Anda di halaman 1dari 6

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

Kelompok 1: Fungsi Linier

1. Maura Avisa Purwandari (401210179)


2. Mekhaila Intan Zabila (401210183)
3. Muhammad Alladzin (401210194)

A. Pendahuluan

Fungsi linier adalah bentuk fungsi yang paling sederhana. Banyaknya hubungan antara
variable ekonomi, dalam jangka pendek dianggap linier. Pengetahuan tentang fungsi
linier sangat diperlukan untuk dapat memahami fungsi-fungsi yang lebih kompleks.
Fungsi linear atau fungsi garis lurus juga merupakan sebuah hubungan fungsional antar
variabel tidak bebas (terikat) y dengan variabel bebas x yang berpangkat satu.

Fungsi linear dengan hanya menggunakan satu variabel x disebut sebagai fungsi linear
sederhana. Jika menggunakan berbagai variabel bebas x (lebih dari satu variabel), maka
disebut fungsi linear berganda.

Pengertian Fungsi Linier

Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu nilai dan oleh
hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x
biasanya ditulis y = f(x). x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut
dengan variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab nilainya
bergantung pada nilai x.

Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal (domain) dari fungsi dan
himpunan bilangan yang dapat dijangkau disebut daerah hasil (range) atau daerah
jangkauan dari fungsi. Dalam hal ini x dan y merupakan pasangan urut (x, y) dimana x
sebagai unsure pertama dan y sebagai unsur kedua.

Pengertian mengenai fungsi linier penting dalam ekonomi, baik dalam ekonomi mikro
maupun ekonomi makro, ekonomi moneter dan bagian-bagian dalam teori tersebut.

B. Kemiringan dan Titik Potong Sumbu

Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan variabel bebas x dibagi dengan
sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan perubahan
dalam variabel bebas (independent). Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan
dengan huruf m.

∆y y 2− y 1
Kemiringan = m = atau m=
∆x x 2−x 1

Contoh Y = 15 – 2X, kemiringannya adalah -2. Ini berarti untuk setiap kenaikan satu unit
variabel X akan menurunkan 2 unit variabel Y.

Apabila m bernilai:

Macam-Macam Kemiringan Garis

1) Kemiringan Positif: Karena menaik dari kiri bawah ke kanan atas

2) Kemiringan Negatif: Karena menurun dari kiri atas ke bawah kanan bawah

3) Kemiringan Nol: Karena X bertambah, Y tetap konstan

4) Kemiringan Tak Tentu: Karena X konstan, Y tak tentu


Titik potong sumbu y (intercept y) dari suatu titik potong sumbu y dari suatu variabel
bebas adalah sama dengan nilai variabel terikat bila nilai dari variabel bebas sama dengan
nol.

Contoh, persamaan linier Y = 15 – 2X, maka titik potong dengan sumbu Y adalah 15
dikarenakan bila nilai X = 0, maka Y = 15.

C. Bentuk Umum Fungsi Linier

Bentuk-bentuk fungsi linear, antara lain: Bentuk Eksplisit dan Bentuk Implisit

1. Bentuk Eksplisit y = ax + b

Bentuk seperti bila dilihat dari letak kedua variabel x dan y, maka bentuk ini dapat
disebut sebagai bentuk eksplisit. Karena variabel bebas x dan variabel terikat y saling
terpisah oleh tanda sama dengan (=).

Untuk fungsi linier bentuk ini nilai kemiringan atau gradiennya adalah m = a dan nilai
titik potong sumbu y adalah (0, a).

Contoh: Y = 5 + 3x, maka kemiringannya adalah 3 dan titik potong sumbu y adalah
(0,5).

(Persamaan garis ini gradiennya merupakan koefisien dari variabel x)

2. Bentuk Implisit ax + by + c = 0

Bentuk implisit yaitu kedua variabel x dan variabel y berada pada satu ruas (kiri) dan
ruas kanan dijadikan nol.

−a
Nilai kemiringan atau gradien bentuk ini adalah m = dan titik potong sumbu y
b
adalah

Hal ini dapat dibuktikan dengan langkah-langkah berikut:

1) ax + by + c = 0
2) by = –c –ax
3) y = –c/b – a/b (x)

−4
Contoh: 4x + 5y – 20 = 0, maka nilai kemiringannya adalah = -0,8 dan titik
5
potong dengan sumbu y adalah (0,5).
D. Menentukan Persamaan Garis

Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara, yaitu: Metode dua
titik dan Metode satu titik dan satu kemiringan.

1. Metode Dua Titik

Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2,
y2), maka rumus persamaan liniernya adalah:

y− y 1
x−x 1
y 2−¿ y = ¿
1
x2−¿ x ¿
1

Misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya adalah:

y− y 1
x−x 1
y 2−¿ y = ¿
1
x2−¿ x ¿
1

y−3 x−2
=
5−3 6−2

y−3 x−2
=
2 4

4x – 12 = 2x – 4

4y = 12 + 2x – 4

8+2 x
y=
4

y = 2 + 0,5x

2. Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan

Dari sebuah titik A (x1, y₁) dan suatu kemiringan (m)dapat dibentuk sebuah
persamaan linier dengan rumus sebagai berikut:

y – y1 = m(x–x1)
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m = 0,5, maka persamaan liniernya
adalah:

y – y1 = m(x–x1)

y – 3 = 0,5(x–2)

y = 3 + 0,5x – 1

y = 2 + 0,5x

E. Hubungan Dua Garis Lurus

Setiap garis lurus mempunyai kemiringan dan titik potong (intercept). Apabila dua garis
yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan juga bila titik potong
dengan sumbu y berbeda-beda atau sama, maka bila digambarkan dalam bidang cartesius
xy akan terdapat empat kemungkinan yaitu:

Misalnya: Garis lurus L1 y = m1+ n1

L2 y = m2 +n2

a. Berimpit Maka, m1=m2 n1 = n2


b. Sejajar Maka, m1=m2 n1 ≠ n2

c. Berpotongan Maka, m1 ≠ m 2

d. Tegak Lurus Maka, m1 × m2 = -1

Anda mungkin juga menyukai