Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

Mata Kuliah:

GEOMETRI ANALITIK

Nama : ILYAS YUSUF B., S.Pd


NIM : 1901513009

PASCASARJANA
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
TUGAS 1
(Resume)

1. GARIS LURUS
Perhatikan gambar dibawah ini.

Misalkan diketahui garis AB dengan A (x1 , y1 ) dan B (x2 , y 2 ) . P (x, y ) adalah sebarang titik
pada garis AB tersebut. Vektor – vektor OA,OB , dan AB, masing – masing ditulis a, b, dan
c.

Garis AB dapat didefiniskan dari titik A dan B dengan menggunakan vektor sebagai berikut

(x, y ) = a + c : R

(x, y ) = (x1, , y1 ) + (x2 − x1 ), ( y2 − y1 )

(x − x1 , y − y1 ) = (x2 − x1 ), ( y2 − y1 )
(x − x1 ) ( y − x1 )
= =
(x2 − x1 ) ( y2 − y1 )
Perhatikan dua garis lurus yang berpotongan

g1 : y = m1 x + n1

g 2 : y = m2 x + n2 sebagaimana gambar berikut,


Tanjakan garis g 1 adalah m1 = tg , dan tanjakan garis g 2 adalah m2 = tg . adalah sudut
yang terbentuk yang dibentuk oleh garis g 1 dan g 2 . Selanjutnya akan dicari  , yaitu
 = −

tg = tg ( −  )

tg = tg − tg


1 + tg .tg

Sehingga

m − m2
tg =
1 + m1m2

m − m2
Jadi y = arc tg =
1 + m1m2

Dengan memperhatikan harga – harga tertentu dari  dapat ditentukan posisi kedua garis
tersebut.

a. Jika  = 0, maka m1 = m2 . Ini berarti dua garis tersebut sejajar atau berimpit. Dua
garis tesebut sejajar apabila n1  n2 dan dua garis tesebut berimpit, apabila n1 = n2
b. Jika harga tg  besat tak berhingga, yaitu  = 90 , maka 1 + m1m2 = 0 atau
1
m1 = − . Ini berarti dua garis tersebut saling tegak lurus.
m2
2. LINGKARAN
Defenisi
Lingkaran adalah himpunan titik – titik ( pada bidang datar ) yang jaraknya dari
suatu titik tertentu sama panjangnya.

Pada gambar diatas titik pusat lingkaran di O (0,0) dan jari – jari satuan panjang. Untuk
menentukan pesamaan lingkaran dapat diambil sebarang titik puada lingkaran mislanya T
( x, y ) . Jarak titik T dan Titik O adalah x 2 + y 2 . Padahal jarak titik – titik dan titik O adalah
r, maka diperoleh hubungan bahwa x 2 + y 2 = r atau x 2 + y 2 = r 2 .

T ( x, y ) adalah sebarang titik pada lingkaran, maka setiap titik pada lingkaran
berlaku x 2 + y 2 = r 2 .

Dengan cara yang mirip, dapat ditentukan persamaan lingkaran dengan pusat titik P (a, b)
dan jari – jari r satuan yaitu ( x − a) 2 + ( y − b) 2 = r 2 .
Persamaan bentuk umum suatu lingkaran adalah x 2 + y 2 + Ax + By + C = 0. Dari
 1 1 
persamaan ini diperoleh titik pusat lingkaran adalah  − A,− B  dan jari – jarinya adalah
 2 2 
 1 2 1 2 
 A + B − C  . Perhatikan gambar berikut :
 4 4 
 

Karena garis y = mx + k menyinggung pada lingkaran, maka ada sebuah titik yang
koordinat – koordinatnya memenuhi pada persamaan garis maupun persamaan lingkaran.
Sehingga dapat diperoleh :

x 2 + (mx + k ) 2 + r 2

(1 + m 2 ) x 2 + 2mk + k 2 − r 2 = 0

Persamaan kuadrat ini hanya mempunyai satu harga x, syaratnya adalah diskriminan dari
persamaan tersebut harus sama dengan nol, sehingga didapat k = r 1 + m 2 . Jadi
persamaan garis singgunya adalah :

y = mx + r 1 + m 2 dan

y = mx − r 1 + m 2

Dengan cara yang sama dapat diturunkan bahwa persamaan garis singgung pada lingkaran
(x − a )2 + ( y − b )2 = r 2 yang sejajar dengan garis y = mx + n adalah
y − b = m( x − a) + r 1 + m 2 dan

y − b = m( x − a) − r 1 + m 2
Pada gambar dibawah ini lingkaran x 2 + y 2 =r 2 dan titik P( x1, y1 ) terletak pada
lingkaran.

Garis singgung lingkaran x 2 + y 2 =r 2 dititik ( x1, y1 ) adalah x1 x + y1 y = r 2 . Persamaan garis


singgung pada lingkaran (x − a ) + ( y − b ) = r 2 dengan titik singgung ( x1, y1 ) adalah
2 2

(x1 − a )(x − a ) + ( y1 − b)( y − b) = r 2 .

3. ELIPS
Defenisi
Elips adalah himpunan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik tertentu
tetap besarnya.

Misalkan titik – titik api ( fokus ) F1 , F2 pada sumbu-X dan sumbu F1 F2 adalah sumbu –
sumbu Y. Jika F1 F2 = 2c maka F1 (c,0) dan F2 (−c,0) . Misalkan jumlah jarak yang tetap itu
adalah 2a, dengan a  c. Ambil T ( x, y ) sebarang titik yang memenuhi defenisi, yaitu
TF1 + TF2 = 2a

Berarti (x − c)2 + y 2 + (x + c)2 + y 2 = 2a


(x − c)2 + y 2 = 2a − (x + c)2 + y 2
Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan kita peroleh :

− 4cx − 4a 2 = 2a − (x + c)2 + y 2
Kedua ruas dikuadratkan lagi dan dijabarkan sehingga diperoleh :

( a 2 − c 2 ) x 2 + a 2 y 2 = a 2 (a 2 − c 2 ) ….. (1)

Karena a  c maka a 2 − c 2  0 ; sehingga dapat ditulis a 2 − c 2 = b 2

Sehingga dari persamaan ( 1 ) diatas menjadi :

b 2 x 2 + a 2 y 2 = a 2b 2

Atau

x2 y2
+ = 1.....(2)
a2 b2

x2 y2
Karena T ( x, y ) sebarang titik yang diambil, maka setiap titiknya memenuhi 2 + 2 = 1
a b

Persamaan (2) ini disebut persamaan pusat dari elips atau persamaan kanonik dari elips.

C disebut eksentrisitas linear

c
disebut eksentrisitas numerik, ditulis e.
a
c
Karena a  c maka 0  e = 1
a

Persamaan garis singgung yang gradiennya m adalah y = mx  b 2 + a 2 m 2

Selanjutnya, persamaan garis singgung pada elips dengan titik singgung T ( x1 , y1 )

x2 y2
Misalkan persamaan elips 2 + 2 = 1 , P dan T adalah titik pada elips. Jika P mk endekati T
a b
sedemikian P sangat dekat dengan T sehingga x2 = x1 dan y 2 = y1 akibatnya PT menjadi garis di
titik T apabila dijabarkan persamaannya adalah :

(x −  )2 ( y −  )2
Untuk elips dengan persamaan + = 1, maka persamaan garis singgung di titik
a2 b2
( x −  )( x1 −  ) ( y1 −  )( y −  )
( x1 , x2 ) adalah 1 + =1
a2 b2

4. HIPERBOLA
Definisi
Hiperbola adalah himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua titik
tertentu tetap besarnya. Berdasarkan definisi tersebut dapat dicari persamaan hiperbola
sebagai berikut.
Misalkan titik-titik api F1 (−c,0), F2 (c,0) pada sumbu - x dan sumbu dari F1 , F2 adalah
sumbu-y. Jika F1 , F2 = 2c maka F1 (−c,0) dan F1 (c,0) . Misalkan selisih jarak yang tetap
tersebut adalah 2a, dengan a  c. Ambil T(x , y) sebarang titik dari himpunan yang dicari,
maka dipenuhi F1 − F2 = 2a Berarti (x + c)2 + y 2 − (x − c)2 + y 2 = 2a

(x + c)2 + y 2 = 2a (x − c)2 + y 2

Setelah Kedua Ruas dikuadratkan dan dijabarkan diperoleh


5. HIPERBOLA
Definisi
Parabola adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama dari suatu titik dan suatu
garis tertentu. Berdasarkan definisi ini dapat ditentukan persamaan parabola sebagai
berikut.
Misalkan titik yang dimaksud adalah F dan garis yang dimaksud adalah garis g;
perpotongan garis g dengan sumbu x adalah A; sumbu y dibuat melalui titik tengah AF dan
1 
tegak lurus sumbu x. Misalkan jarak AF = p. Maka F  p,0  ; dan persamaan garis g
2 

p ; dan T (x, y ) sebarang titik pada parabola, maka berlaku TF = jarak T ke


1
adalah x = −
2
garis g atau

2
 1  1
 x − p + y = x + p
2

 2  2

Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan diperoleh y2 = 2px. Persamaan ini disebut
dengan persamaan puncak parabola Titik F disebut titik api. Titik O disebut puncak
parabola Garis x = - 2 1 p disebut garis arah atau direktrik Sumbu x merupakan sumbu
simetri dari parabola p dan disebut parameter parabola.

Berdasarkan defenisi parabola, eksentrisitas parabola adalah e = 1


Dengan menggunakan translasi susunan sumbu, dapat ditentukan bahwa persamaan
parabola yang puncaknya P( , ) dan sumbu simetrinya sejajar sumbu x adalah (y - ) 2 =
2p(x - ).persamaan parabolanya (y - ) 2 = 2p(x - ), maka persamaan garis singgung
dengan gradien m adalah ( y −  ) = m( x − a ) +
2 p
2m

Persamaan garis singgung ( y −  ) 2 = 2 p( x − a), maka persamaan garis singgung di


T ( x1 , y1 ) adalah ( y1 −  )( y −  ) = p( x + x1 − 2a). Karena gradien garis singgung di T ( x1 , y1 )
p p
adalah maka gradien garis normal adalah − . Jadi persamaan garis normal di
y1 y1
− y1
T ( x1 , y1 ) adalah y − y1 = (x − x1 ) .
p

Misalkan persamaan parabola y 2 = 2 px. titik – titik S (x1 , y1 ) dan T (x2 , y 2 )


merupakan titik – titik singgung dari garis – garis singgung yang ditarik dari titik p(xo , y o )
diluar parabola. Persamaan garis singgung di S dan di T berturut – turut

y1 y = p(x0 + x1 ) dan y 2 y0 = p(x0 + x2 )


Karena garis – garis singgung tersebut melalui P maka berlaku

y1 y = p(x0 + x1 ) dan y 2 y0 = p(x0 + x2 ) ini berarti titik – titik S dan T memenuhi persamaan

y 0 y = p( x + x0 )

Persamaan ini disebut persamaan garis kutub dari P terhadap parabola y 2 = 2 px

Jika P pada parabola maka garis kutub menjadi garis singgung.

Jika P di luar parabola maka garis kutub menjadi tali busur singgung.

Jika P di dalam parabila maka garis kutub tidak memotong parabola.

6. KOORDINAT DAN PERSAMAAN KUTUB


Sebuah titik P (selain titik kutub/titik asal) dinyatakan kedudukan oleh titik O ke P
dan sudut antara garis OP dan sumbu kutub. Apabila r adalah jarak antara titik O dan titik
P; sedangkan  adalah salah satu sudut antara OP dan sumbu kutub, maka (r , ) adalah
sepasang koordinat kutub dari titik P dan ditulis P(r , ). Selanjutnya r disebut jari-jari
penunjuk dari P atau radius vektor dari P, sedangkan  disebut argumen dari P atau sudut
kutub dari P.

Seperti halnya dengan sistem koordinat kartesius siku-siku, dapat disusun


persamaan kartesius dengan peubah-peubah x dan y; maka dengan sistem koordinat
kutub, dapat pula disusun persamaan kutub dengan peubah-peubah r dan ; misalnya

2
r = 8 sin  dan =
1 − cos
TUGAS 2
7. Diketahui titik A (4, 7). Tentukan persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-x
dan melalui titik A. Tentukan pula persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-y
dan melalui titik A.
Jawaban:
• Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-x dan melalui titik A adalah y = 7.
• Persamaan garis lurus yang sejajar sumbu-y dan melalui titik A adalah x = 4.

8. Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik O(0, 0) dan P(–2, 5).
Tentukan pula tanjakan dari garis tersebut.
Jawaban:
Persamaan garis yang melalui O(0, 0) dan P(–2, 5) sebagai berikut:
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y 2 − y1

Dengan titik pertama O(0, 0) dan titik kedua P(-2, 5) diperoleh x1 = 0, y1 = 0, x2 = -2,
dan y2 = 5.
Sehingga:
x−0 y−0
=
−2−0 5−0
x y
=
−2 5
5 x = −2 y
5x + 2 y = 0

• Persamaan garis yang melalui titik O(0, 0) dan P(-2, 5) adalah 5 x + 2 y = 0 .


5
• Tanjakan dari garis 5 x + 2 y = 0 adalah m = −
2
9. Tentukan tanjakan dan persamaan garis lurus yang melalui O(0, 0) dan yang
mengapit sudut 60 dengan sumbu-x arah positif.
Jawaban:
Gambar dibawah ini adalah sketsa dari ketentuan-ketentuan dalam soal dan garis g1
garis yang mengapit sudut yang besarnya 60 dengan sumbu-x arah positif.

Tanjakan garis g1 adalah m1 sebagai berikut.


m1 = tg 60 = 3
Sehingga persamaan garis g1 sebagai berikut.
y–0= 3 (x –0)

y= 3x

10. Diketahui titik A(1, 4) dan B(3, -2). Tentukan tanjakan dan persamaan garis
lurus yang melalui titik-titik A dan B.
Jawaban:
Persamaan garis yang melalui dua titik sebagai berikut:
x − x1 y − y1
=
x2 − x1 y 2 − y1

Dengan titik pertama A(1, 4) dan titik kedua B(3, -2) diperoleh x1 = 1, y1 = 4, x2 = 3, dan
y2 = -2.
Sehingga:
x −1 y−4
=
3 −1 − 2 − 4
x −1 y − 4
=
2 −6
− 6x + 6 = 2 y − 8
− 6 x − 2 y = −14
3x + y = 7

• Persamaan garis tersebut adalah 3x + y = 7 .


1
• Tanjakan dari garis 3x + y = 7 adalah m = −
3
TUGAS 3
4. Tentukan persamaan lingkaran yang melalui O(0, 0), P(4, 0) dan Q(0, 2).
Jawaban:
Persamaan bentuk umum suatu lingkaran: x2 + y2 + Ax + By + C = 0
- Lingkaran melalui O(0, 0), diperoleh C = 0
- Lingkaran melalui P(4, 0), diperoleh A = -4
- Lingkaran melalui Q(0, 2), diperoleh B = -2
Sehingga persamaan lingkaran tersebut adalah x2 + y2 – 4x – 2y = 0

5. Tentukan persamaan garis singgung lingkaran (x – 1)2 + (y + 1)2 = 4 yang


sejajar dengan garis 5x – 12y + 5 = 0
Jawaban:
Berdasarkan persamaan diperoleh: a = 1, b = -1, r = 2 dan tanjakan dari garis yang
5
sejajar garis singgung lingkaran adalah m =
12
Garis singgung lingkaran tersebut sebagai berikut.

y – b = m(x – a) + r 1 + m 2
2
5 5
y–1= (x + 1) + 2 1 +  
12  12 
 12y – 5x – 43 = 0
Dan

y – b = m(x – a) – r 1 + m 2
2
5 5
y–1= (x + 1) – 2 1 +  
12  12 
 12y – 5x + 9 = 0
6. Tentukan persamaan garis singgung pada lingkaran x2 + y2 – 2x + 2y – 7 = 0 di
titik (1, 2).
Jawaban:
Persamaan lingkaran dapat ditulis sebagai berikut:

x2 + y2 – 2x + 2y – 7 = 0  (x – 2)2 + (y + 2)2 = ( 15 )
2

Persamaan garis singgung pada lingkaran (x – a)2 + (y – b)2 = r 2 dengan titik


singgung (x1, y1) adalah:
(x1 – a) (x – a) + (y1 – b) (y – b) = r 2
Berdasarkan soal diperoleh:
a = 2, b = -2, r = 15 , x1 = 1, dan y1 = 2
Sehingga:

(1 – 2) (x – 2) + (2 + 2) (y + 2) = ( 15 )2

 –x + 4y – 5 = 0
TUGAS 4
x2 y2
1. Dari titik C(10, -8) dibuat garis yang menyinggung elips + = 1 . Tentukan
25 16
persamaan tali busur yang menghubungkan kedua titik singgung tersebut.
Jawaban:
x2 y2
Tali busur yang menghubungkan kedua titik singgung elips + = 1 yang ditarik
a2 b2
dari titik (x1, y1) adalah:
x1 x y1 y
+ 2 =1
a2 b
Jadi, tali busur yang dimaksud dalam soal ini sebagai berikut.
10 x − 8 y
+ =1
25 16
160 x − 200 y = 400

 4 x − 5 y = 10

2. Garis x – y – 5 = 0 menyinggung elips yang titik-titik apinya F1 (-3, 0) dan F2 (3, 0).
Tentukan persamaan elips yang memenuhi persyaratan tersebut.
Jawaban:
• Tentukan nilai c
2c = F1F2
2c = 3 – (-3) 
c=3

• Tentukan nilai a dan b


a2 - b2 = c2 (elips horizontal)
a2 - b 2 = 9 ... (1)
Gradien garis singgung elips adalah m = 1
Garis singgung elips ekuivalen dengan x – y – 5 = 0  y = x – 5
Sehingga Persamaan garis singgung elips:

y = mx  a 2 m2 + b 2

x – 5 = 1x  a 2 .1 + b2
dari bentuk di atas diperoleh:

a 2 + b 2 = −5
Dikuadratkan kedua ruas:
a2 + b2 = 25 ...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh nilai a2 = 17 dan b2 = 8.
Jadi, persamaan elipnya adalah:
x2 y2
+ =1
17 8

x2 y2
3. Tentukan persamaan garis singgung pada elips + = 1 yang sejajar dengan
30 24
garis 4x – 2y + 23 = 0
Jawaban:
Persamaan garis singging yang gradiennya m adalah:

y = mx  b 2 + a 2 m 2

Berdasarkan soal diperoleh nilai: a 2 = 30 , b 2 = 24 .


Garis singgung sejajar persamaan 4x – 2y + 23 = 0, berarti gradiennya sama m = 2.
Sehingga:
y = 2 x  24 + 30.4

y = 2 x  144
y = 2 x  12
y = 2 x + 12 atau y = 2 x − 12
x2 y 2
4. Tentukan persamaan tali busur elips + = 1 , yang dibagi dua sama panjang
8 4
oleh titik A(2, 1).
Jawaban:
x2 y 2
Bentuk persmaan elips + = 1 atau x2 + 2y2= 8
8 4
Persamaan garis yang melalui titik (2,1) dan bergradien m adalah
y=m(x−x1)+y1
y=m(x−2)+1

Substitusikan y=m(x−2)+1 pada persamaan elipsnya.


x2+2y2 = 8
x2+2(m(x−2)+1)2=8
x2+2m2(x−2)2+4m(x−2)+2=8
x2+2m2(x2−4x+4)+4mx−8m+2−8=0
(2m2+1)x2−4m(2m−1)x+2(4m2−4m−3)=0
Misalkan x1,x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat di atas, jumlah akarnya adalah
4m( 2m − 1)
x1+x2=
2m 2 + 1
x1 + x2
Diketahui = 2  x1 + x2 = 4 berarti
2
4m( 2m − 1)
4=
2m 2 + 1
8m2 + 4 = 8m2 – 4m
4 = -4m
m = -1
Sehingga persamaan garis itu (tali busur) adalah
y= -1(x−2)+1
y = -x + 2 + 1
y = -x + 3
TUGAS 5
x2 y 2
4. Tentukan koordinat titik M pada hiperbola − = 1 yang terdekat ke garis 3x
24 18
+ 2y + 1 = 0.
Jawaban:
Soal ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Untuk menentukan titik M, kita dapat menentukan garis singgung kurva yang sejajar
dengan persamaan 3x + 2y + 1 = 0.
3
Dari soal diperoleh: a2 = 24, b2 = 18, dan m = −
2
GSH:

y = mx  a 2 m 2 − b 2

 −3
2
3
y=− x  24.  − 18
2  2 
Setelah diuraikan diperoleh:
3
y =− x6
2
3 3
y = − x + 6 atau y = − x − 6
2 2
x2 y 2
Substitusi persamaan pada hiperbola − = 1  3x2 – 4y2 = 72
24 18
2
 3 
3x2 – 4  − x + 6  = 72
 2 
Setelah diuraikan diperoleh x = 6.
3
Maka: y = − (6) + 6 = −9 + 6 = −3
2
Atau
2
 3 
3x2 – 4  − x − 6  = 72
 2 
Setelah diuraikan diperoleh x = -6.
3
Maka: y = − (−6) − 6 = 9 − 6 = 3
2
Jadi titik M adalah (6, -3) atau (-6, 3)

Perhatikan gambar berikut.


5. Garis 2x – y – 4 = 0 menyinggung hiperbola yang titik-titik apinya F1(-3 , 0) dan
F2(3 , 0). Tentukan persamaan hiperbola tersebut.
Jawaban:
• Tentukan nilai c
c=3
• Tentukan nilai a dan b
a2 + b 2 = 9 ... (1)
Gradien garis singgung hiperbola adalah m = 2
Garis singgung ekuivalen dengan y = 2x – 4
Sehingga Persamaan garis singgung elips:

y = mx  a 2 m2 − b 2

2x – 4 = 2x  a 2 .4 − b 2

dari bentuk di atas diperoleh:

4a 2 − b 2 = −4
Dikuadratkan kedua ruas:
4a2 - b2 = 16 ...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh nilai a2 = 5 dan b2 = 4.
Jadi, persamaan hiperbolanya adalah:
x2 y2
− =1
5 4

6. Tentukan luas daerah segitiga yang dibentuk oleh asimtot-asimtot hiperbola


x2 y2
− = 1 dan garis 9x + 2y – 24 = 0.
4 9
Jawaban:
x2 y 2
Dari persamaan hiperbola − = 1, diketahui:
24 18
a = 2, b = 3, dan titik pusatnya di O(0, 0)
Persamaan asimtot hiperbola horizontal karena koefisien x2 positif.
b
y – yp =  (x – xp)
a
3
y= x
2
3 3
Asimtot y = x, y = - x, dan garis 9x + 2y – 24 = 0 secara geometris digambarkan
2 2
sebagai berikut.

Titik sudut segitiganya adalah A(2,3), B(0,0), dan C(4,−6). Luas segitiga ABC dapat
ditentukan dengan dengan menggunakan determinan matriks.
1 1 1 1 1 1
x3 = 2 0 4 = (0 + 12 + 0 − 0 − 0 − (−12) ) = 12
1 1 1
L = x1 x2
2 2 2
y1 y2 y1 3 0 −6

Jadi, luas segitiga adalah 12 satuan luas.


TUGAS 6
1. Tentukan persamaan parabola yang simetris terhadap OX, puncaknya di titik
asal melalui titik A(9,6).
Jawaban:
Persamaan parabolanya 𝑦 2 = −2𝑝𝑥
Karena titik A(9,6) pada parabola, maka:
𝑦 2 = −2𝑝𝑥
62 = −2𝑝 ∙ 9
36 = −18𝑝
36
𝑝 = −18

𝑝 = −2
Jadi, persamaan parabolanya yaitu
𝑦 2 = −2(−2)𝑥
𝑦 2 = 4𝑥

2. Tentukan persamaan parabola yang puncaknya di O, terletak di tengah-tengah


𝟏
bidang atas, simetris terhadap OY, dan parameter 𝑷 = 𝟒.

Jawaban:
1
Persamaan parabolanya 𝑥 2 = 2𝑝𝑦, substitusikan 𝑝 = 4 ke persamaan maka:

𝑥 2 = 2𝑝𝑦
1
𝑥2 = 2 ( ) 𝑦
4
1
𝑥2 = 𝑦
2
1
Jadi, persamaan parabolanya yaitu 𝑥 2 = 2 𝑦
3. Dari titik api parabola 𝒚𝟐 = 𝟏𝟐𝒙 dipancarkan sinar yang membentuk sudut
𝟑
lancip 𝜶 (𝒕𝒈 𝜶 = 𝟒) dengan sumbu 𝒙 positif. Tentukan persamaan garis yang

dilalui sinar pantul tersebut.


Jawaban:
𝑦 2 = 12𝑥  𝑦 2 = 4𝑝𝑥
12 = 4p
p=3

3
m = 𝑡𝑔 𝛼 = 4
𝑝
𝑦 = 𝑚𝑥 +
𝑚
3 3
𝑦= 𝑥+ 3
4
4
3
𝑦= 𝑥+4
4
4𝑦 = 3𝑥 + 16
3𝑥 − 4𝑦 + 16 = 0

Anda mungkin juga menyukai