Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

PRINSIP DAN RUANG LINGKUP


MANAJEMEN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK AHLI 2

RIA KUSUMAWATI 1916440003


RESKI AULIYAH BASIR 1916441002
SUTIRESKI IBRAHIM 1916441004
AHMAD KAMIL AZIS 1916441005
SALMIAH HARDIANTY 1916441011
WULANDARI 1916441013
NIRWANA 1916442005
NADIA MUMTAZ HAIRUDDIN 1916442007
JUACLINE ERMAWANI S 1916442010
ST PUTRI KHOFIFAH 1916442013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan karunia dan
rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Dengan kerja keras dan dengan
penuh rasa syukur kami telah menyelesaikan tugas Makalah Prinsip dan Ruang Lingkup
Manajemen Pendidikan, meski masih jauh dari kata sempurna kami anggap sebagai
pengalaman dan kami akan kembangkan menjadi yang lebih baik lagi.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas Makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga bermanfaat dan dapat mencapai tujuan, atas bantuan dan perhatian semua
pihak kami ucapkan terimakasih.

Makassar, 25 Februari 2021

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii
BAB I ...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................1
C. TUJUAN ..........................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN ..........................................................................................................................2
A. PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN ........................................................................2
B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN ......................................................3
BAB III ........................................................................................................................................8
PENUTUP ...................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN ................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Bush dalam Bush dan Coleman (2000:4) menyatakan "Manajemen


pendidikan adalah suatu studi dan praktek yang dikaitkan atau diarahkan dalam
operasional organisasi pendidikan". Organisasi pendidikan membutuhkan suatu
bentuk pengaturan kegiatan. Pengaturan kegiatan tersebut mengarah pada suatu
sistem yang sistematis. Pengaturan kegiatan yang sistematis itu akan dijadikan
sebagai patokan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang terwujud dalam
suatu manajemen pendidikan.
Manajemen peserta didik adalah suatu pencatatan peserta didik dari proses
penerimaan hingga mereka lulus (tamat) dari sekolah atau keluar karena pindah
sekolah atau sebab lain (Imron, 2011; Prihatin, 2011). manajemen lembaga
pendidikan adalah pengelolaan lembaga pendidikan dengan tujuan
mengorganisasikan segenap kegiatan lembaga pendidikan yang termasuk
diantaranya adalah pengolahan fungsi kepemimpinan, serta menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya khasanah
ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional
(Farikhah, 2015; Yaqin, 2016).
Manajemen pendidikan merupakan suatu proses dari perencanaan,
penorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan penilaian usaha-usaha pendidikan
agar bisa mencapai tujuan pendidikan yang sudah di tetapkan sebelumnya.
Dilakukan manajemen agar pelaksanaan suatu usaha terencana secara sistematis
dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan
secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien. Hal inilah yang melatar belakangi
kami untuk menyusun makalah ini terkait prinsip dan ruang lingkup manajemen
pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:


1. Bagaimana prinsip manajemen pendidikan?
2. Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui prinsip manajemen pendidikan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRINSIP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Douglas (1963: 13-17) merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan


sebagai berikut:
1) Memprioritaskan tujuan diatas kepentingan pribadi dan kepentingan
mekanisme kerja;
2) Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab;
3) Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan
sifatsifat dan kemampuannya;
4) Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia; dan
5) Relativitas nilai-nilai. Prinsip-prinsip tersebut memiliki esensi bahwa
manajemen dalam ilmu dan praktiknya harus memperhatikan tujuan, orang-
orang, tugas-tugas ~ 13 ~ dan nilai-nilai.
Tujuan dirumuskan dengan tepat sesuai dengan arah organisasi, tuntunan
zaman, dan nilai-nilai yang berlaku. Tujuan suatu organisasi dapat dijabarkan dalam
bentuk visi, misi, dan sasaransasarannya.
Drucker (1995) melalui MBO (Mangement by Objective) memberikan
gagasan prinsip manajemen berdasarkan sasaran sebagai suatu pendekatan dalam
perencanaan. Penerapan pada manajemen pendidikan adalah bahwa kepala dinas
memimpin tim yang beranggotakan unsur pejabat dan fungsional dinas, dan
stakeholder untuk merumuskan visi, misi, dan objektif dinas pendidikan. Tujuh
langkah MBO antara lain
1) Menentukan hasil akhir apa yang ingin dicapai oleh sekolah;
2) Menganalisis apakah hasil itu berkaitan dengan tujuan sekolah;
3) Berunding menetapkan sasaransasaran yang dibutuhkan;
4) Menetapakan kegiatan apa yang tepat untuk mencapai sasaran;
5) Menyusun tugas-tugas untuk mempermudah mecapai sasarannya;
6) Menentukan batas-batas pekerjaan dan jenis pengarahan yang akan
dipergunakan oleh atasan;
7) Lakukan monitoring dan buat laporan.
Terdapat empat prinsip manajemen berbasis sekolah sebagai bentuk dalam
menerjemahkan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sesuai
dengan tujuannya, yaitu otonomi, fleksibilitas, partisipasi, dan inisiatif.
1) Prinsip otonomI
Prinsip otonomi diartikan sebagai kemandirian, yaitu kemandirian dalam
mengatur dan mengurus diri sendiri. Kemandirian dalam program dan pendanaan
merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. Kemandirin yang berlangsung
secara terus menerus akan menjamin keberlangsungan hidup dan perkembangan
sekolah.

2
2) Prinsip fleksibelitas
Prinsip fleksibelitas dapat diartikan sebagai keluwesanuang diberikan kepada
sekolah untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya
sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Prinsip ini akan
melahirkan sekolah yang lebih lincah dalam bergerak dan tanggap terhadap
permasalahan yang harus dihadapi.
3) Prinsip partispasi
Prinsip partisipasi dapat diartikan dengan penciptaan lingkunagn yang terbuka
dan demokratik. Warga sekolah (guru, siswa, karyawan) dan masyarakat didorong
untuk telibat langsung dalam penyelenggaraan pendidikan, mulai dari
pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa jika seorang dilibatkan
maka yang bersangkutan akan mempunyai “rasa memiliki” terhadap sekolah,
sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pendidikan ke arah yang lebih bermutu.
4) Prinsip inisiatif
Prinsip ini didasari atas konsepsi bahwa manusia bukanlah sumber daya yang
statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi sumber daya manusia harus
selalu digali, ditemukan, dan dikembangkang untuk menjadi sumber daya yang
inisiatif dalam pengelolaan pendidikan (Hidayat dan Machali, 2012: 56).

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN

Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan dan
pemanfaatan sumber daya manusia yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para
personil untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat
dimaknai bahwa manajemen merupakan prilaku anggota dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi
operasionalisasi manajemen, karena itu di dalamnya ada sejumlah unsur pokok yang
membentuk kegiatan manajemen yaitu: unsur manusia (men), benda atau barang
(materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar (market).
Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau
mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien.
Ruang lingkup manajemen sangat luas karena berkaitan dengan banyak hal
dan multidisiplin ilmu. Menurut Daft (2012) ruang lingkup manajemen dapat dilihat
dari sudut pandang lingkungan, yakni: 1) lingkungan luar (eksternal) yang terbagi
dalam umum dan khusus (tugas); dan 2) lingkungan dalam (internal). Lingkungan
luar umum terdiri atas dimensi: ekonomi (economic), hukum-politik (legal-political),
sosio-kultural (sociocultural), teknologi (technology), dan internasional
(international). Sedangkan lingkungan luar khusus (tugas) terdiri atas: pemilik
(stakeholder), pelanggan (customer), pemasok (supplier), pesaing (competitor), dan
badan pemerintah, lembaga keuangan, serikat pekerja. Sementara ditinjau dari
lingkungan dalam (internal), ruang lingkup manajemen terdiri atas: manusia atau

3
pekerja (specialized dan manajerial personal), finansial (sumber, alokasi, dan kontrol
dana), fasilitas fisik, teknologi, sistem nilai dan budaya organisasi atau perusahaan.
Menurut Ahmad (2018) ruang lingkup manajemen pendidikan dibagi
berdasarkan tiga kelompok, yaitu: wilayah kerja, objek garapan, dan fungsi kegiatan.
Kelompok wilayah kerja, ruang lingkupnya meliputi: manajemen seluruh negara,
manajemen satu propinsi, manajemen satu unit kerja, dan manajemen kelas.
Kelompok objek garapan, ruang lingkupnya meliputi: manajemen peserta didik,
manajemen personil (tenaga pendidikan dan kependidikan), manajemen kurikulum,
manajemen sarana-prasarana, manajemen tata laksana pendidikan (ketatausahaan
sekolah), manajemen lembaga pendidikan, manajemen pembiayaan, dan manajemen
humas. Kelompok fungsi Kegiatan, ruang lingkupnya meliputi: merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
mengawasi atau mengevaluasi.
Menurut Fattah (2012: 123) manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat
untuk mencapai tujuan pendidikan melalui pengolahan bidang-bidang pendidikan.
Bidang garapan manajemen pendidikan meliputi semua kegiatan yang menjadi saran
penunjang proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Menurut Baharuddin (2010: 55) ruang lingkup manajemen
pendidikan antara lain sebagai berikut.

1. Manajemen Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Manajemen kurikulum merupakan sistem pengelolaan
atau penataan terhadap kurikulum secara kooperatif, komperhensif, sistemik dan
sistematik yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum atau tujuan pendidikan. Kegiatan
manajemen kurikulum yang terpenting adalah (a) kegiatan yang erat kaitannya
dengan tugas guru; dan (b) kegiatan yang erat kaitannya dengan proses
pembelajaran dan pengajaran (Asmendri, 2012: 32).

2. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah serangkaian proses kerja sama mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam bidang
personalia dengan mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien sehingga semua personil sekolah menyumbang secara optimal bagi
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Personalia sekolah meliputi
guru, dan pegawai lainnya. Personalia sekolah dapat dibedakan atas tenaga
kependidikan dan non kependidikan a) tenaga kependidikan terdiri atas tenaga
pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan
pengembang di bidang pendidikan pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar,
dan pengajar; b) tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar dan pelatih;

4
dan c) pengelola satuan pendidikan terdiri atas Kepala Sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pemimpin satuan pendidikan luar sekolah.
3. Manajemen Peserta Didik
Manajemen peserta didik merupakan upaya penataan peserta didik mulai
dari masuk sampai dengan mereka lulus sekolah, dengan cara memberikan
layanan sebaik mungkin pada peserta didik (Baharuddin, 2010: 67). Tujuan
manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar,
tertib dan teratur serta dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan yang
ditetapkan. Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik dari segi
individualitas, sosial, aspirasi, kebutuhan atau potensinya
4. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan bagaimana
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan
efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
proses kegiatan manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan penataan.
Proses ini penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran
dan efektif dalam penggunaannya.
5. Manajemen Keuangan/Pembiayaan
Manajemen keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan
perencanaan, melaksanakan dan mengavaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah (Mulyasa,
2005: 47). Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga akan meningkatkan
efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan tersedianya biaya, pencapaian
tujuan pendidikan yang lebih produktif, efektif, efisien dan relevan
memungkinkan kebutuhan akan segera terwujud. Adapun sumber keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah/madrasah, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan
bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; dan c) masyarakat
baik mengikat maupun tidak.
6. Manajemen Administrasi
Administarsi secara etimologis berasal dari bahasa latin terdiri dari kata
“ad dan “ministrate. Kata-kata tersebut dalam Bahasa Inggris memiliki arti yang
sama “ad = to”, “administrate = to serve/to conduct”, yang berarti melayani,
membantu atau mengarahkan (Purwanto, 2006: 1). Administrasi dalam perspektif
manajemen dipandang mempunyai peran penting sebagai “prevoyange” atau
kemampuan melihat masa depan. Hal ini berarti administrasi dinilai mampu
melihat keadaan masa yang akan datang dan mempunyai kesiapan ~ 11 ~ untuk
menghadapinya. Wujud dari hubungan administrasi dengan manajemen

