Anda di halaman 1dari 6

Layar Asdos

Iya, Silakan Copas Aja!

Selasa, 08 Juli 2014

DEFINISI LOGIKA

Secara umum, logika dikenal sebagai cabang filsafat, tetapi ada juga ahli yang menempatkannya
sebagai cabang matematika. Kedua bidang kajian ini menempatkan logika sebagai dasar
berpikir dalam memperoleh, mencermati dan menguji pengetahuan. Logika dapat diartikan
sebagai kajian tentang prinsip, hukum, metode, dan cara berpikir yang benar untuk
memperoleh pengetahuan yang benar.

Jika ditempatkan sebagai cabang filsafat, logika dapat diartikan sebagai cabang dari filsafat yang
mengkaji prinsip, hukum dan metode berpikir yang benar, tepat dan lurus. Jika ditempatkan
sebagai matematika maka logika merupakan cabang matematika yang mengkaji seluk-beluk
perumusan pernyataan atau persamaan yang benar, khususnya pernyataan yang menggunakan
bahasa formal. Bahasa formal adalah bahasa buatan yang dibedakan dari bahasa alamiah.
Bahasa formal di sini merujuk kepada rangkaian simbol matematis seperti yang biasa kita
jumpai dalam literatur matematika. Sedangkan bahasa alamiah, atau bahasa non-formal,
adalah bahasa yang umumnya kita gunakan sehari-hari dalam berkomunikasi.

Dari sejarah filsafat kita mengenal Aristoteles sebagai filsuf yang pertama kali membeberkan
hal-ihwal logika secara komprehensif. Sebelumnya ada beberapa filsuf Yunani Kuno yang sudah
mengemukakan prinsip-prinsip berpikir dan pemerolehan pengetahuan seperti Parmenides,
Zeno, dan Pythagoras. Tetapi penjelasan khusus dan menyeluruh tentang bagaimana pikiran
manusia bekerja dan dapat memperoleh pengetahuan yang benar baru ditulis secara sistematis
oleh Aristoteles.
Penggunaan istilah logika untuk menyebut cabang filsafat yang mengkaji prinsip, aturan, dan
metode berpikir yang benar bukan berasal dari Aristoteles melainkan dari Alexander
Aphrodisias sekitar permulaan abad ke-3 M. Sebelumnya istilah logika dipakai oleh Cicero (abad
ke-1 M) yang menggunakan kata logika dalam arti seni berdebat. Aristoteles sendiri
menggunakan istilah analitika untuk merujuk kepada penyelidikan terhadap argumentasi-
argumentasi yang bertitik tolak dari putusan-putusan yang sudah dipastikan kebenarannya,
serta dialektika untuk penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari
putusan-putusan yang belum pasti kebenarannya (Bertens, 1999).

Dalam matematika, logika dikaji dalam kaitannya dengan upaya menyusun bahasa matematika
yang formal, baku, dan jernih maknanya, serta dalam kajian tentang penyimpulan dan
pembuatan pernyataan yang benar. Tradisi penggunaan dan pengkajian logika dalam
matematika sudah sangat lama dilakukan sehingga matematika tak dapat dipisahkan dari logika,
dan keduanya saling melengkapi. Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead bahkan
menyatakan bahwa matematika adalah logika murni. Istilah logika klasik (classical logic, classical
elementary logic, atau classical first-order logic) merujuk kepada kajian tentang logika dalam
matematika. Kata klasik di situ mengindikasikan betapa sudah menyatunya logika dan
matematika, yang sudah dianggap sebagai dua sisi dari satu keping mata uang.

Terlepas dari latar belakang kajian dan penemuannya serta klasifikasinya dalam penggolongan
ilmu, logika merupakan alat yang dibutuhkan dalam kajian berbagai ilmu pengetahuan dan juga
dalam kehidupan sehari-hari. Logika, di samping etika, dapat dipahami sebagai asas pengaturan
alam dan isinya yang dikembangkan manusia. Alam yang pada awalnya tampil di hadapan
manusia sebagai sesuatu yang tak termaknai dan sebagai ketidakteraturan mendorong manusia
untuk memaknainya dan untuk memberikan arti kepada unsur-unsurnya dan penjelasan
kepada dinamikanya. Alam, yang awalnya tak terpahami dan terkesan tak teratur, pelan-pelan
namun pasti mulai terpahamkan. Pemaknaan dan pengaturan itu dari waktu ke waktu
berkembang semakin sistematis dan komprehensif. Logika berperan di sana, mulai dari
penamaan benda-benda berdasarkan prinsip identitas (X = X) hingga penemuan beragam
hubungan antara unsur alam melalui penalaran analogis, deduktif, dan induktif. Logika
memungkinkan manusia memahami seluk-beluk dan dinamika alam berserta isinya,
menerangkan, meramal, dan menata alam. Berbagai persoalan manusia terselesaikan dengan
bantuan logika. Meskipun belum semua persoalan selesai sementara berbagai persoalan baru
sudah muncultermasuk persoalan yang disebabkan oleh penggunaan (dan penyalahgunaan)
logikatak dapat dimungkiri bahwa logika sudah membantu manusia meningkatkan kualitas
hidupnya dan mengembangkan peradabannya seperti yang kita saksikan sekarang. Sebagai asas
pengaturan, logika menjelaskan bahwa alam yang awalnya tampak sebagai kekacau-balauan
(chaos) sebenarnya merupakan jagat raya (cosmos) yang teratur.

Kembali lagi ke logika sebagai cabang filsafat. Secara filosofis, logika adalah kajian tentang
berpikir atau penalaran yang benar. Penalaran merupakan aktivitas mental yang bertujuan
memperoleh pengetahuan; dengan kata lain, penalaran merupakan aktivitas epistemik.
Penalaran adalah proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan yang relevan. Dalam logika
dikaji bagaimana berlangsungnya proses penarikan kesimpulan yang mencakup unsur-unsur
dari proses, langkah-langkah, serta hukum, prinsip dan aturan-aturannya.

Untuk dapat menjelaskan karakteristik penaralan yang benar serta mengapa dan bagaimana itu
dapat dihasilkan, logika menggunakan pemahaman tentang standar kebenaran yang diperoleh
dari epistemologi yang merupakan cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan. Di
samping itu, sebagai bagian dari epistemologi dalam arti luas, logika juga memerlukan dasar-
dasar pengetahuan yang dikaji oleh epistemologi, yang mencakup segi-segi sumber
pengetahuan, batas pengetahuan, struktur pengetahuan, dan keabsahan pengetahuan. Sebuah
sistem logika didasari oleh asumsi tentang sumber pengetahuan, apakah pengetahuan itu
dianggap bersumber dari pikiran, pengalaman atau dari hal-hal lain. Dalam sistem logika yang
komprehensif juga ditentukan batas-batas kemampuan manusia untuk mengetahui, jenis
pengetahuan yang dapat diperoleh, dan syarat-syarat dari pengetahuan sehingga dapat
dipahami manusia. Struktur pengetahuan yang berkaitan dengan bagaimana pengetahuan
terkumpul, tersusun, dan tertata sedemikian rupa dalam diri manusia juga mendasari sebuah
sistem logika. Lalu, untuk menentukan benar atau tidaknya sebuah penalaran sebuah sistem
logika perlu didasari oleh syarat-syarat dari keabsahan pengetahuan.

Dapat dikatakan bahwa logika merupakan dasar filosofis dari matematika. Ini disebabkan oleh
asas epistemologis matematika yang berakar pada filsafat. Belakangan, mereka yang
membahas matematika kebanyakan adalah filsuf, seperti Bertrand Russell, Alfred North
Whitehead dan Gottlob Frege. Di sisi lain, matematika juga banyak memberi masukan kepada
logika, bahkan dianggap sebagai logika murni oleh Russell dan Whitehead dalam buku mereka
yang berjudul Principia Mathematica (1925). Dalam pengertiannya sebagai kajian tentang
penalaran yang benar, logika memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan aspek
matematis dari logika. Dua di antaranya ialah bagaimana pembuatan kesimpulan dari prinsip-
prinsip umum yang sudah ada dan validitasnya berhubungan dengan penalaran yang benar?
Dan bagaimana matematika sebagai proses pembuatan kesimpulan khusus berdasarkan
hukum-hukum umum dapat dipahami dari segi logis; dan, sebaliknya, bagaimana logika
dipahami dari sudut pandang matematika?

Sebagai kajian tentang penalaran, logika juga berhubungan erat dengan bahasa alamiah yang
sehari-hari dipakai oleh manusia. Untuk berkomunikasi, orang bernalar dengan menggunakan
bahasa alamiah. Ini juga berkaitan dengan matematika. Hal ini menimbulkan sejumlah
pertanyaan: bagaimana matematika dapat diterapkan di dalam kenyataan non-matematik?
Bagaimana matematika dapat menjelaskan realitas sehari-hari? Bagaimana matematika dapat
digunakan untuk melakukan penalaran yang benar? Apa dasar epistemologis dari matematika
sehingga dapat digunakan untuk membuat penalaran yang benar?

Artikel ini tidak akan menjelaskan bagaimana logika dan matematika saling berhubungan, dan
juga tidak menjelaskan secara khusus dan rinci hubungan antara bahasa dan penalaran sehari-
hari dengan logika. Uraian tadi hanya sekadar menunjukkan secara singkat bahwa logika
berkaitan erat dengan matematika sehingga beberapa simbol matematika digunakan di dalam
logika. Logika juga berkaitan dengan pemahaman manusia dalam kesehariannya karena sama-
sama menggunakan bahasa sebagai medianya.

Di atas sudah dibahas secara umum tentang dua pengertian logika, yakni sebagai cabang filsafat
dan sebagai cabang matematika. Sebelum pembahasan lebih khusus tentang logika, di sini
dikemukakan dua pengertian lain dari logika, yakni logika sebagai kajian tentang kebenaran
khusus atau fakta dan logika sebagai kajian ciri-ciri atau bentuk umum dari putusan (bahasa
Inggris: judgment). Sebagai kajian tentang kebenaran khusus, logika merupakan ilmu
pengetahuan yang bertujuan menjelaskan kebenaran atau fakta tertentu, sama halnya dengan
ilmu pengetahuan lain yang bertujuan menjelaskan kebenaran lainnya. Kebenaran logis dapat
dipahami sebagai kebenaran paling umum, satu kebenaran yang dikandung oleh semua
kumpulan kebenaran lain yang hendak dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Dalam pengertian ini
logika berbeda dari biologi karena logika lebih umum; tetapi, di pihak lain, sama dengan biologi,
yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran tertentu. Pengertian
logika ini sering kali diasosiasikan dengan Gottlob Frege (1848-1925), ahli matematika dan filsuf
dari Jerman. Konsepsi logika ini secara dekat diasosiasikan dengan satu pernyataan yang
diperoleh dengan menggunakan logika secara fundamental tentang kesimpulan-kesimpulan
tertentu dan tentang semua konsekuensi logis dari tiap kesimpulan itu. Pengertian logika di sini
dapat dipulangkan kepada asal katanya, logos, dari Herakleitos yang berarti aturan, prinsip,
atau kata-kata yang menjelaskan realitas.
Kebenaran logis dalam pengertian ini merupakan satu kebenaran yang diungkapkan dengan
representasi yang secara logis tidak mengikuti asumsi apa pun. Kebenaran logis ini dapat
dipahami juga sebagai asumsi dasar atau postulat atau prinsip pertama yang mencukupi dirinya
sendiri (self-sufficient reason). Dalam pengertian lain, kebenaran logis adalah satu pernyataan
yang kebenarannya dijamin sejauh makna dari konstanta logisnya tetap, terlepas dari apa
makna bagian lain yang menyertainya.

Dalam arti kajian ciri-ciri atau bentuk umum dari putusan atau bentuk pikiran dari putusan,
logika dapat dipahami sebagai kajian yang mempelajari unsur-unsur putusan dan susunannya
dengan tujuan untuk memperoleh pola atau bentuk umum dari proses pembuatan putusan.
Satu contoh bentuk kegiatan dari logika ini adalah penyelidikan tentang struktur hubungan
antara subjek dan predikat dari berbagai putusan yang ada; penelitian tentang jenis putusan,
dan bagaimana pikiran manusia menggunakan bentuk-bentuk pernyataan tertentu untuk
membuat kesimpulan. Fokus kajian dari logika ini adalah pikiran, representasi linguistik,
meskipun pikiran dan bahasa saling terkait erat. (Putusan terdapat dalam pikiran dan
diungkapkan dengan tanda-tanda konvensional yang dapat diinderai.) Kajian ini berurusan
dengan berbagai bentuk putusan, bukan bentuk kalimat seperti yang dipelajari oleh linguistik
meskipun dalam praktiknya keduanya mirip karena sama-sama menggunakan bahasa sebagai
alat ekspresi utamanya. Berbeda dengan bentuk dari bahasa sebagai representasi linguistik
yang konstan terlepas dari apa pun isinya, bentuk pikiran diperoleh melalui abstraksi dari isi
pikiran.

Artikel ini dapat dicopy-paste atau disebarluaskan. Namun, selalu cantumkan


http://darikelas.blogspot.com/ sebagai sumber artikel.

Jadilah seorang pembaca yang baik dengan memberi komentar setelah membaca artikel ini.
Kontribusi Anda dapat membantu kami untuk mengembangkan blog ini.

Terima kasih telah berkunjung ke Dari Kelas.


Like Facebook Page dan Follow Twitter-nya ya.

Twitter: @darikelas

Facebook: Dari Kelas

Adri Aswin Azhari di 21:16

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya

Adri Aswin Azhari

Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai