Anda di halaman 1dari 37

HUBUNGAN LINEAR

Weriantoni, S.E,. M.Sc


A. FUNGSI

1. Pengentian dan Unsur-unsur Fungsi

 Fungsi ialah suatu bentuk hubungan matematis yg menyatakan


hubungan ketergantungan (hubungan fungsional, antara satu
variabel dengan variabel lain (Dumairy,2004).
 Unsur pembentuk fungsi adalah variabel, koefisien, dan
konstanta.
 Variabel ialah unsur pembentuk fungsi yang
mencerminkan/mewakili faktor tertentu.
 Koefisien ialah bilangan atau angka yang terkait pada, dan
terletak di depan sebuah variabel dalam sebuah fungsi.
 Konstanta ialah bilangan atau angka yg turut membentuk
sebuah fungsi, tetapi berdiri sendiri sbg bilangan dan tidak
terkait pada suatu variabel tertentu.
Contoh:

 Notasi fungsi secara umum : y = f(x)


 Contoh kongkret : y = 5 + 0,8x
 Atau, karena y =f(x), bisa pula : f(x)= 5 + 0,8x

Bentuk y = f(x) diatas artinya bahwa y merupakan fungsi x, dimana


besar kecilnya nilai y tergantung pada nilai x.
Dalam hal ini x adalah variabel bebas, dan y adalah variabel terikat.
2. Jenis-jenis Fungsi
Pembagian Jenis Fungsi

Fungsi

fungsi aljabar fungsi non aljabar

fungsi irasional fungsi rasional f. eksponensial


f. logaritmik
f. trigonometrik
f. polinon f. hiperbolik
f. linear f. pangkat
f. kuadrat
f. kubik
f. bikuadrat

Sumber: Dumairy, 2004


3. Penggambaran Fungsi Linear

Contoh: x 0 1 2 3 4
Y = 3 + 2x y 3 5 7 9 11

x
0 1 2 3 4
B. HUBUNGAN LINEAR

 Merupakan hubungan sebab-akibat antar variabel


 Merupakan bentuk hubungan yang paling
sederhana, dan sering digunakan dalam analisis
ekonomi
1. Penggal dan Lereng Garis Lurus

 Bentuk umum persamaan Linear adalah y = a + bx


Dimana a = penggal garis pada sumbuh vertikal (y)
b = koefisien arah (lereng garis)

 Penggal a mencerminkan nilai y pada kedudukan x = 0


 Lereng b, mencerminkan besarnya tambahan nilai y untuk setiap
tambahan satu unit x.
 Selain itu, penggal b juga mencerminkan tangen dari sudut yg
dibentuk oleh garis y dan sumbuh x
y

a : penggal garis y = a + bx,


yakni nilai y pada x = 0
b b : lereng garis, yakni ∆y / ∆x

b Pada x = 0, ∆y / ∆x = b
Pada x = 1, ∆y / ∆x = b
Pada x = 2, ∆y / ∆x = b
∆y=b
Lereng fungsi linear selalu
konstan
a
∆x
x
0 1 2 3
Gambar : penggal dan lereng
 Kemudian, dalam kasus tertentu sebuah persamaan
linear dapat berupa garis horizontal sejajar
sumbuh x, atau garis vertikal sejajar sumbuh y.

 Hal ini terjadi apabila lereng garisnya = 0,


sehingga ruas kanan persamaan hanya tinggal
sebuah konstanta.
y

 y = a, berupa garis
lurus sejajar sumbuh
x=c x. Artinya, besar
kecilnya nilai x tidak
mempengaruhi nilai y

 x = c, berupa garis
lurus sejajar sumbu y.
a Artinya, besar kecilnya
nilai y tidak
y=a
mempengaruhi nilai x

x
0 c
Gambar : persamaan linear yang membentuk sumbu
hozontal dan sumbu vertikal
2. Pembentukan Persamaan Linear

Cara Cara
dwi-penggal dwi-koodinat

Cara Cara
penggal-lereng koordinat-lereng
PERSAMAAN
LINEAR

Gambar : pembentukan persamaan Linear


Ad. 1. cara dwi-koordinat
=

 Dari dua buah titik yang diketahui, dapatlah


dibentuk sebuah persamaan Linear.
 Formulanya:

 =

Andaikan diketahui bahwa titik A (2,3) dan titik B (6,5) maka persamaan
Linearnya adalah:
 4y – 12 = 2x – 4,

 4y = 2x + 8, sehingga y = 2 + 0,5x (Dumairy, 2004: hal. 79)


