Anda di halaman 1dari 43

1

IMPLEMENTASI MEDIA TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
DI SMK MUHAMMADIYAH 3 METRO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah


Metro Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

RIO ANTORO
NPM. 14250035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 2017
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................


DAFTAR ISI ..............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ...........................
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................
D. Kajian Pustaka ..............................................................................
E. Metodologi Penelitian ...................................................................

DAFTAR PUSTAKA
3

A. Latar Belakang Masalah

Makin pesatnya perkembangan ilmu teknologi, maka secara tidak

langsung ikut mempengaruhi cara mempelajari dan memahami ajaran islam

sesuai dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan sunnah

Rasulullah. Maka cara-cara mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam

(PAI) dengan menitikberatkan kepada metode ceramah tampaknya tidak

memadai lagi. Di karena kan para peserta didik mulai kritis.

Mereka harus di rangsang dengan berbagai cara mengajar agar

kegiatan belajar mereka lebih baik, baik cara belajar secara klaksikal,

kelompok atau belajar mandiri. Untuk merangsang belajar aktif bawah asuhan

para gurunya secara klaksikal di bawah bimbingan guru Pendidikan Agama

Islam (PAI), mereka perlu dibantu untuk meng fungsi kan semua alat

inderanya, karena alat indra ini adalah pintu gerbang ilmu pengetahuan

mereka.

Sistem pembelajaran selama ini di SMK Muhammadiyah 3 Metro

yaitu sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching), kental dengan

suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai sesuai dengan dinamika

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Yang di

mana guru masih menggunakan metode lama seperti dekte, ceramah dan

sebagainya.

Oleh karena itu maka diperlukan media yang bisa membantu tingkat

pemahaman yang signifikan, sebagaimana dalam pasal 8 Undang-Undang

No.1 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di sebutkan Guru wajib memiliki
4

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Oleh karena itu maka media dalam proses pembelajaran sudah

menjadi kewajiban seseorang guru dalam mengajarkan materi yang diajarkan

ya.

Melihat antusiasme siswa atau peserta didik menjadi kurang serta

menurun terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berimbas kepada

nilai serta prestasi yang menurun. Guna meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pembelajaran, perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran

yang kreatif dan inovatif. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran

tidak terkesan kurang menarik, monoton dan membosankan sehingga akan

menghambat terjadinya transfer of knowledge. Oleh karena itu peran media

dalam proses pembelajaran menjadi penting karena akan menjadikan proses

pembelajaran tersebut menjadi lebih bervariasi dan tidak membosankan1.

Dengan demikian diharapkan penggunaan media di SMK Muhammadiyah 3

Metro siswa akan lebih merasa nyaman dan senang, begitu juga seorang guru

akan lebih mudah menjelaskan materinya karena sudah didukung dengan

media tersebut, sehingga waktu pun akan lebih bermanfaat, karena lebih cepat

dan mudah dalam penyampaian materi yang diajarkan serta meningkatkan

prestasi serta nilai peserta didik untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam

Lebih dari itu kewajiban pendidik dituntut untuk juga memasukan

nilai-nilai moral, budi pekerti luhur, kreatifitas, kemandirian dan

kepemimpinan, yang sulit dilakukan dalam sistem pembelajaran yang

1
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm 1
5

konvensional. Sistem pembelajaran yang konvensional kurang fleksibel dalam

mengakomodasi kan perkembangan materi kompetensi karena guru harus

insentif menyesuaikan materi pelajaran dengan perkembangan teknologi baru

adalah kurang bijak sana jika perkembangan teknologi jauh lebih cepat

dibanding dengan kemampuan guru dalam kemampuan guru dalam

menyesuaikan materi kompetensi dengan perkembangan tersebut, oleh

karenanya dapat dipastikan lulusan akan kurang memiliki penguasaan

pengetahuan/teknologi yang terbaru.

Pada kenyataannya bahwa saat ini Indonesia memasuki era informasi

yaitu suatu yang ditandai dengan makin banyak nya media informasi, tersebar

nya informasi yang makin meluas, serta informasi dalam berbagai bentuk yang

bervariasi tersaji dalam waktu yang cepat, penyajian pesan pada era informasi

ini akan selalu menggunakan media, baik elektronik maupun non elektronik.

Sebelum adanya pasal 8 Undang-Undang NO.14 tahun 2005 di SMK

Muhammadiyah 3 Metro media informasi masih sedikit, dan gurunya pun

tidak ada yang menggunakan media dalam proses pembelajaran sehingga

siswa merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis meneliti

permasalahan dengan judul: Implementasi Media Teknologi Informasi Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di SMK Muhammadiyah 3 Metro tahun pelajaran 2017/2018 untuk

mengetahui pengaruh terhadap prestasi siswa untuk mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam.
6

B. Pembatasan Masalah

1. Penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut

a. Pengaruh media Teknologi Informasi dalam pembelajaran mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas XII SMK

Muhammadiyah 3 Metro tahun pelajaran 2017/2018 yang di mana

Teknologi Informasi yang di gunakan adalah LCD projector.

b. Prestasi belajar siswa Kelas XII setelah menggunakan media teknologi

informasi sebagai penunjang pembelajaran XII SMK Muhammadiyah

3 Metro

2. Rumusan Masalah

Menurut Suryadi SuryaBrata, yang di maksud dengan masalah

adalah adanya kesenjangan antara dossolen (yang seharusnya) dan dossin

(kenyataan yang terjadi), ada perbedaan yang seharusnya dan apa yang ada

dalam kenyataan, antara harapan dan kenyataan yang sebenarnya. 2

Kartini Kartono menegaskan yang di maksud dengan masakah

adalah sembarangan situasi yang punya sifat-sifat khas (karakteristik) yang

belum di ketahui untuk di pecah kan atau di ketahui secara pasti.3

Masalah diartikan sebagai sesuatu kesenjangan antara apa yang

diharapkan dengan masalah yang terjadi, sedangkan rumusan masalah

merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawaban nya melalui

pengumpulan data. Maka dalam penelitian ini penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

2
Suryadi Suryabrata,Metode Penelitian, Raja Grafondo Persada, Jakarta,1998, Cet 1, hal.
68.
3
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Reseach, madar Maju, Bandung 1990, hal. 18
7

a. Apakah ada pengaruh penggunaan Media Teknologi Informasi dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) di SMK Muhammadiyah 3 Metro?

b. Apakah pengaruh menggunakan media dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI)pada siswa SMK Muhammadiyah 3

Metro?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian untuk:

a. Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar yang dicapai siswa

SMK Muhammadiyah 3 Metro setelah menggunakan media Teknologi

Informasi

b. Untuk mengetahui apa saja pengaruh media teknologi informasi dalam

pembelajaran mata pelajaran Pendidikan agama Islam di SMK

Muhammadiyah 3 Metro

2. Adapun kegunaan dari penelitian adalah sebagai berikut:

a) Sebagai sumbangan pemikiran yang berharga dari hasil penelitian di

sekolah, dan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya bidang

Study Pendidikan Agama Islam (PAI).

b) Penulis dapat mengetahui langsung masalah-masalah yang timbul

dilapangan, dengan harapan bisa ikut serta dalam mencari jalan

pemecahan nya
8

c) Sebagai masukan guru bidang study Pendidikan Agama Islam (PAI)

dalam usaha meningkatkan profesi nya sebagai pengajar dan

pendidikan Agama Islam

d) Untuk menyelesaikan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Islam (S.Pd. I)

D. Kajian Pustaka

1. Media

a. Pengertian Media

Kata median berasal dari bahasa latin medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara lebih khusus

pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan

sebagai alat grafis, photographic atau elektronik untuk mengungkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Kata media berasal dari kata latin yang merupakan jamak dari

kata medium yang secara harfiah yang berarti perantara atau

pengantar4. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

Sedang dalam arti luas media tidak hanya meliputi media

komunikasi elektronik yang komplek, akan tetapi juga memangku alat-

4
Sadiman, A (1996). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatanya. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada
9

alat sederhana seperti: tv, radio, slide, fotografi, diagram, dan bagan

buatan guru atau objek-objek nyata lainnya.

Latuheru menyatakan bahwa media pembelajaran adalah

bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi

antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya

guna5

Menurut Depdiknas (2003) istilah media berasal dari bahasa Latin yang
merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harafiah berarti perantara
atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar
mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang
digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran
merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara
perangkat lunak (bahan belajar) dan perangkat keras (alat belajar). Association
for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media
sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.
National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan
beserta instrumen yang 2

dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan HEINICH, dkk (1982)


mengartikan istilah
media sebagai the term refer to anything that carries information between a
source and a
receiver.
Sementara, Marshall McLuhan (dalam Oemar Hamalik, 2003: 201) berpendapat
bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya
mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Sesuai dengan rumusan
ini, media
komunikasi mencakup surat-surat, televisi, film dan telepon, bahwa jalan raya dan
jalan
kereta api merupakan media yang memungkinkan seseorang berkomunikasi
dengan orang
lain.

5
Latuheru, John D, Media dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini. Jakarta:P2LPTKP,
h14
10

Winataputra menyatakan: belajar merupakan proses mental

dan emosional atau proses berfikir dan merasakan. Terdapat tiga

atribut pokok belajar, yaitu: proses, prilaku, dan pengalaman.6

Proses belajar dapat dibedakan ke dalam 3 fase, yaitu:

a. Fase informasi yaitu fase dimana anak didik memperoleh informasi

yang menambah, memperhalus, dan memperdalam, atau bahkan

menentang pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya

b. Fase transformasi, yaitu fase penganalisaan informasi yang telah

didapat untuk kemudian di ubah ke dalam bentuk yang lebih

konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.

c. Fase evaluasi, yaitu fase penilaian acakan informasi itu dapat

dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah gejala

sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat merangsang pikiran,

perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat di Definisikan

sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan

dalam interaksi yang berlangsung antar pendidik dengan siswa.7

6
Winarta Udin S. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitar Terbuka h 2
7
Sutikno, M. S. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect, h 101
11

Berdasarkan definisi tersebut media pembelajaran memiliki

manfaat yang besar dalam memudahkan siswa mempelajari pelajaran.

Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian

siswa pada kegiatan belajar mengajar dan lebih merangsang kegiatan

siswa.

Menurut sudirman, media pembelajaran mempunyai kegunaan-

kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.

c. Pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif

anak.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa di tambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum

dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa. Maka

guru akan banyak mengalami kesulitan bila mana semuanya itu

diatasi sendiri

Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik

dengan lingkungan dengan kenyataan

c. Kemungkinan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuan dan minatnya

b. Jenis-Jenis media
12

Akhmad saudrajad dalam artikel media pembelajaran

menyebutkan berbagai jenis media belajar, diantaranya:

a. Media visual

b. Median audio

c. Projected still media, slide, projector, video (VCD, DVD, VTR)

komputer dan sejenis nya

Adapun karakteristik media dapat dibagi menjadi 6 macam:

a. Kemampuan dalam menyajikan gambar

b. Faktor ukuran(size) besar/kecil

c. Faktor warna (color) hitam putih atau berwarna

d. Faktor gerak: diam atau gerak

e. Faktor bahasa: tertulis dan lisan

f. Faktor keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara

saja, atau gabungan antara gambar dan suara.

Winarta putra mengemukakan beberapa alasan mengapa

media pembelajaran, yaitu:

a. Proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa turut aktif dalam

pembelajaran tersebut, dan hal ini hanya dapat terjadi dengan adanya

media

b. Rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indra

memiliki komposisi sebagai berikut:

1. 75% melalui penglihatan(visual)

2. 13% melalui pendengaran(audio)

3. 6% melalui sentuhan
13

4. 6% melalui penciuman dan pengecap. Pengetahuan yang dapat

diingat seseorang antara lain tergantung pada melalui indra apa ia

memperolehnya8

Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal macam-macam media

ini dengan harapan dapat memacu kita untuk mengadakan dan memiliki

kompetensi yang cukup dalam menggunakannya, agar proses belajar

mengajar menjadi lebih efektif can efesien dalam mengelola waktu dan

melaksanakannya di dalam kelas.

c. Pengaruh Media

Media pendidikan telah lama berkembang seperti penggunaan

televisi pendidikan, radio pendidikan, media cetak pendidikan, seperti

modul, bahkan mereka telah menggunakan computer untuk membantu

sekolah meningkatkan kualitas. Di Indonesia keadaan ini telah dimulai

sejak tahun 1997.

Media pendidikan islam yang telah mulai banyak digunakan

dalam masyarakat harus dimanfaatkan se optimal mungkin oleh guru

agama islam. Misalnya acara-acara seminar agama islam yang di

tayangan kan setiap malam jumat oleh RRI, TVRI setiap pukul 05.30-

06.00 pagi hari melalui televisi pendidikan Indonesia., oleh RCTI serta

kuliah-kuliah subuh setiap hari oleh RRI dan non RRI di seluruh

Indonesia atau oleh radio swasta niaga setempat, walaupun secara

8
Winaputra Udin S,. OP. cit, h5
14

kurikuler materi yang di sampaikan berbeda dengan yang di

programkan dalam kurikulum sekolah dasar atau sekolah lanjut.

Cara untuk memanfaatkan media pendidikan dapat ditempuh

antara lain dengan jalan menugaskan mereka mengikuti acara mimbar

agama disuatu media misalnya melalui radio, televisi atau mimbar

kuliah subuh dari masjid tertentu. Mereka diminta untuk mencatat

pokok bahasan yang disampaikan, jam mengikutinya dan orang yang

menyampaikan. Catatan ini diketahui oleh orang tua mereka. Disini

diminta kreatif guru untuk membimbing dan mengarahkan mereka.

Dengan adanya tanda tangan dan nama jelas orang tua peserta didik

yang bersangkutan, berarti sekolah dan orang tua telah membina kerja

sama yang baik dalam pendidikan agama anak-anak mereka.9

Bacalah ,dan tuhanmu lah yang maha pemurah. Yang maha

mengajar(manusia) dengan peraturan kalam, dia mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahui nya.10

Dari beberapa ayat di atas, maka dapat kita lihat bahwa Allah

menjelaskan dalam proses membelajarkan atau proses pentranferan

pengetahuan kepada manusia yang semula tidak tahu menjadi tahu,

itu menggunakan perantara berupa Pena. Menurut tafsir, Pena disini

yang dimaksud adalah baca dan tulis.

Secara tidak langsung, Allah mengisyaratkan bahwa Allah itu

akan memberikan pengetahuan kepada manusia, akan tetapi itu tidak

langsung begitu saja, tidak mungkin Allah tiba-tiba mentransfer kan

9
Dr.H. Amirudin Rasyad, Drs Darhin, Op.cit, h 63
10
Departemen Agama Republik Indonesia, 1996, AL QURAN DAN TERJEMAH, h. 1079
15

pengetahuan langsung ke otak kita. Akan tetapi, Allah memberikan

pengetahuan kepada kita melalui perantara.

Jadi kesimpulannya, Allah juga sudah mensyariatkan bahwa

penggunaan media itu memang penting dalam proses mentransfer

pengetahuan.

2. Teknologi Informasi

a. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi merupakan proses yang kompleks dan terpadu melibatkan

orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisa

masalah, mencari jalan pemecahan masalah yang menyangkut semua

aspeknya. Sedangkan informasi berarti keterangan, penerangan,

pemberitahuan, kabar berita, pesan, penambahan pengetahuan.

Teknologi informasi bermakna teknologi yang dipergunakan untuk

memperoleh, menyimpan, mendapatkan kembali, mengelola dan

menyiarkan informasi.11

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa teknologi

informasi adalah suatu perkembangan dalam bidang media iformasi

sebagai akibat dari penemuan penemuan alat-alat hasil teknologi

elektronik yang membedah batas -atas yang ada selama ini seperti

batas ruang dan batas jarak serta batas waktu berkomunikasi. Dengan

demikian teknologi informasi adalah suatu penyelenggaraan informasi

11
A Murwadi Sutedjo, kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1996, h 152
16

yang mempergunakan dan memanfaatkan kemajuan teknik baik dalam

bentuk media cetak, media visual, audio, dan audio visual.

Teknologi informasi atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

Information Technology adalah istilah umum yang menjelaskan

teknologi apapun yang membantu manusia dalam, mengubah,

menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi. TI

menyatukan dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara,

dan video. Contoh dari teknologi informasi bukan hanya berupa

komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga

elektronik dan peranti genggam modern(ponsel)12

Informasi bermanfaat untuk mendapat tujuan ideal maupun material.

Di akhir abad ke-20 informasi mampu menerapkan diri sebagai

komoditi yang sangat potensial untuk mendatangkan materi. Informasi

dapat di kembangbiakan, diolah, dan diperdagangkan untuk tujuan

material atau di sajikan untuk mempengaruhi sikap mental individu

seperti iklan(material) dan publik asi/propaganda atau layanan

sosial(ideal). Dalam pengertian yang sederhana, teknologi informasi

dapat diartikan sebagai teknologi informasi yang mampu mendukung

percepatan dan meningkatkan kualitas informasi, serta percepatan arus

informasi ini tidak mungkin lagi dibatasi oleh ruang dan waktu (J.B.

Wahyudi, 1990). Dari perangkat ini terdapat item yang sangat

membesar yaitu, percepatan dan peningkatan kualitas kualitas

informasi yang tidak terbatas i oleh ruang dan waktu kalimat kunci

12
William, Sawyer, (2007), Using Information teknologi, Terjemah Indonesia, Penerbit
ANDI
17

tersebut lebih mengarah kepada kedudukan teknologi informasi dan

meningkatkan kualitas informasi.

Evertt M. rogers dalam communication technology menyatakan

bahwa teknologi biasanya memiliki dua aspek, yaitu perangkat keras

(objek materi dan sifatnya) dan aspek perangkat lunak(dasar informasi

untuk menggerakkan perangkat keras itu). Sedangkan batasan

mengenai teknologi informasi itu, Rogers menyatakan: teknologi

informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan

meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu untuk khlayak

mengumpulkan, memproses, dan saling mepertukarkan informasi

dengan individu atau khalayak lain.13

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan secara sederhana

bahwa teknologi informasi merupakan seperangkat fasilitas yang

terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak yang dalam

prakteknya diarahkan untuk mendukung dan meningkatkan kualitas

informasi yang ada disetiap tempat pada detik yang sama dapat di

pantau di tempat lain meskipun tempat itu berbeda di belahan bumi

yang lainnya, atau bahkan di ruang angkasa sekalipun.

Dewasa ini semakin dirasakan pentingnya pemanfaatan teknologi

informasi sebagai saran dan prasarana untuk layanan informasi bagi

pendidikan guna mendukung penyelenggaraan program-program,

pemerintah. Pemerintah bagaimanapun tidak dapat mengesamping kan

keberadaan teknologi informasi karena teknologi informasi

13
Rogers,M, Everett, Communication Tecnologi-The New Media In Society, The Free
Press, A Dursion of Macmillan, Icn, New York, 1986.
18

merupakan sarana yang efektif untuk menyampaikan atau

mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dalam berbagai

bidang. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan seharusnya

berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk

menyiarkan program pendidikan.

b. Jenis-jenis Teknologi Informasi

Di era modern ini kita bisa merasakan pesatnya perkembangan

teknologi yang cukup menakjubkan, khsususnya dalam bidang yang

tergolong dalam teknologi informasi adalah:

a. Komputer/ Laptop

Menurut Sanders Komputer adalah sistem elektronik untuk

memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan

diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan

data input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkan

intruksi-intruksi yang telah tersimpan di dalam memori.14

b. Televisi

Televisi merupakan perangkat teknologi informasi yang berupa

sistem penyiaran berupa gambar dan suara. Oleh karena itu

perangkat ini digunakan untuk menyampaikan informasi dalam

bentuk video dan suara secara langsung maupun tidak langsung.15

c. Radio
14
Wahyu Agung dan Ade Mulyana, Teknologi Informasi dan Kominikasi kelas X, Penerbit
Yrma Widya hal.1
15
Oemar H Malik, Media Pembelajaran (Jakarta, Gramedia, 2003) hal 101
19

Pengertian radio adalah teknologi yang digunakan untuk

pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi

elektromagnetik(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini

melintasi dan merambat lewat udara dan bisa juga ruang angkasa

yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan

medium pengangkut(seperti molekul udara)16

Selain alat di atas masih banyak perangkat teknologi

informasi lainnya yang berguna untuk kehidupan masyarakat.

Namun di SMK Muhammadiyah 3 Metro teknologi informasi yang

di gunakan hanya perangkat Handphone dan laptop milik pribadi

saja.

c. Factor pendukung Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi.

Pendidikan berbasis teknologi informasi memiliki peran

menggeser lima cara dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Dari pelatihan ke penampilan

b. Dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja

c. Dari kertas keon line atau saluran

d. Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja

e. Dari waktu siklus ke waktu nyata

Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-

learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat,

akurat, teratur, akuntabel dan terpercaya. Dalam rangka mencapai

16
http://id.wikipedia.org/wiki/radio
20

tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi

teknologi informasi yaitu:17

a. Infrastruktur

Dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di

manapun dengan kecepatan tinggi

b. Sumber Daya Manusia

SDM menurut ketersediaan human brain yang menguasai

c. Teknologi tinggi

d. Kebijakan

Faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan bersama berskala

makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi

informasi jangka panjang

e. Finansial

Faktor finansial dibutuhkan adanya sikap positif bank dan

lembaga keuangan lainnya untuk menyongsong industri teknologi

informasi

f. Konten dan Aplikasi

Faktor konten dan aplikasi menurut adanya informasi yang

disampaikan pada orang, tempat, waktu, yang tepat serta

ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan

nyaman pada penggunaannya

Pendidikan berbasis teknologi informasi yang merupakan

salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor

17
Soekarti. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
21

pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun

faktor-faktor tersebut:

a. Adanya kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup

sistem pembiayaan dan arah pengembangan.

b. Pengembangan isi atau materi, misal kurikulum harus berbasis

teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian,

nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau

latihan penggunaan komputer.

c. Persiapan tenaga pengajar.

d. Penyediaan perangkat keras nya.18

d. Pengaruh Teknologi Informasi

Teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah merupakan

kedzaliman. Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang

menghubungkan rumah murid dengan ruang, guru, dan administrator

sekolah. Semua dihubungkan ke internet, dan para guru dilatih

menggunakan komputer pribadi.

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru

dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir,

kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini

sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

Dampak teknologi informasi melalui media cetak, media visual,

dan media audio terhadap pendidikan sangat besar, karena teknologi

informasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan dunia yang

18
Ibid
22

makin maju di mana arus informasi akan berlangsung Tampa bantuan

orang lain jarak dan waktu.

Pengaruh teknologi informasi yang positif adalah yang

mendukung peningkatan kualitas penyelenggara pendidikan agama di

sekolah maupun diluar sekolah. Dampak positif ini dapat berlangsung

dalam dua jalur:

Pertama, yang datang dari luar sekolah seperti siaran televisi

pendidikan mimbar agama dan melaui tv dan radio serta rekaman

kaset, majalah dan sejenisnya. Kedua, yang diprogram oleh sekolah

dengan memanfaatkan siaran tersebut melalui penugasan bagi siswa

untuk mengikuti serta menyediakan kegiatan belajar dengan

memanfaatkan video, rekaman kaset dan lain-lain di sekolah

Pengaruh teknologi yang negatif adalah yang datang dari luar

sekolah berupa siaran TV, radio, rekaman kaset, dan lainnya yang

berbeda dengan nilai-nilai yang diberikan guru agama di sekolah.,

seperti acara penayangan gambar porno, adegan keras dan sadis,

tulisan yang terkesan :anti agama dan sejenisnya. Dampak negatif

tersebut dapat dikurangi mealui usaha:

a. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada usaha

memperkuat iman(kaidah) siswa serta pengalaman ibadah.

b. Memperbanyak kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler sehingga

waktu siswa terisi hanya untuk kegiatan belajar yang positif.19

19
A Murwadi Sutedjo, Op. Cit, H 173
23

Seperti teknologi lain yang telah hadis ke muka bumi ini,

teknologi informasi juga hadir dengan dialektif, selain membawa

banyak potensi manfaat, kehadiran teknologi informasi juga dapat

membawa masalah.

Khususnya internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin

terkendali kan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak

bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyimpan etika siswa

juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalisasi dalam jiwa siswa

adalah firewall ter kuat dalam menghadang serangan informasi yang

tidak berguna.

Untuk masalah kesenjangan ini, semua pihak seperti pemerintah

lembaga, swadaya masyarakat, dunia pendidikan, dan industri dapat

mulai memikirkan program untuk meningkatkan dan meratakan akses

terhadap teknologi informasi di dunia pendidikan.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang

diharapkan murid-murid setelah dilakukan proses belajar mengajar20.

Usaha pemahaman mengenai makna prestasi belajar ini di wakili

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang cara belajar. Ada

beberapa definisi tentang belajar, yaitu:

1. Cronbach memberi definisi : learning is show by a change in

behavior as a result of experience.

20
Hamalik, Oemar. Metode Belajar Dengan Kesulitan Kesulitan Belajar, Bandung Tarsito,
1984, h 298
24

2. Horold spears memberi batasan: learning is observe, to read, tp

follow direction.

3. Geoch mengatakan learnning is a change in performance as result

of practice.

Dari ke tiga definisi tersebut, maka dapat diterangkan bahwa

belajar itu senantiasa merupakn perubahan tingkah laku atau

penampilan cengan xerangkai kegiatan misalnya: membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru.

Adapun, Slameto mengungkapkan bahwa belajar itu adalah

suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.21

Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah belajar adalah hasil

belajar yang diperosleh siswa dari kegiatan belajar yang diikuti, yang

meliputi kecakapan pengetahuan sikap dan keterampilan.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia

21
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rajawali Press, 1990
25

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.22

Agama merupakan pendidikan yang memperbaiki sikap tingkah

laku manusia. Membina budi pekerti luhur seperti, keikhlasan,

kebenaran, keadilan, kejujuran, kasih sayang, keadilan, cinta mencintai

dan menghidupkan hati nurani manusia untuk memperhatikan Allah

SWT.23 Islam adalah syariat Allah SWT yang diturunkan kepada umat

manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-Nya.

Penanaman keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui

proses pendidikan baik di rumah maupun di lingkungan. Pendidikan

Islam merupakan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya manusia

dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga

menjadi khalifah di bumi.

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam adalah sebagai

berikut:

PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah upaya sadar dan terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, serta mengimani ajaran agama Islam dengan disertai

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

22
Undang-undang Nomor 20 tahun 2013, Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1, ayat
(1).
23
Muhammad Abdul Qadir Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm. 7
26

kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.24

Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dirumuskan sebagai berikut:

proses transiternalisasi pengetahuan dan nilai Islam kepada

peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,

mengasuh, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna

mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan

akhirat.25 Dari beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam di

atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Pendidikan

Agama Islam adalah upaya membelajarkan siswa secara sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, dan menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan

berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari Al-

Quran dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan

serta penggunaan pengalaman untuk mencapai hasil yang

diinginkan berdasarkan kondisi pembelajaran yang ada.

Islam sebagai agama dan objek kajian akademik memiliki

cakupan dan ruang lingkungan yang luas. Secara garis besar Islam

memiliki sejumlah ruang lingkup yang saling terkait yaitu lingkup

keyakinan (akidah), lingkup norma (syariat), muamalat, dan

perilaku (akhlak/behavior).26

24
Abdul majid dan Dian andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm
130
25
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakki, Ilmu Pendidikan Islam, hlm 28
26
Rois Mahfud, AL-ISLAM Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Erlangga, 2011), hlm 9
27

Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam

antaralain27:

a) Aqidah

Aqidah secara bahasa (etimologi) biasa dipahami

sebagai ikatan simpul dan perjanjian yang kuat dan kokoh.

Ikatan dalam pengertian ini merujuk pada makna dasar bahwa

manusia sejak azali telah terikat dengan satu perjanjian yang

kuat untuk menerima dan mengakui adanya Sang Pencipta

yang mengatur dan menguasai dirinya, yaitu Allah SWT.

Selain itu, aqidah juga mengandung cakupan keyakinan

terhadap yang ghaib, seperti malaikat, surga, neraka, dan

sebagainya. Aqidah Islam berisikan ajaran tentang apa saja

yang harus dipercaya, diyakini dan diimani oleh setiap Muslim.

Karena agama Islam bersumber kepada kepercayaan dan

keimanan kepada Allah, maka aqidah merupakan sistem

kepercayaan yang mengikat manusia kepada Islam. Aqidah

bersifat itikad batin, mengajarkan ke- Esaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam

ini.28 Iman secara umum dipahami sebagai suatu keyakinan

yang dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan

dibuktikan dengan amal perbuatan yang didasari niat yang tulus

27
Nusa Putra dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam,
(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2012), hlm 2
28
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm
77
28

dan ikhlas dan selalu mengikuti petunjuk Allah SWT serta

Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Quran terdapat

sejumlah ayat yang menunjukkan kata-kata iman, diantaranya

terdapat pada firman Allah :

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah

tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya

sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang

yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika

seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui

ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa

kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah

Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). ).

(Q.SAl-Baqarah/2:165)29

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa iman dipahami

sebagai suatu keyakinan yang dibenarkan dalam hati,

diikrarkan dengan lisan dan di buktikan dengan amal perbuatan

yang didasari niat yang tulus.

b) Akhlak

Ruang lingkup ajaran Islam yang kedua adalah akhlak.

Akhlak merupakan refleksi dari tindakan nyata atau

pelaksanaan akidah dan syariat. Kata akhlak secara bahasa

merupakan bentuk jamak dari kata khulukun yang berarti budi

29
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya, (Jakarta:
Lentera Abadi, 2010), hlm 256
29

pekerti, perangai, tabiat, adat, tingkah laku, atau sistem perilaku

yang dibuat. Sedangkan secara terminologies akhlak adalah

ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antar yang

baik dan buruk, antara yang terbaik dan tercela, baik itu berupa

perkataan maupun perbuatan manusia, lahir dan batin. Akhlak

berarti budi pekerti atau perangai. Dalam berbagai literatur

Islam, akhlak diartikan sebagai pengetahuan yang menjelaskan

arti baik dan buruk, tujuan perbuatan, serta pedoman yang

harus diikuti. Pengetahuan yang menyelidiki perjalanan hidup

manusia sebagai parameter perbuatan, perkataan, dan ihwal

kehidupannya.30 Akhlak menurut Ibnu Maskawaih, dalam

bukunya Zahrudin Sinaga Hasanudin yang berjudul Pengantar

Studi Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong

untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran terlebih dahulu.31 Sedangkan menurut

Al-Ghazali dalam bukunya Akamal Hawi yang berjudul

Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, akhlak ialah suatu

sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat-sifat itu timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan

pertimbangan pikiran (lebih dulu).32

30
Rois Mahfud, AL-ISLAM Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm
96
31
Zahrudin AR dan Sinaga Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja
Grafindo, 2004), hlm.4
32
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada,2013), hlm. 98
30

Dari pendapat di atas menunjukkan bahwa akhlak ialah

suatu perangai atau tingkah laku yang menetap dalam jiwa

seseorang yang merupakan sumber timbulnya perbuatan-

perbuatan tertentu dari diri seseorang dengan mudah dan

ringan, tanpa dipikirkan maupun direncanakan terlebih dahulu.

Akhlak suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurnaan

bagi aqidah dan syariah dan yang mengajarkan tentang tata cara

pergaulan hidup manusia.33

Etika menurut Bertens berhubungan dengan nilai-nilai

dan norma-norma moral sebagai landasan berperilaku atau juga

disebut dengan kode etik. Etika ini memiliki cakupan yang

lebih luas disbanding dengan moral. Sedangkan menurut Frans

Magnis Suseno berarti ilmu tentang moral. Sedangkan moral

secara lugowi berasal dari bahasa latin mores kata jamak dari

kata mos yang berarti adat kebiasaan, susila. Yang dimaksud

dengan adat kebiasaan disini adalah hal tindakan manusia yang

sesuai dengan ideide umum yang diterima oleh masyarakat,

mana yang baik dan wajar. Jadi bisa dikatakan bahwa moral

adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan

yang oleh umum-meliputi-kesatuan social atau lingkungan

tertentu-dapat diterima.34

33
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm
77
34
16Rois Mahfud, Al-Islam pendidikan Agama Islam, hlm 96-97
31

c) Al-Quran Hadits

Al-Quran adalah kalamullah (Firman Allah) yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara

malaikat Jibril sebagai pedoman hidup untuk menuju

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Al- Quran

merupakan kitab suci Umat Islam yang di dalamnya

mengandung kebenaran. Al-Quran mempunyai nama-nama

lain, yaitu:

1) Al-Kitab, artinya buku atau kitab yang menjadi pegangan

hidup.

2) Al-Furqan, artinya pembeda antara yang benar dengan

yang salah.

3) Adz Dzikir, artinya: menyebut dan mengingat Allah.35

Al-Quran adalah kitab Undang-undang umat Islam

yang mencakup bidang akidah secara terperinci, seperti iman

kepada Allah, Iman kepada malaikat, Iman kepada Kitab-kitab

Allah, iman kepada Rasulrasul Allah, dan iman kepada hari

akhir. Tujuan membelajarkan Al-Quran ini adalah

menumbuhkan rasa cinta dan keagungan Al-Quran dalam jiwa

peserta didik, kemampuan memperbaiki tingkah laku murid

melalui metode-metode pengajaran yang tepat.36

35
Faqih Dalil dan Abu Ishfah, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, (Surabaya:
Apollo),hlm. 19-20
36
Muhammad Abdul Qadir Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm. 75
32

Lima Prinsip pokok ajaran Al-Quran adalah :

a. Tauhid

b. Janji dan ancaman

c. Ibadah

d. Jalan dan cara mencapai kebahagiaan

e. Cerita dan sejarah

Sedangkan Fungsi Al-Quran bagi umat Islam adalah

sebagai sumber segala macam aturan tentang hukum. Semua

masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, pendidikan,

budaya dan politik serta etika dan moral semua bersumber dari

Al-Quran. Al-Quran juga sebagai mukjizat terbesar Nabi

Muhammad SAW untuk membuktikan bahwa beliau benar-

benar rasul Allah, dan Al-Quran benar-benar firman Allah

SWT bukan ucapan Nabi Muhammad SAW. Al-Quran juga

sebagai hakim yang diberi wewenang oleh Tuhan untuk

menentukan baik buruk atas masalah yang sedang

diperdebatkan dan sebagai penguat Kitab-kitab rasul yang

lainnya. Al-Quran juga mempunyai keistimewaan yaitu

melengkapi, merangkum, dan menyempurnakan kitab-kitab

Allah sebelumnya, isinya senantiasa terjaga dari perubahan

tangan manusia, isinya sesuai kodrat manusia, mempunyai

bahasa yang mengagumkan dan memuliakan serta menghormati


33

akal pikiran.37 Hadist merupakan sumber kedua dalam syariat

Islam setelah Al-Quran. Hadist merupakan pedoman orang

Islam dalam banyak hal, baik urusan Agama maupun urusan

Dunia.38

d) Fiqih

Dalam fiqih ini yang dibahas yaitu bagaimana

melakukan thaharah, melakukan shalat wajib, dan ibadah

lainnya. Dalam fiqih ini membahas tentang ibadah dan

hukumnya.39 Secara etimologis, syariat berarti jalan ke

tempat pengairan atau jalan pasal yang diturut atau tempat

mengalir air di sungai. Syariat merupakan aturan-aturan Allah

yang dijadikan referensi oleh manusia dalam menata dan

mengatur kehidupannya baik dalam kaitannya dengan

hubungan antara manusia dengan Allah SWT, hubungan

antara manusia dengan manusia dan hubungan manusia

dengan alam sekitarnya.40 Syariat tidak hanya satu hukum

positif yang kongkrit, tetapi juga suatu kumpulan nilai dan

kerangka bagi kehidupan keagamaan Muslim. Ruang lingkup

37
Faqih Dalil dan Abu Ishfah, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam, (Surabaya:
Apollo), hlm.49-54
38
Muhammad Abdul Qadir Ahmad. Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm.104
39
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2006), hlm. 151
40
Rois Mahfud, Al-Islam pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 22
34

syariat secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua aspek,

yaitu ibadah dan muamalah.

e) Tarikh

Tarikh yaitu salah satu bidang studi Pendidikan Agama

Islam, tarikh ialah studi tentang riwayat hidup Rasulullah

shallallahualaihi wasallam, sahabat-sahabat, dan iman-iman

pemberi petunjuk yang diberikan kepada murid-murid

sebagai contoh teladan dari tingkah laku manusia yang ideal,

baik kehidupan pribadi maupun sosial.41

E. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk memudahkan membahas setiap permasalahan dalam

penulisan ini, maka perlu dilakukan penelitian. Sifat Penelitian kualitatif

sifatnya deskriptif analytic. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,

hasil wawancara, hasil pemotretan, analysis dokumen, catatan lapangan,

disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan

angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya

informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas

dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil

analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang

41
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), hlm.162
35

disajikan dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada

umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana

suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti dituntut memahami dan

menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga dapat memberikan

justifikasi mengenai konsep dan makna yang terkandung dalam data.42

Jenis penelitian metode kualitatif secara garis besar dibedakan

dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif

interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik

pengumpulan data langsung dari orang dalam lingakaran alamiahnya.

Peneliti menginterpretasikan fenomena-fenomena bagaimana orang

mencari makna daripadanya. Para peneliti kualitatif membuat gambaran

yang kompleks, dan menyeluruh dengan deskripsi detail dari kacamata

para informan. Beberapa peneliti kualitatif mengadakan diskusi terbuka

tentang nilai-nilai yang mewarnai narasi. Peneliti interaktif

mendeskripsikan konteks dari studi, mengilustrasikan pandangan yang

berbeda dari fenomena, dan secara berkelanjutan merevisi pertanyaan

berdasarkan pengalaman di lapangan.

Menurut beberapa para ahli pengertian tentang penelitian kualitatif,

sebagai berikut:

a) Menurut Sugiono, deskriftif kualitatif adalah penelitian dengan

mengumpulkan bahan/data yang relevan, kemudian di analisis

berdasarkan teori dan ketentuan yang ada sehingga di peroleh suatu

kesimpulan.

42
Nana Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, skripsi, Tesis, Disertasi
Sinar Baru Algensindo Offset, Bandung 1999, hlm. 86
36

b) Menurut Taylor dan Bogdan, mengartikan pendekatan kualitatif

sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-

kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat di amati dari

orang-orang yang diteliti.43

c) Menurut Moleong, Deskriptif yaitu Data yang di kumpulkan adalah

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini di sebabkan oleh

karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain semua yang

dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah

diteliti.

Dari pendapat di atas, maksud penulis di sini adalah metode

penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif menggunakan pengumpulan data

dengan kata-kata, gambar-gambar, dan bukan angka-angka. Setelah

mendapatkan data-data dari penelitian deskriptif kualitatif akan di lakukan

analisis berdasarkan teori dan ketentuan yang ada sehingga diperoleh suatu

kesimpulan. Dengan demikian penelitan kualitatif adalah suatu pendekatan

yang di lakukan untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami

oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain sebagainya.

Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Oktober 2017 sampai

dengan selesai. Penelitian ini bertempat di SMK Muhammadiyah 3 Metro

karena berdasarkan observasi di sekolah ini masih banyak yang belum

43
Bagong suyanto dan Sutinah. Metode Penelitian Sosial:Berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta:PT Prenada Media Group, 2008), H. 166.
37

menggunakan media teknologi informasi sebagai media pengajaran

Pendidikan Agama Islam.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini bertempat di SMK Muhammadiyah 3 Metro,

karena berdasarkan observasi ini masih banyak yang belum

menggunakan media teknologi informasi sebagai media pengajaran

sehingga sangat menarik untuk diteliti, karena dengan media teknologi

yang saat ini mulai berkembang diharapkan mampu memanfaatkan

dengan baik media yang telah berkembang ini

3. Sumber data

a. Data Primer

Data primer yang didapat dari beberapa sumber meliputi :

1) Wawancara dengan Kepala sekolah SMK Muhammadiyah 3

Metro.

2) Wawancara dengan waka kurikulum.

3) Wawancara dengan para siswa SMK Muhammadiyah 3 Metro

yang dapat dipercaya dan mampu memberi jawaban yang akurat

sehingga mampu membantu kebenaran data yang ada .

b. Data Sekunder Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung

jawaban secara ilmiah perlu dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data.


38

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan perbandingan sistem pembelajaran yaitu dengan

metode manual atau tradisional yaitu ceramah dan metode yang

menggunakan media teknologi informasi. Teknik ini digunakan karena

dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data ganda

pada objek penelitian yaitu wawancara dan dokumentasi.

4. Tehnik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang penulis perlukan

dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode antara

lain :

a. Observasi

Observasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti

pengamatan atau peninjauan secara cermat.44

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung dari

percakapan tanya jawab.45 Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang

disusun secara rapi di mana peneliti menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya dan didasarkan atas

masalah dalam penelitian. Teknik wawancara terstruktur ini

dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan

44
Djaman Satori dan Aan Komariah. Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV
alfabeta, 2014), H. 104
45
Djaman Satori dan Aan Komariah. Metodelogi... H. 130
39

pengajaran yang menggunakan media teknologi informasi untuk

pelajaran pendidikan agama islam di SMK Muhammadiyah 3 Metro.

Sebelum mengadakan wawancara dengan responden peneliti sudah

menyediakan pedoman wawancara secara garis besarnya yang

berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian untuk target

wawancara dapat dilihat pada tabel narasumber/informan di atas yang

sesuai dengan judul penelitian ini.

c. Dokumentasi

Disamping melakukan wawancara juga digunakan teknik

dokumentasi dengan maksud untuk memperkuat dan melengkapi data

yang akan dihasilkan. Teknik dokumentasi yaitu metode yang

digunakan untuk menemukan data mengenai hal-hal yang diteliti

melalui catatan-catatan, arsip, buku, dan sebagainya. Dokumentasi

dalam penelitian ini digunakan sebagai penunjang dan pelengkap yang

berhubungan dengan masalah penelitian untuk melengkapi data dari

hasil wawancara.

5. Tehnik Analisa Data

Analysis data adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah

atau fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga

susunan/tatanan bentuk sesuatu yang di urai itu tampak dengan jelas dan

karenanya bisa secara lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih

dimengerti duduk perkaranya.46

46
Djaman satori dan Aan Komariah. Metode... H. 200
40

Teknik analysis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analysis induktif. Analysis induktif diterapkan untuk membantu tentang

pemahaman tentang pemaksaan dalam data yang rumit melalui

pengembangan tema-tema yang diikhtisarkan dari data kasar. Analisis

induktif digunakan dengan cara menganalisis hal-hal yang khusus untuk

selanjutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum sesuai dengan fakta.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data

ini adalah sebagai berikut47 :

a) Reduksi Data

Basrowi dan Suwandi mengartikan reduksi data adalah proses

pemilihan, pemusatan, perhatian, pengabstraksian serta

penstransportasikan data kasar dari lapangan. Data yang dihasilkan

dari wawancara dan dokumentasi merupakan data mentah yang masih

acaka - cakan dan kompleks. Peneliti melakukan pemilihan data yang

sesuai atau relevan dan bermakna untuk kemudian disajikan dengan

memilih data yang pokok atau inti, memfokuskan pada data yang

mengarah pada pemecahan-pemecahan, masalah dan memilih data

yang dapat menjawab permasalahan yang berkaitan dengan

pelaksanaan penggunaan media teknologi informasi untuk mata

pelajaran pendidikan agama islam di SMK Muhammadiyah 3 Metro

b) Unitisasi dan Kategorisasi

Data yang telah disederhanakan dan dipilih tersebut selanjutnya

disusun secara sistematis dalam satu unit-unit yang bersifat dengan

47
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, R&D, (Bandung : PT Alfabeta,2011), H. 247
41

sifat masing-masing data dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat

pokok dan penting yaitu bagaimana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan media teknologi informasi untuk mata pelajaran

pendidikan agama islam SMK Muhammadiyah 3 Metro. Unit-unit

yang telah terkumpul dipilah-pilah kembali dan dikelompokkan sesuai

dengan kategori yang ada, sehingga memberikan gambaran yang jelas

dari hasil penelitian.

c) Display Data

Dalam penelitian kualitatif, men display data atau penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowcahart dan sejenisnya. Dalam penelitian ini display

data yang dilakukan berupa penyajian secara deskriptif atau naratif

atas data yang telah dikategorikan dalam bentuk laporan yang

sistematis untuk selanjutnya dianalisis untuk pengambilan

kesimpulan. Data yang disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif

berupa informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan

media teknologi informasi untuk pelajaran pendidikan agama islam di

SMK Muhammadiyah 3 Metro

d) Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Pengambilan kesimpulan adalah penarikan kesimpulan dengan

berangkat dari rumusan masalah atau tujuan penelitian kemudian

senantiasa diperiksa kebenarannya untuk menjamin keabsahannya.

Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan cara berfikir induktif yaitu


42

dari hal yang khusus diarahkan kepada hal-hal yang umum untuk

mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini.

6. Sistimatika Penulisan

Tujuan sistimatika penulisan proposal adalah untuk lebih

memudahkan memahami dan mempelajari isi proposal. Adapun

sistimatikaa penulisan proposal ini akan penulis rinci sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

D. Pembatasan Masalah

E. Metodologi Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Konsep-konsep dasar atau kerangka berpikir

B. Teori-teori yang relevan

C. Hasil penelitian terdahulu.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Tinjuan Historis

B. Kondisi Geografis

C. Kondisi Sosiologis
43

D. Data Dan Fakta Di Lokasi Penelitian

BAB IV HASILPENELITIAN

A. Analisis Data

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Rekomendasi Dan Saran

Anda mungkin juga menyukai