Anda di halaman 1dari 84

NAMA BUKU : KOKO MARTONO

BAB I

SISTEM BILANGAN REAL DAN FUNGSI

1. sistem bilangan real

Sistem bilangan real R adalah himpunan bilangan real yang disertai dengan operasi penjumlahan dan
perkalian sehingga memenuhi aksioma tertentu. Pada sistemnya diperlakukan tiga aksioma, yang dikenal
sebagai aksioma lapangan, urutan, dan kelengkapan.

 Aksioma lapangan. Aksioma ini mengatur tentang ketertutupan terhadap operasi penjumlahan
dan perkalian, sifat asosiatif, komutatif, dan distributuf.
 Aksioma urutan. Aksioma ini mengatur tentang pemunculan bilangan positif dan negatif.
Berdasarkan ini setiap bilangan real dapat diurutkan dari kecil sampai besar.
 Aksioma kelengkapan. Aksioma ini mengatur tentang perbedaan antara bilangan rasional dan
bilangan real.

2. komponen bilangan real

 Bilangan asli. 1,2,3,..., digunakan untuk menghitung banyaknya objek suatu himpunan. Pada
himpunan hingga, prosesnya dikaitkan dengan { 1,2,...,n } , pada himpunan tak hingga dikaitkan
dengan N = { 1,2,3,... }.
 Bilangan prima. 2,3,5,7,11,... adalah bilangan asli yang mempunyai tepat dua faktor.
 Bilangan komposit. 4,6,8,9,10,..., adalah bilangan asli yang memiliki lebih dari dua faktor.
 Bilangan cacah. 0,1,2,3,..., adalah bilangan asli beserta unsur nol.
 Lawan bilangan asli ( bilangan bulat negatif ). -1,-2,-3,...,
 Bilangan bulat. -3,-2,-1,0,1,2,3,...,
 Bilangan genap. -6,-4,-2,0,2,4,6,..., adalah bilangan bulat kelipatan dua. Bilangan genap ditulis
dengan lambang 2n , n bilangan bulat.
 Bilangan ganjil. ...,-5,-3,1,3,5,7..., adalah bilangan bulat bukan kelipatan dua. Bilangan ganjil
ditulis dengan lambang 2n + 1 , n bilangan bulat.
 Bilangan pecahan adalah bilangan berbentuk x = m/n , m bilangan bulat dan n bilangan asli.,
dengan m tidak habis dibagi n. Bilangan pecahan diantara 0 dan 1 disebut pecahan sejati.
 Bilangan rasional adalah bilangan berbentuk x=m/n , m bilangan bulat dan n bilangan asli.
Disini x bilangan bulat bila m habis dibagi n. Dan x bilangan pecahan bila m tidak habis dibagi n.
 Bilangan irasional adalah bilangan yang hukan rasional. Bilangan ini bukan hasil bagi bilangan
bulat dan bilangan asli, dan juga tidak mempunyai bentuk desimal berulang.
 Bilangan real adalah gabungan bilangan rasional dan irasional, yang merupakan susunan
sekelompok angka dengan aturan tertentu.

3. pertaksamaan dan nilai mutlak


a. pertaksamaan

himpunan semus bilangan real x yang memenuhi pertaksamaan dinamakan himpunan jawab
pertaksamaan. Prosedur baku menyelesaikan pertaksamaan adalah sebagai berikut.

P( x )
 Dengan rumus aljabar elementer dan urutan, ubahlah bentuknya menjadi < 0 , dengan P
Q(x)
dan Q suku banyak.
 Uraikan P dan Q atas faktor linear dan/ atau kuadrat definit positif.
 Tentukan tanda pertaksamaan pada garis bilangan.
 Tentukan himpunan jawabnya dan tampilkan dalam bentuk selang.

4. nilai mutlak

Nilai mutlak dalam bilangan x, ditulis |x| , didefinisikan sebagai :

|x| = {−xx ,bila x ≥0


, bila x< 0

Sifat sifat nilai mutlak. Berbagai sifat nilai mutlak berikut dibuktikan dengan menggunakan definisi dan
kaitan antara bentuk akar dan nilai mutlak.

1. untuk setiap bilangan real x berlaku

a. |x| = ≥ 0

b. |x| = | -x |

c. - |x| ≤ x ≤ |x|

d. ¿ x∨¿2 ¿ = | x 2| = x 2

2. untuk setiap bilangan real x dan y berlaku

a. |x| = |y| ↔ x x=± y ↔ x 2 = y 2

b. | x-y | = | y-x |

3. jika a ≥ 0, maka : a. |x| ≤a ↔ −a ≤ x ≤ a ↔ x 2 ≤ a 2

b. |x| ≥ a ↔ x ≥ a atau x ≤−a↔ x 2 ≥ a 2

4. ketaksamaan segitiga. Untuk setiap bilangan real x dan y berlaku

a. |x + y|≤| x|+ ¿ y∨¿

b. |x− y|≤|x|+¿ y∨¿

c. |x|−| y|≤∨x− y ∨¿
d .||x|−| y||≤∨x− y ∨¿

5. untuk setiap bilangan real x dan y berlaku

a. |xy|=|x|∨ y ∨¿

b. | xy|=¿ x∨ ¿ y∨¿ ¿, y ≠ 0. ¿ ¿
5. Pertaksamaan dengan Nilai Mutlak

Proses penyelesaian pertaksamaan yang memuat nilai mutlak adalah mengubah bentuk
pertaksamaan yang diketahui sehingga tidak memuat nilai mutlak lagi. Kemudian, selesaikanlah
pertaksamaan yang muncul pada setiap kasus. Untuk itu kita dapat menggunakan sifat nilai mutlak
berikut.

jika a≥ 0 , maka| x|≤ a ↔−a≤ x ≤ x ↔ x 2 ≤ a2

jika a≥ 0 , maka| x|≥ a ↔ x ≥ a atau x ≤−a ↔ x 2 ≥ a2

|x−a|= x−a ,bila x ≥ a


{a−x , bila x< a
Catatan : Berdasarkan sifat pertama dan kedua, kita dapat mengkuadratkan bentuk pertaksamaan dengan
nilai mutlak bila syaratnya telah dipenuhi. Untuk pertaksamaan yang memuat lebih dari satu bentuk nilai
mutlak, sifat ketiga digunakan pada garis bilangan.

Salah satu penggunaan dari pertaksamaan dan nilai mutlak adalah untuk memperkenalkan konsep limit
dan kekontinuan fungsi.

6. Fungsi Real

a.sistem koordinat dan garis lurus

sistem koordinat kartesis terdiridari dua sumbu, garis horizontal ( sumbu x ) dan garis vertikal ( sumbu y )
yang berpotongan tegak lurus di titik O (titik asal). Kedua sumbu ini membagi bidang datar atas empat
bagian, yang dinamakan kuadran I, sampai dengan kuadran IV. Seperti halnya dengan himpunan bilangan
real dengan garis, disini terdapat korespondensi satu-satu diantara setiap titik dibidang dengan pasangan
terurut dua bilangan real. Jika garis vertikal dan horizontal yang melalui titik sebarang P memotong
sumbu x di a dan sumbu y di b, maka koordinat titik P adalah ( a,b ), dan sebaliknya. Dalam hal ini a dan
b berturut-turut dinamakan absis (koordinatx) dan ordinat ( koordinat y) dari titik P. Sistem koordinat
kartesius seringkali ditulis R2, atau R×R, yang menyatakan himpunan semua pasangan terurut (x,y), x
dan y ∈ R, jadi kita mempunyai R2 = R x R = {(x,y) : x,y ∈ R }.
Kuadran yang memuat semua garis batasnya ( sebagian dari sumbu x dan sumbu y ) dinamakan kuadran
tertutup , dan yang sama sekali tidak memuat garis batasnya dinamakan kuadran terbuka . Pemberian
nama ini sejalan dengan konsep selang tertutup dan selang terbuka pada garis bilangan real. Kuadran I
mempunyai empat kemungkinan yatu :

 {( x , y ) : x ≥0 dan y ≥ 0} , kuadran tertutup


 {( x , y ) : x >0 dan y >0 } , kuadran terbuka
 {( x , y ) : x ≥0 dan y >0 }
 {( x , y ) : x >0 dan y ≥0 }

Kedua himpunan terakhir tidak terbuka dan tidak tertutup. Selanjutnya, bila hanya disebutkan kuadran I
saja, kemungkinan yang terjadi bergantung pada konteks pembicaraannya. Dalam hal ini boleh memuat
atau tidak memuat garis pembatasnya, yang bergantung pada permasalahan yang muncul dan akan
dibahas.

Tinjau ulang tentang garis lurus pada bidang datar

 Panjang ruas garis lurus. Dengan teorema phytagoras, panjang ruas garis dari titik P ( x 1, y1 ) ke
titik Q(x 2 y 2 ) adalah
PQ=¿ √ ( x 1−x 2 ) ²+( y 1− y 2) ²
 Persamaan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah
ax +by +c=0 , a dan btidak semuanya nol
Beberapa hal khusus : persamaan garis yang
a. sejajar dengan sumbu x adalah y = p
b. sejajar dengan sumbu y adalah x = q
c. tidak sejajar dengan sumbu y adalah y = mx + n (fungsi linear)
d. melalui titik asal (0,0) adalah ax +by=0
x y
e. melalui titik (p,0) dan (0,q), p dan q tidak nol adalah + =1
p q
f. melalui titik ( x 1 , y 1) dan mempunyai gradien m adalah y− y1 =m ( x−x 1 , )
y− y1 x−x 1
g. melalui titik ( x 1 , y 1) dan ( x 2 y 2 ) adalah =
y 2− y 1 x 2−x 1
 Kaitan antar dua garis. Garis g :ax +by +c=0 danh : px +qy +r=0 dikatakan
a b c
a. sejajar (ditulis g // h ), jika = ≠
p q r
a b c
b. berimpit ( ditulis g ≡h ),jika = =
p q r
a b
c. berpotongan, jika ≠ ; dan berpotongan tegak lurus , jika ap+ bq=0 , b , q ≠0.
p q
 Gradien suatu garis. Pada persamaan garis g : y=mx +n , besaran m dinamakan gradien garis g.
Arti geometri dari gradien suatu garis adalah nilai tangen sudut antara garis tersebut dengan
sumbu x positif.
 Gradien dua garis yang saling tegak lurus. Garis g : y=mx +n dan h : y= px+ q saling tegak
lurus mp=−1. Jadi dua garis saling tegak lurus jika dan hanya jika perkalian gradiennya sama
dengan -1.
 Jarak titik ke garis. Jarak dari titik P(x 0 , y 0 ) ke garis g :ax +by +c=0 adalah
d ( P , g ) =¿ a x 0+ b y 0+ c∨ ¿ ¿
√ a + b2
2

Terdapat banyak cara untuk membuktikan jarak titik ke garis, yang paling sederhana dengan cara
geometri. Buatlah garis sejajar sumbu y dan melalui P sehingga memotong garis g di R. Buatlah garis
sejajar sumbu x dan melalui P sehingga memotong garis g di S. Tentukan koordinat R dan S serta panjang
PR . PS
ruas garis PR,PS, dan RS. Dengan rumus geometri, d(P,g) = PQ = . Cara lain adalah menentukan
RS
koordinat Q dan rumus jarak dua titik, menggunakan hasil kali titik dua vektor, atau persamaan normal
Hesse. Pembaca harap meneliti kembali berbagai cara pembuktian rumus jarak titik ke garis, sesuai
dengan petunjuk di atas.

Garis Lurus dan Nilai Mutlak

Grafik dari ax + by + c = 0 berbentuk garis lurus. Kita akan melihat grafik dari G 1 : ax + h |y| + c
= 0, G2 : a |x| + by + c = 0, atau G3 : a |x| + b |y| + c = 0

Terdapat dua cara untuk menggambarkan grafit ini

Cara 1 Gunakan defenisi nilai mutlak untuk mengubah persamaannya ke dalam bentuk tanpa nilai
mutlak. Grafitnya berbentuk gabungan dari beberapa garis.

Cara 2 gunakan sifat simetri dari bentuk |x| dan |y|

 Persamaan G1 tidak berubah bila y diganti – y, artinya grafik G 1 sekaligus memuat titik (x,y) dan
(x,-y), yaitu G1 simetri terhadap sumbu x. Untuk menggambarkannya cukup bagian sebelah atas
atas sumbu x, kemudian cerminakan hasilnya terhadap sumbu x.
 Persamaan G2 tidak berubah bila x diganti, - x artinya grafik G 2 sekaligus memuat titik (x,y), (-
x,y), yaitu G1 simetri terhadap sumbu y . untuk menggambarkannya cukup bagian sebelah kanan
sumbu x, kemudian cerminkan hasilnya terhadap sumbu y.
 Grafik G3 simetri terhadap sumbu x dan sumbu y. Untuk menggambarkannya cukup disalah satu
kuadran saja, kemudian cerminkan hasilnya terhadap sumbu x, sumbu y, dan titik asal (0,0)

Daerah yang di Batasi Garis Lurus

Sumbu x adalah garis y = 0, didaerah di atasnya mempunyai aturan y > 0, dan daerah dibawahnya
y < 0. Fenomena ini dapat diperluas untuk garis g : y = mx + n. Untuk x tetap, misalkan (x,y) terletak
pada garis g. Koordinat titik di atas garis ini adalah (x,y) dengan y > mx + n, dan di bawahnya adalah
(x,y) dengan y < mx + n.
1.3.3 Fungsi Real

Misalkan A, B,  R fungsi f : A,  B adalah suatu aturan yang mengkaitkan setiap unsur x  A


dengan tepat satu unsur y  B. Unsur y yang berkaitan dengan unsur x ini diberi lambang y = f (x),
yang dinamakan aturan fungsi. Lambang y = f(x) yang dinamakan aturan fungsi. Lambang y = f (x), x
A menyatakan sebuah fungsi dengan aturan y = f (x) yang terdefenisi pada himpunan A. Disini x
dinamakan peubah bebas , dan y yang nilainya bergantung dari x dinamakan peubah tak bebas.

Jika kita mempunyai y = f (x), x  A, maka daerah asal fungsi f adalah himpunan A, ditulis A=D f
, dan daerah nilai fungsi f adalah himpunan Rf = {f(x) : x ∈ A= Df }. Unsur f (x) ∈ B dinamakan
nilai fungsi f di x. Jika yang diketahui hanya y=f ( x ) , maka daerah asal dan daerah nilai fungsi f
adalah :

Df ={ x ∈ R : f ( x ) ∈ R } dan R f ={f (x) ∈ R : x ∈ Df }

Disini Df merupakan daerah asal alamiah (natural domain) dari fungsi f, yang merupakan himpunan
bagian terbesar dari fungsi f dimana aturan fungsinya berlaku. Daerah asal dan daerah nilai fungsi
diatas semuanya himpunan bagian dari R. Fungsi ini dinamakan fungsi dengan peubah real dan
bernilai real, disingkat fungsi real. Fungsi real y=f (x ) dapat digambarkan dalam bentuk diagram
panah.

Selanjutnya, himpunan titik dibidang {( x , y ) ∈ R 2 : y =f ( x ) , x ∈ D f dan y ∈ R f dinamakan grafik


fungsi f.

Berbagai topik yang berkaitan dengan fungsi

Fungsi aljabar dan transenden

Fungsi aljabar adalah suatu fungsi yang diperoleh dari sejumlah berhingga operasi aljabar atas fungsi
konstan y = k dan fungsi kesatuan y = x. Operasi aljabar yang dilakukan terhadap kedua fungsi ini
adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan, dan penarikan akar ke-n, n =
2,3, ....fungsi elementer yang bukan fungsi aljabar dinamakan fungsi transenden. Sebagai ilustrasi,
fungsi

x 3 3 x+ 2
f ( x )= 2
, g ( x )=√ 1−3 x+ x 2 dan h ( x ) = 4 −x
x −1 √2 x+1
Semuanya adalah fungsi aljabar karena aturan fungsinya diperoleh dari sejumlah berhingga operasi
aljabar atas fungsi konstan dan fungsi kesatuan. Tetapi fungsi f ( x )=cos x+ sin x , g ( x )=2x −3 x , dan
h ( x )=log ⁡(1−x 2). Semuanya dalah fungsi transenden, karena tidak mungkin diperoleh dari
sejumlah berhingga operasi aljabar dari fungsi konstan dan fungsi kesatuan. Fungsi elementer yang
sederhana seperti fungsi linear, kuadrat, pecahan linear atau kuadrat, dan fungsi trigonometri
semuanya merupakan topik penting yang pernah dipelajari di SMU.
Salah satu fungsi aljabar yang sering digunakan dalam kalkulus diferensial adalah suku banyak
berderajat tiga, yang mempunyai bentuk umum

f ( x )=a x 3 +b x 2 +cx +d , a ≠0

Daerah asal dan daerah hasil dari fungsi f adalah Df = R dan Rf = R. Fungsi ini selalu memotong
sumbu x paling sedikit di satu titik. Untuk kasus a> 0, grafiknya selalu naik atau mempunyai dua titik
puncak. Sedangkan untuk a< 0, grafiknya selalu turun atau mempunyai dua titik puncak.

Kesamaan dua fungsi real

Fungsi f dan g dikatakan sama, ditulis f ≡ g , jika Df = Dg = D dan f ( x )=g ( x) untuk setiap x ∈ D.

Operasi aljabar pada dua fungsi

Pada dua fungsi yang daerah asalnya sama kita dapat mendefenisikan operasi aljabar, yaitu
penjumlahan, perkalian, dan pembagian atas dua fungsi tersebut.

Misalkan fungsi f dan g mempunyai daerah asal D. Jumlah, selisih, hasil kali, dan hasil bagi dari f
dan g, ditulis f +g , f −g , fg , dan f /g didefenisikan sebagai fungsi yang aturannya disetiap x ∈ D
ditentukan oleh

( f + g )( x )=f ( x )+ g ( x ) ( fg )( x )=f ( x ) . g (x)

( f −g ) ( x )=f ( x )−g ( x ) ( gf ) ( x )= fg(( xx)) , g (x) ≠ 0


Perhatikan bahwa disini lambang operasi aljabar di ruas kiri dan ruas kanan mempunyai arti yang
berbeda. Di ruas kiri, operasi aljabarnya dilakukan atas dua fungsi, sedangkan di ruas kanan
dilakukan atas dua nilai fungsi (bilangan real). Jika daerah asal fungsi hasil operasi aljabar ini
f
ditentukan setelah aturan operasinya, maka fungsi f +g , f −g , fg , dan berturut-turut mempunyai
g
daerah asal D f + g=D f −g=D fg =D=D f ∩ D g , dan D f =¿ D−{ x∈ R : g ( x )=0 }¿.
g

Sifat simetri grafik fungsi

Seringkali dengan melihat kesimetrian dari aturan atau grafiknya, sifat sebuah fungsi lebih mudah
dikenali. Sifat simetri yang langsung dapat dikenali adalah simetri terhadap kedua sumbu dan titik
asal koordinat.

 Grafik fungsi y = f(x) dikatakan simetri terhadap sumbu y jika untuk setiap x ∈ D f berlaku :
(x,y) ∈ grafik f ↔ (-x,y)∈grafik f. Ini berarti grafik fungsi f sekaligus memuat titik (x,y) dan
(-x,y).
 Grafik fungsi implisit F(x,y) = 0 simetri terhadap sumbu y jika grafik F(x,y) = 0 sekaligus
memuat titik (x,y) dan (-x,y).
 Grafik fungsi implisit F(x,y) = 0 simetri terhadap sumbu x jika grafik F(x,y) = 0 sekaligus
memuat titik (x,y) dan (-x,y).
 Grafik fungsi y = f(x) dikatakan simetri terhadap titik (0,0) jika untuk setiap x ∈ D f berlaku :
(x,y) ∈ grafik f ↔ (-x,-y)∈grafik f. Ini berarti grafik fungsi f sekaligus memuat titik (x,y)
dan (-x,-y).
 Grafik fungsi implisit F(x,y) = 0 simetri terhadap titik (0,0) jika grafik F(x,y) = 0 sekaligus
memuat titik (x,y) dan (-x,-y).

Fungsi genap dan fungsi ganjil

Fungsi f dikatakan fungsi genap jika f(-x) = f(x) untuk setiap x ∈ D f , dan dikatakan fungsi ganjil jika f(-
x) = -f(x) untuk setiap x ∈ D f . Berdasarkan pengertian ini, grafik fungsi genap simetri terhadap sumbu y
dan grafik fungsi ganjil simetri terhadap titik (0,0). Dari pernyataan ini, sebuah fungsi bukan merupakan
fungsi genap jika terdapat suatu x di daerah asalnya sehingga f(-x) ≠ f(x), dan bukan merupakan fungsi
ganjil jika terhadap suatu x d daerah asalnya sehingga f(-x) ≠ -f(x).

Fungsi terbatas. Fungsi f dikatakan fungsi terbatas jika terdapat M >0 sehingga ¿ f ( x )∨≤ M untuk setiap
x ∈ Df .

Fungsi periodik. Fungsi f dikatakan fungsi periodik jika terdapat suatu p ≠ 0 sehingga x + p ∈ D f dan
f ( x + p )=f (x ) untuk setiap x ∈ D f . Selanjutnya , bilangan p > 0 terkecil yang memenuhi f ( x + p )=f (x )
untuk setiap x ∈ D f dinamakan periode fungsi f.

Untuk melihat bahwa 2 adalah bilangan positif terkecil yang memenuhi ini, perhatikan bahwa yang
memenuhi f(x + p) = f (x) tidak hanya p = 2, tetapi secara umum p = 2 n  dengan n bilang bulat. Di
antara semua jajaran bilangan ini, terlihat bahwa 2 adalah bilangan positif yang terkecil.

Ilustrasi terakhir membahas tentang periode fungsi sinus yang periodenya 2. Secara umum,
fungsi trogonometri dan berbagai variasinya juga juga merupakan fungsi periodik.

Pergeseran Grafik Fungsi

Aturan pergeseran grafik suatu fungsi adalah sebagai berikut.

Teorema Grafik fungsi y = (x – a) + b, a, b > 0 diperoleh dengan menggeserkan grafik fungsi y = (x)
sejauh α satuan ke kanan (arah sumbu x positif) dan b satuan ke atas (arah sumbu y positif)

Arah pergeseran grafik fungsi y = (x) untuk a dan b sebarang ditentukan oleh

 a > 0 dan b > 0, grafik y = (x) di geser a satuan ke kanan dan b satuan ke atas;
 a < 0 dan b > 0, grafik y = (x) di geser a satuan ke kiri dan b satuan ke atas
 a > 0 dan b < 0, grafik y = (x) di geser a satuan ke kanan dan b satuan ke bawah
 a < 0 dan b < 0, grafik y = (x) di geser a satuan ke kiri dan b satuan ke bawah

Fungsi dengan banyak aturan

Kita mempunya fungsi  dengan daerah asalnya D = D 1 ∪ D2 jika aturan fungsi  pada daerah D1
tidak sama dengan pada daerah D 2, maka fungsi  mempunyai lebih dari satu aturan. Fungsi seperti
ini dinamakan fungsi dengan banyak aturan.

Fungsi Bilangan Bulat Terbesar

Jika x bilangan real, maka terdapat tak hingga banyaknya bilangan bulat yang lebih kecil atau
sama dengan x. Bilangan bulat n yang memenuhi n ≤ x semuanya terletak di sebelah kiri x pada garis
bilangan. Di antara semua jajaran bilangan bulat terbesar dari x, dan dapat ditulis dengan lambang.

Perumusan Masalah Nyata Dalam Bentuk Fungsi Real

Banyak masalah nyata berbentuk fungsi satu peubah. Misalnya tarif pos bergantung pada
beratnya, prestasi orang berganung pada motivasinya. Atau pada potensinya, dan sebagainya.
Masalah nyata dengan dua peubah yang saling berkaitan, dapat dirumuskan dalam bentuk fungsi satu
peubah.

Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers

Fungi  dan g memenuhi R1 ∩ D8  . Fungsi komposisi dari g dan f (dilanjutkan g), ditulis g o f ,
adalah suatu fungsi yang daerah asalnya himpunan bagian dari D f dan aturannya ditentukan oleh ( gof
) (x) = g ((x)). Daerah asal dan daerah nilai gungsi gof adalag Dg o f = {x D : (x)  Dg dan Rg of =
{ y ∈ R g : y=g ( t ) , t ∈ R f } .

BAB II

LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

Limit Fungsi

Kalkulus diferensial dan integral dibangun berdasarkan konsep limit fungsi. Konsep ini dikenal
sebagai suatu proses tak hingga, yang merupakan suatu ciri khas dari kalkulus. Kita mempunyai
sebuah fungsi yang peubah bebasnya menjuju suatu titik tertentu, dalam arti bhwa jarak dari peubah
bebasnya ke titik tersebut semakin lama semakin kecil. Pada situasi ini muncul berbagai
permasalahan. Bagaimana kondisi untuk daerah asal fungsinya agar peubah bebasnya dapat menuju
suatu titik tertentu. Jika hal ini terjadi, bagaimana dengan peubah tak bebasnya apakah juga menuju
ke suatu titik di sumbu y, ataukah akan mengecil/ membesar tanpa batas, yaitu menuju ke positif/
negatif tak hingga.

Sifat Limit Fungsi di Satu Titik


Dengan menggunakan defenisi limit fungsi di satu titik, kita dapat membuktikan berbagai sifat limit
fungsi dalam teorema berikut.

Sifat limit fungsi

1. ketunggalan limit: jika lim f ( x )=L dan lim f ( x )=M , maka L=M
x →c x→c

2. operasi aljabar pada limit. Jika lim f ( x )=L lim g ( x )=M , maka
x →c x→c

a. lim ( f ( x )+ g ( x ) ) =L+ M =¿ lim F ( x )+ lim g ( x)¿


x →c X →C X →C

b. lim ( f ( x )−g ( x ) )=L−M =¿ lim F ( x ) − lim g( x)¿


x →c X →C X→C

c. lim ( f ( x ) g ( x ) )=LM = lim F ( x ) lim g ( x)


( )( )
x →c X →C X →C

f (x) L
d. lim = =¿ lim f ( x)/ lim g ( x ) ¿
x →c g(x) M X→ C X→C

3. limit fungsi yang sederhana


2 2
a. lim k =k ,k konstanta d. lim x =c
X→ C X→ C

lim x=c 1 1
b. e. lim =
X→ C X→ C x c

c. lim ( px+ q )= pc +q ; p , q konstanta f. lim √ x=√ c


X→ C X→ C

4. limit suku banyak berderajat n,

Jika Pn ( x ) =a0 x n+ a1 x n−1 +…+ an , maka Xlim Pn ( x ) =Pn ( c ) , c ∈ Df =R


→C

5. limit fungsi rasional ( hasil bai dua suku banyak )

Pn ( x ) f ( x )=f ( x ) , c ∈ Df , dimana
Jika f ( x )= ; P , P suku banyak , maka Xlim
Pm ( x ) n m →C

D f ={x ∈ R : Pm ( x ) ≠ 0 }.

Limit kiri dan limit kanan

f ( x )=¿ x∨ ¿ = −1 , x <0 ¿
x {1 , x> 0

Informasi yang dapat kita peroleh dari situasi ini adalah sebagai berikut.
 Nilai (x) dapat dibuat sebarang dekat ke 1 bilamana x dibuat cukup dekat 0 dari sebelah kanan.
Di sini kita katakan bahwa fungsi  mempunyai limit kanan di 0 dengan nilai limit 1,
ditulis lim
X→ 0
¿+ (x) = 1
 Nilai (x) dapat dibuat sebarang dekat ke – 1 bilamana x dibuat cukup dekat ke 0 dari sebelah
kiri. Disini kita katakan bahwa fungsi  mempunyai limit kiri di 0 dengan nilai limit – 1 ditulis
lim ¿- (x) = 1
X→ 0
 Nilai (x) tidak mendekati suatu nilai manapun bilamana x dibuat mendekati 0. Dari arah sebelah
kiri 0, (x) mendekati – 1, sedangkan dari arah sebelah kanan 0, (x) mendekati 1. Karena
limitnya dari limitnya dari arah kiri dan dari arah kanan berbeda, maka kita katakan bahwa lim
X→ 0
¿

(x) = lim ¿ ¿ x∨ ¿ ¿ tidak ada


X→ 0 x

Fakta di atas merupakan suatu fenomena yang dijadikan model untuk memperkenalkan konsep limit
kiri dan limit kanan dari fungsi  di c.

Beberapa sifat penting dari limit fungsi

Limit Nilai Mutlak Fungsi

Jika suatu fungsi mempunyai limit disutu titik, maka nilai mutlak fungsinya mempunyai limit
dititik itu, tetapi kebalikannya tidak benar lagi.

(1) jika lim


X→ 0
¿ (x) = L, maka lim ¿|(x)| = |L|.
X→ 0

(2) jika lim


X→ 0
¿|(x)| = 0, maka lim ¿(x) = 0.
X→ 0

Kekontinuan fungsi

Kekontinuan fungsi di satu titik

Bila suatu fungais terdefenisi pada selang terbuka yang memuat suatu titik, kekontinuan
fungsinya di titik itu dapat didefenisikan dengan limit fungsi. Bila daerah asal fungsinya himpunna
sembarang yang memuat suatu titik dimana limit fungsi tidak dapat diperkenalkan, kekontinuan
fungsinhya di titik itu langsung didefenisikan dengan ε −δ .

Kontinu kiri dan kontinu kanan

Sejalan dengan konsep limit kiri dan limit kanan, kita mendefenisikan fungsi kontinu kiri dan kontinu
kanan di satu titiksebagai berikut.

 Misalkan fungsi f terdefenisi pada selang ( a , c ] . Fungsi f dikatakan kontinu kiri di c jika
lim f ( x ) = f (c )
−¿
X →0 ¿
 Misalkan fungsi f terdefenisi pada selang ( c , b ] . Fungsi f dikatakan kontinu kanan di c jika
lim f ( x ) = f (c )
+¿
X →0 ¿
Limit dan kekontinuan fungsu komposisi

Kita mempunyai sifat bahwa komposisi dua fungsi kontinu juga merupakan fungsi kontinu. Dengan
konsep kekontinuan ε −δ , dapat dibuktikan sifat yang menyatakan bahwa jika fungsi f dan g kontinu
sehingga fungsi g o f terdefenisi, maka fungsi g o f juga kontinu. Berdasarkan teorema ini, semua fungsi
elementer yang pernah kita pelajari akan kontinu pada daerah asalnya karena fungsinya selalu merupakan
komposisi dari sejumlah berhingga fungsi kontinu. Sifat ini kita nyatakan secara formal dalam teorema
berikut.

 Jika fungsi f dan g memenuhi R f D g ,f kontinu di c ∈ D f , dan g kontinu di f (c )∈ D g , maka


fungsi g o f kontinu di c.
 Jika fungsi f dan g memenuhi R f D g ,f kontinu pada Df dan g kontinu pada D g, maka fungsi
g o f kontinu pada D f .

Bentuk tak tentu limit fungsi

Pada limit fungsi trigonometri, kita telah mempelajari bahwa

lim sin x
X →0
=1
x

Perhatikan bentuk limit ini untuk x→ 0, limit pembilang dan limit penyebutnya nol. Bentuk demikian
dinamakan bentuk tak tentu 0/0. Kita mengenal tujuh macam bentuk tak tentu limit fungsi, yaitu 0/0, /,
0.,  - , 00 , ∞ 0, dan 1∞. Pada bab ini kita hanya membahas empat bentuk yang pertama saja. Bentuk
tak tentu lainnya melibatkan fungsi berpangkat fungsi, penyelesaiannya memerlukan konsep logaritma
natural dan teorema L’hospital.permasalahan ini akan kita bahas pada penggunaan fungsi transendenpada
perhitungan limit fungsi.

BAB III

TURUNAN, DIFERENSIAL, DAN HAMPIRAN TAYLOR

Turunan dan Aturan Menentukannya

Empat Masalah Bertemakan Turunan

Kita mempunyai empat masalah yang sepintas lalu tidak saling berhubungan. Pertama tentang
gradien garis singgung pada suatu kurfa, kedua tentang laju sebuah bola yang dijatuhkan tegak lurus dari
ketinggian tertentu, ketiga tentang perbesaran oleh lensa, dan keempat tentang rapat massa suatu batang
tidak homogen. Meskipun versi i keempat masalah tersebut berbeda, tetapi semuanya mempunyai
gagasan matematika yang sama, yaitu tentang kosep turunan fungsi di satu titik.

 Masalah pertama : Gradien Garis Singgung kita akan menentukan besarnya gradien garis
singgung pada grafik fungsi y = x2 dititik P(2,4).
 Masalah kedua : Laju pada suatu medium tertentu sebuah bola dijatuhkan tegak lurus dari suatu
ketinggian, dan panjangnya t2 meter setelah t detik. Kita akan menentukan laju bola tersebut
setelah 2 detik.
 Masalah ketiga : Perbesaran Oleh Lensa masalah ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Seorang pemotret dapat memperbesar atau memperkecil ukuran fotonya dengan suatu
faktor. Perbesaran ini dapat dibuat bervariasi dari titik ke titik dengan sebuah cermin yang
berbebtuk kurva. Jika proyeksi dari suatu selang yang panjangnya L adalah selang dengan
panjang L*, maka faktor perbesarannya adalah L*/L.
 Masalah keempat : Rapat massa sebuah batang tak homogen pnjangnya 10 cm. Massa batang
adalah 100 gram. Semakin kekanan, rapat massa (massa per satuan panjang) batang semakin
besar. Kita akan menentukan rapat massa (gram/cm) dari titik x = 2 pada batang

Hubungan Antara Fungsi Terdiferensialkan Dengan Kekontinuannya

Jika fungsi  terdiferensikan di c, maka turunan fungsi  di c ditentukan oleh

lim ( x ) −( x )
1(c) = X →0
( x−c ) + ( c ) ,
x −c

 Perhatikan bentuk limit ini, di sini limit penyebutnya nol. Karena 1(c) yaitu limitbentuk
pecahannya ada, maka limit pembilangnya juga haru nol. (andaikan limit ini tidak nol, maka limit
bentuk pecahannya pasti  , yang bertentangan dengan 1 (c) ada. Akibatnya , lim
X→ 0
( ( x )−( x ) )=0,
yang berarti bahwa fungsi kontinu di 0.

Turunan di satu titik

Secara umum, laju perubahan nilai fungsi ( x ) terhadap titi x di titik x = c adalah

f ( x ) −f (c)
lim ⁡ . Besaran ini kita defenisikan sebagai turunan pertama dari fungsi f di x = c.
x →c x−c

Turunan kiri dan turunan kanan

Sejalan dengan konsep limit kiri dan limit kanan, kontinu kiri dan kontinu kanan, kita mempunyai konsep
turunan kiri dan turunan kanan dari suatu fungsi di satu titik.

 Misalkan fungsu f terdefenisi pada selang ¿, turunan kiri dari fungsi f di c, ditulis f '¿ (c)
didefenisikan sebagai
f '¿ ( c )=lim ⁡ f '¿ ( c )=lim ⁡
−¿ f ( x ) −f (c)
atau −¿ f ( c+h )− f (c) , bila limit ini ada.
x →c ¿ h→ 0 ¿
x−c h
 Misalkan fungsu f terdefenisi pada selang ¿, turunan kanan dari fungsi f di c , ditulis f +¿ (c ) ,¿ '

didefenisikan sebagai
f +¿ (c )=lim
' f +¿ (c ) =lim
'

+¿

f ( x )−f (c)
¿ atau +¿

f ( c+h )−f( c)
¿ , bila limit ini ada.
x→c ¿ h →0 ¿
x−c h

Turunan fungsi pada suatu selang

Turunan fungsi pada suatu selang dikenal juga sebagai fungsu turunan pertama , atau disingkat turunan
pertama, defenisinya sebagai berikut.

Misalkan fungsi y=f (x ) terdefenisi pada selang I. Turunan fungsi f pada selang I , ditulis f ', adalah
suatu fungsi yang aturannya di setiap x ∈ I ditentukan oleh
f ( t )−f (x) f ( x+ h )−f ( x)
f ' ( x )=lim ⁡ , atau f ' ( x )=lim ⁡ , bila limit ini ada.
t→x t−x h→x h

Turunan fungsi implisit

Aturan fungsi y=f (x ) dapat ditampilkan dalam bentuk f ( x , y )=0, dengan f ( x , y )= y−f (x ). Disini, y
merupakan fungsu eksplisit dari x yang terkandung secara implisit dalam aturan f ( x , y )=0. Sebaliknya
aturan f ( x , y )=0 menyatakan bahwa y adalah fungsi dari x, dan juga x fungsi dari y. Disini kita
mengatakan bahwa y adalah fungsi implisit dari x, dan juga x adalah fungsi implisit dari y. Dari aturan
f ( x , y )=0, mungkin terjadi y dapat dinyatakan secara ekplisit dalam x ( atau sebaliknya) atau mungkin
juga tidak

Garis singgung dan garis normal

Arti geometri dari turunan fungsi di satu titik adalah gradien garis singgung pada grafik fungsinya. Jika
suatu fungsi terdiferensialkan di satu titik dan turunan pertamanya kontinu disekitar titik itu, maka
persamaan garis singgung di titik itu dapat ditentukan. Turunan pertamanya ditentukan dengan aturan
menentukan turunan, defenisi turunan, turunan implisit, atau turunan parameter.

Diferensial dan hampiran taylor

a. Diferensial

dy
Kita ingatkan kembali bahwa lambang turunan pertama dari y terhadap x, , merupakan suatu
dx
lambang yang tunggal , dalam arti bukan hasil bagi dari dy dan dx dalam hal ini dy dan dx belum diberi
arti secara terpisah. Sebelum kita mendefenisikan dx dan dy, misalkan P(x 0 , y 0 ) adalah suatu titik tetap
pada kurva y=f (x ). Dengan P sebagai titik asal, buatlah sumbu koordinat baru dx dan dy yang sejajar
dengan sumbu x dan sumbu y.

Dalam sistem koordinat baru ini, persamaan garis singgung pada kurva f di titik P adalah dy =mdx ,
'
dengan gradien m sama dengan f ( x 0 ) .Akibatnya, persamaan garis singgung pada kurva f di titik P dapat
'
ditampilkan dalam bentuk dy =f ( x 0 ) dx .

b. rumus taylor dan suku sisanya

kita ingat kembali teorema yang menyatakan bahwa nilai hampiran untuk f (x 0+∆ x) adalah

f ( x 0 + ∆ x ) =f ( x 0 ) +dy , dy=f ' ( x0 ) dx , dx=∆ x

Misalkan x=x 0 +∆ x , maka ∆ x=x −x0 , sehingga rumus ini dapat ditulis dalam bentuk

f ( x )=f ( x 0 ) +f , ( x ¿¿ 0)( x−x 0) ¿

Khususnya untuk x 0=c , kita mempunyai rumus hampiran nilai fungsi oleh suku banyak linear yaitu
f ( x )=f ( c )+ f , (c )(x−c )
Rumus ini dapat diperoleh dari defenisi turunan fungsi f dititik c. Perhatikan bahwa disini kita melakukan
hampiran nilai fungsi f ( x ) oleh suku banyak linear

P1 ( x )=a0 +a1 ( x−c )=f ( c )+ f , ( c )( x−c )

Sehingga memenuhi

P1 ( c )=f ( c ) dan P'1 ( c )=f ' ( c ) .

Gagasan ini dapat diperluas, kita dapat melakukan hampiran nilai fungsi f ( x ) oleh suku banyak linear
derajat dua, tiga, dan seterusnya dengan kondisi seperti diatas.