Ad. 2. Cara Koordinat-Lereng

 Dari sebuah titik dan suatu lereng dapat dibentuk


sebuah persamaan Linear.
 Formulanya:
y – y 1 = b ( x – x1 )

b = lereng garis

Andaikan diketahui titik A (2,3) dan lereng garisnya (b)


adalah 0,5. Maka, persamaan linear yang memenuhi
kedua data ini adalah =
Y = 2 + 0,5x
Ad. 3. Cara Penggal-Lereng

 Sebuah persamaan dapat pula dibentuk apabila diketahui penggalnya


pada salah satu sumbu, dan lereng garis yang memmenuhi persamaan
tersebut
 Formulanya:

y = a + bx

a = penggaL b = lereng

Andaikan penggal dan lereng garis y = f(x) masing-masing adalah 2 dan


0,5, maka persamaan Linearnya adalah ….. Y = 2 + 0,5x
Ad. 4. Cara dwi-penggaL

 Persamaan linear dapat pula dibentuk apabila diketahui


penggal garis tersebut pada masing-masing sumbuh.
 Yakni, penggal pada sumbuh vertikal (x=0), dan penggal
pada sumbuh horozontal (y=0).
 Kemudian, apabila a dan c masing2 adalah penggal pada
sumbu vertikal dan sumbu orizontal dari sebuah garis lurus,
maka formulanya adalah sbb:
 Andaikan penggaL sebuah garis pada sumbu
vertikal dan sumbu horizontal masing-masing 2 dan
4, maka persamaan Linear yang memenuhi kondisi
diatas adalah sbb:

y = 2 + 0,5x

Dumairy, 2004
3. Hubungan Dua Garis Lurus

 Dalam sistem sepasang sumbuh-silang, dua buah


garis lurus mempunyai 4 macam kemungkinan
bentuk hubungan, yaitu:
 berimpit

 sejajar

 berpotongan

 tegak lurus
y y

x x
0 a. berimpit 0
y y b. sejajar

x x
0 c. berpotongan 0 d. Tegak lurus
4. Pencaharian Akar2 Persamaan Linear

 Sebuah bilangan dapat dicari nilainya melalui cukup sebuah


persamaan
 Kemudian, dua bilangan (anu) hanya dapat dicari harganya
melalui paling sedikit dua persamaan, dan seterusnya.
 Besarnya nilai/harga suatu bilangan dari beberapa
persamaan Linear, dapat dilakukan melalui 3 macam cara:
 Cara subtitusi
 Cara eliminasi
 Cara determinan
Ad. 4.1 Cara Subtitusi

 Dua persamaan dengan dua bilangan (anu) dapat


diselesaikan dengan cara menyelesaikan terlebih
dahulu sebuah persamaan utk salah satu bilangan
(anu), kemudian subtitusikan ke bilangan yang lain.
 Contoh:

 Carilah
nilai dari variabel2 x dan y dari dua
persamaan berikut ini:

2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
Penyelesaian:

1. Selesaikan salah satu persamaan untuk mencari nilai (anu):


Dimana: x + 4y = 23, sehingga diperoleh x = 23 –
4y
2. Kemudian, subtitusikan hasil x (yg masih mengandung y)
kedalam persamaan pertama:
2x + 3y = 21
2 ( 23 - 4y ) + 3y = 21
46 – 8y + 3y = 21
46 – 5y = 21
-5y = -25
y=5
3. Untuk mendapatkan nilai x, maka masukan nilai y kedalam salah
satu persamaan, sehingga hasil dari nilai x adalah sebesar 3 ( x
= 3)
Ad. 4.2 Cara eliminasi

 Dua persamaan dengan dua bilangan anu dapat diselesaikan


dengan cara menghilangkan untuk sementara (eliminasi), salah
satu dari bilangan yang ada sehingga dapat dihitung nilai
dari bilangan anu yang lain.
 Contoh:
2x + 3y = 21 dan x + 4y = 23
 Misalkan bilangan yang hendak dieliminasi adalah x, maka
kalikan persamaan pertama dengan 1 dan persamaan
kedua dengan 2, sehingga
Penyelesaian:

2x + 3y = 21 x1 2x + 3y = 21
x + 4y = 23 x2 2x + 8y = 46
Agar x hilang (habis), kedua persamaan baru diatas harus
saling dikurangi:
2x + 3y = 21
2x + 8y = 46
-5y=-25
Sehingga y = 5, dan x = 3
Untuk mencari nilai x, maka masukan nilai y kedalam salah
satu persamaan.
Ad. 4.3 Cara determinan

 Seperti halnya cara subtitusi dan cara eliminasi,


cara determinan juga dapat digunakan untuk
mencari nilai suatu variabel dalam persamaan.
 Selain itu, metode (cara) determinan merupakan
solusi untuk mengurangi tingkat kerumitan yang
dihadapi, ketika hendak mencari nilai2 suatu
variabel dalam persamaan dengan menggunakan
metode subtitusi dan metode eliminasi.
Prinsip kerja metode determinan

 Mengalikan unsur-unsurnya secara diagonal.


 Kemudian, hasil perkalian menurun di kalikan
dengan hasil perkalian menaik.

 = ae – bd

Contoh:

= (2)(7) – (5)(-4)
= 14 + 20
= 34
C. PENERAPAN EKONOMI

fungsi Linear dalam fungsi Linear dalam


teori ekonomi mikro teori ekonomi makro

Fungsi Fungsi
permintaan konsumsi

Fungsi Fungsi
penawaran tabungan

Keseimbanga
n Angka
pengganda
Pasar

dll… dll
Fungsi Permintaan

 Fungsi permintaan: menghubungkan antara variabel


harga dan variabel jumlah (barang/jasa) yang
diminta.
Bentuk umum fungsi permintaan P
Terlihat bahwa variabel P
:
dan Q mempunyai tanda
a/b yang berlawanan, dan ini
mencerminkan hukum
Q = a - bP permintaan

0 Q
Fungsi Penawaran

 Fungsi penawaran menghubungkan variabel harga dan variabel


jumlah (barang/jasa) yang ditawarkan.
 Bentuk umum fungsi penawaran:
Kurva
P penawaran
Q = -a + bP

Terlihat bahwa variabel P


dan Q mempunyai tanda
yang sama, dan ini
mencerminkan hukum
penawaran a/b

Q
-a 0
Contoh :

P P

15

Q Q
0 15 -6 0
Keseimbangan Pasar

 Pasar suatu macam barang dikatakan berada


dalam keseimbangan (equilibrium), apabila jumlah
barang yang diminta di pasar tersebut sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan.
 Secara matematik hal ini ditunjukkan dalam
persamaan : Qd = Qs

Yakni pada perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva


penawaran , dan pada posisi keseimbangan pasar ini, akan
tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity)
Keseimbangan Pasar

Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan

Pe
E Qd = Q s

Qd
Contohnya bisa dilihat di
Q
Dumairy (2004) hal: 93.
Qe
Fungsi Konsumsi
 Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan
antara konsumsi dan pendapatan nasional,
yang secara umum di formulasikan sebagai:

C = f(Y) = Co + cY

Co : konsumsi otonom
c : MPC = ∆C / ∆Y
Y : pendapatan
C : konsumsi
 Konstanta Co, menunjukkan besarnya
konsumsi nasional pada pendapatan nasional
sebesar noL.
 Secara grafik, Co merupakan penggal kurva
konsumsi pada sumbu vertikal C. Sedangkan
koefisien c, mencerminkan besarnya tambahan
konsumsi sebagai akibat adanya tambahan
pendapatan nasional sejumlah tertentu ( c =
MPC).
Fungsi Tabungan

 Fungsi tabungan menjelaskan hubungan


antara tabungan dan pendapatan nasional,
yang secara umum diformulasikan sbg:

S = g (Y) = So + sY So = tabungan otonom


S = MPS = ∆S / ∆Y

 Konstanta So, yakni tabungan


otonom, dan merupakan penggal
kurva tabungan pada sumbu
vertikal S
 Koefisien s (MPS), merupakan
lereng dari kurva tabungan
 Selanjutnya, persamaan fungsi tabungan dapat
diturunkan dengan memanfaatkan persamaan
YΞ C+S Y=C+S
S=Y–C sebab C = Co + cY
S = Y – Co – cY
S = -Co + (1 – c) Y

Jadi,

So + sY = S = -Co + (1 – c)

So = - Co
S =1–c c +s =1
MPS = 1 – MPC MPC + MPS = 1
C,S

 Garis buntu [ Y = C + S ]
M yang membentuk sudut
450 merupakan
penjumlahan grafis kurva
C dan kurva S
 Pada titik M terlihat
bahwa S = 0, berar ti
Co
seluruh pendapatan
450 dialokasikan untuk
0 konsumsi
Y  Di sebelah kanan titik M,
S0 pendapatan > konsumsi,
Gambar: kurva konsumsi dan kurva sehingga kelebihan
tabungan pada sistem pendapatan tersebut bisa
sumbu silang
ditabung

Contoh soal: Dumairy (2004) hal: 111


http://www.tabea@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai