Kehidupan material suatu masyarakat tidak dapat digambarkan dengan sederhana, melainkan
jatuh pada suatu rangkaian kehidupan material yang kedua kutubnya adalah tradisional dan
industrial. Sebuah posisi pada rangkaian kehidupan material memperlihatkan cara hidup suatu
masyarakat. Setiap posisi kehidupan material kemudian akan menjadi dasar untuk menganalisis
kesempatan-kesempatan bagi seseorang pemasar internasional.
2) Interaksi Sosial
Interaksi sosial membangun atauran-aturan yang dimainkan seseorang dalam masyarakat serta
pola kekuasaan dan kewajiban mereka. Atran dan pola ini didukung oleh kerangka lembaga-
lembaga masyarakat, yang meliputi, misalnya, pendidikan dan perkawinan.Atauran-aturan sosial
juga dibangun oleh kebudayaan.
Berkenaan dengan pemasaran, interaksi sosial mempengaruhi keputusan dan perilaku membeli
suatu keluarga. Interaksi sosial menentukan pandanagan, pendapat dan kesempatan seseorang
dalam mempengaruhi pasar.. Keluarga memberikan persahabatan, perlindungan dan kumpulan
nilai-nilai umum dan secara khusus menggambarkan makna dari seluruhnya demi suatu
kesempurnaan.
Sebuah penelitian empiris yang dilakukan oleh Tan dan McCullough memperlihatkan bagaimana
perbedaan kebudayaan mempengaruhi suami dan istri dalam keputusan pembelian. Seorang
suami berkebangsaan Singapura memainkan tugas yang lebih dominan daripada seorang suami
yang berkebangsaan Amerika Serikat dalam mengambil keputusan dalam keluarga. Hasil yang
sama juga diperoleh dalam penelitian terhadap istri-istri orang Belanda dan Amerika Serikat.
Istri orang Amerika memainkan tugas yang lebih bersifat otonomi daripada istri orang Belanda
dalam menentukan kebijakan/ keputusan dalam keluarga. Jadi aturan-aturan sosial adalah
berbeda-beda dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain dan hal itu sangat mungkin untuk
mempengaruhi perilaku pemasaran.
3) Bahasa
Bahasa sebagai bagian dari kebudayaan dianggap tidak hanya dalam arti harafiah seperti kata-
kata yang diucapkan, tetapi juga sebagai symbol komunikasi dari waktu, ruang, benda-benda,
persahabatan dan kesepakatan. Komunikasi terungkap melalui kata-kata, gerak-gerik, air muka
dan gerakan-gerakan tubuh lainnya.
Banyak bahasa yang berbeda-beda di dunia ini yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah
dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Pengertian dari asprk simbolis dan fisik pada komunikasi
dalam kebudayaan yang berbeda lebih sulit lagi dimengerti.
4) Estetika
Estetika meliputi seni (arts) drama, music, kesenian rakyat (folksway) dan arsitektur (seni
bangunan) yang terdapat dalam masyarakat. Aspek-aspek yang terdapat dalam masyarakat tadi
membawa dan melahirkan suatu konsep keindahan dan ekspresi yang menakjubkan dalam suatu
kebudayaan. Sebagai contoh, warna-warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula di
seluruh dunia. Di masyarakat Barat, pakaian pengantin biasanya warna putih, tetapi di Asia,
warna putih justru symbol dukacita.
Nilai estetika dari suatu masyarakat tampak pada corak, bentuk, warna, ekspresi, symbol, gerak-
gerik, emosi, perawakan yang bernilai dan berkaitan dengan suatu budaya tertentu. Atribut-
atribut ini memiliki pengaruh pada desain/ model dan promosi produk yang berbeda.
7) Produk
Ada dua yang mirip yang diperkenalkan di sebuah negara. Satu di antaranya diterima dengan
baik, sementara yang satu lagi gagal. Mengapa ? walaupun keadaan produk dipasar tergantung
pada berbagai macam faktor, namun dalam beberapa kasus kegagalan secara langsung terjadi
karena kesalahpahaman dalam berhadapan dengan kebudayaan. Sebagai contoh, Kentucky fried
Chiken diterima dengan baik di Prancis (seperti halnya di Jerman dan Inggris), tetapi
McDonald’s gagal. Hal yang sama juga terjadi di Inggris orang-orang Inggris lebih menyukai
tungkai pegangan paying yang terbuat dari plastic yang menyenangkan. Jadi jelaslah, apa yang
disebut sebagai produk yang tepat di suatu kebudayaan belum tentu sesuai bagi kalangan budaya
yang lain.
Kadang-kadang sebuah produk yang tidak mendapat sambutan di Amerika Serikat
berkemungkinan sukses di tempat lain bila bentuknya disesuaikan dengan budaya setempat.
8) Distribusi
Dimensi kultiral suatu bangsa dapat menjadikan suatu rencana distribusi lebih hidup dan
bergairah. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, sears mendapatkan penjualan Roebuck dalam
persentase yang sangat besar. Namun, di Mexico, sears telah membuat dua hal yang berbeda,
untuk menanggapi aspek harga diri budaya setempat. Pertama, ia membeli lebih 90 persen bahan
bukunya dari pabrik setempat. Kedua, barang produksi yang dibuat di Mexico dengan tetap
mempertahankan cap Amerika untuk menjawab kebutuhan pembeli yang menginginkan merek
Amerika.
Saluran distribusi barang mungkin perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kondisi setempat. Avon
menggunakan model “door to door” dan cara penjualan langsung lainnya di Amerika Serikat.
Cara ini memberikan kesempatan kepada para konsumen pria dan wanita untuk membuat
keputusan membeli secara pribadi di rumahnya atau di tempat kerjanya. Namun cara-cara seperti
ini tidak berlaku di luar negeri. Wanita-wanita Eropa memandang kunjungan para penyalur Avon
mengganggu privasi mereka dan para penyalur merasa tidak enak mendatangi rumah-rumah
temannya demi keuntungan.
9) Promosi
Praktek-praktek promosi, khususnya iklan, barangkali adalah yang paling mudah terkenal
kesalah pahaman budaya. Dalam proses promosi setiap perusahan harus dapat menentukan
bagaimana cara yang terbaik sehingga bagai mana informasi tersbut dapat di teriam dengan baik
tampa ada diskomunikasi.
10) Harga
Harga atas produk yang bersedia dibayar konsumen tergantung pada nilai perkiraan dan actual
dari produk tersebut. Nilai barang yang di impor dari negara-negara Barat, misalnya, dianggap
lebih tinggi di negara sedang berkembang.
Edward T.Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk
memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata, kata-kata
membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Sedangkan dalam budaya konteks tinggi,
tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal.
Budaya konteks tinggi berfungsi dalam pekerjaan administrasi formal yang lebih sedikit daripada
yang dipandang perlu dalam budaya konteks rendah. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks
tinggi lainya sangat menekankan pada nilai dan posisi serta kedudukan seseorang dimasyarakat.
Dalam budaya konteks rendah Seperti Amerika Serikat, Swis atau Jerman, persetujuan dibuat
dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakanag, dan nilai-nilai
peserta.keputusan lebih didasarkan angka dan fakta dalam permintaan pinjaman. Sedangkan
dalam budaya konteks tinggi, kata-kata seseorang bisa menjadi jaminannya.
Walaupun berbagai negara bisa diklarifikasikan menjadi budaya konteks tinggi atau rendah
dalam kecenderungan keseluruhan, tentu saja ada perkecualian terhadap kecenderungan umum.
Perkecualian ini ditemukan dalam sub budaya. Amerika serikat misalnya, dengan budaya
konteks rendah dengan sub budaya yang beroperai dalam modus konteks tinggi. Yang
diandalkan adalah kata-kata seseorang, meskipun aturan umum dalam budaya konteks rendah
adalah “membuatnya secara tertulis”.
Mudah untuk menjadi paranoid mengenai berbagai risiko melakukan bisnis melintasi batas
budaya, tetapi sebenarnya hambatan paling besar adalah sikap. Bila anda bersikap tulus dan
benar-benar ingin belajar mengenai suatu budaya, anda akan menjumpai bahwa orang akan
menanggapi kesungguhan dan minat anda serta akan membantu anda menyerap pengetahuan
yang anda perlukan agar menjadi efektif. Kalau sikap anda sombong dan tidak tulus serta
percaya bahwa anda benar dan mereka salah, anda boleh berharap menghadapi berbagai masalah
dan salah pengertian.antidot paling baik terhadap masalah salah anggapan dari suatu situasi
adalah senantiasa wasapada dan kesadaran bahwa banyak peluang untuk bertindak salah. Kerena
itu perlu sikap keterbukaan untuk melihat apa yang keliru. Setiap pemasar global harus berusaha
keras untuk menunda memberikan penilaian dan cukup mendengar, mengamati, merasakan, dan
menerima hal itu sebagai fakta.
Ahli antropologi organisasi Geert Hofstede berasumsi bahwa budaya bangsa yang berbeda-beda
dapat diperbandingkan dengan empat dimensi.
Dimensi pertama, jarak kekuatan (power distance), tingkatan yang mengurangi kekuatan
didistribusikan secara tidak merata. Meurut George Orwell, semua masyarakat itu berbeda tetapi
beberapa ada yang lebih berbeda dari yang lainnya.
Dimensi kedua adalah refleksi dari tingkatan dimana individu-individu dalam masyarakat
diintegrasikan dalam satu kelompok. Dalam budaya individualis setiap anggota msyarakat sangat
peduli kepentingannya sendiri dan keluarga dekatnya. Dalam budaya kolektif (collectivist),
semua anggota masyarakat diintegrasikan kedalam kelompok-kelompok yang bersatu.
Hotstede mencatat bahwa tiga dimensi yang pertama mengacu pada perilaku sosial yang
diharapkan, dimensi keempat dalam bahasa Hotstede dikatakan, “pencarian kebenaran pria”.
Menghindarkan ketidakpastian merupakan tingkat dimana anggota masyarakat tidak nyaman
dengan kondisi yang tidak jelas, mendua, atau tidak terstruktur.
Riset yang dilakukan oleh Hotstede meyakinkan dirinya bahwa meskipun keempat dimensi itu
menghasilkan interprestasi yang menarik dan bermanfaat, namun dimensi-dimensi itu tidak
menyediakan pengetahuan dasar budya yang mungkin bagi pertumbuhan ekonomi.
Masalah metodologi ini diperbaiki dengan Chinese Value Survey (CVS) yang dikembangkan
oleh para ahli sosial Cina. Data CVS mendukung tiga dimensi “perilaku sosial” budaya Hotstede,
namun mengabaikan ketidakpastian. Dengan menambah dimensi yang dilewatkan oleh periset
barat yang disebut Hotstede “confucian dynamism”, peduli dengan beberapa aspek budaya yang
mucul dan berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Hotstede menjelaskan bahwa dimensi ini
peduli dengan “pencarian masyarakat terhadap kebajikan”, daripada mencari kebenaran.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Kebudayaan dapat diartikan “ hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani . Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia. ( Poespowardojo, 1993).
Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan
dari pola prilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seni, agama, kelembagaan, dan semua hasil
kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia. Menurut Koentjaraningrat budaya adalah
keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Pertama, jalur merah merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan Surat Persetujuan
Pengeluaran Barang (SPPB).
Jalur merah ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, importir baru, importir/barang impor
termasuk kategori berisiko tinggi, barang impor sementara, barang re-impor, terkena pemeriksaan acak,
dan barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah.
Kedua, jalur kuning merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Namun, barang impor tersebut tetap dilakukan penelitian dokumen
sebelum penerbitan SPPB.
Jalur kuning ditetapkan apabila dalam hal importir berisiko tinggi mengimpor komoditas berisiko rendah,
importir berisiko menengah yang mengimpor komoditas berisiko menengah, atau Mita nonprioritas
mengimpor komoditas berisiko tinggi.
Jalur kuning juga dapat ditetapkan jika terdapat kekurangan dalam dokumen pemberitahuan pabean
beserta dokumen pelengkapnya, serta terdapat persyaratan administrasi lain yang masih kurang dan harus
dilengkapi oleh importir.
Ketiga, jalur hijau merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Kendati demikian tetap akan dilakukan penelitian dokumen setelah
penerbitan SPPB.
Jalur hijau ditetapkan dalam hal importir berisiko menengah mengimpor barang berisiko rendah, importir
berisiko rendah mengimpor barang berisiko rendah atau menengah. Jalur hijau juga dapat ditetapkan jika
importir atau barang yang diimpor tidak termasuk dalam kriteria jalur kuning dan merah.