FILSAFAT MATERIALISME
Disusun Oleh :
Kelompok 7 / Semester 5 (Ganjil)
11. Anisa Suryani (06131181924010) Indralaya
04. Berliana Puteri (06131381924039) Palembang
07. Deza Marisa (06131181924006) Indralaya
02. Dyah Handayani Kusuma (06131181924001) Indralaya
03. Fahmi Edreas (06131281924033) Palembang
42. Muhammad Fikri (06131281924075) Indralaya
26. Nadya Sri Qurratu'aini (06131281924025) Indralaya
23. Sapna Dewi Aulia (06131381924059) Palembang
45. Tazza Tiara Anggun (06131281924078) Indralaya
Dengan menyebut nama-Mu yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Puji syukur
kehadirat Allah yang telah memberikan berbagai nikmat, terutama nikmat Iman, Islam, dan
sehat "wal’afiat”. Sehingga sampai saat ini kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini dengan lancar tanpa hambatan sesuatu apapun. Shalawat teriring
salam tidak henti- hentinya kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari zaman gelap gulita ke zaman terang penuh rahmat
Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen Filsafat
Pendidikan kami yang telah mempercayakan dan membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini. Orang tua, yang senantiasa mendoakan kami agar dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat Waktu. Teman-teman, yang selalu mendukung kami agar tetap
semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang “Filsafat Materialisme” yang kami buat
berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai sumber. Makalah ini diharapkan bisa
menambah wawasan dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Kami berharap bisa
dimanfaatkan semaksimal dan sebaik mungkin. Semoga manfaat ini bermanfaat bagi kaum
akademisi pada umumnya.
09 September 2021
Kelompok 7
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1. 1 Latar Belakang........................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1. 3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
3. 1 Kesimpulan.............................................................................................................22
3. 2 Saran.......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Siapa tokoh filsafat aliran materialisme ?
6. Apa saja macam - macam aliran materialisme ?
7. Bagaimana implementasi aliran materialisme dalam dunia pendidikan ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari aliran filsafat materialisme dalam
pendidikan ?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. didefinisikan sebagai suatu keyakinan yang berkenaan dengan seberapa
penting perolehan dan pemilikan barang dalam hidup.
3. Belk (1985), mendefinisikan materialisme sebagai the importance a consumer
attaches to worldly possessions (sebuah kelekatan konsumen pada
kepemilikan barang duniawi yang penting).
4. Kasser (2002) menyatakan bahwa materialisme adalah pandangan yang berisi
orientasi, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai hidup yang menekankan atau
mementingkan kepemilikan barangbarang material atau kekayaan material di
atas nilai-nilai hidup lainnya, seperti yang berkenaan dengan hal-hal spiritual,
intelektual, sosial, dan budaya.
Karekteristik umum materialisme pada abad delapan belas berdasarkan pada suatu
asumsi bahwa realitas dapat dikembangkan pada sifat-sifat yang sedang
mengalami perubahan gerak dalam ruang (Randallet al,1942). Asumsi tersebut
menunjukkan bahwa:
1) Semua sains seperi biologi, kimia, psikologi, fisika, sosiologi, ekonomi, dan
yang lainnya ditinjau dari dasar fenomena materi yang berhubungan secara
kausal (sebab akibat). Jadi, semua sains merupakan cabang dari sains
mekanika.
2) Apa yang dikatakan “jiwa” (mind) dan segala kegiatan-kegiatannya (berpikir
memahami) adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak, sistem
urat saraf atau organ-organ jasmani yang lainnya.
3) Apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup,
keindahan dan kesenangan, serta kebebasan, hanyalah sekedar nama-nama
atau semboyan, simbol subjektif manusia untuk situasi atau hubungan fisik
yang berbeda. Jadi, semua fenomena sosial maupun fenomena psikologis
adalah merupakan bentuk-bentuk tersembunyi dari realitas fisik. Hubungan-
hubungannya dapat berubah secara kausal (sebab-akibat).
4
2.3 Ciri - Ciri Filsafat Materialisme
1) Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi.
2) Tidak meyakini adanya alam ghaib.
3) Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
4) Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
5) Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
6) Merupakan sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara
sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan
jalan dialetis.
5
untuk mengatasi kesulitan material dan membantu manusia memahami alam.
Misalnya, dengan teleskop dapat diketahui susunan jagat raya, dengan transportasi
dan komunikasi pertukaran pengetahuan semakin cepat. Idealisme yang subjektif
jelas tidak dapat dipertahankan.
Pada abad 19, muncul filsuf-filsuf materialisme asal Jerman seperti
Feuerbach, Moleschott, Buchner, dan Haeckel. Merekalah yang kemudian
meneruskan keberadaan materialisme. Materialisme dan Empirisme adalah
perangsang munculnya IPTEK karena berpikir pada kegiatan melakukan
eksperimen-eksperimen ilmiyah yang memicu perkembangan ilmu dan teknologi.
Filsafat materialisme beranggapan bahwa hubungan adalah hubungan
material yang saling mempengaruhi. Karenanya, memahami hubungan harus
menggunakan landasan berfikir yang materialis. Berfikir materialis berarti percaya
pada hukum-hukum materi, yaitu sebagai berikut:
Hukum I: “Materi itu ada, nyata, dan konkret”. Materi itu ada dan
nyata dalam hidup kita. Kita bisa mengenali materi melalui
indra kita. Jadi, bukan karena tak tertangkap indra kita,
lantas kita mengatakan bahwa sesuatu itu tidak ada.
Hukum II: ”Materi itu terdiri dari materi-materi yang lebih kecil dan
saling berhubungan (dialektis)”. Jadi, dialektika adalah
hukum keberadaan materi itu sendiri. Materi-materi kecil
menyatu dan menyusun satu kesatuan yang kemudian
disebut sebagai materi lainya yang secara kualitas lain.
Karenanya namanya juga lain.
Hukum III: ”Materi mengalami kontradiksi”.
Karena materi terdiri dari materi-materi yang lebih kecil
antara satu materi dengan materi lainnya mengalami
kontradiksi, atau saling bertentangan. Jika takada kontras,
tak akan ada bentuk yang berbeda-beda. Jika tidak ada
kontradiksi, tak ada kualitas yang berbeda, kualitas baru,
atau kualitas yang menunjukkan adanya perubahan
susunan materi yang baru.
6
Hukum IV: ”Materi selalu berubah dan akan selalu berubah”.
Perubahan dimulai dengan kontradiksi atau akibat pengaruh
antara materi-materi yang menyusunnya maupun karena
intervensi dari luar. Takada yang lebih abadi dari pada
perubahan itu sendiri.
7
teorinya dengan menggunakan observasi unsur-unsur alam, kepadatan dan
pengembunan, perubahan materi-materi yang menurutnya semua
bersumber dari udara. Pencahayaan petir menurutnya sebagai akibat dari
pecahnya udara di luar awan, pelangi sebagai akibat dari sinar matahari
yang jatuh di awan, gempa bumi sebagai akibat retaknya bumi ketika
kekeringan ditimpa air hujan. Demikianlah Anaximenes memperagakan
suatu refleksi dan observasi atas unsur-unsur alam sebagai pusat dari
penalaran dalam berfilsafat.
8
bola sementara cinta terusir keluar. Secara konkret, pandangan
Empedokles juga mengandung metode dialektika (hukum pertentangan) di
dalam membedah gejala kehidupan obyektif ini. Ia menjadi pelanjut dan
sistesis dari para filosof materialis sebelumnya.
Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara.Ia hidup sekitar tahun 460
SM hingga 370 SM.Berikut merupakan pemikiran Demokritos :
Tentang Atom , Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa
atom adalah unsur-unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju
dengan ajaran pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas
terdiri dari banyak unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan
Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa unsur-
unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur
tersebut diberi nama atom (bahasa Yunaniatomos: a berarti "tidak" dan
tomos berarti "terbagi")Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak
dijadikan, tidak dapat dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang terjadi pada
atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip
dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang
kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak.
9
Demokritus membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar
matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak jendela.
Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke semua jurusan, walaupun
tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan demikian, tidak
diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu bergerak, seperti
prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles. Adanya ruang kosong
sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.
Tentang Dunia, dunia dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang
berbeda bentuk saling mengait satu sama lain. Atom-atom yang berkaitan
itu kemudian mulai bergerak berputar, dan makin lama makin banyak
atom yang ikut ambil bagian dari gerak tersebut. Kumpulan atom yang
lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan kumpulan atom yang
lebih halus dilontarkan ke ujungnya. Demikianlah dunia terbentuk.
Tentang Manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri
dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus.
Atom-atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda
yang disebut eidola. Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas
benda-benda tersebut.
Tentang Pengenalan, lalu bagaimana dengan kualitas yang diterima oleh
indra manusia, seperti pahit, manis, warna, dan sebagainya? Menurut
Demokritos atom-atom tersebut tidak memiliki kualitas, jadi darimana
kualitas-kualitas seperti itu dirasakan oleh manusia? Menurut Demokritos,
kualitas-kualitas seperti itu dihasilkan adanya kontak antara atom-atom
tertentu dengan yang lain. Misalnya saja, manusia merasakan manis karena
atom jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang licin. Kemudian manusia
merasakan pahit bila jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang kasar. Rasa
panas didapatkan karena jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang
bergerak dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian, Demokritos menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu
hanya dirasakan oleh subyek dan bukan keadaan benda yang sebenarnya.
Karena itulah, Demokritos menyatakan bahwa manusia tidak dapat
mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat diamati hanyalah gejala
atau penampakan benda tersebut. Demokritos mengatakan: "Tentunya
akan menjadi jelas, ada satu masalah yang tidak dapat dipecahkan, yakni
bagaimana keadaan setiap benda dalam kenyataan yang sesungguhnya.
Sesungguhnya, kita sama sekali tidak tahu sebab kebenaran terletak di
dasar jurang yang dalam”. Dengan demikan, Demokritos merupakan
pelopor pandangan materialism klasik, yang disebut juga “atomisme”.
10
(Sebagai catatan Lucretius, jika atom bisa ukuran, beberapa akan terlihat,
dan bahkan mungkin besar.)
Karyanya De Rerum Natura adalah semacam epik yang merupakan karya
spektakuler yang merupakan sebuah hasil pemikiran filsafat tentang fisika
atom dan kosmologi. Menurut Lucretius tidak ada yang eksis di jagad raya
ini, melainkan hanya atom-atom yang tidak rusak dalam berbagai ukuran,
warna, rasa, suhu dan sebagainya yang bergerak tidak teratur dalam
ruangan kosong.
11
manusia dengan sistem negara.
Hobbes adalah seorang materialis. Ia meyakini bahwa manusia (termasuk
pikirannya, dan bahkan Tuhan) terdiri dari materi. Meskipun tidak pernah
disebutkan secara eksplisit dalam karya-karyanya, Hobbes telah
menyerang lawannya yang meyakini hal-hal imaterial. Ia juga menyangkal
adanya jiwa atau roh karena keduanya hanyalah pancaran dari materi.
Dapat dikatakan juga bahwa materialisme menyangkal adanya ruang
mutlak lepas dari barang-barang material.
Lahir 5 Mei 1818 – meninggal 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah
seorang filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori politik, sosiolog, jurnalis
dan sosialis revolusioner asal Jerman. Karl marx memberikan suatu
pandangan bahwa kenyataan yang ada adalah dunia materi dan didalam
suatu susunan kehidupan yaitu masyarakat pada muatannya terdapat
berupa kesadarankesadaran yang menumbuhkan ide serta teori serta
pandangan yang kesemuanya merupakan suatu gambaran yang nyata.