Pola hampiran nilai fungsi oleh suku banyak linear diatas memberikan gagasan bahwa hampiran nilai
fungai f ( x ) disekitar c oleh suku banyak derajat dua

P2 ( x ) =a0 +a 1 ( x−c ) +a 2(x −c) ²

Harus memenuhi syarat

P2 ( c )=f ( c ) , P '2( c )=f ' ( c ) dan P ''2 (c )=2 a2

BAB IV

PENGGUNAAN TURUNAN

Titik Ektrim, Titik Belok, Asimtot, dan Grafik Fungsi

Lokasi Ekstrim Mutlak dan Ekstrim Lokal

Kita telah mempelajari konsep fungsi monoton naik dan monoton turun hyang dikaitkan dengan
kekontituan dan kemonotonan invers fungsinya. Untuk fungsi  yang kontinu pada selang I. Perubahan
kemonotonan di sekitar titik c. Nilai terbesar atau terkecil seperti ini dikenal sebagai nilai ekstrim lokal
dari fungsi tersebut. Sedangkan nilai terbesar atau terkecil dari suatu fungsi pada daerah asalnya dikenal
sebagai ektrim mutlak fungsi itu. Selang kemonotonan beserta lokasi titik ekstrim dari suatu fungsi dapat
ditentukan dengan menggunakan turunan pertama, yang cara menentukannya dikenal sebagai teorema uji
turunan pertama untuk kemonotonan dan ekstrim, tetapi. Ektrim lokal dari suatu fungsi dapat juga
ditentukan dengan menggunakan turunan kedua, yang cara menentukannya dikenal sebagai teorema uji
turunan kedua untuk ekstrim.

Turunan Di Titik Ekstrim Lokal

Pada suatu fungsi yang terdiferensialkan di titik ekstrim lokalnya, turunan fungsi di titik ekstrim
lokalnya selalu nol. Fungsi g pada ilustrasi mempunyai turunan g 1(x) = 4x3 – 4x = 4x (x + 1) (x – 1),
sehingga g1 (0) = 0. Perhatiak bahwa disini fungsi g mencapai maksimum lokal di (0,0), dengan g 1 (0) = 0

Titik Kritis dan Titi stationer dan Fungsi Kontinu


Kita menduga bahwa lokasi ektrim mutlak dan ektrim lokal dari suatu fungsi kontinu pada selang
I akan tercapai di

 Titik ujung selang I, bila I adalah selang tertutu, atau


 Titik c di dalam selang I yang memenuhi 1(c) = 0 atau 1(c) tidak ada

Titik dimana lokasi ektim akan tercapai dinamakan titik kritis dari fungsi . Dalam kasus 1(c) = 0,
titik c dinamakan titik stationer dari fungsi .dalam kasus  tidak terdiferensasikan di c dengan 1-(c)
 ∫ 1(c ), titik c dinamakan titik singular dari fungsi .
+¿¿

Cara Mencari Lokasi Ektrim Mutlak pada Selang Tertutup

Ternyata bahwa ekstrim mutlak dari suatu fungsi pada selang tertutup tercapai di titik
ujung selang atau di titik kritisnya. Salah satu sifat fungsi kontinu mengatakan bahwa jika fungsi 
kontinu pada selang tertutup a,b, maka fungsi  terbatas pada a,b. Batas atas terkecilnya adalah
maks maks
(x) dan batas bawah terbesarnya (x).
a ≤ x ≤b a ≤ x ≤b

Kedua batas ini menjadi nilai maksimum dan minimum mutlak dari fungsi  pada selang tertutup
a,b, yang ditentukan dengan cara berikut.

 Tentukan semua titik kritis dari fungsi  pada selang tertutup a,b, beserta nilai fungsinya,
termasuk kedua titik ujung selangnya
 Bandingkan nilai fungsi di semua titik kritisnya, yang terbesar akan menjadi maksimum
mutlaknya, dan yang terkecil akan menjadi minimum mutlaknya.

Uji Turunan Pertama untuk Menentukan Lokasi Ekstrim Lokal

Dari selang kemonotonan suatu fungsi kontinu dapat ditentukan lokasi ekstrim lokalnya
berdasarkan perubahan kemonotonan fungsinya. Perubahan kemonotonan disekitar titik kritis dari fungsi

NAMA BUKU : LEITHOLD

NOL
TOPIK DALAM PRAKALKULUS

A. BILANGAN RIIL DAN KETAKSAMAAN


Bilangan riil adalah sistem bilangan yang real yang terdiri dari suatu himpunan unsur. Himpunan
bilangan riil dinyatakan dengan R. Operasi yang digunakan dalam bilangan riil yaitu:
1) Operasi Penjumlahan
Operasi penjumlahan dinyatakan dengan lambang positif (+). Jika a dan b adalah unsur di himpunan
R, a + b menyatakan jumlah dari a dan b.
2) Operasi Perkalian
Operasi perkalian dinyatakan dengan lambang titik (.). Jika a dan b adalah unsur di himpunan R,a . b
(atau ab) menyatakan hasil kali a dan b.
3) Operasi Pengurangan
Operasi pengurangan didefinisikan dengan persamaan:
a−b=a+ (−b )
dimana  b menyatakan negative dari b sehingga b + (b) = 0.
4) Operasi Pembagian
Operasi pembagian didefinisikan dengan persamaan:
a ÷ b=a . b−1
dimana b-1menyatakan kebalikan dari b sehingga b . b-1 = 1.

Sistem bilangan riil dapat dilengkapi dengan seelompok aksioma tertentu untuk menunjukkan suatu
pernyataan formal yang diandaikan benar tanpa pembuktian. Dengan menggunakan aksioma, sifat-sifat
bilangan riil dapat diturunkan dan diperoleh operasi aljabar yang biasa seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian, dan juga konsep aljabar untuk menyelesaikan persamaan, memfaktorkan dan
sebagainya.
Sifat-sifat yang dapat ditunjukkan sebagai akibat logis dinamakan teorema. Pernyataan dalam suatu
teorema terdiri dari dua bagian, yaitu bagian “jika” yang dinamakan hipotesis dan bagian ‘maka” yang
dinamakan kesimpulan. Argumentasi untuk memperoleh suatu teorema adalah suatubukti yang memuat
cara memperoleh kesimpulan dari hipotesis yang diandaikan.

 ILUSTRASI
Andaikan A={2,4,6,8,10,12 }, B={1,4,9,16} , dan C={2,10 }. Maka:
A ∪ B={1,2,4,6,8,9,10,12,16 } A ∩ B={4 }
B∪ C={1,2,4,9,10,16 } B∩ C=∅
Terdapat suatu urutan untuk himpunan R, dalam arti terdapat relasi yang dinyatakan dengan lambang
< (dibaca “lebih kecil daripada”) dan > (dibaca “lebih besar daripada”), yang dapat didefinisikan sebagai
berikut:
Jikaa , b ∈ R maka:
i. a < b jika dan hanya jika b – a positif,
ii. a>b jika dan hanya jika a – b positif.

 ILUSTRASI
3 < 5 karena 5 – 3 = 2, dan 2 positif
-10 < -6 karena -6 – (-10) = 4. Dan 4 positif
7 > 2 karena 7 – 2 = 5, dan 5 positif
-2 > -7 karena -2 – (-7) = 5. Dan 5 positif

Jikaa , b ∈ R ,
i. a ≤ b jika dan hanya jika a< b atau a=b
ii. a ≥ b jika dan hanya jika a> b ataua=b

Pernyataan a < b, a > b, a ≤ b, dan a ≥ b dinamakan keaksaraan. Ada dua jenis ke taksamaan yaitu:
i. Ketaksamaan murni; a < b dan a > b
ii. Ketaksamaan tak murni; a ≤ b dan a ≥ b

Teorema ini di peroleh dari:


i. a > b jika dan hanya jika a positif.
ii. a < 0 jika dan hanya jika a negatif.

Suatu bilangan x terletak di antara a dan b jika a < x dan x < b. Hal ini dapat ditulis sebagai
ketaksaamaan bersambung berikut:
a< x <b
Ketaksamaan bersambung lainnya alah:
a≤ x≤b
Yang berarti bahwa a ≤ x dan x ≤ b keduanya berlaku. Ketaksamaan bersambung lainnya adalah
a ≤ x< b dan a< x ≤ b.
Teorema ini dapat pula dibuktikan dengan menggunakan aksioma untuk himpunan R.
Nilai mutlak dari x, dinyatakan dengan │x│, didefinisikan sebagai:

│ x │=f ( x )= −x ,∧x <0


{x ,∧x ≥ 0
Dari definisi nilai mutlak suatu bilangan selalu positif atau nol, yaitu tak negatif . Arti ilmu ukur dari
nilai mutlak satu bilangan Bill x adalah jarak ke titik 0, tanpa memandang arahnya. Secara umum │a - b│
adalah jarak antara a dan b tanpa memandang arahnya, yaitu tanpa melihat bilangan mana yang lebih
besar.
Sifat-sifat nilai mutlak:
i. Teorema
│ x │< a jika dan hanya jika−a< x < a , dimanaa >0.
Akibat
│ x │≤ a jika dan hanya jika−a≤ x ≤ a , dimana a>0.

ii. Teorema
│ x │> a jika dan hanya jika x >a atau x←a ,dimana a> 0.
Akibat
│ x │≥ a jika dan hanya jika x ≥ a atau x ≤−a , dimana a>0.

A. BIDANG BILANGAN DAN GRAFIK PERSAMAAN


Suatu himpunan dari dua bilangan riil berbentuk pasangan bilamana urutan pasangannya dibuat,
dinamakan pasangan terurut bilangan riil. Jika x adalah bilangan riil pertama dan y yang kedua, maka
pasangan terurut ini dapat ditulis di dalam kurung biasa dengan satu koma yang memisahkannya, yaitu
(x,y). Dari definisi tersebut dapat di ketahui bahwa himpunan semua pasangan bilangan riil dinamakan
bidang bilang, dan setiap pasangan terurut (x,y) dinamakan titik di dalam bidang bilangan. Bidang
bilangan dinyatakan dengan R2.

B. RUMUS JARAK, LINGKARAN DAN RUMUS TITIK TENGAH


Jika A adalah titik (x1 , y1) dan B adalah titik (x2 , y2) (yaitu A dan B memiliki ordinat yang sama, tetapi
´ , dan didefinisikan sebagai
absisnya berbeda), maka jarak berarah dari A ke Bdinyatakan dengan AB
berikut:
´
AB=x 2−x 1

Suatu lingkaran adalah himpunan semua titik di bidang yang berjarak sama dari satu titik tetap. Titik
tetap tersebut dinamakan pusat lingkaran dan jarak yang tetap dinamakan jari-jari lingkaran. Untuk
mendapatkan satu persamaan lingkaran berikut ini diturunkan dengan menggunakan rumus jarak.
Lingkaran yang berpusat di C(h,k) dan berjari-jari r memiliki persamaan sebagai berikut:
( x−h)2 +( y−k )2=r 2

C. PERSAMAAN GARIS
Misalkan l adalah satu garis tak vertikal dan P1 (x1 , y1) dan P2 (x2 , y2) adalah dua titik berlainan pada

l. R adalah titik (x2 , y1) dan P1 , P2 dan R merupakan titik sudut satu segitiga siku-siku; P´1 R=x 2−x 1 dan

R´P2= y 2− y 1
Bilangan y 2− y 1 memberikan ukuran perubahan ordinat dari P1ke P2dan perubahan ini mungkin

positif, negatif, atau nol. Bilangan x 2−x 1 memberikan ukuran perubahan absis dari P1ke P2 dan

perubahan ini mungkin positif atau negatif. Karena garis l tidak vertikal, x 2 ≠ x 1 , sehingga x 2−x 1 tak nol.
Misalkan
y 2− y 1
m= (1)
x 2−x 1
Nilai m yang dihitung dari persamaan ini tidak bergantung dari pemilihan kedua titik P1 dan P2pada l.

Untuk menunjukkan hal ini, andaikan kita memilih dua titik yang berbeda Ṕ1 ( x́ 1 , ý 1) dan Ṕ2 ( x´2 , ý 2 )
hitunglah ḿ dari (1).
ý 2− ý 1
ḿ=
x´2− x́ 1
Segitiga Ṕ1 R ´P2 dan P1RP2 sebangun, sehingga panjang sisi yang berkaitan sebanding. Oleh karena
itu:
ý 2− ý 1 y 2− y 1
= atau ḿ=m
x´2− x́ 1 x2− x1

D. FUNGSI
Suatu fungsi adalah suatu himpunan pasangan terurut bilangan ( x , y) dimana tidak terdapat dua
pasangan berbeda yang bilangan pertamanya sama. Himpunan semua nilai x yang mungkin dinamakan
arah asal (domain) fungsi, dan himpunan semua nilai y yang dihasilkan dinamakan daerah nilai
(range/jelajah/daerah hasil) fungsi.
Secara intuitif, y dipandang sebagai fungsi dari x jika terdapat suatu aturan dimana nilai tunggal y
megikat nilai x. Misalkan y=2 x 2+ 5 (anggap sebagai fungsi f )
Fungsi f adalah himpunan semua pasangan terurut (x , y) sehingga x dan y memenuhi y=2 x 2+ 5
yaitu :
f ={ ( x , y ) │ y=2 x 2+5 }
Bila x=1 , y=7. Karena itu fungsi f memuat pasangan terurut (1,7).
Jika f adalah suatu fungsi, maka grafik fungsi f adalah himpunan titik-titik (x , y) di R2sehingga (x, y)
merupakan pasangan terurut dari f.

E. FUNGSI TRIGONOMETRI
Dalam ilmu ukur suatu sudut didefinisikan sebagai gabungan dua siar yang dinamakan sisi yang
memiliki titik ujung yang berimpit yang dinamakan itik sudut. Suatu sudut sama dan sebangun dengan
suatu sudut yang titik sudutnya terletak di titik asal dan salah satu sisinya yang dinamakan sisi awal
terletak pada sisi positif dari sumbu x. Sudut yang demikian dikatakan berada dalam posisi baku.
Dalam menangani masalah yang melibatkan sudut dari suatu segitiga, ukuran sudut tersebut biasanya
diberikan dalam derajat. Tetapi dalam kalkulus menggunakan fungsi trigonometri dari bilangan real dan
fungsi ini didefinisikan dalam ukuran radian.

F. SUATU PENGGUNAAN FUNGSI TANGENT UNTUK KEMIRINGAN SUATU GARIS


Sudut inklinasi suatu garis yang tak sejajar sumbu x adalah sudut terkecil yang diukur berlawanan
dengan arah putaran jarum jam dari arah positif sumbu x ke garis tersebut. Sudut inklinasi dari garis yang
sejajar sumbu x didefinisikan nol.
Jika α sudut inklinasi suatu garis , maka 0° ≤ α < 180°.

Jika dua garis berpotongan, maka dua sudut saling berpelurus terbentuk di titik potongnya. Untuk
membedakan kedua sudut ini misalkan L2 adalah suatu garis dengan sudut inklinasi α2 yang lebih besar
dan misalkan L1adalah garis lain yang sudut inklinasinya α 1. Jika θ sudut antara kedua garis tersebut,
maka dapat didefinisikan:
0=x 2−x 1
Jika L1 dan L2 sejajar maka α1 = α2 dan sudut antara kedua garis tersebut adalah 0°. Jadi jika L1 dan L2
dua garis tak sejajar, maka 0° ≤ θ < 180°. Bila kemiringan L1 dan L2diketahui.
Misalkan L1 dan L2 dua garis tak vertikal yang berpotongan dan tidak saling tegak lurus, dan L2 adalah
garis yang memiliki sudut inklinasi lebih besar. Jika m1 adalah kemirngan L1, m2 adalah kemiringan L2
dan θ adalah sudut antara L1 dan L2 maka:
m2−m 1
tanθ=
1+ m1 m2
BAGIAN I
FUNGSI PERUBAH TUNGGAL
A. LIMIT DAN KEKONTINUAN
1.1 GRAFIK FUNGSI
Suatu fungsi adalah himpunan pasangan terurut bilangan real (x, y) dimana tidak terdapat pasangan
berbeda yang mempunyai bilangan pertama yang sama. Himpunan nilai x yang mungkin dinamakan
daerah asal fungsi dan himpunan semua nilai yang dihasilkan y dinamakan daerah nilai fungsi. Dari
definisi tersebut dapat diketahui bahwa grafik suatu fungsi f adalah himpunan semua titik (x,y) di bidang
R2sehingga (x,y) merupakan pasangan terurut dalam f.

 ILUSTRASI
Misalkan f adalah fungsi yang didefinisikan oleh
−3 jika x ≤−1
{
f ( x )= 1 jika−1< x ≤ 2
4 jika2< x
Daerah asal f adalah (−∞ ,+∞ ) sedangkan daerah nilainya terdiri dari tiga bilangan -3, 1 dan 4.

⟦ x ⟧ =n jika n ≤ x< n+1 , dimana n bilangan bulat


Fungsi ini dinamakan fungsi bilangan bulat terbesar, ini mengakibatkan

⟦ 1 ⟧ =1 , ⟦ 1.3 ⟧ =1 , 1 =0 , ⟦−4.2 ⟧ =−5 , dan seterusnya .


⟦⟧ 2

1.2 LIMIT FUNGSI


Misalkan f suatu fungsi yang redefinisi pada setiap bilangan pada suatu selang terbuka yang memuat
a, kecuali mungkin di bilangan a sendiri. Limit f(x) untuk x mendekati a adalah L, ditulis:
lim f ( x )=L
x→ a

Jika pernyataan berikut ini benar:


Diberikan ϵ > 0 yang bagaimanapun kecilnya, terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0<│ x−a │<δ maka
│ f ( x )−L│< ϵ
Definisi diatas menyatakan bahwa nilai fungsi f(x) mendekati suatu limit L untuk x mendekati suatu
bilangan a jika nilai mutlak perbedaan f(x) dan L dapat dibuat sekecil yang kita inginkan dengan cara
mengambil x cukup dekat ke a tapi tidak sama dengan a.
1.3 TEOREMA LIMIT FUNGSI

1) Jika m dan b suatu konstanta, maka lim ( mx+b )=ma+b


x→ a

2) Jika c suatu konstanta, maka untuk setiap bilangan alim


x→ a
c=c

3) lim
x→ a
x =a

4) Jika lim f ( x )=L dan lim g ( x )=M , maka


x→ a

lim [f ( x )=± g ( x ) ]=L± M


x→ a

⇔ lim [ f ( x ) ± g ( x ) ] =lim f ( x ) ± lim g( x )


x→a x→ a x →a

1.4 LIMIT SEPIHAK


Misalkan f adalah suatu fungsi yang redefinisi pada suatu selang terbuka (a, c). Maka limit f(x) untuk
x mendekati a dari kanan adalah L, ditulis:
lim ¿
+¿
x→ a f ( x ) =L¿

Jika untuk setiap ϵ > 0 bagaimanapun kecilnya, terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0< x−a<δ maka
│ f ( x )−L│< ϵ

Misalkan f adalah suatu fungsi yang redefinisi pada suatu selang terbuka (d, a). Maka limit f(x) untuk
x mendekati a dari kiri adalah L, ditulis:
lim ¿
+¿
x→ a f ( x ) =L¿

Jika untuk setiap ϵ > 0 bagaimanapun kecilnya, terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0< x−a<δ maka
│ f ( x )−L│< ϵ

Untuk membedakannya dengan limit sepihak, dapat dilihat bahwa lim f ( x ) sebagai limit dua pihak
x→ a

(dewi-arah).

lim f ( x ) ada dan sama dengan L jika dan hanya jika lim ¿ dan lim ¿ keduanya ada dan
−¿ +¿
x→ a x→ a f ( x ) ¿ x→ a f ( x ) ¿

sama dengan L.

1.5 LIMIT TAK BERHINGGA


Misalkan f adalah suatu fungsi yang diddefinisikan di setiap bilangan pada suatu selang terbuka I
yang memuat a, kecuali mungkin pada a sendiri. Untuk x mendekati a, f(x) membesar tanpa batas, yang
ditulis:
lim f ( x )=+∞
x→ a

Jika untuk setiap bilangan N< 0 terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0<│ x−a │<δ maka f ( x ) > N
Misalkan f adalah suatu fungsi yang diddefinisikan di setiap bilangan pada suatu selang terbuka I
yang memuat a, kecuali mungkin pada a sendiri. Untuk x mendekati a, f(x) mengecil tanpa batas, yang
ditulis:
lim f ( x )=−∞
x→ a

Jika untuk setiap bilangan N< 0 terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0<│ x−a │<δ maka f ( x ) < N

1.6 KEKONTINUAN FUNGSI DI SUATU TITIK


Fungsi f dikatakan kontinu di bilangan a jika dan hanya jika ketiga syarat berikut terpenuhi:
i. F(a) ada

ii. lim f ( x ) ada


x→ a

iii. lim f ( x )=f (a)


x→ a

Jika satu atau lebih dari ketiga syarat ini tidak dipenuhi di a, maka fungsi f dikatakan tak kontinu di
a.
Fungsi kontinu di suatu titik diperoleh dengan menggunakan:
Jika f dan g dua fungsi yang kontinu di bilagan a, maka
i. f + g kontinu di a;
ii. f – g kontinu di a;
iii. f . g kontinu di a;
iv. f /g kontinu di a, asalkan g ( a ) ≠ 0
Suatu fungsi suku banyak kontinu di setiap bilangan. Dan suatu fungsi rasional kontinu di setiap
bilangan pada daerah asalnya.
Fungsi f dikatakan kontinu di suatu bilangan a jika f redefinisi pada selang terbuka yang memuat a dan
untuk setiapϵ > 0terdapat suatu δ >0 sehingga jika 0<│ x−a │<δ maka │ f ( x )−f (a)│< ϵ

1.7 KEKONTINUAN FUNGSI KOMPOSISI DAN KEKONTINUAN PADA SUATU SELANG


Diberikan dua fungsi f dan g. Fungsi komposisi f dan g, dinyatakan oleh f ∘ g , didefinisikan oleh
( f ∘ g )( x )=f (g ( x )) dan daerah asal f ∘ g adalah himpunan semua bilangan di dalam daerah asal g
sehingga g(x) termasuk di daerah asal f.

Jika lim g ( x )=b dan fungsi f kontinu di b, maka


x→ a

lim ( f ∘ g ) ( x )=f ( b )
x→ a

⇔ lim f ( g ( x ) )=f ¿ ¿
x→a

Fungsi f dikatakan kontinu kanan di bilangan a jika dan hanya jika ketiga syarat berikut ini dipenuhi:
i. f(a) ada;

ii. lim ¿ ada;


+¿
x→ a f ( x ) ¿

iii. lim ¿
+¿
x→ a f ( x ) =f (a )¿

Fungsi f dikatakan kontinu kanan di bilangan a jika dan hanya jika ketiga syarat berikut ini dipenuhi:
i. f(a) ada;

ii. lim ¿ ada;


−¿
x→ a f ( x ) ¿

iii. lim ¿
−¿
x→ a f ( x ) =f (a)¿

1.8 KEKONTINUAN FUNGSI TRIGONOMETRI DAN TEOREMA APIT


Untuk membahas kekontinuan fungsi trigonometri, digunakan limit berikut ini:
sin t
lim
t →0 t
Misalkan fungsi f, g, dan h redefinisi pada suatu selang terbuka I yang memuat a kecuali mungkin

pada a sendiri, dan f ( x ) ≤ g ( x ) ≤ h ( x ) untuk setiap x ϵ I dengan x ≠ a . Jika lim


x→ a
f ( x ) dan lim h ( x )
x→ a

keduanya ada dan sama dengan L. Maka lim g ( x ) ada dan sama dengan L
x→ a

Garis singgung
Garis singgung Dalam ilmu ukur bidang dapat kita lihat pada lingkaran. Garis singgung di suatu titik pada
lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran itu hanya pada titik itu. Untuk memperoleh suatu
definisi yang cocok mengenai garis singgung pada grafik suatu fungsi di suatu titik, kita mulai dengan
meninjau cara mendefinisikan kemiringan garis singgung di titik itu. Selanjutnya garis singgung di
tentukan oleh kemiringan dari titik singgungnya.
Tinjaulah fungsi f yang kontiniu di x1. Kita ingin mendefinisikan kemiringan gars singgunf pada grafik f
di P (x1,f (x1)). Misalkan I selang terbuka yang memuat x 1, dan f didefinisikan pada I,. Misalkan Q (x 2,
f(x2)) suatu titik pada grafik f, sehingga x 2juga ada di I. Tariklah suatu garis melalui P dan Q setiap garis
yang melalui dua titik pada suatu kurva dinamakan tali busur. Karena itu garis yang melalui P dan Q
merupakan tali busur pula.
Nyalakan selisih antara Q dan absis P dengan ∆ x (baca “delta x”) sehingga ∆ x=¿ x2 – x1.
Perhatikan bahwa ∆ x menyatakan suatu perubahan nilai x, bila x berubah dari x 1 ke x2, dan boleh positif
atau negative. Perubahan ini dinamakan pertambahan dari x (increment of x ).
Sekarang anggaplah P tetap, dan Q bergerak sepanjang kurva menuju P, jadi Q mendekati P. Hal ini
setara dengan menyatakan ∆ x m endekati nol. Jika hal ini terjadi tali busur itu berputar mengelilingi titik
tetap P. Jika tali busur ini mempunyai posisi limit, maka posisi limit inilah yang diinginkan sebagai garis
singgung pada grafik di P. Jadi kita menginginkan agar kemiringan garis singgung pada grafik di P adalah

lim mPQ bila ∆ x mendekati nol, jika limit ini ada. Jika lim mpq=+∞ atau ∞ maka garis PQ
❑ ∆ x→ 0

mendekati garis yang melalui P dan sejajar dengan sumbu y bila ∆ x mendekati nol. Dalam hal ini ita
menghendaki agar garis singgung pada grafik di P adalah garis x = x 1 .
Ilustrasi berikut memperlihatkan peranan kemiringan garis singgung pada grafik suatu fungsi dalam
penentuan nilai fungsi maksimum

ILUSTRASI 1
“Suatu perusahaan pembuat kotak karton ingin membuat kotak terbuka dari pototngan karton berbujur
sangkar dengan sisi 12 inchi dengan memotong bujur sangkar – bujur sangkar yang sama dari keempat
sudutnya dan meliputi sisinya ; panjang sisi bujur sangkar yang dipotong adalah x inchi”. Dalam
penyelesaian contoh ini kita temukan bahwa jika isi kotak adalah V(x) inci 3 maka V(x) = x (12 – 2x)(12 –
2x)
Jika daerah asal V adalah selang tertutup [0,6] maka grafiknya kurva ke bawah.

TURUNAN
Kemiringan garis singgung pada grafik y = f(x) d titik (x1, f(x1) didefinisikan oleh
f ( x 1 +∆ x ) −f ( x 1 )
m(x1) = lim
∆ X →0 ∆x
jika limit ini ada. Limit seperti ini muncul di dalam masalah lain juga dan mempunyai nama khusus.
DEFINISI
Turunan fungsi f adalah fungsi yang nilainya di setiap bilangan sebarang x di dalam daerah asal f
diberikan oleh
f ( x +∆ x )−f ( x)
f ' ( x )= lim
∆ x →0 ∆x
Jika limit ini ada, turunan fungsi f dilambangkan oleh f ' (x)

Jika x 1suatu bilangan tertentu di dalam daerah asal f , maka

'
f ( x 1 +∆ x ) −f (x 1 )
f ( x 1 )= lim
∆ x →0 ∆x
Jika limit ini ada. Dengan membandingkan rumus (1) dan (3), perhatikan bahwa kemiringan garis

singgung pada grafik y=f (x ) di titik ( x 1 , f ( x1 ) ) tepat sama dengan nilai turunan f di x 1 .
Penggunaan lambang f ' untuk turunan fungsi f diperkenalkan oleh matematikawan Perancish Joseph
Louis Lagrange (1736 – 1813) pada abad ke -18. Notasi ini menekankan bahwa fungsi f '
Diturunkan dari fungsi f dan nilainya di x❑ adalah f ' (x).
Jika ( x , y ) suatu titik pada grafik f , maka y=f (x ), dan y ' digunakan juga untuk turunan dari f ( x ) .

Dengan fungsi f didefinisikan oleh persamaan y=f ( x ) , kita dapat mengambil


∆ y =f ( x +∆ x )−f (x)
Dimana ∆ y dinamakan pertambahan dari y dan menyatakan suatu perubahan nilai fungsi bila x berubah

dy
sebesar ∆ x . Dengan menggunakan dan menuliskan sebagai pengganti f ' ( x),
dx
dy Δy
= lim
dx ∆ x→ 0 Δ x
dy
Lambang sebagai notasi untuk turunan diperkenalkan pertama kali oleh matematikawan Jerman
dx
Gotfried Wilhelm Leibniz (1646-1716). Pada abad ke 17 Leibniz dan Sir Isaac Newton (1642- 1727),
masing – masing memperkenalkan turunan dalam waktu yang hamper bersamaan. Leibniz mungkin
memikirkan dx dan dy sebagai perubahan kecil di dalam perubah x dan y, dan turunan dari y terhadap x
sebagai hasil bagi dy dengan dx bila dy dan dx mengecil. Seperti di Dalam notasi Lagrange, nilai turunan

dy
di x = x1 dinyatakan oleh f ' ( x 1) dengan notasi Leibniz dituliskan .
dx
dy
Anda harus mengingat, bila .digunakan sebagai notasi turunan, dy dan dx sejauh ini di dalam buku ini
dx
belum diberikan arti tersendiri, meskipun nanti keduanya akan didefinisikan terpisah. Sebenarnya dapat

dy
dipandang sebagai suatu operator (atau lambang operasi perhitungan turunan), dan bila kita tuliskan .
dx

dy
Makah hal ini berarti ialah turunan dari y terhadap x
dx
f ' ( x )= lim ¿ ¿ ¿
∆ x →0

Kita rasionalkan pembilang untuk memperoleh faktor persekutuan ∆ x di dalam pembilang dan
penyebut ; perhitungan menghasilkan

f ' ( x )= lim [ (x+ ∆ x)1 /3−x 1 /3 ] ¿ ¿ ¿


∆ x →0

1
¿ lim ❑
(x+ ∆ x) +( x +∆ x )1/ 3 x 1/ 3 + x 2 /3
2 /3
∆ x→ 0

1
¿ 2 /3
+ x x 1/ 3 + x 2 /3
1/3
x
1
¿
3 x 2 /3

1
Perhatikan bahwa tidak didefinisikan bila x =0.
3 x 2 /3
( 0+ ∆ x ¿ ¿ ¿ 1/3−01/ 3 )
lim
∆ x→ 0 ∆x
1
¿ lim
∆ x→ 0 ( ∆ x )2/ 3
Dan limit ini tidak ada. Meskipun demikian fungsi f kontiniu di 0
Garis x = 0 adalah garis singgung pada grafik f di titik asal. Proses penghitungan turunan dinamakan
difrensiasi. Jadi diferensiasi adalah proses mencari turunan f’ dari suatu fungsi f. Jika suatu fungsi
mempunyai turunan di x1, jika f’(x1) ada. Suatu fungsi diferensiasi pada suatu selang terbuka jika fungsi
itu diferensiabel di setiap titik di dalam selang terbuka itu.
ILUSTRASI
Fungsi f pada contoh 5 dan ilustrasi 1 diferensiabel di setiap titik kecuali 0. Selanjutnya fungsi ini
diferensiabel pada setiap selang terbuka yang tak memuat 0.
Jika suatu fungsi diferensiabel di setiap bilangan rill di dalam daerah asalnya, maka fungsi itu dinamakan
suatu fungsi diferensiabel.
ILUSTRASI
Di dalam contoh f(x) = 3x2+12 dan daerah asal f adalah himpunan semua bilangan rill. Karena f’(x) =6x
dan 6x ada untuk semua bilangan rill maka f adalah suatu fungsi diferensiabel.
KETERDIFERENSIALAN DAN KEKONTINUAN
Fungsi f yang didefinisikan oleh f(x) = x 1/3 kontinu di 0, tetapi tidak diferensiabel di situ. Meskipun
demikian, grafik fungsi ini mempunyai garis singgung tegak (vertical) di titik asal, seperti terlihat di
dalam ilustrasi 1 dari pasal 2.2. Di dalam ilustrasi berikut, ada suatu fungsi yang kontinu tetapi tidak
diferensiabel di 0 dan grafiknya tak mempunyai garis singgung di titik asal.
ILUSTRASI
Misalkan f fungsi nilai mutlak yang didefinisikan oleh
f ( x )=| x|
f ( 0+ ∆ x )−f (0)
f ' ( 0 ) = lim
∆ x→ 0 ∆x
Jika limit ini ada. Karena f(0+∆ x ¿=|∆ x| dan f(0) = 0
f ( 0+ ∆ x )−f (0) |∆ x|
lim = lim
∆ x→ 0 ∆x ∆ x→ 0 x
Karena fungsi ini kontiniu di suatu bilangan tetapi tidak terdifferensiabel disana, kita boleh
menyimpulkan bahwa kekontinuan suatu fungsi di suatu bilangan tidak mengakibatkan keterdiferensialan
fungsi di titik itu. Akan tetapi keterdiferensialan mengakibatkan kekontinuan, seperti dalam teorema ini
TEOREMA
Jika fungsi f diferensiabel di x1, maka f kontinu di x1.
Untuk membuktikannya ita harus memperlihatkan bahwa ketiga syarat terpenuhi
1) f(x1) ada
f ( x )−f (x 1)
f ' ( x 1 )= lim
x→ x1 x−x1
lim ¿ ¿
x→ x 1

lim [ f ( x )−f ( x 1) ]=lim ¿ ¿


x→ x 1 ❑

Karena
lim ( x−x 1 )=0 dan lim f ( x )−f ¿ ¿ ¿
x→ x 1 x→ x 1
f ( x )−f ( x 1)
lim [ f ( x )−f ( x 1) ]= lim ( x−x 1 ) . lim
x→ x 1 x → x1 x→ x 1 x → x1
¿0.f ' ¿
sehingga lim [ f ( x )−f ( x 1) ]=0
x→ x 1

lim f ( x )= lim [ f ( x )−f ( x 1 ) + f (x 1) ]


Maka x→ x x→x 1 1

¿ lim [ f ( x )−f (x 1) ]+ lim f ( x 1)


x → x1 x→ x1

¿ 0+ f ( x 1)
Yang menghasilkan
lim f ( x )=f (x 1)
x→ x 1

Dari ketiga syarat ini berlaku Karena itu terbukti teorema itu
Suatu fungsi f tidak diffrensiabel di suatu bilangan c karena salah satu alasan
1. Fungsi f tak kontinu di c.
2. Fungsi f kontiniu di c, dan grafik f mempunyai garis singgung tegak di x= c
3. Fungsi f kontiniu di c, dan grafik f tak mempunyai garis singgung di x= c

DEFINISI
Jika fungsi f didefinisikan di x1, maka turunan kana dari f di x1, yang dinyatakan oleh f+(x1) didefinisikan
sebagai
f ' +¿ ( x )=
1 lim ¿¿
+¿ ( x¿¿1)
∆ x→0 f ( x1 + ∆ x )−f ¿¿
∆x

f ' +¿ ( x )=
1 lim ¿¿
+¿
x−x 1 f (x )−f ¿¿¿¿

Jika limit itu ada


DEFINISI
Jika fungsi f didefinisikan di x 1, maka turunan kiri dari f di x1, yang dinyatakan oleh f’_(x1)), didefinisikan
sebagai
f (' x ) =
1
lim ¿
f ( x 1+∆ x )− f ( x1)
−¿
∆ x→ 0 ¿
∆x

f ' ( x )=
1
lim ¿
−¿ f ( x ) −f (x 1)
x → x1 ¿
x− x1

Jika limit itu ada.


Dari definisi diatas serta Teorema diatas bahwa suatu fungsi f yang didefinisikan pada selang terbuka
yang memuat x1 adalah diferensiabel di x1 jika dan hanya jika baik f’+(x1) maupun f’(x1) ada dan sama.
Dengan demikian f’(x1) , f’+ (x1), dan f’_(x1) semuanya sama.
TEOREMA DIFERENSIASI FUNGSI ALJABAR
Jika c suatu bilangan tetap dan jika f ( x )=cuntuk semua x, maka f ' ( x )=0
BUKTI
f ( x +∆ x )−f ( x)
f ' ( x )= lim
∆ x →0 ∆x
c−c
¿ lim
∆ x→ 0 ∆x
¿ lim 0
∆ x→ 0

=0
D x ( c )=0
Turunan konstanta sama dengan nol
DEFINISI
Jika f suatu fungsi yang diberikan oleh persamaan
s=f (t )
dan suatu partikel bergerak sepanjang suatu garis lurus, sehingga s adalah jarak berarah dari satu titik
tetap pada garis itu (dinyatakan dalam satuan jarak) pada t satuan waktu maka kecepatan sesaat partikel
pada t satuan waktu adalah v satuan kecepatan, dimana
ds
v=f ' ( t ) ↔ v=
dt
Jika ada.
DEFINISI
Jika y=f ( x ) ,maka laju perubahan relative dari y terhadap x di x1 diberikan oleh
f '( x 1 ) dy /dx
atau dihitung di x=x 1
f (x 1 ) y
Jika laju relative dikalikan dengan 100 kita memperoleh persentasi laju perubahan
TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI
sin(a+b) = sin a cos b + cos a sin b
misalkan f fungsi sinus jadi
f ( x )=sin x
Dari definisi turunan
f ( x +∆ x )−f ( x)
f ' ( x )= lim
∆ x →0 ∆x
sin ( x+ ∆ x ) −sinx
¿ lim
∆ x→ 0 ∆∆x
Rumus (1) untuk sin ( x +∆ x ) digunakan untuk memperoleh
sin x cos ( ∆ x )+ cos x sin ( ∆ x )−sin x
f ' ( x )= lim
∆ x →0 ∆x
sin x [ cos ( ∆ x ) −1 ] cos x sin(∆ x )
¿ lim + lim
∆ x→ 0 ∆x ∆ x→ 0 ∆x
1−cos ( ∆ x ) sin (∆ x)
¿− lim lim sin x + lim cos x lim
∆ x→ 0 ∆x (
∆ x →0 )(
∆ x→ 0 ∆x → 0 ∆x )
Dari Teorema diatas
1−cos (∆ x )
lim =0
∆ x→ 0 ∆x
Dan dari teorema diatas
sin ( ∆ x )
lim =1
∆ x→ 0 ∆x
Substitusikan persamaan tadi
f ' ( x )=−0. sin x+ cos x . 1
= cos x
Itulah pembuktian teorema D x ( sin x )=cos x
TURUNAN FUNGSI KOMPOSIS
ILUSTRASI 1
F ( x )=¿
Kita dapat memperoleh F ' ( x ) dengan menerapkan Teorema dua kali
F ( x )=¿
F ' ( x )=( 4 x 2+1 ) D x ( 4 x 2+1 ) + ( 4 x 2 +1 ) . D x [ (4 x 2 +1)( 4 x 2 +1) ]
¿¿
¿¿
¿¿
Jadi
F ' ( x )=¿
TEOREMA
Jika fungsi g diferensiabel di x dan fungsi f diferensiabel di g(x), maka fungsi komposisi f ∘ g
diferensiabel di x dan
( f ∘ g )' ( x )=f ' ( g ( x ) ) g ' ( x )
TURUNAN FUNGSI PANGKAT UNTUK EKSPONEN RASIONAL
Fungsi f yang didefinisikan oleh
f(x) = xr
dinamakan fungsi pangkaty. Rumus turunan fungsi ini untuk r bilangan bulat positif atau negative telah
diperoleh
f ' ( x )=r x r−1
Sekarang kita buktikan bahwa rumus ini berlaku pula bila r suatu bilangan rasional dengan persyaratan
tertentu bila x = 0
Lebih dahulu tinjau x≠0 dan r = 1/q, q suatu bilangan bulat positif
f ( x )=x 1 /q
TEOREMA
Jika f fungsi pangkat yang didefinisikan oleh f(x) = x r, dengan r bilangan rasional sebarang, maka f
diferensiabel dan
f’(x) = r x r−1
agar rumus ini memberikan f’(0), r haruslah suatu bilangan sehingga x r−1 didefinisikanpada suatu selang
terbuka yang memuat 0
CONTOH
3
f ( x )=4 √ x 2
Carilah f ' ( x )
2
' 2 −1
f ( x )=4. (x 3 )
3
8
¿ x−1 /3
3
8
¿
3 x 1 /3
8
¿
3 √3 x
Inilah salah satu pembuktian dari teorema diatas
LAJU YANG BERKAITAN
Banyak masalah menyangkut laju perubahan dari dua atau lebih peubah yang saling berkaitan terhadap
waktu di mana setiap peubah di atas tidak perlu dinyatakan secara langsung sebagai fungsi waktu.
Sebagai contoh misalkan kita mempunyai persamaan yang melibatkan peubah x dan y, dan kedua peubah
x dan y merupakan fungsi dari peubah ketiga t, dengan t satuan menyatakan waktu. Karena laju

dx dy
perubahan dari x terhadap t, dan laju perubahan dari y terhadap t berturut turut diberikan oleh dan
dt dt
. Kita diferensiasikan kedua ruas persamaan yang diberikan terhadap t dengan menerapkn satuan rantai
dan kita bekerja.
TURUNAN TINGKAT TINGGI
Jika f’ adalah turunan fungsi f, maka f’ juga merupakan suatu fungsi; f’ adalah turunan pertama dari f,
dan kadang – kadang dirujuk sebagai fungsi yang diturunkan pertama kali. Jika turunan dari f’ ada,
turunan ini dinamakan turunan kedua dari f atau fungsi yang diturunkan edua kali, dan dapat dinyatakan
dengan f” (baca “f dobel aksen”). Dengan cara yang sama, turunan ketiga dari f atau fungsi yang
diturunkan ketiga kali, didefinisikan sebagai turunan dari f”, jika turunan ini ada. Turunan ketiga
dinyatakan dengan f’” (baca “f tripel aksen”).
Turunan ke – n dari fungsi f, dimana n bilangan positif yang lebih besar dari 1, adalah turunan pertama
dari turunan ke (n-1) dari f. Turunan ke –n dinyatakan dengan f (n). Ja 0di jika f(n) adalah turunan ke – n,
kita dapat menuliskan fungsi f sebagai f(0).
CONTOH
Carilah semua turunan fungsi dari
f ( x )=8 x 4 +5 x 3−x 2 +7
Penyelesaian
f ' ( x )=32 x3 +15 x 2−2 x
f ' ' ( x ) =96 x 2+30 x−2
f ' ' ' ( x )=192 x+ 30
f (4 ) ( x )=192
f (5 ) ( x )=0
f (6 ) ( x )=¿ 0
n≥5
dy
Notasi Leibniz untuk turunan pertama adalah . Notasi Leibniz untuk turunan kedua dari y terhadap x
dx

d2 y d d dn y
adalah
d x2
,sebab bentuk ini menyatakan
dx dx [
( y) . ]
Simbol
d xn
adalah suatu notasi untuk turunan ke

n dari y terhadap x.
Simbol lain untuk turunan ke – n dari f adalah
dn n
n[
f ( x) ] D x [ f (x ) ]
dx

KALKULUS

OLEH

EDWIN J. PURCELL DAN DALE VARBERG


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SISTEM BILANGAN RIIL


1.1.1 Bilangan bilangan bulat dan rasional
Diantara sistem bilangan , yang paling sederhana adalah bilangan bilanga n asli.
1,2,3,4,5..........
Bilangan ini terlalu kurang untuk memberikan ketelitian yang cukup. Untuk mempertimbangkan
3 −7 21
hasil bagi (rasio) dari bilangan-bilangan bulat yaitu bilangan seperti berikut ini: , , ,
4 8 5
19 16 −17
, , dan
−2 2 1
Bilangan bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk m/n , dimana m dan n adalah bilangan
bilangan bulat dengan n≠ 0 disebut bilangan bilangan rasional.
1.1.2 Bilangan bilangan riil
Sekelompok bilangan (rasional dan tak rasional) yang dapat mengukur panjang , bersama-sama
dengan negatif nya dan nol kita namakan bilangan riil. Bilangan rill dipandang sebagai
pengenal(label) untuk titik-titik sepanjang sebuah garis mendatar .

-3 -2 -1 0 1 2 3 4
Lambang lambang mengenali kelas bilangan baku:
N : Bilangan asli ( bilangan bulat positif)
Z : bilangan bulat
Q : Bilangan rasional
R : himpunan bilangan riil
N⊂ Z ⊂ Q ⊂ R

1.2 KETAKSAMAAN

Menyelesaikan suatu ketaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan riil yang membuat
ketaksamaan berlaku.

CONTOH

1. Selesaikanlah ketidaksamaan 2x-7 < 4x-2 dan perlihatkan grafik himpunan penyelesaiannya.
penyelesaiaan :
2x – 7 < 4x – 2

2x < 4x + 5 ( tambahkan 7 )
-2x < 5 ( tambahkan – 4x)

5 1
X >- ( kalikan dengan - )
2 2

2. Selesaikanlah ketaksamaan kuadrat x2 – 2 < 6


x2 - x < 6
x2 – x – 6 <0
(x–3)(x+2) <0
( -2 , 3)

1.3 NILAI MUTLAK , AKAR KUADRAT , KUADRAT

| x | = x jika x ≥ 0
|x|=-x jika x < 0

1.3.1 nilai mutlak


1. | ab | = |a| |b|
¿ ¿ ¿ a∨ ¿
2. ¿ a∨ ¿
¿ b∨¿ ¿ = ¿ b∨¿ ¿
3. |a + b| ≤ |a| + |b|
4. |a – b | ≥ |a| - |b|
1.3.2 ketidaksamaan yang tidak menyangkut

|x| < a ↔-a<x<a

|x| > a ↔ x< -a atau x > a

1.3.3 contoh
1. selesaikanlah pertidaksamaan |3x – 5 | ≥ 1 dan perlihatkan himpunan penyelesaian nya pada
garis riil

penyelesaian:
3x – 5 ≥1
3x ≥6
x ≥2
4
jadi, Himpunannya ( -∞ , ]U [2,∞])
3

-1 0 1 2 3 4

4
jadi, HP nya (-∞, ]U [2,∞)
3

1.3.4 Akar Kuadrat


Setiap bilangan positif mempunyai dua akar kuadrat. Untuk a ≥ 0, lama √ a , disebut akar kuadrat
utama dari a , yang menujukkan akar kuadrat tak negatif dari a. berikut merupakan sebuah
kenyataan yang penting untuk diingat.

√ x 2= |x|

Penyelesaian untuk ax2 + bx + c = 0

−b ± √b 2−4 ac
X=
2a

Contoh soal :

Selesaikan x2 - 2x- 4 = 0

2−√ 4 +16
X1 =
2

= 1- √ 5

= - 1,24

2+ √ 4+16
X2 =
2

= 1- √ 5

= 3,24

Sehingga,

X2 – 2x – 4

= (x – x1) ( x – x2)
= (x – 1 + √ 5) (x – 1 - √ 5)

Titik – titik pemecah 1- √ 5 dan 1 + √5 membagi garis riil menjadi tiga selang. Jika kita
mengambil titik uji – 2 , 0 , dan 4

Didapatkan himpunan penyelesaian untuk x2 – 2x – 4 ≤ 0 adalah [ 1 - √ 5 , 1 + √ 5 ]

1.3.5 Kuadrat

|x|2 = x2

Bekerja pada bilangan bilangan tak negatif , maka a < b ↔ a 2 < b2 salah satu varian dari bentuk ini
adalah

|x| < |y| ⟺ x 2 < y2

Contoh :

Selesaikan lah ketaksamaan |3x + 1| < 2 |x – 6 |

Penyelesaian :

|3x + 1| < 2 |x – 6 | ⟺ |3x + 1| < | 2x – 12 |

⟺ (3x + 1 )2 < (2x – 12 )2

⟺ 9x2 + 6x + 1 < 4x2 – 48x + 144

⟺ 5x2 + 54x – 143 <0

⟺ (5x – 11 ) (x + 13) <0

11
Titik- titik pemecah untuk ketaksamaan kuadarat ini adalah – 13 dan , titik – titik ini membagi
5
11 11
¿ , dan ( , ∞ ¿. Bilamana kita ambil titik uji –
garis riil menjadi tiga selang ( - ∞, - 3) ( -13,
5 5
11
14 , 0, 3 kita dapat menemukanan titik didalamnya ( -13, ¿ yang memenuhi persamaan
5
tersebut

1.4 Sistem Koordinat Persegi – panjang


1.4.1 KOORDINAT CARTESIUS
Dua garis riil , yang man satu mendatar dan satu lagi tegak sehingga kedua garis berpotongan
dititik 0 dua garis itu disebut koordinat cartesius. Dimana garis mendatar diberi nama sumbu x
dan garis tegak dinamakan sumbu y. Bagian positif dari sumbu x adalah kearah kanan , dan
bagian positif y ke atas. Sumbu-sumbu koordinat membagi 4 daerah yang disebut kuadran-
kuadran , yang di beri label I,II,III,IV

II I

III IV

( gambar 1 )

B P (a,b)

1 a
Tiap titik p pada bidang dapat dinyatakan dengan dinyatakan dengan sepasang bilangan , yang dinamakan
koordinat koordinat cartesius nya. (a,b) disebut pasangan terurut, a disebut absis dan b disebut ordinat.

1.4.2 RUMUS JARAK


Teorema pythagoras
a2 + b2=c2
Teorema pythagoras diterapkan dan diambil akar kuadrat utama dari kedua ruas maka di peroleh
d(p,q) , jarak tak berarah antara P dan Q

d (P,Q) = √ (x ¿ ¿ 1−x 2)2 −( y ¿ ¿ 2− y 1)2 ¿ ¿

1.4.3 PERSAMAAN LINGKARAN

x
Lingkaran berjari-jari r dan pusat (h,k) mempunyai persamaan:

(x – h)2 + (y – k )2 = r2

1.4.4 RUMUS TENGAH


Ada dua titik P (x1 , y1 ) dan Q (x2 , y2) dimana x1 ≤ x2
x 1+ x 2 y 1+ y 2
( 2
,
2 )
1.5 Garis Lurus
1.5.1 Kemiringan garis

y 2− y
m= x2 −x1
1

1.5.2 persamaan garis vertikal

x=k

BAB II

FUNGSI DAN LIMIT

2.1 Fungsi Dan Grafiknya



X ●
●f
Daerah asal Daerah hasil

2.2 Daerah Asal dan Daerah Hasil

3 10
2 5
1 2
0 1

-1

Daerah asal Daerah hasil

2.3 Grafik Fungsi


Bilamana daerah asal dan daerah hasil sebuah funsi merupakan bilangan riil, grafik fungsi f
adalah grafik dari persamaannya y = f(x)
2.4 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil
jika f (- x) =f (x), maka grafik simetri terhadap sumbu y. Fungsi itu disebut fungsi genap
jika f (- x) = - f (x), maka grafik simetri terhadap titik asal. Fungsi ini disebut fungsi ganjil

2.5 Dua Fungsi Khusus


Dua fungsi khusus yang sangat khusus : funsi nilai mutlak | | dan fungsi bilangan bulat terbesar [| |]
fungsi ini didefinisikan dengan

|x| = {−xx jikajikaxx≥<00 }


⟦ x ⟧ = bilangan bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x

Y = |x| y = ⟦x⟧

2.6 Operasi Pada Fungsi


2.6.1 Komposisi Fungsi

( g0f )(x) = g(f(x)) ( f 0g )(x) = f(g(x))

2.6.2 Translasi
y = f (x)
f(x) = |x|
2.6.3 Katalog sebagian dari fungsi
Sebagian fungsi berbentuk f (x) = k , dengan k konstantanta (bilangan riil) disebut fungsi
konstan. grafiknya berupa garis mendatar (gambar i)
f(x) = x disebut fungsi identitas (gambar ii)

y y

x x

(ii)
(i)

Sebarang fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan fungsi identitas dengan
memakai operasi penambahan , pengurangan dan perkalian disebut juga fungsi polinom.
F (x) = a n x n + a n−1 x n−1 + ... + a1x + a0
Dengan koefisien – koefisien a berupa bilangan riil dan n adalah bilangan bulat tak negatif.
Jika an≠ 0 maka n adalah derajat dari fungsi polinom. Khususnya f(x) = ax + b adalah fungsi
derajat satu atau fungsi linear, dan f(x) = ax2 + bx + c adalah fungsi derajat dua atau fungsi
kuadrat. Hasil bagi fungsi – fungsi polinom disebut fungsi rasional . jadi , f adalah fungsi
rasional jika berbentuk
a n x n +an−1 xn −1 +…+ a1 x +a 0
f(x) =
bm x m +bm −1 x m−1+ …+b1 x+ b0
sebuah fungsi aljabar eksplisit adalah fungsi yang dapat diperoleh dari fungsi konstan dan
fungsi identitas melalui lima operasi penambahan , pengurangan , perkalian, pembagian , dan
penarikan akar.

2.7Fungsi Trigonometri
andaikan t menentukan titik P(x , y )

sin t = y cos t = x

2.7.1 sifat sifat dasar sinus dan kosinus


x dan y bervariasi antara – 1 dan 1 . sehingga
|sin t| ≤ 1 |cos t| ≤ 1
Karena t dan t + 2 π menentukan titik P ( x, y) yang sama
Sin (t + 2 π ) = sin t cos (t + 2 π ) = cos t
Sin ( - x ) = - sin x cos(- x) = cos x

Sin ( π2 −t )= cos t cos ( π2 −t )=sin t


sin2 t + cos2 t=1

sin t cos t
Tan t = cot t =
cos t sin t

1 1
Sec t = csc t =
cos t sin t

2.8pendahuluan limit
2.8.1 PEMAHAMAN SECARA INTUISI

lim L
x →c

Berarti bilamana x dekat tetapi berlainan dari c maka f (x) dekat ke L

2.8.2 LIMIT- LIMIT SEPIHAK(limit kiri dan limit kanan)

Bilamana suatu fungsi mempunyai lompatan , maka limit tidak ada pada setiap titik lompatan . untuk
fungsi fungsi demikian , adalah wajar untuk memperkenalkan limit-limit sepihak. Untuk mengatakan
bahwa lim ¿ berarti bahwa bilamana x dekat tetapi pada sebelah kanan c maka f(x) adalah
+¿
x→ c f ( x ) = L¿

dekat ke L . serupa, untuk mengatakan bahwa lim f ( x ) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi
x →c
pada sebelah kiri c , f(x) adalah dekat ke L

2.8.3 PENGKAJIAN MENDALAM TENTANG LIMIT

2.8.3.1 membuat definisi persis

lim f ( x )=L berarti bahwa untuk tiap ε > 0 yang diberikan (betapapun kecilnya ), terdapat
x →c

δ >0 yang berpadanan sedemikian sehingga |f ( x ) −L|<ε asalkan bahwa 0¿∨x−c∨¿ δ yakni:
0 < |x – c | ¿ δ ⇒|f ( x )−L|<¿

2.8.3.2 limit limit satu pihak

Mengatakan lim ¿berarti bahwa untuk setiap ε > 0 terdapat δ >0 yang berpadanan
+¿
x→ c f ( x ) = L¿
sedemikian sehingga

0 ¿ x−c <δ ⇒ |f ( x )−L|< ε

2.8.4 teorema limit

Teorema A

Andaikan n bilangan bulat bulat positif , k konstanta , dan f dan g adalah fungsi yang
mempunyai limit di c maka:

1. lim
x →c
k=k

2. lim
x →c
x =c

3. lim kf ( x ) =k lim f ( x )
x →c x→ c

4. lim [ f ( x )+ g ( x ) ] =lim f ( x )+ lim g( x )


x →c x →c x→ c

5. lim [ f ( x )−g ( x ) ] =lim f ( x )−lim g(x )


x →c x→ c x→c

6. lim [ f ( x ) . g ( x ) ] =lim f ( x ) . lim g(x)


x →c x →c x→c

lim f ( x)
f (x) x → c
7. lim = , asalkan lim g ( x ) ≠ 0
x →c g(x ) lim g ( x ) x→ c
x →c

n
8. lim [f ( x ) ] =¿ ¿
x →c

n n
9. lim √ f ( x ) = lim f ( x ) , asalkan lim f ( x )> 0 bilamana n genap

x →c x→c x →c

Teorema B

(teorema substitusi ) . jika suatu polinom atau fungsi rasional maka,

lim f ( x )=f ( x )
x →c

Asalkan dalam kasus fungsi rasional nilai penyebut di c tidak 0


Teorema C

(teorema apit) . andaikan f,g,h adalah fungsi – fungsi yang memenuhi f(x) ≤ g(x) ≤ h(x) untuk semua
x dekat c , kecuali mungkin di c. Jika lim
x →c
f ( x )=lim g ( x )=lim h ( x )=L , maka lim g ( x )=L
x →c x →c x →c

2.8.5 kekontinuan fungsi

(Kekontinuan di satu titik) bahwa f kontinu di c jika beberapa selang terbuka disekitar c terkandung
dalam daerah asal f dan

lim f ( x )=f (c)


x →c

KEKONTINUAN FUNGSI YANG DIKENAL

Teorema A:

Fungsi polinom kontinu disetiap bilangan riil c, fungsi rasional kontinu disetiap bilangan riil c dalam
daerah asalnya, yaitu kecuali dimana penyebutnya

Teorema B:

Fungsi nilai mutlak adalah kontinu disetiap bilangan riil c . jika n ganjil, fungsi akar ke n kontinu disetiap
bilangan riil c, jika n genap fungsi ini kontinu disetiap bilangan riil positif c

KEKONTINUAN DALAM OPERASI FUNGSI

Teorema C

Jika f dan g kontinu di c , maka demikian juga kf, f + g , f – g, f.g, f/g (asalkan g(c) ≠ 0 ¿ f n ,dan √
n
f
(asalkan f (c) > 0 jika n genap)

Teorema D

(teorema limit komposit). Jika lim g ( x )=L , maka


x →c

lim f (¿ g(x ))=f lim g ( x ) =f ( L)¿ ,


x →c ( x →c )
Khususnya jika g kontinu di c dan f kontinu di g(c), maka fungsi komposit f ° g kontinu di c

KEKONTINUAN PADA SELANG


f kontinu pada selang terbuka (a,b) jika f kontinu disetiap titik (a,b) , f kontinu pada selang tertutup [a,b]
jika kontinu pada (a,b) kontinu kanan di a dan kontinu kiri di b

Teorema E

(taeorema nilai antara). Jika f kontinu pada [a,b] dan jika w sebuah bilangan antara f(a) dan f(b) , maka
terdapat sebuah bilangan c diantara a dan b sedemikian sehingga f(c) = w

BAB III

TURUNAN

3.1 Dua Masalah dengan Dua Tema

dua masalah itu adalah satu geometri dan lainnya mekanis. Kedua masalah ini merupakan kembaran
yang identik.

3.1.1 garis singgung

Tali busur

Garis singgung
P

Garis singgung adalah posisi pembatas garis talibusur. Suatu garis yang memotong suatu kurva pada
titik benar untuk lingkaran-lingkaran, tetapi sekali tidak memuaskan suatu kebanyakan untuk kurva kurva
lainnya. Andaikan P adalah suatu titik tetap pada sebuah kurva dan andaikan Q adalah sebuah titik
berdekatan yang dapat dipindah pindahkan pada kurva. Garis yang melalui titik P dan Q disebut tali
busur. Jika garis singgung tidak tegak lurus adalah garis yang melalui P dengan kemiringan m tan yang
memenuhi:

f ( c +h )−f (c)
mtan = lim m h→ 0
sec =lim
h→0 h

3.1.2 kecepatan sesaat

Kecepatan rata-rata adalah jarak antara posisi pertama ke posisi kedua dibagi dengan waktu tempuh.

f ( c +h ) −f ( c)
Vrata-rata =
h

Dan didefinisikan dalam kecepatan sesaat v di c oleh:

f ( c+ h )−f (c )
V = lim v
h→ 0
rata−rata = lim
h→ 0 h
3.1.3 laju perubahan

Kecepatan merupakan salah satu yang penting untuk dipelajari dalam laju perubahan ini. Laju
perubahan yang penting lainnya adalah kepadatan dari suatu kawat (laju perubahan massa terhadap jarak),
pendapatan marjinal ( laju perubahan terhadap jenis produk), dan arus listrik ( laju perubahan muatan
listrik terhadap waktu)

3.2 Turunan
Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’’ yang nilainya pada sembarang bilangan c adalah:

f ( c+ h )−f (c )
f ‘ = lim
h→ 0 h

3.2.1 bentuk-bentuk yang setara untuk turunan

f ( c+ h )−f (c )
F ‘ = lim
h→ 0 h

f ( c+ p )−f (c)
= lim
p→0 p

f ( c+ s )−f (c)
= lim
s→0 s

Jadi,

f ( x )−f ( c)
f ‘ = lim
x →c x−c

3.3 Keterdiferensialan Menunjukkan Kekontinuan

1. teorema A

Jika f ‘ ada, maka f kontinu di c

Garis singgung tegak (vertikal) maka turunan tidak ada dititik c

f ( c +h ) −f ( c)
h

2. Teorema B
(Aturan fungsi identitas). Jika f(x) = x maka f’= 1 yakni D(x) = 1
Bukti:
f ( x +h )−f (x) x +h− x h
f’ = lim =lim =lim =1
h→ 0 h h→ 0 h h →0 h
3. Teorema C
(aturan pangkat). Jika f(x) = xn, dengan n bilangan – bilangan bulat positif, maka f ‘ = nxn-1
yakni:
f ( x +h )−f (x) ( x−h)n−x n
f’ = lim =lim
h→ 0 h h→ 0 h
n (n−1) n−2 2
x n +nx n−1 h+ x h + …+nxhn−1 +h n−x n
= 2
lim
h→ 0 h
n ( n−1 ) n−2
=
lim
[
h nxn−1 +
2
x h+…+ nxhn−2 +hn−1 ]
h→ 0 h

Jadi f ‘ (x) = nxn-1

3.3.1 D adalah sebuah operator linear

1. teorema D

(aturan kelipatan konstanta). Jika k konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensialkan , maka
(kf)’ (x) = k . f ‘ (x) yakni

D [ k . f(x)] = k.Df (x)

Bukti:

Andaikan f(x) = k . f(x). Maka :

f ( x +h )−f (x) k . f ( x +h ) −k . f ( x )
F(x) = lim = lim
h→ 0 h h→ 0 h

f ( x +h ) – f ( x) f ( x+h )−f (x)


= lim k . =k . lim
h→ 0 h h →0 h

= k . f ‘ (x)

2. Teorema E
(aturan jumlah). Jika f dan g fungsi –fungsi yang terdiferensialkan maka
(f + g)’ (x) = f (x) + g(x) yakni:
D [f(x) + g(x)] = Df(x) + Dg(x)
Bukti:
Andaikan f(x) = f(x)/g(x). Maka :

F(x) = lim
[ f ( x +h )+ g ( x +h ) ] −[f ( x )+ g ( x ) ]
h→ 0 h
f ( x+h )−f ( x ) g ( x+ h )−g( x)
= lim [ + ¿ ]¿
h→ 0 h h
f ( x +h )−f (x) g ( x +h )−g(x)
= lim + lim
h→ 0 h h →0 h
= f’(x) + g’(x)
3. Teorema F
(aturan selisih ). Jika f dan g fungsi – fungsi yang terdiferensialkan maka
(f – g ) = f’ (x) – g’(x) yakni:
D [ f (x) – g(x)]= Df (x) – Dg(x)

3.3.2 aturan hasil kali dan hasil bagi


1. teorema G
(aturan hasil kali). Andaikan f dan g fungsi – fungsi yang dapat didiferensialkan, maka (f-g)’
(x) = f(x) g(x) + g(x) f’(x) yakni

D[f(x) g(x)] = f(x) Dg(x) + g(x)Df(x)

2. teorema H
(aturan hasil bagi). Andaikan f dan g fungsi – fungsi yang dapat didiferensialkan dengan g(x)
≠ 0 maka:
f g ( x ) f ' ( x ) −f ( x ) g' (x )
=
g g2 (x)
Yaitu:
f (x )
D = g¿¿
g ( x)
3.4 Turunan Sinus dan Kosinus
3.4.1 rumus rumus turunan
sin ( x +h )−sin x
D(sin x) = lim
h→ 0 h
sin x cos h+cos x sin h−sin x
= lim
h→ 0 h
= lim ¿
h→ 0
1−cos h sin h
= ¿ lim ] + (cos x) [lim ]
h→ 0 h h→ 0 h

Teorema A

Fungsi- fungsi f (x) = sin (x) dan g(x) = cos (x) keduanya dapat didiferensialkan. Sesungguhnya
D(sin x) = cos x D(cos x) = - sin x

3.4.2 pembuktian dua pernyataan limit


sin t 1−cos t
lim =1 lim =0
t →0 t t →0 t
3.5 Aturan Rantai
3.5.1 notasi Dx
Dxy = Dx(s2x3) = s2 Dx(x3) = s2 . 3x2
3.5.2 pendeferensialan fungsi komposit
1. Teorema A
(aturan rantai). Andaikan y = f(u) dan u= g(x) menentukan fungsi komposit
Y = f(g(x)) = (f°g)(x). Jika g terdeferensialkan di x dan y terdeferensialkan di u = g (x)
maka f°g terdiferensialkan di x dan
(f°g)(x)’ (x) = f’ (g(x)) g’(x)
Yakni:
Dxy = DuyDxu

3.5.3 aturan rantai bersusun


y = f(u) dan u = g(v) dan v = h(x)
maka:
Dxy = DuyDvuDxv

3.6 Notasi Leibniz


3.6.1 pertambahan

Jika nilai sebuah variabel x berganti dari x 1 ke x2 maka x2 – x1 , perubahan dalam x, disebut
suatu pertambahan dari xdan biasanya dinyatakan oleh ∆ x maka :

∆ x=x 2−x 1

3.6.2 lambang dy/dx untuk turunan


dy Δy f ( x+ ∆ x )−f ( x) '
= lim = lim =f ( x)
dx ∆ x→ 0 Δ x ∆ x→ 0 ∆x
3.6.3 aturan rantai lagi
dy dy du
=
dx dx dx

Bukti sebagian dari aturan rantai

∆ u=g ( x+ ∆ x ) −g ( x )

∆ y =f ( g ( x+ ∆ x ) )−f (g ( x ))

= f(u + ∆ u ¿−f (u)


dy ∆y ∆ y ∆u
=lim =lim
dx x→ 0 ∆ x x →0 ∆u ∆ x

∆y ∆u
= lim . lim
x →0 ∆ u x →0 ∆ x

Karena g terdiferensialkan di x , maka kontinu disana . sehingga


∆ x →0 memaksa ∆ u →0 katanya :

dy ∆y ∆ u dy du
= lim . lim =
dx x →0 ∆ u x →0 ∆ x du dx

3.7 Turunan Tingkat Tinggi


Operasi pendiferensialan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah fungsi baru f ' . jika f '
dideferensialkan menghasilkan fungsi lain dinyatakan oleh f ' ' dan disebut turunan kedua dari f
3.7.1 KECEPATAN DAN PERCEPATAN

dv d 2 s
a= =
dt dt 2

3.7.2 MASALAH BENDA JATUH


S=−16 t 2 + v 0 t +s 0

3.7.3 PEMBENTUKAN MODEL MATEMATIS

Bila V menyatakan volume air pada saat t maka


dv
=−kh
dt


=6 (2 π )
dt

x dt

bila m menyatakan massa x cm bagian kiri kawat


dm
maka =2 x
dx
dh d2 h
h >0, 2 <0
dt dt

3.8 Pendiferensialan Implisit


ATURAN PANGKAT

Teorema A

Andaikan r bilangan rasional sebarang. Maka Dx(xr) = rxr-1

3.9 Laju yang Berkaitan


PROSEDUR SISTEMATIS
Langkah 1:
Andaikan t menyatakan waktu t ¿ 0
Langkah 2:
Nyatakan apa yang diketahui dan informasi apa yang diinginkan tentang variabel-variabel. Informasi
ini akan berbentuk turunan-turunan terhadap t
Langkah 3:
Tulislah sebuah persamaan yang menghubungkan variabel-variabel yang sahih untuk semua waktu t
¿ 0, bukan hanya beberapa saat tertentu
Langkah 4:
Diferensialkan persamaan yang ditemukan secara implikasi terhadap t. Persamaan yang dihasilkan
memuat turunan terhadap t, persamaan yang dihasilkan memuat turunan-turunan terhadap t, sahih
untuk semua t ¿ 0
Langkah 5:
Gantikan persamaan yang ditemukan untuk semua data yang sahih pada saat tertentu untuk mana
jawab masalah yang disyaratkan. Selesaikan turunan yang diinginkan

3.10 Diferensial dan Aproksimasi


DIFERENSIAL TERDEFENISI
Andaikan y = f(x) terdiferensialkan di x dan andalkan bahwa dx, diferensial dari variabel bebas x,
menyatakan pertambahan sebarang dari x. Differensial yang bersesuaian dengan dy dari variabeltak
bebas y didefenisikan oleh
dy =f ' ( x ) dx
BAB IV
PENGGUNAAN TURUNAN

4.1 MAKSIMUM DAN MINIMUM


Andaikan S daerah asal f, memuat dititik c mengatakan bahwa:

I f(c) adalah nilai maksimum f pada S jika F(c) ≥ f(x) untuk semua x di S

II f(c) adalah nilai minimum f pada S jika F(c) ≤ f(x) untuk semua x di S

III f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika ia adalah nilai maksimum atau nilai minimum

Teorema A

(teorema ekstensi maks-min). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b], maka f mencapai nilai
maksimum dan nilai minimum

Teorema B

(teorema titik kritis). Andaikan f didefenisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika f(c) adalah
titik ekstrim, maka c haruslah satu titik kritis yakni c berupa salah satu:

(i) Titik ujung dari f


(ii) Titik stasioner dari f( f ' (c)=0)
(iii) Titik singular dari f (f ' ( c ) tidak ada)

4.2 KEMONOTONAN DAN KECEKUNGAN


Andaikan f terdefinisi pada selang I(terbuka,tertutup, atau satupun). Dikatakan bahwa:
(i) f adalah naik pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,
x 1< x2 ⟹ f ( x 1 )< f ( x 2 )
(ii) F adalah turun pada I jika untuk setiap pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,
x 1< x2 ⟹ f ( x 1 )> f ( x 2 )

(iii) F menoton murni pada I jika ia naik pada I atau turun pada I

Teorema A

(teorema Kemotonan). Andaikan f kontinu pada selang I dan dapat didiferensialkan pada setiap titik
dalam dari I.
(i) Jika f ' ( x ) >0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f naik pada L

(ii) Jika f ' ( x ) <0 untuk semua titik dalam x dari I, maka f turun pada L

TURUNAN KEDUA DAN CEKUNGAN

Andaikan f terdiferensial pada selang terbuka I = (a,b). Jika f ' naik pada I, f dan grafiknya cekung
keatas disana : Jika f ' turun Pada I, f cekungkebawah pada I

Teorema B

(teorema kecekungan). Andaikan f terdiferensial dua kali pada selang terbuka (a,b).

(i) Jika f ' ' ( x )> 0 untuk semua x dalam (a,b), maka f cekung keatas pada (a,b)

(ii) Jika f ' ' ( x )< 0 untuk semua x dalam (a,b), maka f cekung kebawah pada (a,b)

4.3 maksimum dan minimum Lokal


andaikan s , daerah asal f, memuat titik c. Dikatakan bahwa:

(i) f(c) nilai maksimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian
sehinggaf(c) adalah nilai maksimum f pada (a,b) ∩ S
(ii) f(c) nilai minimum lokal f jika terdapat selang (a,b) yang memuat c sedemikian sehinggaf(c)
adalah nilai minimum f pada (a,b) ∩ S
(iii) f(c) nilai ekstrim lokal f jika ia berupa nilai maksimum lokal atau minimum lokal

TEOREMA A

(uji turunan pertama untuk ekstrim lokal). Andaikan f kontinu pada selang terbuka (a,b) yang
memuat titik kritis c

(i) jika f ' (x )>0 untuk semua x dalam (a,c) dan f ' (x )<0 untuk semua x dalam (c,b), maka f(c)
adalah nilai maksimum lokal f
(ii) jika f ' (x )<0 untuk semua x dalam (a,c) dan f ' (x )>0 untuk semua x dalam (c,b), maka f(c)
adalah nilai minimum lokal f
(iii) jika f ' (x ) bertanda sama pada kedua pihak c , maka f(c) bukan nilai ekstrim lokal f

4.4 penerapan ekonomik


4.5 limit di ketakhinggaan, limit tak terhingga
(limit bila x→ ∞). Andaikan f terdefinisi pada [c,∞ ¿ untuk suatu bilangan c. Dikatakan bahwa
lim f ( x )=L jika untuk masing-masing ε > 0, terdapat bilangan M yang berpadanan sedemikian
x→ ∞
sehingga
X > M ⟹∨f ( x )−L∨¿ ε
(limit bila x→−∞). Andaikan f terdefinisi pada (−∞ , c ¿ untuk suatu bilangan c. Mengatakan
bahwa lim f ( x ) =L jika untuk masing masing ε > 0, terdapat
x→−∞
bilangan M yang berpadanan sedemikian sehingga
X <M ⟹∨f ( x )−L∨¿ ε
(limit-limit tak hingga). Dikatakan bahwa lim ¿ jika untuk setiap bilangan positif M,
+¿
x→ c ∞ ¿
berpadanan suatu δ >0 sedemikian sehingga
0 < x – c < δ ⟹ f ( x )> M
4.6 teorema nilai rata-rata
(untuk Turunan). Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan terdeferensialkan pada titik titik dalam
dari (a,b) maka terdapat paling sedikit satu bilangan c dalam (a,b) dimana
f ( b ) −f (a) '
=f (c )
b−a
Atau secara setara dimana
f ( b )−f ( a )=f ' (c)(b−a)

FUNGSI DAN MODEL

1.1. FUNGSI
Fungsi f adalah aturan yang memadankan setiap elemen x dalam suatu himpunan A secara tepat satu
elemen, yang disebut f (x), dalam suatu himpunan B.

Daerah hasil (range) dari f adalah himpunan dari semua nilai yang mungkin dari f (x) dimana x
bervariasi sepanjang daerah asal dari. Sebuah symbol yang mempresentasikan angka sembarang di dalam
daerah asal dari sebuah fungsi f disebut variable bebas. Sebuah symbol yang mempresentasikan sebuah
angka didalam daerah hasil dari f disebut variable terikat (dependent variable).

Ada 4 cara untuk menyajikan sebuah fungsi :

 Secara lisan ( dengan penjelasan dengan kata-kata)


 Secara numerik (dengan tabel angka-angka)
 Secara visual (dengan grafik)
 Secara aljabar (dengan rumus eksplisit )

A. FUNGSI SESEPENGGAL (PIECEWISE)


Defenisi fungsi depenggal dirangkum dalam bentuk contoh sebagain berikut
la l ≥ 0untuk setiap bilangan a

sebagai contoh :

|3|=3|−3|=3|0|=0|, 2́−1|=, 2́−1|3−π|=π−3


Secara umum kita mempunyai :

|a|=a jika a≥ 0
|a|=−a jika a≤ 0

( ingat bahwa jika a bernilai negative, maka –a bernilai positif )

B. SIMETRI
Jika suatu fungsi f memenuhi f (−x) untuk setiap x pada daerah asalnya, maka f disebut fungsi
genap (even function). Misalnya, fungsi f ( x )=x 2adalah fungsi genap karena

f (−x )= (−x ) =−x 2=f ( x )x

Jika f memenuhi f ( x )=−f ( x ) untuk setiap x pada daerah asalnya, maka f dinamakan funsi
ganjiL, karena :

f (−x )= (−x )3 =−x 3=−f ( x )

C. FUNGSI NAIK TURUN

Sebuah fungsi f disebut naik pada interval I jika :

f ( x 1 ) < f ( x2 ) apabila x 1< x 2 pada I

Sebuah fungsi f disebut turun pada interval I jika:

f ( x 1 ) > f ( x2 ) apabila x 1> x 2 pada I

1.2. MODEL MATEMATIS : KATALOG FUNGSI-FUNGSI PENTING

Model matematis (mathematical model) penjelasan secra matematis (sering kali menggunakan
fungsi atau persamaan) dari fenomena kehidupan nyata, seperti besarnya populasi, permintaan
sebuah produk, kecepatan jatuhnya benda, konsentrasi produk dalam reaksi kimia, angka harapan
hidup seorang bayi pada saat dilahirkan, atau pengurangan emisi. Tujuan model ini adalah untuk
memahami fenomena dan mungkin juga untk membuat prediksi mengenai perilaku di masa
mendatang.

A. MODEL LINEAR
Pada saat kita menyatakan bahwa y adalah fungsi linear x, ini berarti grafik fungsi tersebut
berupa garis lurus, sehingga kita dapat menggunakan persamaan garis bentuk kemiringan-
perpotongan untuk membentuk sebuah rumus terhadapfungsi sebagai

y=f ( x )=mx+ b

Dimana m adalah kemiringan garis dan b adalah perpotongan y. ciri khas dari fungdi linear adalah bahwa
fungsi ini terus bertumbuh dengan laju konstan.

B. POLINOM
Fungsi P disebut polinom (polynomial) jika :

P ( x ) =an x n+ an−1 x n−1 … … … .+a2 x2 + a1 x 0

Dimana n adalah bilangan bulat nonnegatif dan bilangan a 0 , a1 , a2 , … … ., a nadalah konstanta yang
disebut koefisien polinom. Daeraah asal untuk semua polinom adalah (−∞, ∞) . Jika koefisien pemula
a n ≠ 0, maka derajat polinomnya adalah n, misalnya fungsi

2
P ( x ) =2 x 6− x 4+ x3 + √2
5

Adalah polinomberderajat 6.

Polinom berdejajat 1 berbentuk P(x) = mx+ b

Polinom berderajat 2 berbentuk P ( x ) =a x 2+ bx+ c

Polinom berderajat 3 berbentuk P ( x ) =ax 3+ bx 2+ cx+ d

Biasanya polinom digunakan untuk memodelkan berbagai besarann yang dijumpai dalam ilmu
pengetahuan alam dan sosial.

C. FUNGSI PANGKAT
Sebuah fungsi berbentuk f ( x )=x n, dengan a adalah konstanta, dinamakan fungsi pangkat
(power function). Kita lihat beberapa kasus berikut:

i. a=n, dimana n adalah blangan bullat positif


Grafik f ( x )=x n untuk n=1,2,3,4,dan 5 ditampilkan pada gambar 11. (ini adalah polinom dengan
hanya satu suku). Kita mengetahui bahwa bentuk grafik dari y=x (sebuah garis melalui titik asal
dengan kemiringan 1). Dan y=x 2sebuah parabola

Bentuk grafis f ( x )=−x n pada umumnya bergantung pada apakah n bernilai genap atau ganjil. Jika n
bernilai genap, maka f ( x )=−x n adalah fungsi genap dan grafiknya menyerupai parabola y=x 2. Jika n
bernilai ganjil, maka f ( x )=x nadalah fungsi ganjil dan grafiknya menyerupai persamaan y=x 3dari
gambar 12, ingat bahwa jika n meningkat , grafik y=x nmenjadi lebih datar didekat 0 dan lebih curam
pada saat |x|≥ jika x 1 kecil, maka x 2lebih kecil, bahkan x 3lebih kecil lagi , x 4 makin lebih kecil, dan
seterusnya.

ii. a=1/n , dimana n adalah bilangan bulat positif


Fungsi f ( x )=x 1 /n= √
n
x adalah fungsi akar (root function). Untuk n=2, fungsi ini menjadi
fungsi akar kuadrat f ( x )= √ x , yang daerah asalnya adalah |0 , ∞| dan grafiknya berbentuk
setengah parabola terbuka keatas x= y 2 [lihat gambar 13.a]. untuk nilai n genap lainnya, grafik
y= √n x serupa dengan grafik y= √ x . Untuk n=3 kita memperoleh fungsi akar pangkat tiga
f ( x )=− √3 x yang daerah asalnya adalah R (kembali kita mengingat bahwa setiap bilangan riil
3
memiliki pangkat akar 3) dan grafiknya ditunjukkan padagambar 13.b. Grafik y= √ x

iii. a=−1
Grafik fungsikebalikan (reciprocal function) f ( x )=x −1 =1/x ditunjukkan pada gambar 14.
Grafiknya memiliki persamaan y=1 /x atau xy=1 , dan berbentuk hiperbola dengan sumbu-sumbu
koordinat sebagai asimtotnya.

Fungsi ini muncul dalam ilmu fisika dan kimia yang berkaitan dengan Hukum Boyle, yang
mengatakan bahwa , pada saat temperature konstan, volume (V) gas berbanding terbalik dengan
tekanan (P)

C
V=
V

Dimana C adalah konstanta. Jadi, grafik V sebagai fungsi ( P) (lihat gambar 15) memiliki bentuk
umum yang sama seperti bagian kanan grafik pada gambar 14.

D. FUNGSI RASIONAL
Fungsi rasional (rational function) f adalah hasil bagi dua polinom

P( x )
f ( x )=
Q(x)

Dimana P dan Q adalah polinom. Daerah asalnya terdiri atas semua nilai x sedemikian sehingga
Q(x )≠ 0. Contoh sederhana dari fungsi rasional adalah fungsi f ( x ) 1/x yang daerah asalnya
{ x |x ≠ 0 }; ini adalah fungsi kebalikan yang digambarkan pada gambar 14. Fungsi :
2 x 4−x 2 +1
f x=
( )
x 2−4

Adalah fungsi rasional dengan daerah asal { x |x ≠ ±2 } . Grafiknya ditunjukkan pada Gambar 16.

E. FUNGSI ALJABAR
Fungsi f dinamakan fungsi aljabar (algebraic function) apabila fungsi ini dapat dibentuk
dengan menggunakan operasi aljabar (seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
dan penarikan akar) yang dimulai dengan polinom. Fungsi rasional apapun merupakan fungsi
aljabar .

D. FUNGSI TRIGONOMETRI
Trigonometri dan fungsi trigonometri dibahas ulang pada Referensi halaman R-3 dan
juga pada lampiran D. didalam kalkulus kesepakatannya adalah selalu menggunakan satuan
radian (kecuali dinyatakan lain).
Daerah asal kedua fungsi sinus dan cosinus adalah (−∞ , ∞ )dan daerahnya hasilnya
adalah interval tertutup [-1,1]. Jadi untuk semua nilai x, kita memperoleh

−1 ≤ sinx ≤1−1≤ cos x ≤1


Atau dalam bentuk mutlak

|sin x|≤1|cos x|≤ 1

Selain itu, nilai 0 terjadi dari fungsi sinus pada saat perkalian bulat dari π , yang artinya

sin( x +2 π)=sin x cos ( x +2 π )=cos x

Fungsi tangen dihubungkan dengan fungsi sinus dan cosinus oleh persamaan :

sin x
tan x=
cos x

Daerah hasil dari tan x adalah (−∞, ∞) . Ingat bahwa fungsi tangen memiliki periode :
tan ( x + π )=tan x untuk semuanilai x

Tiga fungsi trigonometri yang lainnya (cosecan, secan dan cotangent ) adalah kebalikan fungsi
sinus, cosinus, tangen.

E. FUNGSI EKSPONENSIAL

Fungsi eksponensial (exponential function) adalah fungsi berbentu f ( x )=ax , dimana baingan
dasar a adalah sebuah konstanta positif.

F. FUNGSI LOGARITMA
Fungsi logaritma (logarithmic function) f ( x )=log a x ,dengan bilangan dasar merupakan
konstanta positif , adalah fungsi invers/kebalikan dari fungsi eksponen.
G. FUNGSI TRANSENDEN
Fungsi-fungsi ini bukanlah fungsi-fungsi aljabar. Kelompok fungsi teransenden selain
meliputi fungsi trigonometri, invers trigonometri , eksponensial, dan logaritma, tetapi juga
meliputi sejumlah fungsi lainnya yang tidak pernah dinamai.

1.3. FUNGSI BARU DARI FUNGSI LAMA

A. TRANSFORMASI FUNGSI
Dengan menerapkan transformasi tertentu pada suatu grafik fungsi, kita dapat memperoleh grafik
fungsi tertentu yang terkait. Ini akan memberikan kita kemampuan untuk menggambarkan grafik
fungsi-fungsi dengan tangan secara tepat. Ini juga akan membuat kita mampu menuliskan
persamaan suatu grafik. Transformasi fungsi terdiri atas :
1. Pergeseran (translasi )
2. Peregangan (dilatasi)
3. Pencerminan

B. KOMBINASI FUNGSI
Dua fungsi f dan g dapat dikombinasikan untuk membentuk fungsi baru
f +g , fg , f −g , dan f /g dalam cara serupa dengan cara kita menjumlahkan, mengurangi,
mengalikan, dan membagi bilangan riil.
Aljabar fungsi . misalkan f dan g adalah fungsi dengan daerah asal A dan B. maka fungsi
f +g . f −g , fg , f /g dijelaskan sebagai berikut :

( f + g )( x )=f ( x )+ g ( x ) daerah asal= A ∩ B


( f −g ) ( x )=f ( x )−g ( x ) daerah asal= A ∩ B
( fg ) ( x )=f ( x ) g ( x ) daerah asal=A ∩ B
f f (x )
() g
( x )=
g(x)
daerah asal={x ∈ A ∩ B|g( x)≠ 0 }
C. KOMPOSISI FUNGSI
Terdapat cara lain mengombinasikan dua fungsi untuk memperoleh sebuah fungsi baru.
Misalnya, andaikan bahwa y=f ( u )= √ u dan u=g ( x )=x 2 +1. Oleh karena y adalh
fungsi u dan u sebaliknya adalah fungsi x . Kita menghitungnya dengan substitusi :

y=f ( u )=f ( g ( x ) ) =f ( x 2 +1 )=√ x 2+ 1

Prosedur tersebut disebut komposisi karena fungsi baru tersebut disusun dari dua fungsi f dan g .

Defenisi : jika terdapat dua fungsi f dan g , fungsi komposit fο g(disebut juga komposisi f dan¿
didefenisikan oleh :

( fο g ) ( x ) =f ( g ( x ) )

Daerah asal f ο g adalah himpunan semua x pada daerah asal g sedemikian sehingga g( x ) berada
dalam daerah asal f . Dengan kata lain,( f ο g) akan terdefenisikan bilamana g ( x ) dan g( f ( x ) ) diketahui.

1.4. KALKULATOR GRAFIK DAN KOMPUTER


Kalkulator grafik dan computer dapat memberikan rafik fungsi yang sangat akurat. Kalkulator
grafik atau computer manampilkan bagian berbentuk grafik persegi panjang dari sebuah fungsi
dalam jendela peraga (viewing sreen), yang kita acu sebagai segi empat peraga. Layar
' default ' sering kali memberikan gambar yang tidak sempurna atau menyesatkan, sehingga
penting untuk memilih segi empat peraga dengan hati-hati. Jika kita memilih nilai x berkisar dari
nilai minimum X min=a hingga nilai maksimum X max=b , dan nilai y berkisar dari nilai
minimum Y min =c hingga nilai y maksimum Y max =d , maka bagian yang tampak dari grafik
tersebut berada dalam layar segi empat peraga:

[ a , b ] × [ c , d ] ={(x , y)|a ≤ x ≤ b , c ≤ y ≤d }

BAB II

LIMIT DAN LAJU PERUBAHAN

2.1. GARIS SINGGUNG DAN MASALAH KECEPATAN

A. MASALAH GARIS SINGGUNG


Kata garis singgung (tangent) berasala dari Bahasa latin tangens, yang berarti “menyentuh”. Jadi
sebuah singgung kurva adalah sebuah garis yang menyentuh kurva tersebut. Dengan kata lain,sebuah
garis singgung harus mempunyai arah yang sama dengan kurva pada titik sentuhnya. Untuk sebuah
lingkaran kita dapat dengan sederhana mengatakan bahwa garis singgung adalah sebuah garis yang
memotong lingkaran sekali dan hanya sekali seperti gambar (a) dan (b) :

P t C

B. MASALAH KECEPATAN

Garis singgung dan kecepatan memiliki hubungan yang dekat. Untuk menyelesaikan persoalan
garis singgung dan kecepatan, kita harus mencari limit.

2.2. LIMIT DARI SEBUAH FUNGSI

Defenisi 1 :

lim f (x ) = L
x→ a

Dengan mengatakan “limit dari f (x), ketika x mendekati a , sama dengan L”

Jika kita dapat membuat nilai dari f ( x ) secara sembarang mendekati L (sedekat yang kita inginkan)
dengan mengambil nilai x cukup dekat dengan a ( pada kedua sisi a ), tetapi tidak sama dengan a .

Kasarnya, kita mengatakan bahwa nilai dari f (x) semakin mendekati L ketika x semakin a (dari kedua
sisi a ) , “tetapi x ≠ a .” Dalam defenisi imit. Ini berarti bahwa dalam mencari limit dari f (x) ketika x
mendekati a , kita tidak pernah berpikir bahwa x=a . Keyataannya, f (x) tidak terdefenisi ketika x=a .
Satu-satunya hal yang menjadi masalah adalah bagaimana f didefenisikan didekat a .

A. LIMIT SATU SISI

Defenisi 2 :
lim f (x )=L
x→ a
Dengan mengatakan bahwa limit kiri dari f ( x ) ketika x mendekati a [atau limit f (x) ketika x
mendekati a dari kiri ] sama dengan L jika kita dapat membuat nilai f ( x ) sembarang mendekati
L dengan mengambil x yang cukup dekat pada a da x lebih kecil dari a .
Defenisi 3 : lim f (x )=L hanya dan hanya jika lim f (x )=L dan lim ¿
+¿
x→ a x→ a x→ a f (x)¿

B. LIMIT TAK HINGGA

Defenisi 4 : misalkan f adalah fungsi terdefenisi dari kedua sisi dari a . Kecuali dititik a sendiri
maka:
lim f ( x )=∞
x→ a
Berarti bahwa nilai f ( x ) dapat dibuat sebesar-besarnya (sebesar yang kita inginkan) dengan
mengambil nilai x cukup dekat dengan a ,tetapi tidak sama dengan a .

Defenisi 5 : andaikan f terdefenisi pada kedua sisi a ,kecuali pada a itu sendiri maka :
lim f ( x )=−∞
x→ a
Berarti bahwa nilai f (x) dapatdibuat berubah-ubah menjadi bilangan negative yang sangat besar
dengan mengambil nilai x yang cukup dekat dengan a , tetapi tidak sama dengana .

2.3. MENGHITUNG LIMIT DENGAN MENGGUNAKAN HUKUM-HUKUM LIMIT

Hukum limit : anggap bahwa c adalah sebuah konstanta dan limit


lim f (x )dan lim f ( x)
x→ a x →a
Ada. Maka:
1. lim [ f ( x )+ g ( x ) ] =lim f ( x )+ ¿ lim g ( x ) ¿
x→ a x →a x →a

2. lim
x→ a
[f ( x )−g ( x ) ]=lim f ( x )−¿ lim g (x) ¿
x →a x→ a

3. lim
x→ a
[cf (x )]=c lim f ( x )
x→ a

4. lim
x→ a
[f ( x ) g ( x ) ]=lim f ( x ) . lim g ( x)
x →a x →a
lim f ( x)
f (x) x →a
5. lim = jika lim g ( x) ≠ 0
x→ a g(x ) lim f ( x) x→ a
x →a
jika kita menggunakan hokum kali secara berulang-ulang dengan g ( x )=f ( x) kita mendapatkan
hokum berikut :
n
6. lim [f ( x ) ] = lim f ( x ) dimana n adalah bilangan bulat positif
[ ]
x→ a x→ a
Dalam menerapkan enam hokum di atas, kita perlu menggunakan dua limit khusus:
7. lim
x→ a
c=c

8. lim
x→ a
x =a
Limit-limit ini sangat jelas dari sudut pandang intuisi (nyatakan dalam kata-kata atau gambar grafik
dari y=c dan y=x ) tetapi bukti-bukti berdasarkan defenisi yang tepat .
n n
9. lim x =a dimana n adalah bilangan bulat positif.
x→ a
n n
10. lim √ x= √a dimana n adalah bilangan bulat positif.
x→ a
(jika n genap, kita asumsikan bahwa a> 0)
n
11. lim √ f ( x ) =√n lim f (x) dimana n adalah bilangan bulat positif.
x→ a x→a

(jika n genap, kita asumsikan bahwa lim f ( x )> 0)


x→ a
Pengguanaan hokum limit membuktikan bahwa substitusi langsung selalu berlaku untuk fungsi
yang demikian. Kita nyataka fakta ini sebagai berikut :

Sifat substitusi langsung : jika f adalah sebuah fungsi polynomial atau rasional dan a terdapat
dalam daerah asal f ,maka :
lim f (x )=f (a)
x→ a

Fungsi-fungsi dengan sifat substitusi langsug disebut kontinu a . Cara terbaik menghitung
beberapa limit adalah menghitung limit kiri dan kanannya. Teorema berikut menyatakan bahwa limit dua
sisi ad ajika dan hanya jika kedua limit satu sisinya ada dan sama

lim f ( x )=L jika dan hanya jika lim ¿


Teorema x→ a −¿
x→ a f ( x ) = L= lim ¿¿
+¿
x →a f (x ) ¿

2.4. DEFENISI YANG TEPAT DARI SEBUAH LIMIT

Defenisi 1 : jika sebuah f fungsi yang terdefenisi pada beberapa interval terbuka yang mengandung
bilangan a , kecuali mungkin pada a sendiri, maka limit dari f ( x) ketika x mendekati a adalah L ,
dan kita menuliskannya sebagai berikut :
lim f (x )=L
x→ a
Jika untuk setiap bilangan ℇ >0 terdapat sebuah bilangan yang berpadan dengan δ >0 sedemikian
hingga :
|f ( x ) −L|<ε selama 0<|x−a|<δ

Defenisi 2 : defenisi limit kiri :


lim ¿
−¿
x→ a f (x)= L¿
Jika untuk setiap nilai ε > 0 terdapat sebuah nilai δ >0 sedemikian hingga :
|f ( x)|−L<ε bilamana a−δ < x <a
Defenisi 3 : defenisi limit kanan :
lim ¿
+¿
x→ a f (x)= L¿
Jika untuk setiap nilai ε > 0 terdapat sebuah nilai δ >0 sedemikian hingga :
|f ( x)|−L<ε bilamana a< x< a+δ

A. LIMIT TAK HINGGA

Defenisi : jika f adalah sebuah fungsi dan terdefenisi dalam sebuah interval terbuka yang
mengandung sebuah bilangan a , kecuali mungkin pada a itu sendiri maka :

lim f (x )=∞
x→ a
Berarti untuk setiap bilangan M positif terdapat bilangan positif δ sedemikian hingga :
f ( x ) > M bilamana 0<|x−a|<¿
Ini berarti bahwa f (x) memiliki nilai yang dapat dibuat sebesar mungkin (lebih besar dari setiap nilai M
yang diberikan) dengan mengambil x culup dekat ke a (pada jarak δ , dimana δ bergantung pada M,
dengan x ≠ a ¿

2.5. KONTINUITAS

Defenisi : suatu fungsi f kontinu pada sebuah bilangan a jika :


lim f (x )=f (a)
x→ a
Dengan syarat :
1. f ( a ) terdefenisi (artinya, a ada dalam daerah asal f )
2. lim
x→ a
f ( x ) ada

3. lim
x→ a
f ( x )=f (a)

Defenisi : fungsi f kontinu dati kanan pada nilai a :


lim ¿
+¿
x→ a f (x)= f (a )¿
Dan f kontinu dari kiri pada nilai a jika :
lim ¿
−¿
x→ a f (x)=f (a)¿

Defenisi fungsi f kontinu didalam interval jika fungsi tersebut kontinu pada setiap bilangan yang
ada didalam interval.(jika f terdefenisi hanya pada satu sisi titik ujung dari interval, maka arti kata
kontinu pada tittik ujung berarti kontinu dari kanan atau kontinu dari kiri .
Defenisi : jika f dan g kontinu di a dan c adalah konstanta, maka fungsi berikut ini juga kontinu di
a:
1. f +g 2. f −g 3. cf
f
4. fg 5. jika g( a)≠ 0
g

Defenisi : teorema
(a) Sembarang polinom kontinnu dimana saja; artinya kontinu pada R=(−∞, ∞)
(b) Sembarang fungsi rasional kontinu dimana saja dia terdefenisi; artinya fungsi tersebut kontinu
pada daerah asalnya

Teorema: jenis-jenis fungsi berikut kontinu di setiap bilangan pada daerah asalnya :
Polinom fungsi rasional
Fungsi akar fungsi trigonometri

Teorema : jika f kontinu di b dan lim


x→ a
g ( x )=b, maka lim f ( g ( x )) =f ( b )
x→ a
Dengan kata lain:
lim f ( g(x ) )=f (lim g ( x ))
x→ a x→ a

Teorema : jika g kontinu di a dan f


Kontinu di g( a) , maka fungsi komposit f ο g yang diberikan ( f ο g )( x )=f ( g ( x )) juga kontinu di
a

Teorema nilai antara : andaikan f kontinu pada interval tertutup [ a , b ] dan N adalah bilangan
diantara f ( a ) dan f (b), di mana f (a)≠ f (b). Maka terdapat sebuah bilangan c di (a , b)
sedemikiansehingga f ( c ) =N

2.6. GARIS SINGGUNG, KECEPATAN, DAN LAJU PERUBAHAN LAINNYA

A. GARIS SINGGUNG

Defenisi garis singgung pada kurva y=f (x ) pada titik P(a , f ( a )) adalah garis yang melalui P
dengan kemiringan
f ( x )−f (a)
m=lim
x →a x−a
Dengan syarat limitnya ada.
B. KECEPATAN
Pada umumnya andaikan benda bergerak sepanjang garis lurus menurut persamaan gerak
s=f ( t ) , dimana s adalah perpindahan (jarak berarah) benda dari posisi awalnya pada waktu t.
Fungsi f yang menjelaskan gerakan disebbut fungsi posisi (position function) dari benda
tersebut. Pada interval waktu t=a ke t=a+h , perubahan posisinya adalah f ( a+h )−f ( a ) .
perpindahan f ( a+h ) −f (a)
kecepatan rata−rata= =
waktu h
Sekarang andaikan menghitung kecepatan rata-ratanya untuk interval waktu yang semakin
memendek [ a , a+h ]. Dengan kata lain, kita buat h mendekati 0. Maka :

f ( a+h )−f ( a)
v ( a )=lim
h→0 h

Ini berarti bawa kecepatan pada waktu t=a sama dengan kemiringan garis singgung di P.

C. LAJU PERUBAHAN LAINNYA


Andaikan y adalah sebuah besaran yang bergantung pada besaran lain x . Dengan kata lain, y
adalah fungsi dari x dan kita menuliskan y=f (x ). Jika x berubah dari x 1 ke x 2, maka perubahan
dalam x (dapat juga disebut kenaikan dar x ) adalah

∆ x=x 2−x 1

Dan perubahan yang bersesuaian di y adalah:

∆ y =f ( x¿¿ 2)−f ( x ¿¿ 1)¿ ¿

Hasil bagi dari kedua perubahan tersebut adalah :

∆y f (x¿ ¿1)
=f ( x¿ ¿2)− ¿¿
∆x x 2−x 1

Dengan analogy untuk kecepatan, kita menghitung laju perubahan rata-rata untuk interval
yang semakin mengecil dengan cara membuat x 2mendekati x 1 dan ∆ x mendekati 0 . Limit dari laju
perubahan rata-rata ini disebut laju perubahan sesaat y terhadap x saat x=x 1 yang diartikan sebagai
kemiringan garis singgung pada kurva y=f ( x ) di P(x , f ( x ) ):

∆y
Laju perubahan sesaat = lim = lim f ( x 2 ) −f ¿ ¿ ¿
∆ x→ 0 ∆ x x →x
2 1

BAB III

TURUNAN

3.1. TURUNAN
Pada subbab 2.6. kita menetapkan kemiringan garis singgung pada aebuah kurva dengan
persamaan y=f ( x ) di titik x=a sebagai :

f ( x )−f (a)
m=lim
x →a x−a

Kita juga melihat bahwa kecepatan dari sebuah benda dengan fungsi posisi s=f ( t ) saat t=a adalah

f ( a+h )−f ( a)
v ( a )=lim
h→0 h

Selain itu, limitdari bentuk :

f ( a+h ) −f ( a)
lim
h→ 0 h

Muncul setiap kali kita menghitung laju perubahan dalam setiap ilmu sains atau ilmu teknik, seperti laju
reaksi kimia atau biaya marginal dalam ilmu ekonomi. Oleh karena jenis limit ini digunakan secara lua,
maka diberikan sebuah nama atau notasi khusus.

Defenisi Turunan sebuah limit fungsi f di a atau f ' ( a ) adalah

f ( a+h )−f (a)


f ' (a)=lim
h →0 h

Jika kita menuliskan x=a+ h, maka h=x−a dan h mendekati 0 jika dan hanya jika x mendekatia . Oleh
karena itu, cara eukivalen untuk merumuskan defenisi turunan, seperti kita lihat dalam menemukan garis
singgung adalah

f ( x )−f (a)
f ' (a)=lim
x →a x−a

A. INTERPRETASI TURUNAN SEBAGAI KEMIRINGAN GARIS SINGGUNG

Garis singgung untuk y=f ( x ) di ¿ adalah garis yang memotong (a , f ( a )) yang kemiringannya
adalah sama dengan f ' ( a ) , turunan f dia .

Jika kita menggunakan bentuk persamaan garis dengan diketahui satu titik pada garis dan kemiringan
garisnya, kita dapat menuliskan sebuah persamaan garis singgung pada kurva y=f ( x ) dititik (a , f ( a ))
y=f ( a ) =f '( a)( x−a)

B. INTERPRETASI TURUNAN SEBAGAI KEMIRINGAN GARIS SINGGUNG

Turunan f ' (a) dapat kita nyatakan sebagai berikut :

Garis singgung untuk y=f ( x ) di ( a , f ( a ) )adalah garis yang memotong ( a , f ( a ) ) yang


kemiringannya adalah sama dengan f ' ( a ) , turunan di a

Jika kita menggunakan bentuk persamaan garis dengan diketahui satu titik pada garis dan kemiringan
garisnya, kita dapat menuliskan sebuah persamaan garis singgung pda kurva y=f (x ) di titik ( a , f ( a ) ) :

y=f ( a ) =f '( a)( x−a)

C. INTERPRETASI TURUNAN SEBAGAI LAJU PERUBAHAN

Di subbab 2.6 kita mendefenisikan laju perubahan dari y=f ( x ) terhadap x di x=x 1 sebagai limit
laju perubahan rata-rata dari interval yang semakin mengecil. Jika interval adalah [ x1 , x 2 ] , maka
perubahan di ∆ x adalah ∆ x=x 2−x 1 perubahan yang bersesuaian di y adalah

∆ y =f ( x¿¿ 2)−f ( x ¿¿ 1)¿ ¿

Dan

∆y
Laju perubahan sesaat = lim = lim f ( x 2 )−f ¿ ¿ ¿
∆ x→ 0 ∆ x x →x
2 1

Dari persamaan di atas kita mengenal limit ini sebagai turunan dari f di x 1 , yaitu f ' (x1 ). Ini merupakam
interpretasi yang kedua dari turunan :

Turunan f ' (a) adalah laju perubahan sesaat dari y=f ( x ) terhadap x ketika x=a .

Secara khusus, jika s=f (t ) adalah fungsi posisi dari sebuah partikel yang begerak sepanjang garis lurus ,
maka f ' (a) adalah laju perubahan dari perpindahan s terhadap waktu t . Dengan kata lain,
f ' ( a ) adalah kecepatandari pertikel saat t=a .
laju partikel adalah nilai mutlak dari kecepatan yaitu|f ' (a)|

3.2. TURUNAN SEBAGAI SEBUAH FUNGSI


Pada bagian sebelumnya kita telah membahas turunan sebagai sebuah fungsi dari nilai tertentu a :

(1)

f ( a+h )−f (a)


f ' (a)=lim
h →0 h

Disini kita mengubah cara pandang dan membiarkan angka a berubah-ubah. Jika kita mengganti a dalam
persamaan (1) dengan sebuah variable x , kita mendapatkan :

(2)

f ( x+ h )−f (x )
f ' (x)=lim
h→0 h

Jika diberikan sembarang bilangan x yang untuknya limit ini ada, kita berikan nilai f ' ( x ) kepada x . Jadi
kitadapat menganggap f ' sebagai sebuah fungsi baru, disebut turunan dari f dan didefenisikan oleh
persamaan (2). Kita mengetahui bahwa nilai f ' di x , f ' (x), dapat diinterpretasikan secara geometri
sebagai kemiringan dari garis singgung pada grafik f dititik ( x , f (x )).

Fungsi f ' disebut turunan dari f karena itu telah ‘diturunkan’ dari f oleh operasi limit di
persamaan (2). Daerah asal f ' adalah himpunan { x|f ' ( x ) ada } dan mungkin lebih kecil dari daerah asal f .

A. NOTASI-NOTASI LAIN
Jika kita menggunakan notasi yang konvensional, y=f (x ), untuk menunjukkan bahwa
variabel bebasnya adalah dan variabel terikatnya adalah y , maka beberapa notasi alternative yang
umum untuk adalah sebagai berikut :

dy df d
y ' ( x )= y' = = = f ( x )=Df ( x )=D x f ( x )
dx dx dx

Symbol D dan d /dx disebut operator-operator diferensiasi karena menandakan adanya operasi
diferensiasi, yaitu proses menghitung sebuah turunan. Symbol dy /dx diperkenlkan oleh Leibniz, tidak
boleh dianggap sebagai sebuah perbandingan (untuk sementara waktu): ini hanyalah sebuah sinonim
untuk f ' ( x). Meskipun demikian, symbol ini adalah sebuah notasi yang sangat berguna dan sugestif,
terutama ketika digunakan bersamaan dengan notasi untuk kenaikan. Kita dapat menulis ulang defenisi
turunan dalam notasi Leibniz dalam bentuk :

dy ∆y
= lim
dx ∆ x→ 0 ∆ x
Jika kita ingin menunjukkan nilai sebuah turunan dx /dy dalam notasi Leibniz pada nilai a tertentu, kita
menggunakan notasi :

dy dy
dx |
x=a
atau
dx ] x=a

Yang merupakan sinonim untuk f ' (a)

Defenisi sebuah fungsi f dapat dideferensiasikan di a jika f ' (a) ada. Fungsi ini dapat
didefensiasikan pada interval terbuka ( a , b ) [ ( a , ∞ ) atau (−∞ , a ) atau (−∞ , ∞ ) ]jika dapat
diturunkan disetiap nilai dalam interval tersebut.

Teorema: jika f dapat diturunkam di a , maka f kontinu di a


Bukti : untuk membuktikan bahwa f kontinu di a , kita harus menunjukkan bahwa lim f ( x )=f (a), kita
x→ a

melakukan hal ini dengan memperlihatkan bahwa selisih f ( x )−f (a) mendekati 0 . Informasi yang
diberikan adalah bahwa f dapat diturunkan di a yakni :

f ( x )−f (a)
f ' (a)=lim
x →a x−a

Untuk menghubungkan nilai yang telah diketahui dengan yang belum diketahui, kita membagi dan
mengalikan f ( x )−f (a) dengan x=a (yang kita dapat hitung ≠ a ) :

f ( x )−f ( a )
f ( x )−f ( a )=lim ( x −a)
x →a x−a

Maka berdasarkan aturan hasil kali , kita dapat menuliskan

f ( x )−f ( a )
f ( x )−f ( a )=lim ( x −a)
x→a x−a

f ( x )−f ( a )
¿ lim lim (x−a)
x→ a x−a x →a

¿ f ' ( a ) .0=0

Dengan demikian f kontinu di a .

3.3. RUMUS-RUMUS DIFERENSIASI


Mari kita mulai dengan fungsi yang paling sederhana, fungsi konstanta f ( x )=c

f ( x +h )−f ( x ) c−c
f ' ( x )=lim =lim =lim 0=0
h→ 0 h h→0 h h →0

Dalam notasi Leibniz, kita menulis aturan ini sebagai berikut :

d
Turunan dari sebuah fungsi konstanta : ( c )=0
dx

A. FUNGSI PANGKAT
Berikutnya, kita lihat fungsi f ( x )=x n, dimana n adalah sebuah bilangan bulat positif. Jika n=1,
grafik dari f ( x )=x adalah y=x , dimana kemiringannya 1 :

d
(1) ( x )=1
dx

d 2
(2) ( x )=2 x d ( x 3 )=(3 x2 )
dx dx

d 4
(3) ( x ) =4 x 3
dx

Dengan membandingkan persamaan (1),(2),(3), kita perhatikan munculnya sebuah pola disini.
Tampaknya akan menjadi tebakan yang masuk akal bahwa ketika n adalah bilangan bulat positif,

( dxd ) ( x )=n x
n n−1
. Ini ternyata memang benar. Kita membuktikannya dengan du acara; bukti kedua

menggunakan Teorema Binominal.

Aturan pangkat. Jika n adalah bilangan bulat positif, maka :

( dxd ) ( x )=n x
n n−1

Aturan kedua:

' f ( x +h )−f ( x ) ( x +h)n−x n


f ( x )=lim =¿ lim ¿
h→ 0 h ❑ h

B. TURUNAN BARU DARI TURUNAN LAMA

Aturan kelipatan konstanta : jika c adalah sebuah konstanta dan f adalah sebuah fungsi yang dapat
diturunkan, maka:
d d
[ cf ( x ) ]=c f (x)
dx dx
Aturan penjumlahan : jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka:
d
[ f ( x ) + g ( x ) ] = d f ( x ) + d g( x )
dx dx dx

Aturan penguragan : jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka:


d d d
¿[ f ( x )−g ( x ) ¿]= f ( x ) − g (x)
dx dx dx

Aturan hasil kali : jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka:


d d d
[ f ( x ) g ( x ) ] =f ( x ) [g ( x ) ]+ g( x) [f ( x )]
dx dx dx

Aturan hasil bagi : jika f dan g keduanya dapat diturunkan, maka:


d
g ( x) [ f ( x ) ] −f ( x) d [g ( x ) ]
d f (x) dx dx
[ ]
dx g ( x )
=
¿¿

C. FUNGSI-FUNGSI PANGKAT UMUM


Aturan hasil bagi dapat pula digunakan untuk memperluas aturan pangkat pada kasus di mana pangkatnya
adalah bilangan bulat negatif:

Jika n adalah bilangan bulat positif, maka :


d −n
( x )=−n x−n−1
dx

Aturan pangkat (versi umum) : jika n adalah setiap bilangan riil, maka :
d n
( x )=n x n−1
dx

Tabel Rumus-Rumus Diferensial:

d d
( c )=0 ( x n )=n x n−1
dx dx
( cf ) =c f ( f + g )' =f ' + g' ( f −g )' =f ' −g '
' '
'
( fg )' =f g ' + g f ' f = g f −fg
() 2
'
g g

3.4. LAJU PERUBAHAN DALAM ILMU ALAM DAN ILMU SOSIAL

A. FISIKA

Jika s=f (t ) adalah fungsi dari sebuah partikel yang sedang bergerak sepanjang garis lurus, maka ∆ s /∆ t
melambangkan kecepatan selama periode waktu ∆ t dan v=ds /dt melambangkan kecepatan sesaat (laju
perubahan dari perpindahan terhadap waktu).

B. KIMIA

d [ C ] −d [ A ] −d [ B ]
laju reaksi= = =
dt dt dt

C. BIOLOGI

∆n (t¿¿ 1)
Laju rata−rata pertumbuhan= =f ( t 2 )−f ¿
∆t t 2−t 1
Laju pertumbuhan sesaat diperoleh dari laju pertumbuhan rata-rata dengan membuat periode waktu ∆ t
mendekati 0 :

∆ n dn
laju pertumbuhan= lim =
∆ t →0 ∆ t dt

D. BIOLOGI

Andaikan C ( x) adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi x unit dari sebuah
komoditas tertentu. Fungsi C disebut sebuah fungsi biaya . jika jumlah barangnya bertambah dari
x 1 ke x 2 tambahan biaya adalah ∆ C=C ( x ¿¿ 2)−C(x ¿¿ 1)¿ ¿ dan laju perubahan rata-rata biayanya
adalah :

∆C (x ¿¿ 1) ( x¿¿ 1)
=C (x ¿¿ 2)−C =C (x ¿¿1+ ∆ x)−C ¿¿¿¿
∆x x 2−x 1 ∆x

Limit dari jumlah ini ketika ∆ x →0 adalah laju perubahan sesaat dari biaya terhadap jumlah barang yang
diproduksi, yang disebut biaya marginal oleh para ekonomi :
∆C dC
biaya marginal= lim =
∆x → 0 ∆ x dx
Dengan mengambil ∆ x=1 dan n besar (sehingga ∆ x kecil dibandingkan n)

Kita peroleh :

C ' ( n ) =C ( n+1 )−C (n)

Sering kali fungsi biaya total tepat dipresentasikan oleh sebuah polinom :

C ( x )=a+bx+ c x 2 +d x3

E. ILMU-ILMU LAINNYA
1. Geologi
2. Insinyur mesin
3. Pakar ilmu pendidikan
4. Seorang pakar ilmu kependudukan
5. Seorang pakarcuaca
6. Psikologi
7. Sosiologi
3.5. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

Secara khusus, penting untuk diingat bahwa ketika ia kita membicarakan tentang fungsi f yang
didefenisikan untuk semua bilangan riil oleh x oleh :

f ( x )=sin x

cos θ−1
lim =θ
θ→0 θ

d
¿
dx

d
¿
dx

d
¿
dx
3.6. ATURAN LATIHAN

Aturan rantai :
Jika f dan g dapat diturunkan dan F=f ο g adalah fungsi komposit yang didefenisikan dengan
F ( x )=f (g ( x )), maka F dapat diturunkan dan F’ didapatkan dari hasil kali

F ' ( x )=f ' ( g ( x ) ) g ' (x )

Dalam notasi Leibniz, jika y=f ( u ) danu=g(x ) keduanya dapat diturunkan maka:

dy dy du
=
dx du dx

Aturan pangkat dikombinasikan dengan aturan rantai :


Jika n adalah setiap bilangan riil dan u=g ( x) dapat diturunkan, maka :
d n
( u ) =nun−1 du
dx dx
Atau
d n−1
[d ( x )]n=n [ g ( x ) ] . g ' (x)
dx

3.7. TURUNAN IMPLIST

Fungsi yang kita pelajari sejauh ini dapat digambarkan dengan menyatakan satu variabel secara eksplisit
dalam variabel lain:

Misalnya :

(1) x 2+ y 2=25
Atau
(2) x 3+ y 3=6 xy

3.8. TURUNAN YANG LEBIH TINGGI

Jika f adalah fungsi yang dapat diturunkan, maka turunannya f ' adalah juga sebuah fungsi. Sehingga f '
'
mungkin memiliki turunannya sendiri, yang dilambangkan olrh ( f ' ) =f . Fungsi baru f ini dinamakann
turunan kedua dari f karena itu adalah turunan dari turunan f . Dengan menggunakan notasi Leibnez kita
tuliskan turunan kedua dari y=f (x ) sebagai :

d dy d 2 y
( )
dx dx
= 2
dx

Notasi lainnya adalah f (x)= {D} ^ {2} f(x


3.9. LAJU-LAJU YANG BERHUBUNGAN

Jika kita memompakan udara ke dalam balon, baik volume dan jari-jari balon itu bertambah, dan
laju kenaikannya terkait satu sama lain. Akan tetapi, lebih mudah mengukur langsung laju kenaikan
volume daripada laju kenaikan jari-jarinya.

Dalam masalah laju yang berhubungan, idenya adalah menghitung laju perubahan dari satu
besaran dalam laju perubahan dari besaran lain. Prosedurnya adalah mencari sebuah persamaan yang
menghubungkan kedua besaran dan kemudian menggunakan aturan rantai untuk menurunkan kedua sisi
persamaanna terhadap waktu.

3.10. APROKSIMASI (HAMPIRAN) LINEAR DAN DIFERENSIASI

Persamaan garis singgung :

y=f ( a ) + f ' (a)(x−a)

Aproksimasinya :

y ≈ f ( a ) + f '(a)(x−a)

Disebut aproksimasi linear atau aproksimasi garis singgung dari f dia . Fungsi linear yang grafiknya
adalah garis singgung ini yaitu :

L ( a )=f ( a ) + f ' (a)(x−a)

A. DIFERENSIAL
Gagasan dibalik aproksimasi linear kadang-kadang dirumuskan dalam terminology dan notasi
diferensial. Jika y=f (x ), dimana f adalah fungsi yang dapat diturunkan maka diferensial
(diferential) dx adalah sebuah variabel bebas; artinya dx dapat diberikan nilai berapapun yang
merupakan bilangan riil. Diferensial dy kemudian didefenisikan dalam dx oleh persamaan :
dy =f ' ( x ) dx \
3.Kelebihan dan Kekurangan Buku

a.Kelebihan

Buku Pertama

1) Pemaparan materi jelas


2) Banyak contoh soal yang bervariasi
3) Mengunakan bahasa yang efektif sehingga mudah dimengerti
4) Penjelasan grafik dan selang dijelelaskan dengan gambar yang memudahkan dalam
mempelajarinya.

Buku Kedua

1) Pemaparan jelas
2) Banyak contoh soal
3) Teorema dijelaskan dengan baik
4) Penjelasan materi secara sistematis

Buku Ketiga

1) Penjelasan materi baik


2) Terdapat teorema beserta ilustrasinya yang membuat pembaca mengerti
3) Contoh soal yang bervariasi

Buku Keempat

1) Penjelasan materinya baik


2) Menggunakan bahasa yang efektif
3) Terdapat contoh soal yang bervariasi

b.Kelemahan

Buku Pertama
1) Penjelasan mengenai teori cukup sulit untuk dimpahami

Buku Kedua

1) Penjelasan contoh soal ada yang sulit dipahami

Buku Ketiga

1) Penjelasan terlalu tinggi sehingga butuh analitis yang tinggi agar dapat memahaminya

Buku Keempat

1) Ada materi yng tidak dipaparkan dalam buku ini bila disesuaikan dengan diktat.

Anda mungkin juga menyukai