5
pendidikan tampak pada aktivitas kepala sekolah sebagai pembuat keputusan dan
penanggung jawab penuh atas keputusan/kebijakan yang dibuatnya. Purwanto
(2006) mengklasifikasikan administrasi pendidikan kedalam beberapa bagian
yaitu a) administrasi tata laksana sekolah; b) administrasi personalia guru dan
pegawai sekolah; c) administrasi peserta didik; d) administrasi supervisi
pengajaran; e) administrasi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum; f)
administrasi pendirian dan perencanaan infrastruktur sekolah; dan g) hubungan
sekolah dengan masyarakat.
7. Manajemen Humas
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan
menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policy dan prosedur instansi
atau organisasi untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat
(Hassbullah, 2006: 124). Kegiatan kehumasan di sekolah tidak hanya cukup
menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah, melainkan juga harus
mengemukakan beberapa hal di antaranya (Baharuddin, 2010: 90) a) melaporkan
tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah
pendidikan; b) membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh
bantuan dan kerja sama; c) menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh
bantuan; dan d) membantu pemimpin karena tugastugasnya tidak dapat langsung
memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak yang memerlukannya
(Asmendri, 2012: 96). Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Humas yang
efisien harus memerhatikan asas-asas berikut.
a. Obyektif dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh bertentangan
dengan dengan kebijaksanaan yang dijalankan. Pemberitaan yang
disampaikan harus merupaka suara resmi dari instansi atau lembaga yang
bersangkutan;
b. Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana tugas-
tugas organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki hubungan keluar
dan kedalam yang efektif pula; ~ 12 ~
c. Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk ikut
berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar pada
masyarakat;
d. Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh
informasi secara kontiniu sesuai dengan kebutuhan; dan
e. Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan balik dari
informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian sepenuhnya.
8. Manajemen Layanan Khusus
Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan
dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan oleh pihak
sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan
proses belajar (Asmendri, 2012: 108). Jenis layanan khusus di lembaga
pendidikan terdiri atas a) perpustakaan sekolah, perpustakaan pada sebuah

6
sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan
utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan pendiidkan
pada umumnya; b) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), UKS merupakan salah satu
wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, yang pada gilirannya
menghasilkan derajat kesehatan peserta didik yang optimal; c)
Kafetaria/Warung/Kantin, tujuan pengadaan kantin sekolah adalah menyediakan
tempat belanja makan yang terjamin kebersihannya dan makan yang bergizi; d)
Tempat Ibadah/Masjid; dan e) Unit Keamanan Sekolah (Security).

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan


merupakan suatu proses dari perencanaan, penorganisasian, pengarahan,
pengawasan, dan penilaian usaha-usaha pendidikan agar bisa mencapai tujuan
pendidikan yang sudah di tetapkan sebelumnya. prinsip-prinsip manajemen
pendidikan yaitu memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan
kepentingan mekanisme kerja, mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab,
memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai dengan sifat-
sifat dan kemampuannya, mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
dan relativitas nilai-nilai. Bila ditinjau berdasarkan objek garapan, yaitu manajemen
siswa, manajemen personil-personil sekolah, manajemen kurikulum, manajemen
prasarana atau material, manajemen ketata usahaan sekolah atau tata laksana
pendidikan, manajemen anggaran, manajemen lembaga atau organisasi pendidikan
dan manajemen hubungan masyarakat atau manajemen kominikasi pendidikan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, U. (2012). Kepemimpinan Pendidikan Islam: Antara Teori dan Praktik.


Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Daft, R. L. (2012). Management. Cengange Learning.

Farikhah, S. (2015). Manajemen Lembaga Pendidikan. Aswaja Presindo.

Hidayat, N. (2018). Mikrobiologi. Malang: UB Press.

Imron, A. (2011). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Kristiawan, M., Safitri, D., Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan.

Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Zaini, A. (2015). Manajemen Berbasis Sekolah: Alternatif Peningkatan Mutu


Pendidikan Madrasah. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai