PEMBELAJARAN
Disusun oleh:
Danisya Erika Putri (0306162080)
Netti Melani (0306163193)
Sugiyati Ramadani (0306162093)
Yunita Rahayu br. Sinulingga (0306162152)
Kelompok I
PGMI 5, Semester VI
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan aktivitas atau proses yang sistematis dan sistemik yang
terdiri dari beberapa komponen, yaitu guru, siswa , kurikulum, proses, output, fasilitas,
dan strategi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan
sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan saling teratur, saling tergantung, saling melengkapi
(komplementer), dan berkesinambungan. Untuk itu diperlukan rancangan dan
pengelolaan belajar yang baik, yang dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hal tersebut menuntut para pengajar di dalam melaksanakan tugasnya baik sebagai
perancang maupun sebagai pengelola pembelajaran untuk memiliki keterampilan dalam
menyusun perencanaan pengajaran, mampu melakukan interaksi dengan para siswa,
mengelola kelas, mendayagunakan sumber belajar serta melakukan penilaian
pembelajaran dan semangat yang kuat untuk meningkatkan efektivitas
pembelajarannya.
Mengingat pentingnya perencanaan pembelajaran, maka dalam hal ini penulis
berusaha menyajikan sebuah karya ilmiah dalam bentuk makalah yang membahas
tentang konsep dasar perencanaan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembelajaran?
2. Mengapa perencanaan pembelajaran itu dinilai penting?
3. Apa manfaat perencanaan pembelajaran?
4. Apa fungsi perencanaan pembelajaran?
5. Apa saja ruang lingkup perencanaan pembelajaran?
6. Apa saja prinsip-prinsip umum tentang mengajar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
1
2. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat perencanaan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui fungsi perencanaan pembelajaran.
5. Untuk mengetahui ruang lingkup perencanaan pembelajaran.
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip umum tentang mengajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
B. Siswanto, Pengantar Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 42.
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h.57.
3
langsung dalam kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung dengan
menggunakan media, di mana sebelumnya telah menentukan model pembelajaran yang
akan diterapkan tentunya.3
Menurut Sudjana dalam Jaya (2018: 9), makna perencanaan/program belajar
mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran itu berlangsung. Briggs dalam Jaya (2018: 9)
mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah keseluruhan proses analisis
kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan sistem penyampaiannya untuk
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tersebut, termasuk di dalamnya
pengembangan paket pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar, uji coba dan revisi
paket pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi program dan hasil belajar.
Menurut George dalam Junaida, Basri, dan Budiman (2018: 19), perencanaan
pembelajaran adalah proses yang bertugas untuk mempersiapkan keputusan bagi
kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.
Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah suatu gambaran umum tentang langkah-langkah yang
akan dilakukan seorang guru di dalam kelas pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan demikian
perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang harus dirancang oleh setiap guru
yang meliputi pengorganisasian bahan ajar, penyajian, dan evaluasi.
Inti dari perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang
optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Penekanan utama dalam
perencanaan pembelajaran terletak pada pemilihan, penetapan, dan pengembangan
metode pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis
kondisi dan hasil pembelajaran. Analisisnya akan menunjukkan bagaimana kondisi
pembelajarannya dan apa hasil pembelajaran yang diharapkan.4
3
Rusma, Belajar & Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2017), h. 85-86.
4
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran PAI (Medan: UIN Sumatera Utara, 2018), h. 10.
4
B. Rasionalisasi Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Menurut Deshimer dalam Thamrin, Mutmainah, dan Hutasuhut (2017: 8) ada dua
alasan perlunya suatu perencanaan, pertama hakikat manusia yang memiliki
kemampuan dan pilihan untuk berekreasi sesuai dengan pandangannya. Seorang
profesional dapat menentukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai. Kedua,
setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya sehingga semuanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan
berbagai aktivitas. Dengan demikian suatu pekerjaan akan berhasil manakala semua
yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan perananannya masing-masing. Dua hal itu
selanjutnya dibutuhkan perencanaan yang matang untuk mengerjakan sesuatu.
Guru adalah pekerja profesional, dan sebagai seorang profesional setiap guru akan
melaksanakan tugas mengajarnya. Maka guru harus menyusun perencanaan
pembelajaran. Hal tersebut dibutuhkan dengan beberapa alasan berikut ini:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses
tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Semakin kompleks tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran, maka semakin kompleks pula perencanaan
yang harus disusun oleh guru.
2. Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Oleh karena itu
guru dan siswa harus saling bekerja sama secara harmonis. Guru perlu
merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara optimal.
3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.
Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi
suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa adalah organisme yang unik
yang sedang berkembang, bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja.
Siswa memiliki minat dan bakat yang berbeda-beda, mereka juga memiliki gaya
belajar yang berbeda. Hal ini menandakan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan berbagai
5
kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang
selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
4. Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana yang tersedia, termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Dewasa ini penemuan membuktikan bahwa profesi guru termasuk profesi yang
sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana, khususnya
dalam memanfaatkan IPTEK. Kita mengetahui bahwa banyak jenis-jenis hasil
teknologi yang dapat digunakan guru guna keberhasilan proses pembelajaran,
misalnya OHP atau LCD dengan bantuan program komputer. Proses
pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana
secara tepat.5
5
Thamrin, Sri Mutmainah, dan Saidun Hutasuhut, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Universitas
Negeri Medan, 2017), h. 9-10.
6
sumber-sumber belajar yang mengandung berbagai informasi. Melalui
perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber mana saja yang dianggap
tepat untuk mempelajari suatu bahan pembalajaran.
d. Perencanaan akan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis
artinya, proses pembelajaran akan berlangsung secara terarah dan terorganisir.
Dengan demikian, guru dapat menggunakan waktu seefektif mungkin untuk
keberhasilan proses pembelajaran. 6
6
Ibid,. h.7.
7
mengkoreksi guru tentang kelemahan dan kelebihan program pembelajaran yang
dibuatnya dan upaya peningkatan kualitas mengajarnya. 7
7
Farida Jaya, h. 10-11.
8
Ibid., h. 7-8.
8
F. Prinsip-prinsip Umum tentang Perencanaan Pembelajaran
Hamzah dalam Djumingin dan Syamsudduha (2016: 34) menungkapkan bahwa
prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
a. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan
diajarkan. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara efektif dan efisien.
b. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.
Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan.
Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
c. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
Ada perbedaan setiap individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu
mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, mengajar harus
memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
d. Kesiapan (readiness) dalam belajar.
Hal ini sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar. Kesiapan adalah
kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk
melakukan sesuatu.
e. Tujuan pembelajaran harus diketahui siswa.
Tujuan pembelajaran merupakan rumusan tentang perubahan perilaku apa yang
diperoleh setelah proses belajar mengajar. Apabila tujuan pembelajaran
diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah untuk
diketahui, maka harus dirumuskan secara khusus.
f. Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
Para ahli psikologi merumuskan prinsip belajar bahwa belajar itu harus bertahap
dan meningkat. Pengajar harus mempersiapkan bahasa yang bersifat gradual,
yaitu dari yang sederhana kepada yang kompleks; dari yang konkret kepada
yang abstrak; dari yang umum kepada yang khusus; dari yang sudah diketahui
9
kepada yang tidak diketahui; menggunakan prinsip induksi dan deduksi; sering
menggunakan penguatan.9
9
Sulastriningsih Djumingin dan Syamsudduha, Perencanaan Pembelajaran Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah: Teori dan Penerapannya (Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri
Makassar, 2016), h. 34.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Manfaat dari penyusunan proses
pembelajaran yaitu akan terhindar dari keberhasilan yang bersifat untung-untungan,
sebagai alat memecahkan masalah, dan untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar
dengan tepat, serta perencanaan akan membuat pelajaran berlangsung secara sistematis.
Fungi perencaan pembelajaran yaitu sebagai haluan atau pedoman dasar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efesien. Adapun ruang lingkup perencanaaan
pembelajaran meliputi: kondisi pembelajaran, metode pembelajaran, dan hasil
pembelajaran.
Prinsip umum tentang perencanaan pembelajaran: a) mengajar harus berdasarkan
pengalaman yang sudah dimiliki siswa, b) pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan harus bersifat praktis, c) mengajar harus memperhatikan perbedaan individual
setiap siswa, d) kesiapan dalam mengajar, e) tujuan pembelajaran harus diketahui siswa,
dan f) mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini terdapat banyak kekurangan dan
tentunya jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap dapat memperbaikinya dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu,
penulis juga berharap karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan kepada
para pembaca. Semoga Allah SWT mengampuni kami atas segala kesalahan dan
kekurangan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12