Dulu sebelum zaman modern, terdapat dua diagram yaitu bagian atas dan bagian bawah.
Hidup manusia itu adalah metafisik, setelah yang rendah masih ada yang rendah lagi dan sebelum
yang rendah masih ada juga terus berlanjut dan tidak selesai. Hal itu karena manusia tidak
sempurna. Alasan manusia tidak sempurna adalah supaya manusia hidup karna jika sempurna maka
manusia tidak akan bisa hidup. Jadi bisa dikatakan kesempurnaan manusia di dalam
ketidaksempurnaan dan ketidaksempurnaan didalam kesempurnaan.
Awal dari segala macam diagram manusia adalah fatal (bagian atas) dan vital (bagian
bawah). Fatal itu terpilih dimana terpilih adalah takdir. Sedangkan, vital itu memilih dimana
memilih itu adalah ikhtiar.dari hal itu muncul metafisik, metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat
mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, sifat mempunyai sifat. Jadi sebenar-benarnya manusia itu
adalah sifat mengikuti sifat. Maka sifat dari fatal itu adalah tetap (parmenides) sebab takdir tidak
bisa diubah karna sudah terjadi. Sedangkan sifat dari vital itu berubah (herakleitos). Jika pada
bagian atas bersifat idealism maka bagian bahwa bersifat realism. Masing-masing memiliki dunia
sendiri. Jika bagian itu bersifat idealism, maka itu absolut, kuasa Tuhan, kausa prima. Sedangkan
bagian bawah yang bersifat materialis. Bagian atas itu lebih ke defenisi dan yang bermain adalah
logika sedangkan bagian bawah lebih ke contoh dan yang berlaku adalah hukum alam.
Bagian atas dikemukakan oleh Descartes dan Skepticism, dimana pada bagian ini yang
bermain adalah logika, dimana jika logika yang bermain maka berlaku coherentism, analitik,
konsisten. Maka, berlaku juga lah defenisi, asumsi yang jika ada asumsi maka ada aksioma dan
teorema. Bagian atas rasionalism yang bersifat hukum dan formal juga normative dan prori. David
Hume sebagai penentang bagian atas atau pengemuka bagian bawah berpendapat jika bagian atas
bermain logika maka David mengatakan hidup menggunakan persepsi dan sintetik atau
corespondentianism, jika atas itu normatif maka bawah aposteriori. Bagian atas layaknya dewa dan
bagian bawah adalah bayangannya, bagian atas adalah level dari manusia dewasa dimana disebut
rasionalism sedangkan bagian bawah adalah level anak kecil atau bisa juga untuk binatang dimana
pengetahuan berdasarkan pengalaman sehingga muncul empirirkism.
Manusia yang belajar filsafat itu adalah manusia yang tetap (atas) menurut parmenides
dimana hukumnya A adalah A (hukum Identitas) dimana bersifat tautologis, sekali tetap akan tetap
sedangkan heraklitos mengatakan berubah, dimana semua akan berubah dimana hukumnya A tidak
sama dengan A (hukum kontradiksi) dimana bersifat novelty (tokohnya adalah Sepicism, dan R,
Descartes). Kalau bagian atas adalah Esa maka lahirlah monoisme maka bawah bersifat plural
(jamak).