A. Pendahuluan
Fungsi linier adalah bentuk fungsi yang paling sederhana. Banyaknya hubungan antara
variable ekonomi, dalam jangka pendek dianggap linier. Pengetahuan tentang fungsi
linier sangat diperlukan untuk dapat memahami fungsi-fungsi yang lebih kompleks.
Fungsi linear atau fungsi garis lurus juga merupakan sebuah hubungan fungsional antar
variabel tidak bebas (terikat) y dengan variabel bebas x yang berpangkat satu.
Fungsi linear dengan hanya menggunakan satu variabel x disebut sebagai fungsi linear
sederhana. Jika menggunakan berbagai variabel bebas x (lebih dari satu variabel), maka
disebut fungsi linear berganda.
Jika ada suatu hubungan sedemikian hingga bila x diberikan suatu nilai dan oleh
hubungan itu dapat ditentukan suatu nilai y, maka dikatakan bahwa y adalah fungsi dari x
biasanya ditulis y = f(x). x disebut variabel bebas (Independent variabel) dan y disebut
dengan variabel tak bebas (dependent variabel). y variabel tak bebas sebab nilainya
bergantung pada nilai x.
Himpunan yang dapat dijangkau oleh x dinamakan daerah asal (domain) dari fungsi dan
himpunan bilangan yang dapat dijangkau disebut daerah hasil (range) atau daerah
jangkauan dari fungsi. Dalam hal ini x dan y merupakan pasangan urut (x, y) dimana x
sebagai unsure pertama dan y sebagai unsur kedua.
Pengertian mengenai fungsi linier penting dalam ekonomi, baik dalam ekonomi mikro
maupun ekonomi makro, ekonomi moneter dan bagian-bagian dalam teori tersebut.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier adalah sama dengan variabel bebas x dibagi dengan
sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan perubahan
dalam variabel bebas (independent). Kemiringan juga disebut gradien yang dilambangkan
dengan huruf m.
∆y y 2− y 1
Kemiringan = m = atau m=
∆x x 2−x 1
Contoh Y = 15 – 2X, kemiringannya adalah -2. Ini berarti untuk setiap kenaikan satu unit
variabel X akan menurunkan 2 unit variabel Y.
Apabila m bernilai:
2) Kemiringan Negatif: Karena menurun dari kiri atas ke bawah kanan bawah
Contoh, persamaan linier Y = 15 – 2X, maka titik potong dengan sumbu Y adalah 15
dikarenakan bila nilai X = 0, maka Y = 15.
Bentuk-bentuk fungsi linear, antara lain: Bentuk Eksplisit dan Bentuk Implisit
1. Bentuk Eksplisit y = ax + b
Bentuk seperti bila dilihat dari letak kedua variabel x dan y, maka bentuk ini dapat
disebut sebagai bentuk eksplisit. Karena variabel bebas x dan variabel terikat y saling
terpisah oleh tanda sama dengan (=).
Untuk fungsi linier bentuk ini nilai kemiringan atau gradiennya adalah m = a dan nilai
titik potong sumbu y adalah (0, a).
Contoh: Y = 5 + 3x, maka kemiringannya adalah 3 dan titik potong sumbu y adalah
(0,5).
2. Bentuk Implisit ax + by + c = 0
Bentuk implisit yaitu kedua variabel x dan variabel y berada pada satu ruas (kiri) dan
ruas kanan dijadikan nol.
−a
Nilai kemiringan atau gradien bentuk ini adalah m = dan titik potong sumbu y
b
adalah
1) ax + by + c = 0
2) by = –c –ax
3) y = –c/b – a/b (x)
−4
Contoh: 4x + 5y – 20 = 0, maka nilai kemiringannya adalah = -0,8 dan titik
5
potong dengan sumbu y adalah (0,5).
D. Menentukan Persamaan Garis
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui beberapa macam cara, yaitu: Metode dua
titik dan Metode satu titik dan satu kemiringan.
Apabila diketahui dua titik A dan B dengan koordinat masing-masing (x1, y1) dan (x2,
y2), maka rumus persamaan liniernya adalah:
y− y 1
x−x 1
y 2−¿ y = ¿
1
x2−¿ x ¿
1
Misal diketahui titik A (2,3) dan titik B (6,5), maka persamaan liniernya adalah:
y− y 1
x−x 1
y 2−¿ y = ¿
1
x2−¿ x ¿
1
y−3 x−2
=
5−3 6−2
y−3 x−2
=
2 4
4x – 12 = 2x – 4
4y = 12 + 2x – 4
8+2 x
y=
4
y = 2 + 0,5x
Dari sebuah titik A (x1, y₁) dan suatu kemiringan (m)dapat dibentuk sebuah
persamaan linier dengan rumus sebagai berikut:
y – y1 = m(x–x1)
Misal diketahui titik A (2,3) dan kemiringan m = 0,5, maka persamaan liniernya
adalah:
y – y1 = m(x–x1)
y – 3 = 0,5(x–2)
y = 3 + 0,5x – 1
y = 2 + 0,5x
Setiap garis lurus mempunyai kemiringan dan titik potong (intercept). Apabila dua garis
yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan juga bila titik potong
dengan sumbu y berbeda-beda atau sama, maka bila digambarkan dalam bidang cartesius
xy akan terdapat empat kemungkinan yaitu:
L2 y = m2 +n2
c. Berpotongan Maka, m1 ≠ m 2