Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

GEOMETRI ANALITIK BIDANG PADA KOORDINAT MIRING

Zainnur Wijayanto, M.Pd dan Drs. B. Kusmanto, M.Pd


Pendidikan Matematika, FKIP UST
Email: zannuwijaya@yahoo.com

Abstract

The aim of this study was to determine (1) the shape and properties of any of the
lines in the coordinate oblique, (2) the shape and properties of any of the circles on the
coordinate oblique, (3) the shape and properties of any of parabola in oblique
coordinates, (4) the shape and properties of any of the ellipse in oblique coordinates, (5)
the shape and properties of any of the hyperbole in oblique coordinates.
The method to be used is a literature review to collaborate with existing theories.
The results showed that the equation of the line through P1 = ( x1 , y1 ) and
P2 = ( x2 , y2 ) at oblique coordinate αo becomes: y − y1 = mr ( x − x1 ) with
y2 − y1
mr = tan (180o −α o ) β mr =
x2 − x1

Keywords: Plane Analytic Geometry, Oblique coordinates.

1. PENDAHULUAN Dalam Geometri Analitik Bidang


Geometri Analitik merupakan suatu disajikan posisi titik pada bidang koordinat,
bidang studi dari hasil perpaduan antara jarak dua titik, persamaan garis lurus dan
Geometri dan Aljabar. Seperti yang diketahui hubungan letak dua garis lurus, persamaan
bahwa himpunan semua titik pada suatu garis kurva-kurva istimewa seperti lingkaran, elips,
lurus berkorespondensi 1 - 1 dengan himpunan hiperbola dan parabola. Akan tetapi selama ini
semua bilangan real. Demikian pula himpunan yang peneliti ketahui bahwa sistem koordinat
semua titik pada bidang datar berkorespondensi yang digunakan adalah system koordinat
1 - 1 dengan himpunan semua pasangan kartesius tegak dengan perpotongan sumbu-X
bilangan-bilangan real (x, y). Dan himpunan dan sumbu-Y membentuk sudut 90°. Siceloff,
semua titik pada ruang berkorespondensi 1 – 1 Wentworth dan Smith dalam bukunya yang
dengan himpunan semua tripel bilangan- berjudul Analytic Geometry, Fuller dalam
bilangan real (x, y, z). Oleh karena itu, bukunya yang berjudul Analytic Geometry, dan
gambar/kurva pada bidang maupun luasan Bocher dalam bukunya Plane Analytic
dalam ruang, yang biasa dipelajari dalam Geometry memberikan gagasan tentang sistem
geometri, dapat dinyatakan sebagai himpunan koordinat baru yaitu koordinat miring, dimana
pasangan/tripel dari bilangan-bilangan real, sumbu-X dan sumbu-Y tidak tegak lurus
yang biasa dipelajari dalam Aljabar. Misalnya, (membentuk 90°) melainkan membentuk sudut
lingkaran pada bidang dapat dipandang sebagai α, dimana 0° < α < 180° dan α ≠ 90°. Oleh
(x, y) ∈ R2 | x2 + y2 = 25). Untuk mempermudah karena itu peneliti berkeinginan untuk mengkaji
dalam mempelajarinya, seperti dalam geometri bentuk dan sifat-sifat dari garis, lingkaran,
dipilahkan menjadi Geometri Datar dan parabola, elips dan hiperbola pada koordinat
Geometri Ruang, maka dalam Geometri miring.
Analitik dibedakan pula menjadi Geometri Berdasarkan paparan tersebut rumusan
Analitik Bidang dan Geometri Analitik Ruang. masalah yang akan ditulis yaitu sebagai berikut:

42
42
 
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

“Bentuk dan sifat-sifat apa saja dari garis pada Garis bilangan diilustrasikan
koordinat miring?”

2. METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan adalah Elemen dari garis bilangan biasanya disebut
kajian literatur dengan mengkolaborasikan teori titik (.).
yang sudah ada seperti analytic geometry yang Jika diberikan dua titik berbeda pada garis
mengkaji garis, lingkaran, parabola, elips dan bilangan, yaitu a dan b, maka jarak antara a
dan b adalah sebuah bilangan positif yang
hiperbola pada koordinat kartesius tegak lurus.
Kemudian yang harus dikerjakan adalah didefinisikan dengan r = a −b atau
mengkaji analytic geometry tentang garis, r = b−a .
lingkaran, parabola, elips dan hiperbola pada
koordinat miring α, dimana 0° < α < 180° dan α ⎧ x, x ≥ 0
x = ⎨
≠ 90°. ⎩− x, x < 0
3. PEMBAHASAN 3 = 3, karena 3 ≥ 0
1.1. Definisi
0 = 0, karena 0 ≥ 0
Garis bilangan adalah himpunan yang
berkorespondensi satu-satu dengan ℝ. −3 = −(−3) = 3, karena -3<0
Ket : korespondensi satu-satu (bijektif) =
injektif ∪ surjektif

1.2. Remark

Macam-macam Koordinat Kartesius


1. Koordinat Kartesius Tegak

2. Koordinat Kartesius Miring

43
  43
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

Jarak Antara Dua Titik pada Koordinat Kartesius Miring (α : 0 < α ≤ 90o )

Diberikan dua titik P (x1 , y1 ) dan Q (x 2 , y 2 )

Dalam ΔPQR berlaku aturan cosinus sebagai berikut

PQ2 = PR 2 + RQ2 − 2PR.RQ cos(180o − α )

atau

PQ 2 = ( x2 − x1 ) 2 + (y 2 − y1 ) 2 − 2( x2 − x1 )( y2 − y1 )(− cos α )

PQ 2 = ( x2 − x1 ) 2 + (y 2 − y1 ) 2 + 2( x2 − x1 )( y2 − y1 ) cos α

PQ = ( x2 − x1 )2 + (y2 − y1 )2 + 2( x2 − x1 )( y2 − y1 ) cos α

Jarak antara P (x1 , y1 ) dan Q (x 2 , y 2 ) adalah

r = PQ = ( x2 − x1 )2 + (y2 − y1 )2 + 2( x2 − x1 )( y2 − y1 ) cos α

1.3. Definisi Diberikan garis l , slope/ kemiringan/


Diberikan garis l dan memotong sumbu gradient dari l didefinisikan dengan
x. Sudut inklinasi adalah sudut yang m = tan β , β adalah sudut inklinasi dari
dibentuk pada sebelah kanan garis l dan
diatas sumbu x.
l.

1.5. Postulat I Euclid


Dari dua titik yang berbeda, dapat dibuat
tepat satu garis lurus.

Jika garis l melalui titik P (x1 , y1 ) dan


Q (x 2 , y 2 ) , maka slope dari l dapat
diturunkan sebagai berikut:

1.4. Definisi
44
44
 
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

Mencari sin β dengan menggunakan Jadi, slope/ gradient dari l adalah


aturan sinus, diperoleh ( y2 − y1 ) sin α
m=
r y −y r 2 − ( y2 − y1 ) 2 sin 2 α
o
= 2 1
sin(180 − α ) sin β
r y −y 1.6. Sudut diantara Dua Garis
= 2 1
sin α sin β Jika diberikan dua garis l dan g , garis l
( y − y ) sin α dilalui oleh dua titik P dan Q ditulis
sin β = 2 1 . . . (1) l = PQ . Garis g dilalui oleh dua titik R
r
dan S ditulis g = RS maka:
Mencari cos β dengan menggunakan 1. Sudut dari l ke g adalah sudut positif
identitas trigonometri, diperoleh terkecil yang diawali dari PQ dan
2 2
sin β + cos β = 1 diakhiri RS (arahnya berlawanan
2
cos β = 1 − sin β 2
(substitusi (1)) jarum jam).
2
⎡ ( y − y ) sin α ⎤
cos β = 1 − ⎢ 2 1
2
⎥
⎣ r ⎦
2
(y − y ) sin 2 α
cos 2
β = 1− 2 1
r2

2
r 2 − ( y2 − y1 ) sin 2 α
2
cos β = 2. Sudut dari garis g ke l adalah sudut
r2 positif terkecil yang diawali dari RS
2
2
r − ( y2 − y1 ) sin α 2
dan diakhiri PQ .
cos β = ±
r2
1 2 2
cos β = ± r − ( y2 − y1 ) sin 2 α
r
1 2 2 1 2 2
cos β = r − ( y2 − y1 ) sin 2 α dan cos β = − r − ( y2 − y1 ) sin 2 α ... (2)
r r Definisi
1.7.
Dua buah garis pada koordinat kartesius
sin β miring dikatakan sejajar jika kedua garis
m= tersebut memiliki sudut inklinasi yang
cos β
sama.
( y2 − y1 ) sin α
m= r
r − ( y2 − y1 ) 2 sin 2 α
2

r
( y2 − y1 ) sin α
m=
r 2 − ( y2 − y1 ) 2 sin 2 α

45
  45
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

1.11. Definisi
Penyiku dari sudut β adalah α − β .

1.8. Remark
Dua buah garis yang berimpit adalah
sejajar 1.12. Definisi
Letak kedudukan (locus) adalah
1.9. Teorema himpunan semua titik yang memiliki
Dua buah garis non vertical pada kondisi geometrik tertentu.
koordinat kartesius miring adalah sejajar
jika dan hanya jika memiliki slope yang
sama.

Bukti:
⇒ Diketahui garis l dan g sejajar
Jelas sudut inklinasi l dan g sama 1.13. Definisi
(1.8. definisi) Garis lurus adalah letak kedudukan titik-
Jelas ml = tan β = mg titik yang memiliki kemiringan tetap
terhadap titik tertentu.
Jelas ml = mg
Jadi, slope l dan g sama.

⇐ Diketahui garis l dan g memiliki


slope yang sama
Jelas ml = mg
Jelas ml = tan β = mg
1.14. Remark
Jelas sudut inklinasi ( β ) l dan g sama Misalkan m adalah kemiringan dan
Jadi, l dan g sejajar P1 ( x1 , y1 ) adalah titik tertentu.
Berdasarkan 1.15. letak kedudukan titik
P ( x, y ) dengan P1 ( x1 , y1 ) yang
1.10. Definisi memiliki kemiringan m diformulasikan
Pelurus dari sudut β adalah 180o − β . sebagai berikut:

46
46
 
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

( y − y1 ) sin α
m=
r − ( y − y1 ) 2 sin 2 α
2

m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α = ( y − y1 ) sin α
m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α = y sin α − y1 sin α
m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α + y1 sin α = y sin α
m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α + y1 sin α
y=
sin α
dengan
r 2 = ( x − x1 ) 2 + ( y − y1 ) 2 + 2( x − x1 )( y − y1 ) cos α

1.15. Contoh
Tentukan persamaan garis lurus yang melalui titik P(1,2) yang memiliki slope 2, dalam KKM
dengan α = 60o !
Penyelesaian:

r 2 = ( x − x1 ) 2 + ( y − y1 ) 2 + 2( x − x1 )( y − y1 ) cos α
r 2 = ( x − 1) 2 + ( y − 2) 2 + 2( x − 1)( y − 2) cos 60o
1
r 2 = ( x − 1) 2 + ( y − 2) 2 + 2( x − 1)( y − 2).
2
2 2 2
r = ( x − 1) + ( y − 2) + ( x − 1)( y − 2)

m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α + y1 sin α
y=
sin α
m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α
y= + y1
sin α
m r 2 − ( y − y1 ) 2 sin 2 α
y − y1 =
sin α
2 ( x − 1) 2 + (y − 2) 2 + ( x − 1)(y − 2) − ( y − 2) 2 sin 2 60o
y−2=
sin 60o
1
2 ( x − 1) 2 + (y − 2) 2 + ( x − 1)(y − 2) − ( y − 2) 2 ( 3) 2
y−2 = 2
1
3
2
3
4 ( x − 1) 2 + (y − 2) 2 + ( x − 1)(y − 2) − ( y − 2) 2 .
y−2 = 4
3
3
3.( y − 2) = 4 ( x − 1) 2 + (y − 2) 2 + ( x − 1)(y − 2) − ( y − 2) 2 .
4
3( y − 2) 2 = 16( x − 1) 2 + 4( y − 2) 2 + 16( x − 1)( y − 2)
16( x − 1) 2 + ( y − 2) 2 + 16( x − 1)( y − 2) = 0
47
  47
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

16( x − 1)( y − 2) = −16( x − 1) 2 − ( y − 2) 2


−16( x − 1) 2 − ( y − 2) 2
y−2 =
16( x − 1)
−16( x − 1) 2 ( y − 2) 2
y−2 = −
16( x − 1) 16( x − 1)
( y − 2) 2
y − 2 = −( x − 1) −
16( x − 1)
( y − 2) 2
y = −( x − 1) − +2
16( x − 1)
Dari contoh 1.20 dapat diketahui bahwa Berikut hasil modifikasi trigonometri
persamaan akhir tidak membentuk persamaan dengan mengubah sudut yang lazim digunakan
garis namum membentuk persamaan kuadrat. yakni 900 menjadi α o , dimana 0° < α < 180°
Oleh karena itu formula yang dihasilkan tidak dan α ≠ 90° yang selanjutnya peneliti sebut
dapat digunakan secara umum. Sehingga perlu dengan Trigonometri Relatif.
dilakukan modifikasi agar formula persamaan
garis dapat berlaku secara umum.

Trigonometri Relatif

b
Sin β =
a
c
Cos β =
a
b
Tan β =
c
b
Sin α β =
a
c
Cos α β =
a
b
Tan α β =
c

1.4 Sudut Berelasi b


Sin (180°−α ) β =
1. Kuadran I r
a
Cos (180°−α ) β =
r
b
Tan (180°−α ) β =
a

2. Kuadran II

48
48
 
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

3. Kuadran III

b
Sin α β =
r
−a
Cos α β =
r
−b
Tan α β =
a

−b −b
Sin (180°−α ) β = Sin α β =
r r
−a a
Cos (180°−α ) β = Cos α β =
r r
b −b
Tan (180°−α ) β = Tan α β =
a a
Berdasarkan trigonometri relatif maka
4. Kuadran IV persamaan garis yang melalui
P1 = ( x1 , y1 ) dan P2 = ( x2 , y2 ) pada
koordinat miring α o menjadi:

y − y1 = mr ( x − x1 )
mr = tan (180o −α o ) β
dengan y2 − y1
mr =
x2 − x1

Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui
titik A (1,1) dan B (2,2) pada koordinat

miring α = 60o !

Jawab:
49
  49
Jurnal SCIENCETECH Vol 2 No 2 Agustus 2016

mr = tan180o −60o β y − y1 = mr ( x − x1 )
mr = tan120o β y − 1 = 1( x − 1)
y=x
y −y
mr = 2 1
x2 − x1
2 −1
mr =
2 −1
mr = 1
Sehingga persamaan garisnya adalah

Corral, M. 2009. Trigonometry. Michigan:


4. KESIMPULAN
GNU Free Document License.
Berdasarkan hasil pembahasan maka
kesimpulan yang diperoleh adalah: Fuller, G. 1954. Analytic Geometri. USA:
Persamaan garis pada koordinat bidang miring Addison-Wesley Publishing Company,
Inc.
dengan kemiringan α o , dimana 0° < α < 180°
dan α ≠ 90° adalah Hadiwidjojo, M. 1974. Ilmu Ukur Analit
2 2 2 Bidang. Yogyakarta: FPMIPA IKIP
m r − ( y − y1 ) sin α + y1 sin α
y=
sin α Jain, P. K & Ahmad, K. 1996. Analytical
dengan Geometry of Two Dimensions 2nd
Edition. New Delhi: New Age
r 2 = ( x − x1 ) 2 + ( y − y1 ) 2 + 2( x − x1 )( y − y1 ) cos α International (P) Ltd.

Siceloff, L. P, Wentworth. G, & Smith. D. E.


Akan tetapi persamaan ini tidak berlaku untuk 1922. Analytic Geometry. Boston: Ginn
umum karena terdapat contoh yang and Company.
menunjukan bahwa persamaan tersebut tidak
membentuk persamaan kuadrat melainkan
persamaan garis. Sehingga perlu dilakukan
modifikasi trigonometri yang umum menjadi
trigonometri relatif. Diperoleh persamaan
persamaan garis yang melalui P1 = ( x1 , y1 )
dan P2 = ( x2 , y2 ) pada koordinat miring αo
menjadi:
y − y1 = mr ( x − x1 )
mr = tan (180o −α o ) β
dengan y2 − y1
mr =
x2 − x1

DAFTAR PUSTAKA
Beecher, J. A, Penna, J. A, & Bittinger, M. L.
2007. Algebra and Trigonometry 3rd
Edition. Addison Wesley.

Bocher, M. 1915. Plane Analytic Geometry.


USA: Henry Holt and Company.
50
50
 

Anda mungkin juga menyukai