Anda di halaman 1dari 58

MATEMATIKA EKONOMI

FUNGSI LINIER
(Pertemuan)

IR. H. HERMAN NOOR SUWITO, MM

UNIVERSITAS NASIONAL PASIM


September 2013
Definisi
FUNGSI LINIER SEDERHANA
Suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional) antara satu variabel dengan variabel
lain.

Bentuk Persamaan:

Y = a + bx INDEPENDENT
VARIABLE
Notasi Fungsi
Y = f(x)
Y = 5 + 0.8 x
f(x) = 5 + 0.8 x
Dimana:
5 Konstanta/Intersep pada sumby Y
0.8 Koef. Variable x/
Kemiringan/tangent/slope
X Variabel bebas (independent
variable)
Y Variabel terikat (dependent variable)
Penggambaran Fungsi Linier
CONTOH
A. 2x + 4y = 16  Y = -0,5X + 4

X Y
-10 9,0
-6 7,0
-2 5,0
0 4,0
2 3,0
4 2,0
6 1,0
8 0,0
10 -1,0
12 -2,0
14 -3,0
16 -4,0
GRAFIK
Y = a + bX; a > 0, b >0
Y

Y = a + bX; a = 0, b >0

Y = a + bX; a < 0, b >0

Y = a + bX; a > 0, b < 0

Y = a + bX; a = 0, b < 0

Y = a + bX; a < 0, b < 0


BENTUK SLOPE
(b)
(a)

(c)

(d)

Keterangan:
(a) Slope – positif (c) Slope – tegak lurus sumbu X; X = C
(b) Slope - negatif (d) Slope – tegak lurus sumbu Y; Y = C
CONTOH
Aplikasi pada bidang produksi: Sebuah perusahaan mempunyai dua jenis produk a dan b,
minggu depan perusahaan alokasikan 120 jam kerja untuk menghasilkan dua
produk tersebut. Dalam mengejar target, perusahaan mengalokasikan waktu 3
jam untuk produk a dan 2.5 jam untuk produk b. Bagaimana model
persamaannya?

Jawab:
Jika didefinisikan variabel y = banyak unit produk A yang diproduksi, sedangkan x = banyak
unit produk B yang diproduksi, maka alokasi jam produksi untuk dua jenis
produk tersebut adalah:
2.5 x + 3 y = 120, Jika produksi produk B sebanyak x = 30 unit, maka produk A
akan diproduksi, y = 15 unit
Penggal dan Lereng Garis Lurus

a: penggal garis y= a + bx, yakni


nilai y pada x = 0
b: lereng garis, yakni y / x

pada x = 0, y / x  b
pada x = 1, y / x  b
pada x = 2, y / x  b
lereng fungsi linear selalu konstan
y

y = a berupa garis lurus


sejajar sumbu
x=c
horizontal x, besar
kecilnya nilai x tidak
mempengaruhi nilai y

a x = c berupa garis lurus


y=a sejajar subu vertikal y,
besar kecilnya nilai y
tidak mempengaruhi
x nilai x
0 c
Pembentukan
Persamaan Linier
Cara Dwi- Koordinat
y  y1 x  x1
Persamaan linier yang dibentuk oleh 2 titik: =
y2  y1 x2  x1
y
C (x, y)
Slope AC = Slope AB
y  y1 y 2  y1
B (x2, y2) =
x  x1 x2  x1

y  y1 y 2  y1

A (x1, y1) x  y1 x2  x1
y 2  y1 y  y1
y  y1  x 2 y1
x2  x1 x2  x1

x
0
Cara Koordinat- Lereng

 Apabila diketahui sebuah titik A dengan


koordinat (x1, y1) dan lereng garisnya adalah b,
maka rumus persamaan linearnya adalah:
y – y1 = b (x – x1) Y

(X1, Y1)
b = lereng garis

X
Cara Penggal- Lereng
• Sebuah persamaan linear dapat pula dibentuk
apabila diketahui penggalnya pada salah satu
sumbu dan lereng garis yang memenuhi
persamaan tersebut.
y = a + bx (a= penggal, b= lereng)
Cara Dwi-Penggal
• Sebuah persamaan linear dapat dibentuk apabila diketahui
penggal garis tersebut pada masing- masing sumbu,
 penggal pada sumbu vertical (ketika x = 0)
 penggal pada sumbu horizontal (ketika y = 0).
• Apabila a dan c masing-masing ádalah penggal pada sumbu-
sumbu vertikal dan horizontal dari sebuah garis lurus, maka
persamaan garisnya adalah :

a
y a x a = penggal vertikal
b = penggal horizontal
c

Perhatikan gambar dibawah ini,


y

Y = 2 + 0,5 x
B
5

3,5
b
3 P
A
2
a
1

x
-4 0 1 2 3 4 5 6

c
SOAL-SOAL
a. 4X + 5Y = 6
b. 1,5X + 15Y = 2
c. 1/4X + 2Y = -5
d. -3X + 6Y = 5
e. X - 5Y = 6
f. 2X + 5Y = -6
g. 0,1X + 0,5Y = 1,5
h. -4X - 5Y = -3
Hubungan Dua Garis Lurus
• Dalam sistem sepasang sumbu silang, dua
buah garis lurus mempunyai empat macam
kemungkinan bentuk hubungan yang :
– berimpit,
– sejajar,
– berpotongan
– dan tegak lurus.
Berimpit :
y1 = ny2
a1 = na2
b1 = nb2

Sejajar :
a1 ≠ a2
b1 = b2
Berpotongan :
b1 ≠ b2

Tegak Lurus :
b1 = - 1/b2
PENCARIAN AKAR- AKAR
PERSAMAAN LINEAR
Pencarian besarnya harga bilangan- bilangan anu
dari beberapa persamaan linear, dengan kata lain
penyelesaian persamaan- persamaan linear
secara serempak (simultaneously), dapat
dilakukan melalui tiga macam cara :
• cara substitusi
• cara eliminasi
• cara determinan
Cara Substitusi
Contoh : Carilah nilai variable- variable x dan y dari
dua persamaan berikut:

2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23

untuk variabel x, diperoleh x = 23-4y


2x + 3y = 21
2(23 – 4y) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21, 25 = 5y, y = 5 x = ?
Cara Eliminasi
• Dua persamaan dengan dua bilangan anu dapat
diselesaikan dengan cara menghilangkan untuk
sementara (mengeliminasi) salah satu dari bilangan
anu yang ada, sehingga dapat dihitung nilai dari
bilangan anu yang lain.

2 x  3 y  21 1 2 x  3 y  21
x  4 y  23  2 2 x  8 y  46
-5 y  25, y 5
Cara Determinan
• Cara determinan bisa digunakan untuk menyelesaikan
persamaan yang jumlahnya banyak.
• Determinan secara umum dilambangkan dengan notasi

determinan derajad 2
a b
 ae - db
d e
determinan derajad 3
a b c
d e f  aei  bfg  chd  gec  dbi  afh
g h i
• Ada 2 persamaan :
ax + by = c
dx + ey = f
• Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan :
c b
Dx f e ce  fb
x  
D a b ae  db
d e
Determinan
a c
Dy d f af  dc
y  
D a b ae  db
d e
• Contoh :
2x + 3y = 21
dx + 4y = 23
• Penyelesaian untuk x dan y dapat dilakukan :
21 3
Dx 23 4 15
x   3
D 2 3 5
1 4
2 21
Dy 1 23 25
y   5
D 2 3 5
1 4
SOAL-SOAL
1. Tentukan penggal x dan penggal y dari persamaan-
persamaan:
5x - 10y – 20 = 0
2. Gambarkan persamaan fungsi linier di bawah ini (dengan
metode subtitusi):
a). Y = 3x + 1
b). Y = 3x
c). Y = -2x + 10
3. Bentuklah persamaan linier yang garisnya melalui
pasangan titik-titik berikut:
a). (-1, 4) dan (1, 0)
b). (-1, -2) dan (-5, -2)
c). (0, 0) dan (1, 5)
d). (1, 4)dan (2, 3)
SOAL-SOAL
4. Bentuklah persamaan linier yang garisnya melalui titik (-1,
3) danmempunyai koefisien arah atau lereng sebesar :
a). -1
b). 2
c ). 5
D). 0

5. Tentukan titik potong dari pasangan garis-garis berikut :

a). y = -2 + 4x dan y = 2 + 2x
b). y = -2 + 4x dan y = 6
C). y = 6 dan y = 10 – 2x
d). y = 2 + 2x dan y = 10 – 2x
PENERAPAN FUNGSI LINIER
Kegunaan fungsi linier adalah:

A. Fungsi permintaan-Penawaran dan kesetimbangan.


B. Pengaruh pajak (spesifik, proporsional)
C. Pengaruh Subsidi (pemerintah)
D. Fungsi BIAYA, FUNGSI PENDAPATAN DAN ANALISIS
IMPAS
E. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
A. FUNGSI PERMINTAAN - PENAWARAN
Fungsi permintaan diberikan sbb:

Qd = a – bP atau Qd= 15 - P
Fungsi penawaran diberikan sbb:
Perm
Qs = a + bP atau Qs= -6 + 2P

Keseimbangan Pasar:

Qs = Qd 
GRAFIK

Q
CONTOH
Contoh Soal:

Fungsi Permintaan Honda Jazz ditunjukkan oleh persamaan: P =


15 – Q sedangkan Fungsi Penawaran adalah P = 3 + 0,5 Q
Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan Honda
Jazz yang tercipta di pasar?

Jawab:
Permintaan : P = 15 – Q → Q = 15 – P
Penawaran : P = 3 + 0,5 Q → Q = -6 + 2P
Keseimbangan pasar , maka → Q d = Q s
15 – P = - 6 + 2P →
21 = 3P → = 7
Q = 15 – P
→15 – 7 = 8
Jadi, PE = 7 dan QE = 8
B. PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP KESEIMBANGAN
PASAR

B.1. Pengaruh Pajak Spesifik. Pajak yang dikenakan atas penjualan


suatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut naik.
Sebab setelah dikenakan pajak, produsen akan berusaha
mengalihkan (sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen. Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas,
dengan penggal yang lebih tinggi pada sumbu harga.

 Jika sebelum pajak persamaan penawarannya: P = a + bQ

Maka sesudah pajak: (P-t) = a + bQ = (a + t) + bQ


CONTOH
Contoh Soal:
Fungsi Permintaan Honda Jazz ditunjukkan oleh persamaan: P =
15 – Q sedangkan Fungsi Penawaran adalah P = 3 + 0,5 Q. Bea
Masuk Honda Jazz, Pemerintah mengenakan pajak sebesar 3
per unit Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan
Honda Jazz sebelum pajak dan sesudah pajak yang tercipta di
pasar?

Jawab:
Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran sesudah pajak : P-3 = 3 + 0,5 Q
P = 6 + 0,5 Q →
Q = -12 + 2P

Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q → Q = 15 - P


CONTOH
Keseimbangan Pasar : Qd = Qs
15 – P = -12 + 2 P → 27 = 3P → P = 9
Q = 15 – P = 15 - 9 → P = 6
Jadi sesudah pajak Pe = 9 dan Qe = 6
P Sesudah Pajak
Q’
15 s Q
s
Sebelum Pajak
E’
9
7 E
6
3
Q Q
0 6 15
d
B.2. PAJAK PROPORSIONAL
• Fungsi permintaan ditunjukkan persamaan P = 15 – Q, penawarannya P =
3 + 0,5Q. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak sebesar 25% dari
harga jual. Berapa harga dan jumlah keseimbangan sesudah pajak?

Permintaan : P = 15 – Q
P
Penawaran : P = 3 + 0,5Q + 0,25P
0,75P = 3 + 0,5Q
15 Qd’
P = 4 + 2/3Q 14
Qd
15 – Q = 4 + 2/3Q E’
8,4
11 = 5/3Q Q = 6,6 E
7
6
3
P = 15 – Q P = 15 – 6,6
Qs
P = 8,4 Q
1 6,6 8 15
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR

 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena itu ia
sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu, pengaruhnya
terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak,
sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika menganalisis
pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan dapat juga bersifat
proporsional.

 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan


sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
C. BEBAN SUBSIDI
Dengan subsidi sebesar s , kurva penawaran bergeser
sejajar kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih
rendah) pada sumbu harga.

Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya

P = a + bQ

maka sesudah subsidi persamaannya akan menjadi

P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ
Contoh Soal:
Fungsi Permintaan Honda Jazz ditunjukkan oleh persamaan: P = 15 – Q
sedangkan Fungsi Penawaran adalah P = 3 + 0,5 Q. Pemerintah memberikan
Subsidi sebesar 1,5 per unit Honda Jazz yang diproduksi. Berapa harga
keseimbangan dan jumlah keseimbangan Honda Jazz sebelum pajak dan
sesudah pajak yang tercipta di pasar?

Jawab:

Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q
Q = -3 + 2 P

Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q → Q = 15 - P


GRAFIK
Keseimbangan Pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2 P → 18 = 3P → P = 6
Q = 15 – P = 15 - 6 → P = 9
15
P Jadi sesudah pajak Pe = 6 dan Qe = 9

Tanpa Subsidi
15 Qs
Q’s
E’ Dengan Subsidi
7 E
6
3
1,5 Qd Q
0 8 9 15
BEBAN SUBSIDI
Bagian Subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian dari subsidi yang
diterima, secara tidak langsung, oleh konsumen (sk) adalah selisih antara
harga keseimbangan tanpa subsidi (P e ) dan harga keseimbangan dengan
subsidi (P’ e )

Sk = Pe – P’e Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1

Bagian subsidi yang dinikmati produsen

Sp = s - sk Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5

Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya jumlah subsidi


yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung dengan mengalikan
jumlah barang yang terjual sesudah subsidi (Q’ e ) dengan besarnya subsidi
per unit barang (s). Jadi jumlah subsidi pemerintah adalah

S = Q’e X s Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5


D. FUNGSI PENERIMAAN & BIAYA
• FUNGSI BIAYA
o Biaya Tetap Fc = k (k=konstanta)
o Biaya Variabel Vc = vQ
o Biaya Total Tc = Fc + Vc
• FUNGSI PENERIMAAN
Revenue(penerimaan)
R = Q x P (biasanya dinyatakan dalam Q)

Q P FC VC TC R
0 10 50 7,5 50,0 0
5 10 50 7,5 87,5 50
10 10 50 7,5 125,0 100
ANALISA PULANG POKOK
120.0
TC

R
100.0

80.0
KEUNTUNGAN
RUPIAH

60.0

40.0

KERUGIAN
20.0

0.0
0 2 4 6 8 10 12
KWANTITAS, Q
KESEIMBANGAN 2 MACAM BARANG

• Fungsi Permintaan dan Penawaran


Barang X
Px= -aQx + b + Py • Permintaan

Px= aQx + b + Py • Penawaran

Barang Y
Py= -aQy + b + Px • Permintaan

Py= aQy + b + Px • Penawaran


KESEIMBANGAN 2 MACAM BARANG
(Lanj)

Persamaan barang x : Keseimbangan pasar barang X


Qdx  10  4 Px  2 Py 10  4 Px  2 Py  6  6 Px
Qsx  6  6Px 16  10 Px  2 Py ................(1)

Persamaan barang y : Keseimbangan pasar barang Y


Qdy  9  3Py  4 Px 9  3Py  4 Px  3  7 Py
Qsy  3  7 Py 12  10 Py  4 Px ................(2)
KESEIMBANGAN 2 MACAM BARANG
(Lanj)
Dari 2 persamaan diatas diperoleh:

16  10 Px  2 Py ................(1)
ELIMINASI
12  10 Py  4 Px ................(2)

16  10 Px  2 Py x5 80  50 Px  10 Py
12  10 Py  4 Px x1 12  10 Py  4 Px +
92  46Px Px  2
Selanjutnya:
16  10 Px  2 Py
16  10(2)  2 Py
16  20  2 Py
2 Py  4 Py  2
KESEIMBANGAN 2 MACAM BARANG
(Lanj)
Langkah selanjutnya:

Substitusikan ke persamaan barang X dan Y


Qsx  6  6Px Qsy  3  7 Py

Qsx  6  6(2) Qsy  3  7(2)


Qx  6 Q y  11

Jadi, keseimbangan masing-masing barang tersebut adalah


Py  2 Px  2
Q y  11 Qx  6
E. FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Berdasarkan asumsi tersebut persamaan fungsi konsumsi adalah:
C = a + bY
Dimana:
C = Konsumsi
Y = Pendapatan yang siap dibelanjakan ,
A = Konsumsi mutlak
b = Kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Fungsi tabungan dapat diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan
di atas dalam persamaan pendapatan:
Y=C+S atau Y=C+I dimana I-adalah investasi
Sehingga menghasilkan:
Y = ( a + bY ) + S
S = Y – ( a + bY )
S = -a + (1-b) Y
Dimana : S = Tabungan
-a = Tabungan negatif bila pendapatan sama dengan nol.
(1-b) = Kecendrungan menabung marginal (MPS) MPS+MPC=1
CONTOH
Diketahui fungsi pendapatan: Y=C+I dan fungsi konsumsi C= 50 + 0,8Y dan
I0=50. Tentukan tingkat penghasilan kesetimbangan dari grafik tersebut.

Jawaban:
Y=C+I
Y=50+0.8Y+I  0.2Y=50 + I
C=50+0.8Y

Buatlah grafik:
Y vs I
Y vs C
Y vs Y=C+I0

Titik kestimbangan terjadi ketika kurva Y=C+I akan berpotongan dengan garis
titik-titik pada kemiringan 45 derajat. Dalam hal ini terjadi pada Y=500, lihat
grafik
GRAFIK

Titik kesetimbangan pendapatan


agregat
FUNGSI MULTI VARIABEL
Persamaan Linear Dengan n Variabel
a1x1+ a2x2+ a3x3+ ……..+ anxn = b
Dimana:
• a1 , a2 , a3,…… ,an dan b adalah bilangan konstan dan a1 , a2 , a3,
………… ,an tidak semuanya nol.
• n variabel meliputi x1, x2, x3, …….., xn
Contoh:

(1). 3x1- 2x2+ 5x3 = 0; a1=3 , a2=-2 , a3=5; b=0

(2). 2x1+ 5x3+ 2x4+ 4x5 = 10; a1=2 , a2=0 , a3=5, a4=2, a5=4, b=10

Bentuk Jawaban persamaan tersebut adalah himpunan S dimana:


S1 = {(X1, X2, X3) | 3x1- 2x2+ 5x3 = 0 }

S2 = {(X1, X3, X4, X5) | ). 2x1+ 5x3+ 2x4+ 4x5 = 10}


Jenis-jenis Fungsi
Jenis fungsi terdiri atas:
1. Fungsi linier
2. Fungsi kwadrat
3. Fungsi Polinom
4. Fungsi berderajat n
5. Fungsi pangkat
Fungsi non Linier
6. Fungsi eksponensial
7. Fungsi logaritmik
8. Fungsi trigonometri
9. Fungsi hiperbolik

Berikut penjelasannya.
1• Fungsi Polinom : fungsi yang mengandung
banyak suku (polinom) dalam variabel
bebasnya.
y = a0 + a1x + a2x2 +…...+ anxn
2• Fungsi Linear : fungsi polinom khusus yang
pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat satu (fungsi berderajat satu).
y = a0 + a1x a1 ≠ 0
• Fungsi Kuadrat : fungsi polinom yang
pangkat tertinggi dari variabelnya adalah
pangkat dua, sering juga disebut fungsi
berderajat dua.
y = a0 + a1x + a2x2 a2 ≠ 0

• Fungsi berderajat n : fungsi yang pangkat


tertinggi dari variabelnya adalah pangkat n
(n = bilangan nyata).
y = a0 + a1x + a2x2 + …+ an-1xn-1 + anxn an ≠ 0
• Fungsi Pangkat : fungsi yang veriabel
bebasnya berpangkat sebuah bilangan
nyata bukan nol.
y = xn n = bilangan nyata bukan nol.
• Fungsi eksponensial : fungsi yang variabel
bebasnya merupakan pangkat dari suatu
konstanta bukan nol.
y = nx n>0

(pehatikan n dan x pada kedua jenis fungsi tsb.)


• Fungsi logaritmik : fungsi balik (inverse) dari
fungsi eksponensial, variabel bebasnya
merupakan bilangan logaritmik.
y = nlog x
• Fungsi trigonometrik dan fungsi hiperbolik :
fungsi yang variabel bebasnya merupakan
bilangan-bilangan goneometrik.
persamaan trigonometrik y = sin x
persamaan hiperbolik y = arc cos x
Berdasarkan letak ruas variabel-variabelnya,
fungsi dibedakan menjadi 2 jenis:

Fungsi Bentuk Eksplisit Bentuk Implisit


Umum y = f(x) f(x, y) = 0
Linier y = a0 + a1x a0 + a1x – y = 0
Kuadrat y = a0 + a1x + a2x2 a0 + a1x + a2x2 – y = 0
Kubik y = a0 + a1x + a2x2 + a3x3 a0 + a1x + a2x2 + a3x3 – y = 0
TERIMAKASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai