Anda di halaman 1dari 108

MODUL

MATEMATIKA EKONOMI
FUNGSI
FUNGSI

FUNGSI ALJABAR FUNGSI NON ALJABAR


ATAU TRANSSEDEN

FUNGSI IRRASIONAL FUNGSI RASIONAL

FUNGSI POLINOM FUNGSI PANGKAT FUNGSI EKSPONEN


FUNGSI LINIER FUNGSI LOGARITMA
FUNGSI KUADRAT FUNGSI TRIGONOMETRI
FUNGSI KUBIK FUNGSI HIPERBOL
FUNGSI BIKUADRAT
FUNGSI IRRASIONAL : Y = ( 1 + 2X – 3X2 + 4X3 + … + 12X11) 1/11
FUNGSI POLINOM : Y = 1 + 2X – 3X2 + 4X3 + …+ 12X11
FUNGSI LINIER : Y = 1 + 2X
FUNGSI KUADRAT : Y = 1 + 2X – 3X2
FUNGSI KUBIK : Y = 1 + 2X – 3X2 + 4X3
FUNGSI PANGKAT : Y = X n , n = bulat positif
FUNGSI EKSPONEN :Y=2X
FUNGSI LOGARITMA : Y = n Log X
FUNGSI HIPERBOLA : Y = X n , n = riil negatif
PENERAPAN FUNGSI LINIER
Fungsi linier merupakan suatu fungsi yang sangat
sering digunakan oleh para ahli ekonomi dan
bisnis dalam menganalisa dan memecahkan
masalah-masalah ekonomi. Hal ini dikarenakan
bahwa kebanyakan masalah ekonomi dan bisnis
dapat disederhanakan atau diterjemahkan ke
dalam model yang berbentuk linier.
Beberapa penerapan fungsi linier dalam bidang ekonomi dan
bisnis antara lain :

a. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan keseimbangan pasar


b. Keseimbangan Pasar dua Macam Produk
c. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar.
d. Fungsi biaya, fungsi pendapatan dan Analisis Pulang Pokok (BEP=Break Even
Point)
e. Fungsi Konsumsi dan Tabungan
f. Model Penentuan Pendapatan Nasional
KEMIRINGAN DAN TITIK POTONG SUMBU
Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas X adalah sama
dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan perubahan dalam
variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan dengan huruf m. Jadi,
ΔY Y2 – Y 1
Kemiringan = m = atau
ΔX X2 – X 1
Y
Y

X X
0 (a) Kemiringan positif 0 (b) Kemiringan negatif

Y Y

X X
0 (c) Kemiringan nol 0 (d) Kemiringan tak tentu
BENTUK UMUM FUNGSI LINIER

Y=a0 + a1X
di mana a1 ≠ nol.
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan-titik
potong (slope-intercept).
Bentuk seperti ini bila dilihat dari letak kedua
variabel X dab Y, dapat disebut sebagai eksplisit,
dimana variabel bebas X dan variabel terikat Y
saling terpisah oleh tanda sama dengan (=)
MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS

Metode Dua Titik Y – Y1 Y2 – Y1


Y
=
X – X1 X2 – X1

A (X2, Y2)

A (X1, Y1)
A (X, Y)

X
0
Menentukan persamaan garis Persamaan garis Y =
yang melalui titik (3, 2) dan
4x - 10 ini grafiknya
(4,6)
ditunjukkan oleh
Penyelesaian :
gambar 4.3.
X1 = 3, X2 = 4, Y1 = 2, dan Y2 = 6
Y – Y1 Y2 – Y1 Y
=
X – X1 X2 – X1

Y = 4X - 10
Y–2 = 6–2
X–3 4–3
6–2 X
0 1 2 3
Y–2 = 4–3 (X – 3)

5
Y–2 = 4 (X – 3)
Y = 4 X – 12
Y = 4 X - 10
(0,-10)
METODE SATU TITIK DAN KEMIRINGAN

Y – Y1 = m (X – X1)
Contoh
Carilah persamaan garis yang melalui titik (6, 4) dan kemiringannya -2/3

Penyelesaian :
Diketahui (X1, Y1) = (6, 4) dan m = - 2/3

Y – Y1 = m (X – X1)
Y – 4 = -2/3 (X – 6)
Y = -2/3X + 4 + 4
Y = -2/3X + 8
Persamaan garis Y = -2/3X + 8 ini grafiknya ditunjukkan oleh gambar 4.4.
Y

(0,8)
8

6 Y = - 2/3 X + 8

2
(12,0)
X
0
HUBUNGAN DUA GARIS LURUS

Y Y
a1 ≠ b1 a1 = b1
ao ≠ b0 ao ≠ b0

X X
0 0
(a) Berpotongan (b) Sejajar

Y Y
a1 .b1 = -1
a1 = b1
ao ≠ b0
ao = b0

X X
0 0
(c) Berimpit (d) Tegak Lurus
SISTEM PERSAMAAN LINIER
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINIER  DUA PERSAMAAN DENGAN DUA
VARIABEL

1. METODE ELIMINASI
Contoh 5.1.
Carilah nilai-nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua persamaan berikut ini :

3X – 2Y = 7 (5.1)
2X – 4Y = 10 (5.2)

Penyelesaian :
1. Variabel yang akan dieliminasikan adalah variabel Y.
2. Karena variabel Y yang dipilih, maka Persamaan (5.1) harus dikalikan dengan konstanta 2, dan
Persamaan (5.2) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga kedua persamaan menjadi,
3X – 2Y = 7 (kalikan dengan 2), maka 6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 (kalikan dengan 1), maka 2X + 4Y = 10
1. Karena kedua koefisien dari variabel Y tandanya berbeda, maka harus dijumlahkan, dan menjadi,
6X – 4Y = 14
2X + 4Y = 10 +
8X + 0 = 24
X=3
1. Subtitusikan nilai X = 3 kedalam salah satu persamaan semula agar diperoleh nilai Y. Bila
disubtitusikan pada Persamaan (5.1), maka akan menghasilkan,
3 (3) -2Y = 7
- 2Y = 7 – 9
Y=1
2. METODE SUBSTITUSI
Contoh 5.2.
3X – 2Y = 7 (5.1)
2X + 4Y = 10
(5.2)

Misalkan variabel X yang dipilih pada persamaan (5.2), maka akan menjadi,
2X = 10 – 4Y
X = 5 – 2Y (koefisien variabel X=1)

Karena Persamaan (5.2)’ yang dipilih, maka subtitusikan kedalam persamaan pertama, sehingga menjadi,

3 (5 – 2Y) – 2Y =7
15 – 6Y – 2Y =7
15 – 8Y =7
-8Y = 7 – 15
Y =1

Substitusikan nilai Y = 1 ini kedalam salah satu persamaan mula-mula, misalkan Persamaan (5.1)’, sehingga
memperoleh hasil,

3X – 2 (1) = 7
3X = 7 + 2
X =3

Jadi, himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah himpunan pasangan urut
(3.1).
Fungsi Kuadrat
Bentuk umum dari fungsi kuadrat adalah

y = a x2 + bx + c
Maka,
 b  D
2
D = b2
y  a x   
 2a  4a – 4ac
Bentuk grafik dari fungsi kuadrat adalah PARABOLA

x1 x2
x
x1 x2

a+ a-
Titik Ekstrem Parabola
Titik Maksimum dan titik Minimum Fungsi Maksimum dan minimum
fungsi sangat ditentukan oleh nilai dari a

y = a x2 + bx + c

Titik Maksimum didapat jika a  , Titik Miminum didapat jika a  ,


dan titik minimumnya
dan titik maksimumnya
 b  D   b  D 
 ,   , 
 2 a 4a   2 a 4a 
x1 x2
x
x1 x2

a- a+

b D
Titik x1,2 dapat dicari dengan:
2a
Posisi Parabola
Jika D  , maka parabola x1 x2
memotong sb x pada titik (x1,0) x1 x2 x

dan (x2,0) a+ a-

Jika D = 0 , maka -
x b/2a
parabola menyinggung sb
x pada titik   b  x
 ,0  -
b/2a
 2a  a+ a-

x
Jika D , maka parabola
TIDAK memotong sb x
x

a+ a-

Definit Positif Definit


Negatif
FUNGSI PERMINTAAN

Qdx,t = ƒ (Px,t, Py,t, Yt, PeX,t+1,St)

Dimana Qdx,t = Jumlah produk X yang dibeli/diminta oleh konsumsi dalam


periode t.
Px,t = Harga produk X dalam periode t.
Py,tt = Harga produk yang saling berhubungan dalam periode t.
Yt = Pendapatan konsumen dalam periode t.
Pex,t+1 = Harga produk X yang diharapkan dalam periode mendatang t +
1.
P
St = Selera dari konsumen pada periode t.

Qdx = ƒ(Px) (0,P)

Bila fungsi permintaan ini ditranformasikan kedalam bentuk persamaan linier, maka
bentuk umumnya adalah, Qd = a - bp

Qx = a – bPx

(Q,0)
Dimana Qx = Jumlah produk X yang diminta X
0
Hukum Permintaan

 Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah


produk yang diminta oleh konsumen dengan harga produk.
Di dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa jika harga naik
maka jumlah barang yang diminta turun, demikian juga
sebaliknya bahwa jika harga turun maka jumlah barang
yang diminta naik, sehingga grafik fungsi permintaan
mempunyai slope negatif (miring ke kiri)
dimana:
Qx = Jumlah produk x yang diminta
Px = Harga produk x
a dan b = parameter

0
Contoh

Suatu produk jika harganya Rp. 100 akan terjual 10 unit, dan bila harganya turun
menjadi Rp. 75 akan terjual 20 unit. Tentukanlah fungsi permintaannya dan
gambarkanlah grafiknya?

Penyelesaian :

Diketahui: P1 = 100; P2 = 75; Q1 = 10; Q2 = 20


P Q – Q1= Q2 – Q1
P – P1 P2 – P1
(0,125)
=
Q – 10 20 – 10
Q = 50 – 2/5 P P – 100 75 – 100
100
(Q – 10) = 10/-25 (P-100)
75
(Q – 10) = 40 – 2/5 P
50
Q = 50 – 2/5 P atau Q + 2/5P – 50 = 0

25 Kurva permintaan ini ditunjukkan


(50,0)
Q oleh Gambar disamping.
0 10 20 30 40 50
FUNGSI PERMINTAAN KHUSUS

p p D

Q Q
0 0
FUNGSI PENAWARAN
Qsx,t = ƒ(Px,t , Tt , PF,t , PR,t , Pex,t+1)

Dimana Qsx,t = jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen dalam periode
t.
Px,t = harga produk X dalam periode t
Tt = Teknologi yang tersedia dalam periode t
PF,t = harga faktor-faktor produksi dalam periode t
PR,t = harga produk lain yang berhubungan dalam periode t
Pex,t+1 = harapan produsen terhadap harga produk dalam perideo t + 1

Qsx = g (Px)

Dimana Qsx =Pjumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen


Px = Harga produk X
S
Qsx = a + bP

Qs = a + bP

- a/b

Q
0
Hukum Penawaran
 Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah
produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual
dengan harga produk. Di dalam teori ekonomi dijelaskan
bahwa jika harga naik maka jumlah barang yang
ditawarkan bertambah, demikian juga sebaliknya bahwa
jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan
turun, sehingga grafik fungsi permintaan mempunyai slope
positif (miring ke kanan)
Notasi fungsi penawaran akan barang x adalah:
Qx = f (Px)
Qx = -a + b Px P
mana:
x = Jumlah produk x yang ditawarkan
x = Harga produk x
dan b = parameter Qs = -a + bP

a/b

Qd
-a 0
Contoh

Jika harga suatu produk adalah Rp. 500, maka jumlah yang akan terjual sebanyak
60 unit. Bila harganya meningkat menjadi Rp. 700, maka jumlah produk yang terjual
sebanyak 100 unit. Tunjukkanlah fungsi penawarannya dan gambarkanlah dalam
satu diagram
Penyelesaian :

Diketahui: P1 = 500; P2 = 700; Q1 = 60; Q2 = 100


Q – Q1 = Q2 – Q1
P – P1 P2 – P1
P
Q – 60 = 100 – 60 (0,125)
P – 500 700 – 500

(Q – 60) = 40/200 (P-500)


700
(Q – 60) = -100 +1/5 P 600
500
Q = -40 + 1/5 P atau Q + 1/5P + 40 = 0 (60, 500)
400
Q = -40 + 0,2P
Kurva permintaan ini ditunjukkan oleh 300
Gambar 200
100 (50,0)
Q
0 20 40 60 80 100
FUNGSI PENAWARAN KHUSUS

p p S

Q Q
0 0
KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK

Qs

Pe E (Qe, Pe)

Qd
Q
0 Qe
Contoh
Jika fungsi permintaan dan penawaran dari suatu
barang ditunjukkan oleh :
Qd = 6 – 0,75 P
Qs = -5 + 2P
a)Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar?
b)Tunjukkanlah secara geometri keseimbangan pasar
tersebut!
Penyelesaian:
a) Syarat keseimbangan Qd = Qs
Bila Qd = Qs, maka 6 – 0,75P = -5 + 2P
-2,75P = -11
P=4
Untuk memperoleh nilai Q substitusikan nilai P = 4 kedalam salah satu
persamaan permintaan atau penawaran sehingga,

Q = 6 – 0,75 (4)
Q=6–3
Q=3
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan E(3,4).

b) Menggambarkan keseimbangan pasar :


Untuk fungsi permintaan Q = 6 – 0,75 P
Jika P = 0, maka Q = 6, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (6,0)
Jika Q = 0, maka P = 8, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,8)

Untuk fungsi permintaan Q = -5 + 2P


Jika P = 0, maka Q = -5, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah (-5,0)
Jika Q = 0, maka P = 2,5, sehingga titik potong dengan sumbu P adalah (0,5/2)
Grafik keseimbangan pasar ini ditunjukkan oleh Gambar

(0, 8)
8

7
Qs = -5 + 2P

5 E (3, 4)

3 Qd = 6 – 0,75P
2,5
2

1
(6, 0)
Q
0 1 2 3 4 5 6
Fungsi Kuadrat pada Fungsi
Permintaan dan Penawaran
Fungsi Permintaan Fungsi Penawaran
 Variabel p selalu positif atau 0  Variabel p selalu positif atau
≤ p ≤ b (b = titik puncak) 0 ≤ p ≤ b (b = titik puncak)
 Untuk setiap p ada satu nilai Q.  Untuk setiap p ada satu nilai Q.
 Grafik fungsi turun.  Grafik fungsi naik.
P P

Q Q
Latihan
Tentukan titik keseimbangan pasar dan gambarkan grafiknya dari
fungsi-fungsi permintaan dan penawaran berikut:

1. Pd = -Q2 + Q + 2 dan Ps = Q2 + Q - 2

Jawab: P

Ps 2

2  2, 2 
-2 -1 1 2 Q
0 2

-2
Pd
KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM
PRODUK
Di pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh
permintaan barang lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau
lebih yang berhubungan secara substitusi (produk pengganti) atau
secara komplementer (produk pelengkap). Produk substitusi misalnya:
beras dengan gandum, minyak tanah dengan gas elpiji, dan lain- lain.
Sedangkan produk komplementer misalnya: teh dengan gula, semen
dengan pasir, dan lain sebagainya.
Dalam pembahasan ini dibatasi interaksi dua macam produk saja.
Secara matematis fungsi permintaan dan fungsi penawaran produk
yang beinteraksi mempunyai dua variabel bebas.
Kedua variabel bebas yang mempengaruhi jumlah yang diminta dan
jumlah yang ditawarkan adalah (1) harga produk itu sendiri, dan (2)
hargaproduk lain yang saling berhubungan.
Notasi fungsi permintaan menjadi:
Qdx = a0 - a1Px + a2Py
Qdy = b0+ b1Px - b2Py
Sedangkan fungsi penawarannya:
Qsx = -m0 + m1Px + m2Py
Qsy = -n0 + n1Px + n2Py

Dimana:
Qdx= Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy= Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx= Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy= Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px= Harga produk X
Py = Harga produk Y
a0,b0,m0,n0 = konstanta
SYARAT KESEIMBANGAN PASAR DICAPAI JIKA:

Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy


Contoh :
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua
macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai
berikut:
Qdx = 5 -2Px + Py
Qdy = 6 + Px – Py
dan

Qsx = -5 + 4Px - Py
Qsy = -4 - Px + 3Py

Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar


Penyelesaian:
1) Dan (2)
Syarat keseimbangan pasar :
6Px – 2Py = 10
Qsx = Qdx - Px + 2Py = 5
-5 + 4Px – Py = 5 - 2Px + Py
4Px + 2Px – Py – Py = 5 + 5 5Px = 15
6Px – 2Py = 10 …(1) Px = 3
Py = 4
Qsy = Qdy Qsx = 3
-4 – Px + 3Py = 6 + Px – Py Qsy = 5
-Px – Px + 3Py + Py = 6 + 4
-2Px + 4Py = 10 MEx = ( 3, 3 )
MEy = ( 5, 4 )
- Px + 2Py = 5 …(2)
KESEIMBANGAN PASAR (FUNGSI KUADRAT)
Contoh :
Carilah secara aljabar dan geometri harga dan jumlah
keseimbangan dari fungsi permintaan dan penawaran
berikut ini :
Pd = 24 – 3Q2
Ps = Q2 + 2Q + 4

Penyelesaian :
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps
24 – 3Q2 = Q2 + 2Q + 4
4Q2 + 2Q - 20 = 0
 2  4  {( 4)( 4)( 20 )}  2  324
Q 
1, 2
 Q,  1, 2
8 8
 2  18
Q 1
2
8
 2  18
Q 
1
 2,5 tidak memenuhi
8
Substitusikan nilai Q yang memenuhi ke dalam salah satu
persamaan permintaan penawaran, sehingga diperoleh nilai
P, yaitu
P = 24 – 3(2)
P = 24 – 12 = 12
Jadi, jumlah dan harga keseimbangan pasar adalah E (2,12).
Selanjutnya, berdasarkan fungsi permintaan Pd = 24 – 3 Q2 dan fungsi
penawaran Ps = Q2 + 2Q + 4, maka gambar dari keseimbangan pasar dapat
digambarkan seperti dibawah. s
P

P =q2 + 2Q + 4
24
(3,19)
20

16

12 E (2,12)

8 P =24 – 3Q

0
Q
1 2 2,83
PENGARUH PAJAK DAN SUBSIDI
PADA KESEIMBANGAN PASAR

Adanya pajak yang dikenakan pemerintah atas penjualan


suatu barang akan menyebabkan produsen menaikkan harga
jual barang tersebut sebesar tarif pajak per unit (t), sehingga
fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula.
Fungsi penawaran setelah pajak menjadi:
Ps = f ( Q ) + t
Qs = f ( P ) – t
0
Contoh:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh
P=15 - Q dan fungsi penawaran P= 0,5Q + 3.
Terhadap produk ini pemerintah mengenakan pajak sebesar
Rp 3 per unit.
a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah kena pajak ?
b. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh
konsumen ?
c. Berapa besar pajak per unit yang ditanggung oleh
produsen ?
d. Berapa besar penerimaan pajak total oleh
pemerintah ?
Penyelesaian

a. Keseimbangan pasar sebelum kena pajak:


Pd = Ps
15 – Q = 0,5Q + 3
15 – 3 = 0,5Q + Q
Q=8
P=7
ME = ( 8, 7 )
Keseimbangan pasar setelah pajak :
Fungsi penawaran setelah pajak: P = 0,5Q + 3 + 3
P = 0,5Q + 6

sehingga keseimbangan pasar setelah pajak:


Pd = Pst

Keseimbangan pasar setelah pajak :


15 – Q = 0,5Q + 6
15 – 6 = 0,5Q + Q
Q=6
P=9
ME t = ( 6, 9 )
b. Besar pajak per unit yang ditanggung konsumen, sebesar
selisih harga keseimbangan setelah pajak dengan harga
keseimbangan sebelum pajak yaitu: 9 - 7 = 2 per unit.
c. Besar pajak per unit yang ditanggung produsen, sebesar
selisih tarif pajak per unit yang dikenakan dengan besar
pajak per unit yang ditanggung konsumen, yaitu: 3 - 2 = 1
per unit.

d. Besar penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah


perkalian tarif pajak per unit dengan jumlah keseimbangan
setelah pajak, yaitu: 3 x 6 = 18.
Grafik keseimbangan pasar setelah kena pajak ini ditunjukkan
oleh Gambar :

P
P = 0,5 Q + 6

15 St

12 S
Et (6, 9)

9 P = 0,5 Q + 3

E (8, 7)
6
P = 15 - Q

Q
0 2 4 6 8 10 12 14 15
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan berdasarkan persentase
tertentu dari harga jual; tidak seperti pajak spesifik.

 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P);


 Dikenakan pajak proporsional sebesar t% dari harga jual;
 Persamaan penawaran yang baru akan menjadi :

P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %


P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t 
P  Q atau Q    P
l  t  l  t  b b
 Contoh
Diketahui : permintaan; P = 12 – Q
penawaran; P = 2 + 0,25 Q t = 20%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah pajak…?

Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 4 dan Qe = 8 ,
Sesudah pajak, fungsi permintaan tetap P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Fungsi penawaran sesudah pajak (t = 20% ):
2 0,25
P = 2 + 0,25 Q + 0,20 P P  Q
0,8P = 2 + 0,25 Q 0,8 0,8
Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
2 0,25
12  Q   Q
0,8 0,8

Keseimbangan sesudah pajak: Q’e = 7,24 dan P’e = 127,24 = 4,76


Pajak diterima pemerintah dari setiap unit barang :
T=t x P’ = 0,20  7,24 = 1,45
Kurvanya:
P
12
Q's

E' Qs
4,76 E
4
Qd

0 7 , 24 8 12
Q
 Pajak ditanggung konsumen: tk = P’e – Pe = 4,76 – 4 = 0,76 / barang
 Total pajak t= 20%(P’e) =0,2*4,76 = 0,95 /unit barang
 Pajak ditanggung produsen : tp = t – tk = 0,95 – 0,76 =0,19
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T=t  P’e = 0,20  4,76 7,24 = 6,89
Adanya subsidi yang diberikan pemerintah atas penjualan
suatu barang akan menyebabkan produsen menurunkan harga
jual barang tersebut sebesar subsidi per unit (s), sehingga
fungsi penawarannya akan berubah yang pada akhirnya
keseimbangan pasar akan berubah pula. Fungsi penawaran
setelah subsidi menjadi:
Ps = f(Q) – s
Qs = f( P + s )
Keseimbangan Sebelum
Subsidi (tr) P
Pd = Ps Demand

Keseimbangan Setelah
Subsidi (tr) P ME
Pd = Ps - tr Ptr Me t
r

Q Qtr Qd,Qs
Diberikan fungsi permintaan dan fungsi penawaran :
Qd = 11 – P dan Qs = - 4 + 2P
Kepada produsen , pemerintah memberikan subsidi
(transfer) sebesar tr = Rp1/unit barang
a. Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar
sebelum dan sesudah ada subsidi
b. Gambarkan perubahan akibat subsidi tersebut

c. Berapa tarif subsidi yang dinikmati konsumen

d. Berapa tarif subsidi yang dinikmati produsen

e. Berapa total subsidi yang ditanggung pemerintah

f. Berapa total subsidi yang dinikmati konsumen

g. Berapa total subsidi yang dinikmati produsen


solusi
a. Market equilibrium sebelum b.
subsidi P
11 – P = -4 + 2P 11
P = 5, Q = 6
b. Market equilibrium setelah
subsidi
ME
11 - Qd = 2 + 1/2Qs - 1 5
Qtr = 6,67, Ptr = 4,33 4,33
MEtr
2
1
Qd,Qs
0 6
6,67
c. Tarif subsidi yang dinikmati konsumen :
trk = ∆P = (5– 4,33)
= Rp0,67
d. Tarif subsidi yang dinikmati produsen
trp = Tr - trk
= Rp1-Rp0,67=Rp0,33

e. Total subsidi yang ditanggung pemerintah:


Tpe = Tr x Qtr = 1x6,67
= 6,67
f. Total subsidi yang dinikmati konsumen
Trk = ∆P x Qtr
= Rp0,67 x 6,67 = Rp4,47

g. Total subsidi yang dinikmati produsen


Trp= Rp0,33 x 6,67 = Rp2,20
Fungsi penerimaan disebut
juga fungsi pendapatan
atau fungsi hasil penjualan. R
Dilambangkan dengan R
(revenue) atau TR (total
revenue).
R = f(Q)
Rumus :
R = PxQ
Keterangan :
P = harga jual perunit
Q = jumlah produk yg dijual

0 Q
Contoh
Misalkan suatu produk dijual
dengan harga Rp 5.000 JAWAB :
R = PxQ R = 5000Q
perunit barang.
Bagaimanakah fungsi R
penerimaannya ? R = 5000Q
Gambarkan fungsi
penerimaan tersebut pada
grafik

Q
FUNGSI BIAYA
Fungsi biaya diberi lambang C
(cost) atau TC (total cost)
Rumus : FC , VC, TC TC

TC = FC + VC
TC = FC + P.Q VC
Keterangan :
FC = fix cost = biaya tetap
VC = variabel cost = biaya
yg berubah
FC

Q
0
Contoh
Jawab :
Sebuah perusahaan TC = 100.000.000 + 3000Q
mengeluarkan biaya tetap TC
sebesar Rp 100.000.000 dan
biaya variabelnya Rp.3.000 TC
per unit barang
Tentukan fungsi biayanya ?
Gambarkan grafik fungsinya ?
100.
000.
000

Q
0
FUNGSI PENERIMAAN TOTAL (Bentuk Kuadrat)
Penerimaan total dari suatu perusahaan (produsen) adalah
hasil kali antara per unit produk dengan jumlah produk
yang dijual, atau rumusnya adalah,
TR = P . Q
dimana : TR = Penerimaan Total
Q = Jumlah produk yang dijual
P = Harga produk per unit
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri atas ke
kanan bahwa berarti harga P tidak tetap, maka
penerimaan total (TR) akan berbentuk fungsi kuadrat. Jadi,
bila fungsi permintaan dinyatakan oleh P = b – aQ, maka
akan diperoleh persamaan penerimaan total,
TR = P . Q
TR = ( b – aQ) Q
TR = bQ – aQ2
Fungsi penerimaan total bila digambarkan dalam bidang
koordinat akan berbentuk kurva parabola yang terbuka ke
bawah dan memotong sumbu Q di dua titik, yaitu : Q = 0 dan xxx.
Karena puncak yang maksimum, yaitu :

Titik Puncak

Contoh
Diketahui fungsi permintaan P = 20 – 2Q, carilah penerimaan total
maksimum dan gambarkanlah kurva dan penerimaan total dalam satu
diagram!
Penyelesaian :
TR = PQ
TR = (20 – 2Q)Q
TR = 20Q – 2Q2

  20  (20)
2 
   20  (400) 
TR = Maksimum  ,   ,   (5,50)
 2(2) 4(2)
 
  4 8 

Jika TR = 0, maka 20Q – 2Q2 = 0


2Q (10–Q) = 0
Q1 = 0
Q2 = 10
Kurva penerimaan total ini ditunjukkan oleh Gambar di bawah.
P, TR

(5, 50)
50

40 TR = 20Q – 2Q2

8,30
30
2,30

(0,20) 20

10
P =20 – 2Q
(0,0) (10,0)
Q
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ANALISA BREAK-EVEN
Break-even adalah suatu
kondisi dimana perusahaan TR, TC
tidak untung maupun tidak TR
rugi
Break-even: TC

TR = TC BEP
Rp
Untung :
TR > TC
Rugi :
TR < TC Q
0 Qe
Contoh

Suatu perusahaan menghasilkan Jawab :


produknya dengan biaya TR = TC
variabel perunit Rp4.000 dan 12000Q = 2.000.000 + 4000Q
harga jualnya perunit 8000Q = 2.000.000
Rp12.000. Manajemen Q = 250
menetapkan bahwa biaya TR = 12.000 Q
tetap dari operasinya = 12.000 (250)
Rp2.000.000. Tentukan jumlah = 3.000.000
unit produk yg harus
perusahaan jual agar mencapai
pulang pokok
Grafik
TR, TC
(dlm juta) TR= 12000Q

TC = 2jt + 4000Q
BEP
3

2 FC = 2jt

VC = 4000Q

Q
0 250
KONSUMSI DAN
TABUNGAN
1. KONSUMSI
Dilihat dari sisi penawaran dalam perekonomian
tertutup pendapatan yang diperoleh masyarakat (Y)
hanya digunakan untuk tujuan komsumsi (C) dan
Saving (S), atau :
Y=C+S
Besarnya konsumsi ditentukan oleh pendapatan (Y).
Fungsi Konsumsi
Hubungan antara konsumsi (C) dan pendapatan (Y)
disebut fungsi konsumsi.
Secara matematis hubungan tsb ditulis sbb:

C = a + bY

Dimana : C = konsumsi
a = parameter, yang menunjukkan
konsumsi jika Y = 0
b = parameter, yang menunjukkan tambahan
konsumsi (ΔC) akibat adanya tambahan
pendapatan (ΔY)
Y = pendapatan Nasional
Hasrat Mengkonsumsi Marjinal dan Rata-rata

 Hasrat mengkonsumsi / MPC (marginal propensity to


consume) didefinisikan sbg perbandingan antara
pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan
pertambahan pendapatan disposible (ΔY)

Nilai MPC dapat dihitung dengan formula :


(ΔC)
MPC =
(ΔY)
 Hasrat mengkonsumsi rata-rata / APC (average
propensity to consume), didefini-sikan, sbb:
Perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi
(C) dengan tingkat pendapatan disposibel pada
tingkat konsumsi tsb dilakukan (Y).

Nilai APC dapat dihitung dg formula


C
APC =
Y
TABUNGAN

Tidak semua pendapatan yang diperoleh langsung


dikonsumsi pada periode yang sama. Sebagian
diantaranya ada yang ditabung. Besarnya jumlah
tabungan juga tergantung pada pendapatan.
Makin tinggi jumlah pendapatan makin tinggi pula
jumlah tabungan.
Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan adalah suatu persamaan yang
menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat
tabungan rumah tangga dalam perekonomian
dengan pendapatan nasional perekonomian
tersebut.
Dari persamaan Y = C + S, dapat ditulis kembali
menjadi :
S=Y–C
Juga dari persamaan sebelumnya kita tahu
C = a + bY
Dengan mensubstitusikan persamaan tersebut, maka
hubungan antara tabungan dan pendapatan dapat
dicari

S=Y–C
= Y – a – bY
= -a + (Y-bY)
= -a + (1-b) Y
Hasrat menabung Marginal dan Rata-rata

 Hasrat menabung / MPS (marginal propensity to


Save). Dapat didefinisikan sebagai perbandingan di
antara pertambahan tabungan (ΔS) dengan per-
tambahan pendapatan disposibel (ΔY).
Nilai MPS dapat dihitung dg rumus :

(ΔS)
MPS =
(ΔY)
Hasrat Menabung Rata-rata
Hasrat menabung rata-rata / APS (average
propensity to save), menunjukkan perbandingan
antara tabungan (S) dengan pendapatan disposibel
(Y).
Nilai APS dapat dihitung dg formula :

S
APS =
Y
 Penentu-penentu Konsumsi dan Tabungan
Beberapa faktor yang menentukan atau yang
mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan
adalah :
1. Kekayaan yang telah terkumpul
2. Tingkat bunga
3. Keadaan perekonomian
4. Distribusi pendapatan
5. Tersedia tidaknya dana pensiun yang
mencukupi
KURVA FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
C = a + bYd
Y = (a + bYd) + s
S = Y – (a + bYd) atau
S = -a + (a - b) Yd

MPS + MPC = 1

C.S
C=Y

C = a + bY

a
E

S = -a + (1 – b) Y

450 Y
0 Ye

-a
Contoh
Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan
C = 15 + 0,75Yd, pendapatan disposibel Rp. 30 miliar

a) Berapa Konsumsi agregate, bila pendapatan disposibel Rp 30


miliar?
b) Berapa besar keseimbangan pendapatan nasional?
c) Gambarkanlah fungsi konsumsi dan tabungan secara bersama-
sama!

Penyelesaian:
a) Jika Yd = Rp. 30 miliar, maka C = 15 + 75 (30)
= 15 + 22,5
= 37,5 miliar

b) Yd = C + S atau S = Y – C
S = Yd – (15 + 0,75Yd)
S = -15 + 0,25 Yd
Gambar Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
C.S
Y=C
C = 15 + 0,75 Yd

60 E (60,60)

30

15 S = -15+ 0,25 Yd

Y
0 60

- 15

c) Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0


Jadi, 0 = -15 + 0,25 Yd
0,25Yd = 15
15
Yd = = (15)(4) = 60 miliar
0,25
C = 15 + 0,75 (60)
C = 15 + 45 = 60 miliar
MODEL PENENTUAN PENDAPATAN NASIONAL

Y=C+I+G+X–M
C = a + BY
Dimana: Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi Nasional
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

Y = a + bY + I0 + G0 + X0 – M0 atau (1-b)Y = a + I0 + G0 + X0 – M0

Jadi, nilai pemeceahan keseimbangan pendapatan Nasional adalah :


a + I0 + G0 + X0 – M0
Y=
(1 – b)

b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C = a + bY = a +
(1 – b)
= a (1 – b) + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
(1 – b)

a + b(a + I0 + G0 + X0 – M0)
C=
(1 – b)
Contoh 6.10
Diketahui model pendapatan Nasional sebagai berikut :
Y =C+I+G
C = 25 + 0,75Y
I = I0 = 50
G = G0 = 25
(a) Tentukan tingkat keseimbangan pendapatan Nasional!
(b) Gambarkanlah grafik fungsi permintaan agregate

Penyelesaian:
Keseimbangan pendapatan Nasional jika hanya ada satu sektor, yaitu sektor konsumsi rumah tangga, C,
maka nilainya adalah,
S =0
S = -25 + 0,25Y
O = -25 + 0,25Y
0,25Y = 25
Y = 100
Jika I = I0 = 50 miliar, maka
Y =C+I
Y = 25 + 0,75Y + 50
Y - 0,75Y = 75
0,25Y = 75
Y = 300
Jika I = I0 = 50 miliar; dan G = G0 = 25 miliar, maka
Y =C+I+G
Y = 25 + 0,75Y + 50 + 25
Y = 100 + 0,75Y
Y – 0,75Y = 100
0,25Y = 100
Y = 400
Jadi, keseimbangan pendapatan Nasional mula-mula hanya sektor konsumsi rumah tangga
(C) adalah 100 miliar. Setelah ada pengeluaran investasi (1) 50 miliar, maka keseimbangan
pendapatan Nasional berubah menjadi 300 miliar. Selanjutnya, jika ditambah lagi
pengeluaran pemerintah (G) sebesar 2 miliar, maka keseimbangan pendapatan Nasional
menjadi 400 miliar. Keseimbangan pendapatan Nasional ini dapat dilihat pada Gambar

C, S

Y=C
Y=C+I+G
Y=C+I
400 E11
Y = 25 + 0,75Y

300 E1

200

100
E
75

25
Y
0 100 200 300 400 500 600
Hitung
Keuangan

Bunga Bunga
Anuitas
Tunggal Majemuk
1. Bunga Tunggal
 Bunga adalah Selisih jumlah nominal uang yang
dipinjam dan jumlah yang dikembalikan.
 Bunga pinjaman merupakan beban ganti rugi bagi
peminjam. Hal ini disebabkan peminjam menggunakan
uang pinjaman tersebut untuk usaha.
Besarnya bunga dipengaruhi oleh besar uang yang
dipinjam, jangka waktu peminjaman, dan tingkat suku
bunga (persentase).
 Bunga tunggal adalah besarnya bunga sebagai jasa
peminjaman yang dibayarkan tetap untuk setiap
periode
Misalkan uang sebesar Rp100.000,00 dibungakan atas dasar
bunga tunggal dengan tingkat suku bunga 10%.
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan pertama:

Rp100.000,00 + (10% × Rp100.000,00) = Rp10.000,00 (1 +10%)


 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan kedua:
Rp100.000,00 + (10% × Rp100.000,00) + (10% × Rp100.000,00)
= Rp100.000,00 (1 + 2 × 10%)
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ketiga:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00
+ 10% × Rp100.000,00
= Rp100.000, 00 (1 + 3 × 10%)
 Jumlah uang dan bunga sampai akhir bulan ke-:
Rp100.000,00 + 10% × Rp100.000,00 + ... + 10% × Rp100.000,00
= Rp100.000,00 ( 1+ t × 10%)
Secara umum, dapat kita katakan sebagai berikut.

B = Mo× t × r

M t = Mo (1 + t × r)

Keterangan : Mo = modal
t = periode waktu dengan tingkat
suku bunga
B = bunga
Mt = besar modal pada akhir periode
r = tingkat suku bunga
Contoh 1:
Koperasi Jatra Lestari memberikan pinjaman kepada
anggotanya atas dasar bunga tunggal sebesar 2% per
bulan. Jika seorang anggota meminjam modal sebesar
Rp3.000.000,00 dengan jangka waktu pengembalian 1
tahun, tentukan
a. besar bunga setiap bulannya;
b. besar uang yang harus dikembalikan sesuai jangka
waktu yang ditentukan.
Jawab:
Besar bunga dihitung setiap bulan.
Diketahui r = 2%, Mo = Rp3.000.000,00, dan t = 12 bulan.
a. Besar bunga setiap bulan adalah
B = M o× 1 × r
= Rp3.000.000,00 × 1 × 2%
= Rp60.000,00
b. Besar uang yang harus dikembalikan
sesuai jangka 12 bulan adalah
M = M (1 + t × r)
t o
M = Rp3.000.000,00(1 + 12 × 2%)
12
= Rp3.000.000,00(1,24)
= Rp3.720.000,00
Contoh 2:
Cecep meminjam uang di suatu bank sebesar
Rp2.000.000,00 dengan suku bunga tunggal 30% per
tahun. Dalam waktu 60 hari, Cecep sudah harus
mengembalikan uang tersebut. Berapa bunga dan jumlah
uang yang harus dikembalikannya? (Asumsikan: 1 tahun =
360 hari)

Jawab:
Dari soal di atas diketahui M o= Rp2.000.000,00, r = 30%
per tahun, dan t = 60 hari =tahun.

a. Bunga B = M o × t × r
1
= Rp2.000.000,00 ×
6 × 30%
= Rp100.000,00
b. Jumlah uang yang harus dikembalikan Cecep
adalah
M = M (1 + t × r)
t o
=M +M ×t×r
o
=M +B
= Rp2.000.000,00 + Rp100.000,00
o

= Rp2.100.000,00
2. Bunga Majemuk
 Bunga Majemuk, yaitu bunga yang dihitung atas dasar
jumlah modal yang digunakan ditambah dengan
akumulasi bunga yang telah terjadi.
 Bunga semacam ini biasanya disebut bunga yang dapat
berbunga.
 Adapun perhitungannya dapat kalian pahami
melalui perhitungan deret geometri. Misalkan modal
sebesar M o dibungakan atas dasar bunga majemuk,
dengan tingkat suku bunga i (dalam persentase) per
periode waktu. Besar modal pada periode ke-t (Mt ) dapat
dihitung dengan cara berikut.
M 1 = M o+ M o × i = Mo (1 + i)

2
M 2 = M 1 (1 + i) = [M o (1 + i)] (1 + i) = Mo (1 + i)

2 3
M 3= M 2 (1 + i) = [M o(1 + i) ](1 + i) = Mo (1 + i)
. . . .
. . . .
. . . .
M t = M t 1 (1 + i) = [Mo (1 + i) t  1](1 + i) = Mo (1 + i)

Jadi, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.


M t  M o (1  i)t

Keterangan : M0= modal


i = dasar bunga majemuk dengan tingkat suku
bunga (dalam persen) per periode tertentu
Mt = besar modal pada periode ke-t
Contoh 1:
Sebuah bank memberi pinjaman kepada nasabahnya atas
dasar bunga majemuk 3% per tahun. Jika seorang nasabah
meminjam modal sebesar Rp5.000.000,00 dan bank
membungakan majemuk per bulan, berapakah modal yang
harus dikembalikan setelah 1 tahun?
Jawab:
Diketahui M o = Rp5.000.000,00, i = 3% = 0,03, dan t = 12
bulan.
Dengan demikian, modal
t yang harus dikembalikan setelah 1
tahun (12 bulan) adalah
Mt = Mo (1 + i)
12
M12 = Rp5.000.000,00(1 + 0,03)
= Rp5.000.000,00(1,42576)
= Rp7.128.800,00
Contoh 2:
Ramli meminjam uang di suatu bank sebesar
Rp2.000.000,00. Bank tersebut memberikan bunga atas
dasar bunga majemuk 20% per tahun dengan periode
pembungaan setiap catur wulan. Jika Ramli meminjam uang
dalam jangka waktu 3 tahun, tentukan jumlah uang yang
harus dikembalikan pada akhir tahun ke-3.
Jawab:
Diketahui M = Rp2.000.000,00 dan i = 20% = 0,2.
Pembungaano dilakukan setiap catur wulan (4 bulan). Jadi,
12
banyak periode pembungaannya dalam setahun ada =3
4

kali. Jadi, jika lama peminjaman 3 tahun, banyak periode


pembungaannya 3 × 3 = 9 kali. Dengan demikian, jumlah
modal (uang) yang harus dikembalikan Ramli pada akhir
tahun ke-3 adalah
M t = Mo (1 + i) t

9
M 9 = Rp2.000.000,00(1 + 0,2)
= Rp2.000.000,00(5,159780)
= Rp10.319.560,00
FUNGSI NON LINEAR
1. Fungsi Kuadrat
Y = f(X) = aX2 + bX + c
Y Y

X X
Koordinat titik puncak diperoleh dgn rumus:

Koordinat titik puncak diperoleh dgn rumus:

-b - (b2 – 4ac)
Titik puncak = ----- , ---------------
2a 4a

-b ± b2 – 4ac
X1.2 = --------------------
2a
Contoh:
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12 Carilah koordinat titik puncak dan gambarkan

-b - (b2 – 4ac)
Koordinat Titik puncak = ----- , ---------------
2a 4a
Contoh :
Jika fungsi kuadrat Y = X2 – 8X + 12, carilah koordinat titik puncak dan
gambarkanlah parabolanya?
Penyelesaian :
  b  (b 2  4ac 
Koordinat titik puncak  , 
 2a 4a 
  8  (64  48
 , 
 2 4 
 ( 4,4)

Untuk X = 0, maka Y = 12
Titik potong sumbu Y adalah (0,12)
Untuk Y = 0, maka X2 – 8X + 12 = 0
Titik potong sumbu X adalah (2,0) dan (6,0).
Berdasarkan nilai-nilai penyelesaian dari titik
puncak dan titik potong sumbu X dan Y,
maka kurva parabolannya dapat
digambarkan seperti 7.3.
GGGGG

Y
Koordinat titik
puncak =
(0,12) (8,12)
  b  (b 2  4ac 
 , 
 2 a 4 a 
Y = a0 = a1X + a2X2+a3X3
  2  (2 2  4( 1)(3) 
 , 
 2 (  1) 4 (  1) 

  2  16 
 ,   (1,4)
(2,0)  2  4 
x
2
FUNGSI PANGKAT TIGA
Polinomial tingkat 3 dengan satu
variabel bebas disebut sebagai Y
kubik, dan mempunyai bentuk
umum :
Y = a0 = a1X + a2X2+a3X3
Y = a0 + a1 X + a2X2 + a3X3
dimana : a3tidak sama dengan
nol.
fungsi kubik ini bila digambarkan
dalam bidang koordinat
Cartesius, kurvanya mempunyai
dua lengkung (concave) yaitu : a0
lengkung ke atas dan lengkung x
ke bawah, seperti tampak pada 0
gambar di samping.
Contoh
Jika fungsi permintaan adalah Q = 64 – 8P – 2P2, gambarkanlah fungsi
permintaan tersebut dalam satu diagram!
Penyelesaian :
Jika P = 0, maka Q = 64, sehingga titik potong dengan sumbu Q adalah
(64,0)
Jika Q = 0, maka 64 - 8P – 2P2 = 0 atau
P = 4P – 32 = 0
(P + 8) (P – 4) = 0
P = -8 (Tidak memenuhi)
P=4
Jadi, titik potong dengan sumbu P adalah (0,4) dan (0, -8).

 b  D 
Koordinat titik puncak  , 
 2a 4a 
  8  576
 ,   (02,72)
 4  8 
Berdasarkan
Y
titik-titik potong dengan sumbu Q dan P serta koordinat titik
puncat, maka gambar dari fungsi permintaan Q = 64 – 8P – 2P2 dapat
digambarkan seperti di bawah.
P

4 Q =64 – 8P – 2P2
(0,4)
3

1 (64,0)

Q
-1 8 16 24 32 40 48 56 64 72

-2 (72,-2)

(2,0)
KURVA INDEFERENS
Kurva indiferens menunjukkan titik-titik kombinasi dari
barang X dan Y yang dapat memberikan tingkat
kepuasan atau utilitas total yang sama bagi konsumen.
Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi utulitas
yang berbentuk,
U = f (X, Y)
dimana : U = Tingkat utilitas atau kepuasan total
konsumen.
X = Jumah barang X yang dikonsumsi
X = Jumah barang Y yang dikonsumsi
Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam bidang
koordinat Cartesius, maka akan tampak seperti gambar
dibawah.
Y

Y1 A (X1, Y1)

B (X2, Y2)
Y2

F (X, Y) = U

X
0 X1 X2
Y

A C D
Y1

B f3 (X, Y) = U3
Y2
f2 (X, Y) = U2

f1 (X, Y) = U1

X
0 X1 X2 X3

Anda mungkin juga menyukai