Anda di halaman 1dari 2

Video Filsafat Bagian 1

(By: Prof. Dr. Marsigit, MA.)

Dulu sebelum zaman modern, terdapat dua diagram yaitu bagian atas dan bagian bawah.
Hidup manusia itu adalah metafisik, setelah yang rendah masih ada yang rendah lagi dan sebelum
yang rendah masih ada juga terus berlanjut dan tidak selesai. Hal itu karena manusia tidak
sempurna. Alasan manusia tidak sempurna adalah supaya manusia hidup karna jika sempurna maka
manusia tidak akan bisa hidup. Jadi bisa dikatakan kesempurnaan manusia di dalam
ketidaksempurnaan dan ketidaksempurnaan didalam kesempurnaan.

Awal dari segala macam diagram manusia adalah fatal (bagian atas) dan vital (bagian
bawah). Fatal itu terpilih dimana terpilih adalah takdir. Sedangkan, vital itu memilih dimana
memilih itu adalah ikhtiar.dari hal itu muncul metafisik, metafisik adalah sifat dibalik sifat, sifat
mendahului sifat, sifat mengikuti sifat, sifat mempunyai sifat. Jadi sebenar-benarnya manusia itu
adalah sifat mengikuti sifat. Maka sifat dari fatal itu adalah tetap (parmenides) sebab takdir tidak
bisa diubah karna sudah terjadi. Sedangkan sifat dari vital itu berubah (herakleitos). Jika pada
bagian atas bersifat idealism maka bagian bahwa bersifat realism. Masing-masing memiliki dunia
sendiri. Jika bagian itu bersifat idealism, maka itu absolut, kuasa Tuhan, kausa prima. Sedangkan
bagian bawah yang bersifat materialis. Bagian atas itu lebih ke defenisi dan yang bermain adalah
logika sedangkan bagian bawah lebih ke contoh dan yang berlaku adalah hukum alam.

Bagian atas dikemukakan oleh Descartes dan Skepticism, dimana pada bagian ini yang
bermain adalah logika, dimana jika logika yang bermain maka berlaku coherentism, analitik,
konsisten. Maka, berlaku juga lah defenisi, asumsi yang jika ada asumsi maka ada aksioma dan
teorema. Bagian atas rasionalism yang bersifat hukum dan formal juga normative dan prori. David
Hume sebagai penentang bagian atas atau pengemuka bagian bawah berpendapat jika bagian atas
bermain logika maka David mengatakan hidup menggunakan persepsi dan sintetik atau
corespondentianism, jika atas itu normatif maka bawah aposteriori. Bagian atas layaknya dewa dan
bagian bawah adalah bayangannya, bagian atas adalah level dari manusia dewasa dimana disebut
rasionalism sedangkan bagian bawah adalah level anak kecil atau bisa juga untuk binatang dimana
pengetahuan berdasarkan pengalaman sehingga muncul empirirkism.

Manusia yang belajar filsafat itu adalah manusia yang tetap (atas) menurut parmenides
dimana hukumnya A adalah A (hukum Identitas) dimana bersifat tautologis, sekali tetap akan tetap
sedangkan heraklitos mengatakan berubah, dimana semua akan berubah dimana hukumnya A tidak
sama dengan A (hukum kontradiksi) dimana bersifat novelty (tokohnya adalah Sepicism, dan R,
Descartes). Kalau bagian atas adalah Esa maka lahirlah monoisme maka bawah bersifat plural
(jamak).

Ditengah pertentangan-pertentangan antara bagian atas dan bagian bawah, muncullah


seorang tokoh Bernama Immanuel Kant yang berkata bagian atas dan bagian bawah mempunyai hal
yang benar dan hal yang salah nya masing-masing. Maka sebenar-benarnya ilmu menurut Kant
adalah perkawinan antara langit dan bumi (penggabungan) yang menyebabkan munculnya zaman
modern. Setelah Immanuel mengemukakan hal tersebut, banyak tokoh-tokoh yang mulai
menunjukkan diri dan mengemukakan pendapatnya salah satu adalah A. Compte. A. Compte yang
mengatakan tidak ada gunanya berkelahi yang kamu kerjakan dan kamu pikirkan tidak ada gunanya
di dunia dan agama itu tidak logis. Oleh karena itu hal paling atas menurut Compte adalah
Positivism, positif, metafisik, dan yang paling bawah adalah agama. Maka teknologi itu
menghasilkan kesejahteraan plus negatifnya adalah kemunafikan. Karena itu masyarakat sudah
menjelma menjadi seperti struktur yang paling bawah archaic, tribal, traditional, feudal, modern,
dan post modernatau power now. Dan hal itu beda dengan capitalism, materalism, pragmatism,
liberalism. Didataran dunia saja kita sudah belajar tekanan kontenporer yaitu gerakan trumpism
yang tidak mengakui semua hal tersebut. Zaman sekarang ini kita seperti ikan asin dilautan kalau
kita tidak mengerti hal-hal diatas, kena jala maka bisa terperangkap.

Anda mungkin juga menyukai