Disusun oleh :
Jatinangor
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar-dasar Filsafat dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat berguna sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami menerima berbagai kritik
dan saran demi menyempurnakan tugas makalah ini.
Semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat di kemudian hari dan membantu
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
BAB II TEORI.…………....................................................................................3
BAB V PENUTUP.............................................................................................10
1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang definisi
materialisme menurut para ahli, sejarah dan perkembangan, jenis-jenis,
tokoh- tokoh, aliran-aliran, karakteristik, dampak yang mucul, karya-karya,
serta pandangan Karl Marx terhadap paham materialisme.
BAB II
TEORI
Secara etimologi kata "materialisme" terdiri dari kata "materi" dan "isme".
Kata "Materi" dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang
tampak". Sementara itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi
disebut sebagai "materialis". Orang-orang ini adalah para pengusung paham
(ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata
(harta, uang, dsb).
2. Materialisme menurut Richins & Dawson (1992 dalam Ahuvia & Wong,
1995) , “the importance a consumer attaches to worldly possessions” nilai
individu atau dasar kepercayaan yang menganut pentingnya kepemilikan
benda atau materi sebagai kesejahteraan dan kesempurnaan hidup
BAB III
METODE PEMBAHASAN
Paham ini baru mendapat tanggapan dan penganut penting di Eropa Barat pada
zaman pencerahan (Aufklarung). Sedangkan pada abad pertama Masehi,
orang-orang tidak memberikan tanggapan, bahkan pada abad pertengahan,
banyak orang menganggap asing paham ini. Materialisme berpendirian bahwa
hakikatnya sesuatu itu adalah bahan belaka. Pandangan ini berjaya pada abad
ke-19. Pada abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti
Feuerbach, Moleschott, Bushner, dan Haeckel. Keberadaan materialisme
diteruskan oleh mereka. Paham ini menjadi perangsang munculnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) karena merangsang pikiran untuk
melakukan eksperimen ilmiah yang memicu perkembangannya.
Materi itu ada dan nyata dalam hidup kita. Kita bisa mengenali materi
melalui indra kita. Jadi, bukan karena indra kita tak dapat menangkapnya,
lantas kita mengatakan itu tidak ada.
2. Hukum II: “Materi itu terdiri dari materi-materi yang lebih kecil dan saling
berhubungan (dialektis)”.
Materi terdiri dari materi-materi yang lebih kecil antara satu materi dengan
materi lainnya mengalami kontradiksi, atau saling bertentangan. Jika tidak
ada kontras, tidak akan ada bentuk yang berbeda-beda. Jika tidak ada
kontradiksi, maka tidak ada kualitas yang berbeda, kualitas baru, atau
kualitas yang menunjukan adanya perubahan susunan materi yang baru.
Karl Marx adalah seorang filsuf, sosiolog, ekonom, politisi, dan aktivis yang
lahir di Trier, Jerman tahun 1818. Dia mempunyai ayah yang berprofesi
sebagai pengacara yang cukup berada. Pada awalnya ayahnya adalah
seorang Yahudi, namun saat Marx menginjak usia enam tahun, dia beralih
memeluk protestan. Tempat pendidikan Karl Marx saat dewasa berada di
universitas di Bonn, kemudian berlanjut ke Berlin (Septiyani).
Karl Marx memiliki banyak karya, namun karya yang paling berpengaruh
terhadap pemikiran dan dirinya yaitu Das Kapital. Karyanya itu
menjelaskan mengenai pemahaman filosofi keadilan dengan memberikan
contoh dalam kehidupan nyata pada kasus ketidakadilan ekonomi.
Pemikiran dalam karyanya itu didasarkan kepada pemikiran epistimologi
yaitu dialectical and historical materialism (Farihah, 2015).
4. Feuerbach (1804-1872)
Ludwig Andreas Feuerbach merupakan seorang filsuf yang lahir pada tahun
1804 di Jerman. Kritik Feuerbach terhadap agama yaitu tidak ada agama
dalam ajaran Feuerbach karena menurutnya Tuhan adalah ciptaan manusia
sebab tidak bisa dirasakan oleh panca indera. Menurut Feuerbach,
materialisme sangat bergantung pada kebenaran materi. Dia memberikan
perumpamaan bahwa kehidupan manusia itu seperti air yang mengalir terus
menerus, tidak adanya agama merupakan hal yang bisa membuat manusia
menjadi manusia seutuhnya (Marlina, 2017).
1. Materialisme realistis
4. Materialisme antropologis
Jenis materialisme ini berpandangan bahwa jiwa itu tidak ada, jiwa hanya
merupakan suatu materi yang berupa perubahan fisik-kimiawi.
5. Materialisme dialektis
Jenis materialisme yang menyatakan segala hal yang realitas atau nyata
terdiri dari materi semata-mata.
1. Materialisme dialektis
2. Materialisme historis
3. Materialisme Alam
‘Manusia tak lain dari pada mesin, begitu pula dengan binatang, jadi
manusia dan binatang itu sama saja.’ (Junalien Offray De Lamettrie, 1709-
1751). Materialisme alam ini, merepresentasikan dengan badan manusia
tidak dapat hidup tanpa adanya rohani dan rohani tidak akan ada tanpa
adanya badan yang membungkusnya.
4. Materialisme Mekanik
5. Materialisme Modern
Aliran ini mengatakan bahwa alam itu merupakan kesatuan materil yang
tidak ada batasnya. Alam yang didalamnya mengandung segala jenis materi
dan energi akan selalu ada dan kekal. Alam adalah sesuatu yang keras yang
dapat dirasakan oleh indra manusia dan diketahui keberadaannya oleh
manusia. Materialisme modern mengatakan bahwa materi itu ada sebelum
jiwa dan dunia ini ada artinya materi ada terlebih dahulu sebelum dunia
beserta isinya ada.
Karl Marx merupakan seorang filsuf, politisi, aktivis, sosiolog, dan ekonom.
Salah satu hasil pemikirannya adalah pemikiran epistemologi, yaitu
materialisme dialektis dan historis. Teori Marx berakar dari suasana intelektual
abad ke-19. Ia berpandangan bahwa sejarah berjalan sesuai dengan prinsip
dialektika, yaitu tesis-antitesis-sintesis. Dialektika berasal dari bahasa Yunani
dialegesthai yang berarti dialog. Maka, dialektika berarti sesuatu yang hanya
benar apabila dilihat dari seluruh hubungan yang berupa negasi, karena melalui
negasi kita dapat maju, mencapai keutuhan, dan dapat menemukan diri sendiri.
Prinsip materialisme dialektika memandang bahwa alam semesta ini bukan
tumpukan yang terdiri dari segala sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah-
pisah, tetapi merupakan satu keseluruhan yang bulat dan saling berhubungan.
Ciri-ciri materialisme dialektis yaitu mempunyai asas gerak, asas saling
berhubungan, dan asas perubahan dari kuantitatif ke kualitatif, dan asas
kontradiksi intern.
Selain materialisme dialektis, ada juga materialisme historis. Materialisme
historis merupakan perilaku manusia yang ditentukan oleh kedudukan materi,
bukan pada ide karena ide adalah bagian dari materi. Marx menyatakan bahwa
dalam kehidupan kemasyarakatan, satu-satunya yang nyata adalah keberadaan
masyarakat itu sendiri. Marx menggunakan kata historis untuk menunjukkan
sikapnya yang bertentangan dengan filsafat idealisme. Teori ini merupakan
pandangan ekonomi terhadap sejarah, karena Marx berpendapat bahwa evolusi
pembentukan ekonomi masyarakat merupakan suatu proses sejarah alam.
A. Segi negatif:
1. Hidup dengan sifat materialistis.
2. Menjadikan kekayaan materi sebagai sumber kebahagiaan yang utama.
3. Lebih sering mementingkan diri sendiri ketimbang orang lain.
4. Cenderung hidup boros.
B. Segi positif:
1. Memiliki tekad yang tinggi didalam diri untuk meraih target.
2. Menumbuhkan sifat rajin dan tekun dalam mengerjakan sesuatu.
3. Terciptanya sebuah perusahaan atau lapangan pekerjaan dari hasil
seseorang yang berpikir materialistis, sehingga bisa memberikan
kesempatan kerja kepada orang lain.
4. Meskipun cenderung memiliki sifat yang boros, dengan
membelanjakan uang menjadi barang tentu bisa memajukan
perekonomian.
Julien Offray de La Mettrie adalah seorang dokter dan filsuf Perancis, dan salah
satu tokoh materialisme Prancis paling awal yang berkembang pada masa
pencerahan. Dia percaya bahwa proses mental disebabkan oleh tubuh. Dia
mengungkapkan pemikiran ini dalam karyanya yang paling terkenal yaitu
Machine L'homme (Machine Man/manusia mesin). Di dalam karyanya ini dia
mengeluarkan keyakinannya bahwa manusia, tubuh dan pikirannya bekerja
seperti mesin. Karya lain La Mattrie yang terkenal mewakili pemikirann
materialisme adalah L'homme plante (manusia tumbuhan).
Karya Karl Marx, yang berjudul The Holy Family pada tahun 1845 merupakan
salah satu karyanya untuk materialisme historis. Ia menyatakan bahwa historis
tidak melakukan apa-apa, tidak memiliki kekayaan apapun, dan tidak berjuang
dalam perang apapun. Tetapi Historis adalah manusia itu sendiri, yaitu manusia
nyata yang hidup dan berjuang dengan melakukan segala hal untuk memiliki
materi. (Fuadi, 2015:222).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Diharapkan kepada semua pihak yang membaca makalah ini, agar kiranya
menjadikan pembahasan ‘materialisme’ ini sebagai salah satu rujukan yang
sifatnya membangun dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Ahuvia, Aaron, and Nancy Wong, Materialism : Origins and implications for
Personal Well-Being, in European Advances in Consumer Research Volume2, eds
'Flemming
Hakim, A. A., & Saebani, B. A. (2008). Filsafat Umum, dari Metologi sampai
Teofilosofi. Bandung: Pustaka Setia.