Pemikiran Karl mark disebut pula dialektik materialisme dan historis
materialisme. Di dalam berpikir, Karl Marx menggunakan dialektika dari
Hegel, oleh sebab itu disebut dialektika materialisme. Demikian pula
disebut historis materialisme karena berdasarkan kepada perkembangan
masyarakat atau sejarah atas materinya.
1. Materialisme Mekanik
12
(± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa aktivitas psikik
hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah
bergerak.
Mulai abad ke-4 sebelum masehi pandangan materialisme primitif
ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan pandangan idealisme
yang diusung oleh Plato dan Aristoteles. Sejak itu, ± 1700 tahun lamanya
dunia filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme. Baru pada akhir jaman
feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai klas baru dengan
cara produksinya yang baru, materialisme mekanik muncul dalam bentuk
yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah maju sedemikian
pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadi senjata moril /
idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih
berkuasa ketika itu. Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya
revolusi industri, di negeri-negeri Eropa. Wakil-wakil dari filsafat
materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M),
Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dsb. Aliran filsafat materialisme
mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada
abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie
(1709-1751 M) yang disebut juga materialisme Perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan materi adalah
primer dan ide adalah sekunder, Holbach mengatakan : “materi adalah
sesuatu yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh panca indera
kita, sedang sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah
hasil dari bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi
di alam pikiran kita terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme Perancis
menyangkal pandangan religus tentang penciptann dunia (Demiurge),
yang sebelum itu menguasai alam pikiran manusia.. Bahkan secara terang-
terangan Holbach mengatakan “nampaknya agama itu diadakanhanya
untuk memperbudak rakyat dan supaya mereka tunduk dibawah kekuasaan
raja lalim. Asal manusia merasa dirinya didalam dunia ini sangat celaka,
maka ada orang yang datang mengancam mereka dengan kemarahan
Tuhan, memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka
kelangit, dengan demikian mereka tidak lagi dapat melihat sebab
sesungguhnya daripada kemalangannnya itu”.
Materialisme Perancis adalah pandangan yang menganggap segala
macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi dialam itu dikuasai oleh
gerakan mekanika, yaitu pergeseran tempat dan perubahan jumlah saja.
Bahkan manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang
bergerak secara mekanik, ini tampak jelas sekali dalam karya Lamettrie
yang berjudul “Manusia adalah mesin”. Mereka tidak melihat adanya
peranan aktif dari ide atau pikiran terhadap materi. Pandangan ini adalah
ciri dan sekaligus kelemahan materialisme Perancis.
2. Materialisme Dialektis
13
matter (benda) dan metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa
materi itu mempunyai keterhubungan satu dengan lainnya, saling
mempengaruhi, dan saling bergantung satu dengan lainnya. Gerak materi
itu adalah gerakan yang dialektis yaitu pergerakan atau perubahan menuju
bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju seperti spiral. Tokoh-tokoh
pencetus filsafat ini adalah Karl Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels
(1820-1895 M).
Gerakan materi itu adalah gerak intern, yaitu bergerak atau berubah
karena dorongan dari faktor dalamnya (motive force-nya). Yang disebut
“diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya, sebab hakikat dari gejala
yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap gerak, jadi “diam”
itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui
bahwa orang Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika,
tetapi Hegel-lah yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh Marx
dijungkir balikkan dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya
Engels mengambil materialisme Feurbach dan membuang metodenya
yang metafisis sebagai dasar dari filsafatnya. dan memakai dialektika
sebagai metode dan membuang pandangan idealis Hegel.
Prinsip aliran materialisme dialektika memandang bahwa alam
semesta ini bukan tumpukan yang terdiri dari segala sesuatu yang berdiri
sendiri dan terpisah-pisah, tetapi merupakan satu keseluruhan yang bulat
dan saling berhubungan. Alam ini bukan suatu yang diam, tetapi selalu
dalam keadaan bergerak terus menerus dan berkembang. Dalam proses
perkembangannya, pada alam semesta ini terdapat perubahan dari
kuantitatif ke kualitatif, dan sebaliknya. Perkembangan tersebut
disebabkan oleh adanya pertentangan didalam benda itu sendiri.
Jika di urutkan, maka ciri-ciri materialisme dialektis/dialektika
mempunyai asas-asas, yaitu :
a) Asas gerak;
b) Asas saling berhubungan;
c) Asas perubahan dari kuantitaif menjadi kualitatif;
d) Asas kontradiksi intern.
Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode metafisis
yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel mengatakan
“yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-kesimpulan
mengenai ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan metafisika :
Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya,
tidak dari saling hubungannya, tetapi dipandangnya sebagai sesuatu yang
berdiri sendiri, sedangkan Hegel memandang dunia sebagai badan
kesatuan, segala sesuatu didalamnya terdapat saling hubungan organic.
Kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari geraknya,
melainkan sebagai yang diam, mati dan tidak berubah-ubah, sedang Hegel
melihat segala sesuatu dari perkembangannya, dan perkembangannya itu
disebabkan kontradiksi internal, kaum metafisik berpendapat bahwa:
“segala yang bertentangan adalah irasionil”. Mereka tidak tahu bahwa akal
14
(reason) itu sendiri adalah pertentangan.
Sumbangan Hegel yang terpenting adalah kritiknya tentang evolusi
vulgar, yang pada ketika itu sangat merajalela, dengan mengemukakan
teorinya tentang “lompatan” (sprong) dalam proses perkembangan.
Sebelum Hegel sudah banyak filsuf yang mengakui bahwa dunia ini
berkembang, dan meninjau sesuatu dari proses perkembangannya, tetapi
perkembangannya hanya terbatas pada perubahan yang berangsur-angsur
(perubahan evolusioner) saja. Sedang Hegel berpendapat dalam proses
perlembangan itu pertentangan intern makin mendalam dan meruncing dan
pada suati tingkat tertentu perubahan berangsur-angsur terhenti dan
terjadilah “lompatan”. Setelah “lompatan” itu terjadi, maka kwalitas
sesuatu itu mengalami perubahan.
Akan tetapi dialektika Hegel ini diselimuti dengan kulit mistik,
reaksioner, yaitu pandangan idealismenya sehingga dia memutar balikkan
keadaan sebenarnya. Hukum tentang dialektika yaitu hukum tentang saling
hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku didunia ini
dipandangnya bukan seabagai suatu hal yang obyektif, yang primer
melainkan perwujudan dari “ide absolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah
yang kemudian dibuang oleh Marx, dan isinya yang “rasionil” diambil
serta ditempatkan pada kedudukan yang benar.
Sedangkan jembatan antara Marx dan Hegel adalah Feurbach,
Materialisme dijadikan sebagai dasar filsafatnya tetapi Feurbach melihat
gerak dari penjuru idealisme yang membuat ia berhenti dan membuang
dialektika Hegel. Membuat hasil pemeriksaannya terpisah dan abstrak,
Marx membuang metode metafisisnya, dan menggantinya dengan
dialektika, sehingga menghasilkan sebuah system filsafat baru yang lebih
kaya dan lebih sempurna dari pendahulunya
3. Materialisme ekstrim
15
tidak mungkin ada, dan jantung katak yang dikeluarkan dari tubuhnya pun
masih berdenyut" walau beberapa saat saja. Lamettrie (1709-1751) sebagai
seorang pelopor materialisme berpandangan bahwa manusia tidak lain
daripada binatang, binatang tak berjiwa, material belaka. Namun secara
garis besar dapat diambil 2 garis besar mengenai hakikat manusia tersebut
yang pertama, Manusia adalah ragawi yang didalamnya terdapat jiwa, raga
adalah sebagai bentuk gerak kehidupan dari seorang manusia, sedangkan
jiwa adalah tempat akal dan budi yang membuat manusia dapat berpikir
dan merasakan kehidupan yang ada di sekitarnya, jiwa inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti binatang atau
benda mati. Manusia sebagai sebuah satuan yang kompleks tentu tidak
dapat berdiri dengan sendirinya, seperti benda yang diciptakan oleh
manusia, benda itu butuh bantuan manusia agar dapat terangkai menjadi
sebuah benda. Begitupun manusia yang butuh kekuatan diluar dirinya
untuk dapat menjadi manusia, atau yang disebut dengan kekuasaan tuhan.
Garis besar yang kedua adalah yang ekstrem. Pandangan itu menyebutkan
bahwa kita sama saja dengan binatang, hanya material belaka, dan
manusia pun memiliki jiwa kebinatangan, derajat manusia lebih tinggi
hanya karena menyandang nama manusia. Sebagai manusia layaknya kita
bijak menanggapi berbagai pendapat tersebut, karena apapun bentuknya,
itu merupakan bagian dari sejarah ilmu pengetahuan manusia.
Kesimpulannya : bahan bergerak sendiri, adapun yang disebut
orang sebagai pikiran itupun merupakan sifat material, terutama kerja atau
tindakan otak. Dalam gerak-geriknya manusia itu sungguh-sungguh seperti
mesin. Materialisme ini dalam antropologia disebut materialisme ekstrim,
karena aliran ini mengingkari kerohanian dalam bentuk apapun juga,
malahan mengingkari adanya pendorong hidup.
4. Materialisme Metafisik
5. Materialisme Vitalistis
6. Materialisme Modern
16
Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu
merupakan kesatuan material yang tak terbatas, alam selalu ada dan akan
tetap ada.
17
pendidikan terkontrol secara ilmiah. Dalam proses pembelajaran saat ini
pendekatan pembelajaran pada kurikulum 2013 yaitu saintific
menggunakan langkahlangkah ilmiah dalam menggali imformasi.
Pendekatan ini relevan dengan pandangan materialisme positivisme.
b) Tujuan Pendidikan Perubahan perilaku, mempersiapkan
manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup social
dan pribadi yang kompleks. Perubahan perilaku tampak dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional antara lain
membentuk jiwa mandiri, cerdas, dan kreatif. Namun pandangan
materialisme kurang memperhatikan aspek kompetensi spiritual.
c) Kurikulum Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat
dipercaya, dan organisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
Muatan lebih banyak didominasi pengetahuan alam dan sosial.
Pengetahuan relegius, moral, dan budipekerti kurang mendapat perhatian
pada aliran materialisme.
d) Metode Pembelajaran lebih banyak menggunakan cara
memberikan stimulusrespon. Guru harus pandai memberikan rangsangan
siswa untuk belajar, melalui reinforcemen pemberian hadiah, dan
penghargaan. Bentuk penghargaan nyata, bisa menumbuhkan motivasi
untuk melakukan kegiatan.
e) Kedudukan Siswa Materialisme menuntut siswa untuk giat
belajar. Siswa tidak diberi ruang kebebasan. Perilaku ditentukan oleh
kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang oleh guru. Siswa
dipersiapkan untuk hidup sesuai harapan orang tua atau guru. Kompetensi
dalam diri siwa sulit untuk berkembang dengan baik.
f) Peranan Guru Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan
mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter
hasil belajar siswa. Pembelajaran lebih banyak diketahui guru, sementara
siswa mengikuti skenario yang telah disusun sesusuai yang dikehendaki
guru.
A. Kelebihan
18
a. Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang
sudah umum.
b. Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya
(handal), dan di organisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
c. Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran
berprogram dan kompetensi.
B. Kekurangan
a. Dalam dunia pendidikan, aliran materialisme hanya berpusat
pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya
guru yang memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses
pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar
siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh
kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk
hidup, mereka dituntu untuk belajar.
b. Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk pengetahuan
material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar mengajar,
yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya
internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa
yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari anak
didik. Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-
perilaku mereka.
Jadi, aliran filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih
dulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Pada
dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil
interaksi meterial.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
21