil
kali antara jumlah produk yang diminta atau yang terjual dengan harga produk
per unit, atau dapat dirumuskan menjadi
TR = P . Q = f (Q).Q
Penerimaan rata-rata, adalah penerimaan total TR dibagi dengan jumlah
produk yang terjual Q, dan rumusnya adalah,
TR P.Q
AR   P
Q Q
Jadi, penerimaan rata-rata, AR, sama dengan harga produk per unit, P, juga
sama dengan fungsi permintaan, sehingga dapat ditulis kembali rumusnya
menjadi,
AR=P=f (Q)
Selanjutnya, penerimaan marginal dapat didefinisikan sebagai tambahan
penerimaan total yang diakibatkan oleh adanya tambahan satu unit produk
yang terjual atau secara matematis adalah derivatif pertama dari fungsi
penerimaan total terhadap Q, dan rumusnya adalah,
dTR
MR  f ' (Q )
Q
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN MARGINAL DAN ELASTIS
HARGA PERMINTAAN
dTR d(P.Q) dP
MR   P (Q)
dQ dQ dQ
Elastisitas harga dari permintaan adalah,
dQ P
Ehd  .
dP Q
1 P P
Ehd 
dP
dQ
. 
Q dP
dQ
Q 
dP P

dQ EhdQ
Substitusikan nilai ini kedalam Persamaan (15.11),
akan diperoleh hasil,
 P 
MR  P   Q
 EhdQ 

 P 
MR  P   
E Q
 hd 
 1 
MR  P1  , karena Ehd bernilai negatif , maka
 E hd 

 1 
MR  P1  
 Ehd 
Dengan demikian, penerimaan margimal adalah hasil kali antara harga
produk per unit dengan satu dikurangi kebalikan dari elastisitas harga
permintaan. Jadi,
1. Jika Ehd = 1 dan P>0, maka MR = 0
2. Jika Ehd > 1 dan P>0, maka MR > 0
3. Jika Ehd < 1 dan P>0, maka MR < 0
Penerimaan marginal MR dan elastisitas E hd ini bila dihubungkan
dengan penerimaan total TR akan diperolah :
1. Jika Ehd = 1, maka MR = 0, sehingga penerimaan total TR akan
maksimum.
2. Jika Ehd >1, maka MR>0, sehingga penerimaan total TR akan selalu
menaik.
3. Jika Ehd <1, maka MR<0, sehingga penerimaan total TR akan selalu
menurun.
Contoh 15.6
Jika diketahui fungsi permintaan seorang monopoli adalah P=18-3Q,
carilah penerimaan total maksimum? Gambarkanlah kurva AR, MR,
dan TR dalam satu diagram!
Penyelesaian :
TR = P.Q
= (18 – 3Q)Q
dTR =18Q – 3Q2
 18 – 6Q = 0
dQ
6Q = 18
Q=3
d2TR
2
 6  0 (maksimum )
dQ
Substitusikan nilai Q = 3 ke dalam persamaan TR, sehingga diperoleh
TRmaks = 18 (3) – 3(3)2
= 54 – 27
= 27
Jadi, total penerimaan maksimum adalah 21dan jumlah produk yang
harus dijual Q=3.
dTR
MR   18  6Q
dQ
TR 18Q  3Q 2
AR    18  6Q
Q Q

TR  18Q  3Q 2

Jika Q = 0, maka TR = 0, sehingga titik potong dengan sumbu TR adalah


(0,0)
Jika TR = 0, maka
18Q – 3Q2 = 0
Q(18 – 3Q)= 0
Q1 = 0, sehingga titik potong sumbu Q adalah (0,0)
18 – 3Q = 0
Q2 = 6, sehingga titik potong sumbu Q adalah (6,0)
TC, AC, MC

30 (3, 27)

25

TR = 18Q – 3Q2
20
18
(1,15) (5,15)
15

P= 18 – 3Q
10

5
(6,0)
Q

0 1 2 3 4 5 6
LABA MAKSIMUM
Setelah kita mempelajari berbagai fungsi biaya dan fungsi
penerimaan dari suatu perusahaan pada subbab sebelumnya,
maka sekarang kita bisa menentukan besar-kecilnya laba (Profit).
Ternyata laba yang diinginkan oleh suatu perusahaan atau seorang
produsen adalah laba yang maksimum.
Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total,
atau secara matematika dapat dinyatakan dengan rumus,
 =TR – TC atau  = (P.Q) – (AC.Q)
di mana :  = Laba
TR= Penerimaan total
TC= Biaya total
Ingat bahwa baik TR maupun TC adalah fungsi dari Q. oleh karena
itu, untuk memperoleh tingkat Output Q yang dapat
memaksimumkan laba kita harus memenuhi syarat pertama
yang diperlukan. (necessary condition) untuk suatu maksimum
yaitu : Mendiferensialkan fungsi laba terhadap Q, kemudian
disamakan dengan nol. Hasilnya adalah,
d
 0 atau
dQ
d(TR  TC)
0
dQ
dTR dTC
 0
dQ dQ
dTR dTC

dQ dQ
dTR dTC
Karena  MR dan  MC, maka persamaan di atas, dapat ditulis
dQ dQ
kembali menjadi,
MR = MC
Jadi, syarat pertama untuk suatu output Q yang optimum secara
ekonomi adalah penerimaan marginal sama dengan biaya marginal.
tetapi syarat yang pertama ini belum menjamin adanya suatu
maksimum, bisa juga suatu minimum. Oleh karena itu, kita harus
memeriksa lebih lanjut syarat kedua yang mencukupkan
(sufficent condition), yaitu : derivatif kedua dari fungsi laba terhadap Q
harus lebih kecil nol. Hasilnya adalah,
d2 
2
 0 atau
dQ
d2TR d2 TC
2
 2
0
dQ dQ
d2TR d2TC
 dMR dan  dMC,
Karena dQ 2
dQ 2
, maka persamaan di
atas, dapat ditulis kembali menjadi,
dMR < dMC
jadi syarat yang kedua dMR < dMC adalah cukup untuk
membuat suatu output Q yang memaksimumkan laba.
Secara ekonomi ini berarti bahwa bila tingkat perubahan
MR lebih kecil dari tingkat perubahan MC pada output Q di
mana MR = MC, maka tingkat output Q tersebut akan
memaksimum laba.
TR, TC

MR Rugi
H
TR = f(Q) = R(Q)

Laba
TC = f(Q) = C(Q)
MC
J

Mg

Rugi

Q (a)
0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5

 = R(Q) - C(Q)

0 Q (b)
Q1 Q2 Q3 Q4

MR, MC

MC = f(Q)

dMR < dMC


- +
MR = f(Q)
Q (c)
0 Q1 Q3
Contoh 15.8
Jika diketahui fungsi permintaan dari suatu perusahaan
P = 557 – 0,2Q dan fungsi biaya total adalah TC =
0,05Q3 – 0,2Q2 + 17Q + 7000, maka :
a. Berapakah jumlah output yang harus dijual agar supaya
produsen memperoleh laba yang maksimum?
b. Berapakah laba maksimum tersebut?
c. Berapakah harga jual per unit produk?
d. Berapakah harga total yang dikeluarkan oleh
perusahaan?
e. Berapkaah penerimaan total yang diperoleh dari
perusahaan?
Penyelesaian :
TR = P.Q = (557 – 0,2Q)Q =557Q – 0,2Q2
 = TR – TC
 = TR – TC
 = (557Q – 0,2Q2) – (0,05Q3 – 0,2Q2 + 17Q + 7000)
d
dQ= 0,15Q + 540= 0
2

0,15Q2 = 540
Q2 = 3.600
Q = 3.600 = + 60
d2 
2
= -0,3Q
dQ

d2 
Jika Q = 60, maka dQ 2 = 0,3 (60) = - 18 < 0 (Maksimum)
Jadi, maks = -0,05 (60) 3 + 540 (60) + 7.000
= -0,05 (216.000) + 32.400 + 7.000
= -10.800 + 32.400 + 7.000 = 14.600
Karena Q = 60, maka
P = 557 – 0,2 (60) = 557 – 12 = 545
TC = 0,05 (60) 3 – 0,2 (60) 2 + 17 (60) + 7.000
= 18.100
TR = 667 (60) – 0,2 (60) 2 = 32.700
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahana harus
menjual produknya seharga Rp. 545 per unit,
dengan jumlah produk sebanyak 60 unit agar
dapat memaksimumkan laba sebesar Rp. 14.600
di mana penerimaan total perusahaan adalah Rp.
32.700 dan biaya total yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp. 18.100.

Anda mungkin juga menyukai