Rahmatulloh
abstrak: Kajian tentang Dinamika Kependudukan di Ibukota Jakarta ini adalah memaparkan Perkembangan
Kuantitas, Kualitas dan Kesejahteraan Penduduk di Wilayah DKI Jakarta dengan pendekatan Deskriptif dari
beragam sudut pandang demografi Ibukota, baik dari segi capaian Indeks Pembangunan Manusia dan
kesejahteraan pembangunan untuk kualitas hidup layak. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan
(library research) dan analisa dokumenter. Hasil yang dapat diuraikan bahwa perkembangan penduduk
penghuni Ibukota yang cukup tinggi dari rata-rata secara nasional. Meskipun demikian peningkatan kualitas
hidup penduduk Jakarta tingkat kesejahteraannya masih belum sesuai yang diharapkan.
54
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
Jakarta menunjukkan kesemrawutannya kemacetan lalu lintas, dan ketiadaan lahan yang
karenanya laju pembangunan sering dihadapkan cukup ruang publik. Permasalahan lebih lanjut
pada masalah perkotaan pada umumnya, yakni yang timbul akibat dari problem kependudukan
lingkungan hidup, pemukiman/perumahan, tersebut menjadi beban pekerjaan pemerintah
sampah atau limbah kota, ketertiban, lalu lintas, DKI yang tidak akan ada selesainya dalam
ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, berbagai upaya meningkatkan layanan
fasilitas umum dan sosial sarana perkotaan. pembangunan bagi warganya, dimulai dari
Kepadatan penduduk yang populasinya masalah perumahan, kesempatan kerja,
selalu bertambah terus bergeser hingga ke pendidikan, kesehatan, keamanan, pengelolaan
pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, Bekasi, sampah, ruang terbuka hijau, ruang atau taman
dan Tangerang yang kemudian dilirik para bagi publik yang sehat dan nyaman, hingga
pengembang ekonomi dan pengusaha property tempat pemakaman (kuburan) di lingkungan
dari Jakarta untuk mengembangkan usahanya komunitas warga tinggal.
sehingga tumbuh menjadi kota-kota penyangga Kencangnya arus penduduk urban
yang maju dengan pesat. Hampir mayoritas Ibukota menjadikan pemerintah dan
warga pendatang setiap harinya hilir mudik stakeholders di Jakarta memecahkan masalah
memenuhi Ibukota kebanyakan berasal dari perkotaan melalui berbagai kebijakan strategis
kawasan kota penyangga satelit tersebut. dalam penataan kota yang diharapkan sebagai
Mereka para pendatang inilah dikenal sebagai barometer bagi layanan publik. Peningkatan
commuter. akses layanan dalam pembangunan pendidikan
Seiring dengan pertambahan jumlah dan kesehatan hingga pemenuhan ketersediaan
penduduk Ibukota yang demikian pesatnya, kebutuhan pokok dan lain sebagainya untuk
sudah terlampau banyak berbagai pemukiman peningkatan kesejahteraan warga Ibukota
dibangun di Jakarta, baik secara mandiri oleh menjadi program prioritas pemerintah provinsi
perorangan atau warga, dan maupun swasta DKI Jakarta. Mengingat Jakarta tidak memiliki
atau pengembang, dan institusi milik kekayaan alam yang tersedia untuk dieksplorasi
pemerintah atau negara. Membatasi para bagi pemenuhan kebutuhan penduduknya
pendatang ke Jakarta adalah kemustahilan sehingga peningkatan SDM bagian dari agenda
sepertihalnya kota-kota besar umumnya, utama pembangunan selain penataan ruang
apalagi mengingat kedudukannya sebagai pusat wilayah di Ibukota.
Ibukota negara yang sudah menjadi entitas dan Kajian ini menggunakan konsep
prestise bagi publik. dinamika kependudukan yang meliputi tingkat
Kepadatan penduduk yang sudah parah pertumbuhan, persebaran, komposisi dan
di Jakarta menimbulkan masalah bagi kualitas penduduk. Dalam R.H. Parjoko
lingkungan yang sudah tidak lagi memadai (1981;6) dinyatakan bahwa sebagai fenomena
daya dukungnya seperti permukiman, sampah,
55
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
56
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
57
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
referensi penting yang diperlukan berkenaan prinsip-prinsip ilmiah yang menjadi acuan
dengan objek kajian dalam pembahasan ini. akademik berupa pendekatan analisis
Data pustaka terkait topik materi dengan menggunakan metode deskriptif.
pembahasan ini, mengingat fokusnya Untuk keabsahan data pengujiannya dengan
menyangkut Dinamika Kependudukan di data yang diperoleh dilakukan klasifikasi
wilayah Provinsi DKI Jakarta, maka dan diversifikasi secara kualitatif.
menjadi acuan utama.
PEMBAHASAN
b. Studi Dokumenter
1. Wilayah Administrasi, Pertumbuhan,
Studi dokumen adalah berupaya menggali
Persebaran dan Komposisi Penduduk di
informasi yang akurat sebagai sumber dan
DKI Jakarta
penguat data dalam tataran implementasi,
Jumlah wilayah administrasi di DKI pun
berupa kejadian faktual yang
mengalami penambahan yang semula 43
terdokumentasikan/tercatat, baik dalam arsip
kecamatan menjadi 44 kecamatan, dan dari 265
atau dokumen penting berupa notulensi,
kelurahan menjadi 267 kelurahan. Lembaga
keputusan/rekomendasi organisasi, hingga
kemasyarakatan berbasis lingkungan warga
surat edaran tentang suatu kebijakan atau
masyarakat atau penduduk berdasarkan tempat
himbauan resmi. Termasuk pula sebagai
tinggal dibentuk RT dan RW untuk
dokumentasi adalah pembicaraan atau
memudahkan koordinasi pelayanan pemerintah.
informasi yang terbuka untuk publik atau
Struktur administrasi wilayah DKI Jakarta
terpublis media sebagaimana mengenai data
dibagi menjadi Rukun Warga (RW) dan Rukun
statistika perkembangan penduduk.
Tetangga (RT). Pada tahun 2014, jumlah RW
2. Metode Analisis dan Pengujian Data
diseluruh DKI Jakarta sebanyak 2.726 dan RT
Sesuai dengan obyek kajian dari
sebanyak 30.535 dan pada tahun 2016 diseluruh
permasalahan yang hendak dibahas dalam
DKI Jakarta terdapat 2.728 Rw dan 30.337 RT
penulisan ini, maka perlu diperhatikan
sebagaimana tabel 1 berikut:
Tabel 1. Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota
Administrasi
Kota/Kabupaten LuasArea Jumlah
No
Administrasi (km2) Kecamatan Kelurahan RW RT
1. Jakarta Pusat 48 8 44 390 4.577
2 Jakarta Utara 147 6 31 448 5.181
3 Jakarta Barat 130 8 56 584 6.467
4 Jakarta Selatan 141 10 65 576 6.081
5 Jakarta Timur 188 10 65 705 7.904
6 Kep. Seribu 9 2 6 25 127
Jumlah 662 44 267 2.728 30.337
Sumber: Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta 2017.
Pertumbuhan penduduk yang cukup penguasa Batavia, pertengahan 1619 M, Jean
tinggi sudah terjadi sejak era kolonial oleh Pieterszoon Coen (Gubernur VOC Belanda)
58
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
59
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
2010 9.607.787 + 12,5 % tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3 berikut
ini:
Adapun perkembangan penduduk
terakhir dari data statistik BPS DKI Jakarta
60
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
yang belum memasuki usia produktif yakni usia ukuran pencapaian beberapa indikator dalam
0-14 tahun sebanyak 2.553.935 jiwa atau Indeks Pembangunan Manusia
24,85%, sedangkan penduduk yang tidak (IPM)/Human Development Index (HDI).
produktif lagi atau melewati masa usia lanjut IPM atau HDI yang merupakan indikator
berjumlah 399.302 atau 3,89%. Dengan penting dapat digunakan melihat upaya dan
demikian dapat dilihat bahwa rasio kinerja pembangunan yang ditujukan untuk
ketergantungan penduduk DKI Jakarta atau meningkatkan kualitas penduduk. Indeks ini
dependency ratio (DR) pada tahun 2016 sebesar dihitung secara komposit, dengan cara
28,73%. Ini berarti dari 100 penduduk usia mengukur Angka Harapan Hidup (AHH),
produktif DKI Jakarta akan menanggung secara angka melek Huruf (AMH) Rata-Rata Lama
ekonomi sebesar 28,73 penduduk usia tidak Sekolah, serta kemampuan daya beli yang
produktif. diperoleh dari rata-rata pengeluaran per
kapita Riil. Selama 2013 IPM DKI Jakarta
2. Kualitas Hidup Penduduk Jakarta dari
tercatat sebesar 78,59, dan pada 2014
segi Capaian Indek Pembangunan
Manusia dan Indikator Kesejahteraan tercatat sebesar 78,39 setelah adanya
Pembangunan.
rekomendasi perubahan dari UNDP. Pada
a. Capaian Indeks Pembangunan Manusia
(IPM)/Human Development Index (HDI) 2015 menjadi 78,99. Pada level provinsi
di DKI Jakarta
IPM DKI Jakarta adalah yang tertinggi di
Adapun peningkatan hasil kinerja
antara provinsi-provinsi lainnya. Lihat pada
pembangunan DKI Jakarta juga digunakan
tabel 4 berikut:
b. Distribusi Pendapatan dan Koefisien Gini 2014 semakin besar meskipun masih dalam
di DKI Jakarta kategori ketimpangan rendah. Pada tahun 2012
Adapun tingkat Koefisien Gini di DKI
kategori ketimpangan sebesar 0,397, tahun
Jakarta selama periode 2010-2014 relatif stabil.
2013 0,364 dan tahun 2014 sebesar 0,436.
Ini menunjukkan perubahan distribusi
Periode 2014-2016 menunjukan
pendapatan DKI Jakarta relatif tidak berubah,
penurunan. Dibandingkan dengan Gini Ratio
namun demikian ketimpangan pendapatan yang
September 2015 yang sebesar 0,421, Gini Ratio
terjadi di DKI Jakarta selama periode 2010-
September 2016 turun sebesar 0,024 poin.
61
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
Distribusi pengeluaran kelompok penduduk bawah ini merupakan tabel 5 mengenai angka
40% terbawah adalah sebesar 16,49%. Dengan distribusi pendapatan dan Gini Rasio di DKI
demikian, pengeluaran penduduk masih berada sejak 2009 hingga 2016.
pada kategori tingkat ketimpangan sedang. Di
Tabel 5. Angka Distribusi Pendapatan dan Gini Ratio DKI Jakarta (persen)
Tahun
40 % 40 % 20 %
Tahun Gini Ratio
Berpendapat Berpendapat Berpendapat
Rendah Sedang Tinggi
2009 18,29 35,63 45,08 34,00%
2010 18,25 34,08 47,66 38,10%
2011 16,96 35,37 47,67 38,50%
2012 15,67 33,94 50,39 39,70%
2013 17,59 31,51 50,90 36,40%
2014 14,66 35,55 49,79 43,60%
2015 16,57 33,48 49,95 42,11%
2016 16,49 37,29 46,22 39,70%
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta 2017 (Data Per September Tiap Tahun)
c. Jumlah Keluarga Miskin di DKI Jakarta penduduk miskin naik menjadi 385.84 ribu
Umumnya, besar kecilnya angka orang. Adapun Garis Kemiskinan di DKI
penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Jakarta sebesar Rp 510.359,- perkapita
Garis Kemiskinan (GK), yaitu sejumlah perbulan pada 2016. Mengalami kenaikan
rupiah yang diperlukan untuk memenuhi dari tahun lalu dimana Garis Kemiskinannya
kebutuhan minimal makanan dan non sebesar 503.040,- perkapita perbulannya
makanan, yang merupakan rata-rata pada 2015.
pengeluaran perbulan perkapita. Model Berbeda dengan penjelasan dalam
perhitungan penduduk miskin melalui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
metode ini dilakukan dengan menghitung (LKPJ) Gubernur DKI Jakarta Tahun 2016
komponen Garis Kemiskinan Makanan (Edisi April 2017 dan dibacakan pada
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Kamis 6 April 2017) dinyatakan bahwa
Makanan (GKNM). jumlah penduduk miskin di DKI pada 2016
Data kemiskinan yang dikeluarkan turun menjadi 385.84 ribu orang dari tahun
BPS DKI Jakarta pada bulan September 2015 sebesar 398,92 ribu.
2015 jumlah penduduk miskin di DKI Dapat dilihat perkembangan
Jakarta tercatat sebesar 368,67 ribu orang mengenai jumlah penduduk miskin dan
(3,61 persen). Pada tahun 2016 jumlah Garis Kemiskinan di DKI dari tahun ke
tahun (2010-2015) pada tabel 6 berikut:
62
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
63
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
pendidikan SMA Umum dan SMA Kejuruan (Agusrus 2016). Sehingga angka TPT
mengalami kenaikan. tingkat pendidikan selainnya lebih rendah.
Pada tahun 2015, tingkat pendidikan
SD dan SLTP tetap terjadi penurunan, e. Angka Melek Huruf (AMH)
sedangkan pada tingkat pendidikan Diploma Dalam kurun waktu 2008 hingga
dan Universitas sama dengan tingkat 2013 AMH penduduk usia 10 tahun ke atas
pendidikan SMA dan Kejuruan mengalami di DKI Jakarta mengalami peningkatan.
kenaikan TPT. Dalam kurun 2008 hingga 2013 AMH
Pada 2016 semuanya mengalami mengalami peningkatan, yaitu dari 98.76 %
penurunan TPT, hanya saja yang tertinggi pada tahun 2008, 98.94 % pada tahun 2009,
penurunannya pada tingkat pendidikan 99.13 % pada tahun 2010, 99.15 % pada
tinngi (Diploma dan Universitas), sedangkan tahun 2011, 99.21 % pada tahun 2012, 99.21
tingkat SD, SLTP, dan SMA-Kejuruan % dan pada akhir 2013 tercatat sebesar
penurunannya rendah. Namun demikian, 99.22%. Tahun 2014 hingga 2016 kini, BPS
angka TPT yang terbesar masih tetap pada masih menggunakan data tahun 2013.
tingkat SMA-Kejuruan, meski terjadi Berikut tabel 8 mengenai jumlah AMH
pengurangan sebesar 1,16 poin dari 9,19 sejak 2017 hingga tahun terakhir yang
persen (Agustus 2015) menjadi 8,03 persen dipublis.
64
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
65
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
Jakarta meningkat pertambahannya sekitar perbaikan. Selain itu juga karena tingkat
100.000 jiwa lebih sedikit dan pada 2016 pendapatan yang rendah akibat kebijakan
hampir mencapai 100.000 jiwa yang berasal pengupahan yang murah sesuai tingkat Upah
dari pertambahan alamiah (kelahiran). Minimum Provinsi (UMP) di DKI Jakarta
Dari capaian peningkatan layanan yang juga rendah, yakni hanya Rp. 2,7 juta
aspek kesejahteraan secara umum, pada 2014 dan Rp. 3,1 juta pada 2015 dan
khususnya melalui capaian Indeks Rp. 3.3 juta pada 2016 juga turut
Pembangunan Manusia/Human berkontribusi dengan penurunan kualitas
Development Indeks (IPM/HDI) serta daya beli masyarakat. Sehingga, demikian
indikator kesejahteraan sesuai kinerja tersebut berkorelasi dengan meningkatnya
capaian pemerintah Provinsi DKI Jakarta angka kemiskinan di Ibukota. Idealnya UMP
selama tahun 2014 mengalami peningkatan di DKI Jakarta adalah sebesar Rp. 4,6 juta
kualitas dibandingkan dengan capaian sesuai pemenuhan ukuran Komponen Hidup
umumnya di beberapa Provinsi lainnya. Layak (KHL) warga Ibukota tahun 2016.
Namun demikian dibalik capaian tersebut Meskipun pemerintah Provinsi DKI
sebenarnya penduduk Jakarta belum Jakarta telah berupaya mempersempit
menunjukkan perubahan kualitas hidup yang ketimpangan pendapatan dengan usaha
layak atau angka belum berarti banyak bagi meningkatkan pendapatan penduduk
peningkatan kesejahteraan. Sebagaimana khususnya penduduk miskin melalui
tingkat ukuran pertumbuhan ekonomi di berbagai progam-program yang klasik
Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan antara lain program seperti PPMK, UKM,
ekonomi nasional dan internasional, maka dan Koperasi serta upaya mengurangi beban
kondisi kualitas hidup penduduk masih jauh pengeluaran penduduk miskin dengan
dari keberhasilan. Artinya indikator yang pemberian kartu Jakarta Sehat dan Kartu
dicapai dalam pembangunan kesejahteraan Jakarta Pintar, namun kurang banyak
warga penduduk Ibukota belum beranjak memberikan dampak bagi perbaikan atau
pada perbaikan kualitas yang sesungguhnya perubahan angka perbaikan kemiskinan di
sebagaimana yang diharapkan publik. DKI Jakarta.
Memang telah terjadi inflasi di tingkat
SARAN
nasional pada tahun 2014, namun
1. Perlunya kajian lebih lanjut mengenai
ketidakberhasilan tersebut juga dibarengi
problem kependudukan dari berbagai
dengan capaian daya serap yang rendah dari
aspek baik tingkat capaian pendidikan
program-program pembangunan yang dapat
dengan daya serap angka pekerjaan
terealisasi oleh pemerintah Provinsi diyakini
dalam rangka mendorong kebijakan
sebagai penyebab kualitas kesejahteraan
pembangunan yang berorientasi
warga penduduk Jakarta tidak beranjak pada
66
GENTA MULIA ISSN: 2301-6671
Volume VIII No. 2, Juli 2017
Page : 54 – 67
yang murah di DKI menjadi “bencana Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta
kemiskinan” para pekerja dan termasuk Nomor 12 Tahun 2014 tentang
Organisasi Perangkat Daerah
kebijakan adanya pekerja lepas/alih
daya/outsourching yang kurang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun
memberikan jaminan bagi masa depan 2014. Pemprov DKI Jakarta 2015
hidup pekerja/buruh Ibukota dalam
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
memperoleh proteksi sosial. Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun
2015. Pemprov DKI Jakarta 2016
67