Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

MODUL 7
SISTEM KOORDINAT

MATA KULIAH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

DINI HARI SETIAWATI (NIM 858802413)

SANTIKA RADITYATAMA (NIM 858801998)

SITI ILA MAISYAROH (NIM 858802406)

DEWINTA DIAH AYU PURWANTI (NIM 858802033)

UNIVERSITAS TERBUKA POKJAR KEDUNG KANDANG MALANG

PROGRAM STUDI PGSD

2020.2
MODUL 7

SISTEM KOORDINAT

KEGIATAN BELAJAR 1
Sistem Bilangan Real dan Koordinat

1. Penggunaan istilah kartesius pada sistem koordinat kartesius (Cartesian Coordinate


Sistem) merupakan bentuk penghargaan kepada Rene DESCARTES sebagai
penemunya. Bidang datarnya disebut bidang cartesius (Cartesian Plane).

2. Pada sisttem bilangan hubungan antara himpunan bilangan asli (N), himpunan
bilangan cacah (W), himpunan bilangan bulat (J), himpunan bilangan rasional (Q) dan
himpunan bilangan real (R) saling berelasi yaitu N  W  J  Q R.

3. Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian terhadap pembilang
oleh penyebut menghasilkan bilangan di belakang koma yang terbatas serta berakhir
dengan pengulangan bilangan nol, dan berulang tidak terbatas.

4. Bentuk desimal dari bilangan irrasional menghasilkan bilangan dibelakang koma yang
tidak berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan pengulangan bilangan nol.

5. Bilangan real selain memiliki sifat kelengkapan juga memiliki sifat kerapatan.
Berapapun kerapatan letak antara dua bilangan real tersebut selalu ada bilangan
rasional lain atau bilangan irrasional lain.

6. Sistem koordinat kartesius pada bidang dua dimensi dibentuk oleh dua garis bilangan
real taitu garis horizontal (sumbu-x) dan garis vertikal (sumbu-y) yang saling
berpotongan tegak lurus di titik nol dari setiap garis tersebut. Sumbu-x dan sumbu-y
membagi bidang koordinat menjadi 4 wilayah yang disebut kuadran (quadrants).
Kuadran I dibatasi oleh sumbu-x positif dan sumbu-y positif.
Kuadran II dibatasi oleh sumbu-x negatif dan sumbu-y positif.
Kuadran III dibatasi oleh sumbu-xnegatif dan sumbu-y negatif.
Kuadran IV dibatasi oleh sumbu-xpositif dan sumbu-y negatif.
7. Teorema Pyhtagoras dapat digunakan untuk menentukan jarak antar titik P 1 (x1,
y1) dan P2 (x2, y2), yaitu :
P1P2 = √ nnnnnnnnnnnnnnn
(x2 – x1)2 + (y2 - y1)2

8. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x,y) pada bidang yang berjarak sama
terhadap satu titik tetap yang disebut pusat lingkaran, jarak titik-titik (x,y) terhadap
titik pusat disebut jari-jari (radius) dan dilambangkan r. Persamaan lingkaran yang
bertitik pusat di P(a,b) dan melalui titik Q(x,y) dengan jarak antara titik P dan Q
disebut jari-jari r dan rumus jari-jarinya adalah :
r2 = (x – a)2 + (y – b)2
r= √ nnnnnnnnnnnnn
(x – a)2 + (y – b)2

9. Hubungan antara koordinat kartesius (x,y) dan koordinat kutub (r, 0) ditun-jukkan
oleh persamaan.
y
sin = y = r sin
r
y
cos = y = r cos
r
y
r2 = r2 + y2 dan tan = =
r

KEGIATAN BELAJAR 2
Persamaan dan Pertidaksamaan Linier

1. Bentuk umum persamaan linear adalah ax + by = c, x dan y ∈ {bilangan real} dimana


a dan b tidak keduanya sama dengan nol.
2. Garis y = a merupakan garis horizontal yang sejajar dengan sumbu-ydan melalui titik
(0,b).
3. Garis x = a merupakan garis vertikal yang sejajar dengan sumbu –y dan melalui titik (a,
0)
4. Intercept-x adalah titik di mana garis memotong sumbu-x. Intercept-y adalah titik
dimana garis memotong sumbu-y.
5. Gradien garis lurus didefinisikan sebagai laju perubahan koordinat-y dari suatu titik
pada suatu garis lurus terhadap koordina-x.
6. Untuk semua bilangan real m, gambar dalam bidang koordinat dari persamaan y=
mx adalah garis yang mempunyai gradien mdan melalui titik asal (0, 0).
7. Gradien (m) ruas garis P1P2 antara titik P1 (x1, y1) dan P2 (x2, y2) adalah
y2 – y 1
m= , dimana (y2 – y1) adalah jarak vertikal antara titik P1 dan P2
x2 – x 1

sedangkan (x2 – x1) adalah jarak horizontal antara titik P1 dan P2.
8. Macam-macam gradien garis :
a. Gradien garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas.
b. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu-x adalah nol, karena arah garis vertikal
tidak ada.
c. Gradien garis lurus negatif, jika arah garis dari kri ke kanan bawah
d. Gradien garis lurus yang sejajar sumbu-y tidak terdefinisi, karena arah garis
horizontal tidak ada (menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak
didefenisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu-y tidak mempunyai
gradien.
e. Misalnya garis lurus k gradiennya m1 dan garis lurus j gradiennya m2. Jika garis k
dan garis j saling tegak lurus, maka gradien-gradiennya menunjukkan
1

hubungan m1 = – m2dengan m2 ≠ atau m1, m2 = -1

9. y – y1 = m (x – x1) adalah persamaan garis dengan adalah gradien m dan melalui titik
(x1, y1).
10. y = mx + b merupakan persamaan garis dengan m adalah gradien dan b adalah titik
potong garis terhadap sumbu-y (y-intercept).
11. Dua garis saling sejajar jika dan hanya jika :
a. Kedua garis tersebut memiliki gradien yang sama.
b. Kedua garis tersebut memiliki y- intercept yang berbeda.
y – y1 x – x1

12. y2 – y 1 = x2 – x1merupakan persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2)
13. Pertidaksamaan linear dalam x dan y dapat ditulis dalam salah satu bentuk berikut :
a. ax + by < c c. ax + by > c
b. ax + by ≤ c d. ax + by ≥ c
14. Gambar himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan linear adalah setengah bidang
koordinat. Untuk menunjukkan bahwa setengah bidang koordinat merupakan himpunan
penyelesaian pertidaksamaan linear yang diberikan, setengah bidang koordinat tersebut
di arsir. Berikut langkah-langkah menggambarkan himpunan penyelesaian dari ax + by
< c.
a. Gambar garis ax + by = c dengan bentuk putus-putus, merupakan batas dari
setengah bidang yang memuat himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan yang
diberikan.
b. Gunakan titik sebarang P (a, b) untuk menguji (biasanya yang lebih mudah
digunakan adalah titik (0, 0)), dimana P adalah suatu titik pada salah satu dari
setengah bidang. Gantikan x dengan a dan y dengan b pada pertidaksamaan yang
diberikan.
c. Jika (a, b) adalah satu solusi dar ax + by < c, arsirlah daerah setengah bidang yang
memuat P (a, b). jika (a, b) bukan solusi dari ax + by < c, arsirlah daerah setengah
bidang yang tidak memuat P (a, b).
Langkah di atas dapat digunakan untuk bentuk pertidaksamaan lainnya :
(1) ax + by > c; (2) ax + by ≤ c; (3) ax + by ≥ c.

Anda mungkin juga menyukai