BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Pembelajaran ?
2. Bagaimana penjelasan Matan, Sanad, dan Rawi dari hadits yang
bersangkutan ?
3. Bagaimana penjelasan Terjemah dari hadits yang bersangkutan ?
4. Bagaimana penjelasan Kualitas dari hadits yang bersangkutan ?
5. Bagaimana penjelasan Tashih/I’tibar dari hadits yang bersangkutan ?
6. Bagaimana penjelasan Ta’amul hadits dari hadits yang bersangkutan ?
7. Bagaimana penjelasan Munasabah dan Asbab al-Wurud dari hadits
yang bersangkutan ?
8. Bagaimana penjelasan Problematika Tafhim dan Tatbiq dari hadits
yang bersangkutan ?
9. Bagaimana penjelasan Simpulan dari hadits yang bersangkutan ?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
ُّ َع ْن،س
،ِالز ْه ِري ُ ُ أ َ ْخ َب َرنَا يُون،َِّللا
َّ ُ أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبد،ان َ َحدَّثَنَا
ُ َع ْبد
ي
َ ض ِ أ َ َّن أَبَا ُه َري َْرة َ َر،الر ْح َم ِن َ أ َ ْخبَ َرنِي أَبُو:قَا َل
َّ سلَ َمةَ ب ُْن َع ْب ِد
" َما ِم ْن َم ْولُو ٍد ِإ ََّّل يُولَد ُ َعلَى:َِّللا َّ سو ُل ُ قَا َل َر: قَا َل،َُّللاُ َع ْنهَّ
َ أ َ ْو يُ َم ِج،َص َرانِ ِه
سانِ ِه َك َما ت ُ ْنت َ ُج ْ ْال ِف
ِ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن،ِط َرة
:ُ ث ُ َّم َيقُول، ه َْل ت ُ ِحسُّونَ ِفي َها ِم ْن َج ْد َعا َء،ْال َب ِهي َمةُ َب ِهي َمةً َج ْم َعا َء
ِ اس َعلَ ْي َهاف َّل ت َ ْبدِي َل ِلخ َْل
ق اللَّ ِهق ذَ ِل َك َ ََّللاِ الَّتِي ف
َ َّط َر الن ْ ِف
َّ َ ط َرة
)ِين ْال َق ِيم (متفق عليه ُ الد
Sanad :
ُّ َع ْن،س
،ِالز ْه ِري ُ ُ أ َ ْخ َب َرنَا يُون،َِّللا
َّ ُ أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبد،ان َ َحدَّثَنَا
ُ َع ْبد
ي
َ ضِ أ َ َّن أ َ َبا ُه َري َْرة َ َر،الر ْح َم ِن َ أ َ ْخ َب َرنِي أَبُو:قَا َل
َّ سلَ َمةَ ب ُْن َع ْب ِد
:َِّللا ُ َقا َل َر: قَا َل،َُّللاُ َع ْنه
َّ سو ُل َّ
Matan :
ْ َما ِم ْن َم ْولُو ٍد إِ ََّّل يُولَدُ َعلَى ْال ِف
ِ َفأَبَ َواهُ يُ َه ِودَانِ ِه أ َ ْو يُن،ِط َرة
،َص َرانِ ِه
َه ْل ت ُ ِحسُّونَ ِفي َها ِم ْن،سا ِن ِه َك َما ت ُ ْنت َ ُج ْال َب ِهي َمةُ َب ِهي َمةً َج ْم َعا َء
َ أ َ ْو يُ َم ِج
اس َعلَ ْي َهاف َّل ت َ ْبدِي َلَ َّط َر الن َ ََّللاِ الَّتِي ف
َّ َ ط َرة ْ ِ ف:ُ ث ُ َّم يَقُول،َج ْد َعا َء
ِين ْالقَ ِيم ِ ِلخ َْل
ُ ق اللَّ ِهق ذَ ِل َك الد
Rawi :
)(متفق عليه
b. Mufrodat dan Maksud Lafadz2
Mufrodat
1
Imam Az-Zabidi. 2016. Ringkasan Shahih Bukhari. Bandung: Penerbit Jabal. Hal 26.
2
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus. 1989. Kamus Arab – Indonesia. Jakarta: PT. Mahmud Yunus
Wadzuryah.
5
Maksud Lafadz
Maksud lafadz fitrah adalah ciptaan awal, asal kejadian, insting, dan
bawaan sejak lahir, baik berbentuk fisik, psikis, rohani atau sifat,
dan normaa, baik pada makhluk manusia ataupun yang lain. Maka
fitrah cakupannya meliputi naluri dan jati diri baik secara lahir dan
batin.
c. Kualitas Hadits
Hadits ini sanadnya marfu’ (bersambung sampai kepada Rasulullah
SAW) dan semua sanadnya terpercaya. Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari yang terkenal mengeluarkan hadits shahih dan sangat berhati-
hati, sehingga hadits ini maqbul (diterima). Hadits ini juga senada
dengan H.R Muslim No. 4804.
I’tibar :
Jika dilihat dari segi ‘Itibar maka hadits ini merupakan shahih,
karena didapat dari Kitab Shahih Bukhari no.4402 dan ada hadits
serupa di Kitab Hadits Shahih Muslim no. 4803.
e. Ta’ammul Hadits
Menurut penulis hadits diatas adalah hadits yang ma’mul bih yang
terkategori muhkam yaitu Hadits yang dapat diamalkan secara pasti,
sebab tidak ada syubhat sedikitpun, tidak ada pertentangan dengan
6
Hadits lain yang mempengaruhi atau melawan artinya, jelas dan tegas
lafazh dan maknanya. Karena sampai saat ini penulis belum
mendapatkan hadits yang berlawanan yang mengakibatkan tergolong
hadits mukhtalif, rajih atau nasikh.
f. Munasabah dan Asbabul Wurud
ُ َُو للاُ ا َ ْخ َر َج ُكم ِمن ب
طو ِن ا ُ َّمہتِ ُك ْم ََّل ت َ ْعلَ ُمونَ شَيئًا ۙ َّو َج َع َل لَ ُك ُم
﴾۷۸﴿ َار َواَّلَ ْفـدَة َ ۙ لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُرون
َ صَ س ْم َع َواَّلَ ْب
َّ ال
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl-16: 78)
Menurut Ibnu al-Qayyim, bukan berarti anak mengenal agama
dengan fitrahnya, melainkan dengan fitrahnya ia menerima, mengenal,
mengakui dan mencintai agama. Seandainya ia dilepas dan tidak ada
yang kontra, maka ia tidak akan pindah ke fitrah lain. Ini
menunjukkan perlunya usaha pendidikan fitrah yang sesuai dengan
fitrahnya untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkannya
ke arah tujuan pendidikan yang dituju, yaitu membentuk pribadi
Muslim yang takwa kepada Allah SWT.
Pendidikan fitrah tergolong aspek pendidikan keimanan yang
sangat urgen, karena ia adalah pendidikan tauhid dan pendidikan
akidah yang merupakan landasan aspek-aspek pendidikan lain.
Mengenai isi dari hadits ini, Komunisme berpendapat bahwa
manusia bagaikan binatang atau materi lain. Ia bersih dari potensi apa
saja, kita bisa menciptakannya sesuai keinginan kita sendiri.
Pendapat komunisme itu lebih dekat dengan aliran empirisme
dalam pendidikan yang dipelopori oleh John Locke yang dikenal
dengan teori tabularasa, yang artinya anak diumpamakan seperti kertas
putih, belum ada tulisan pena siapa pun, sehingga menimbulkan sifat
otoriterisme pendidik.
Disisi lain aliran nativisme yang di pelopori oleh
Schopenhaueur, melegitimasi adanya potensi bakat anak yang sangat
7
3
Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. 2018. Hadis Tarbawi : Hadis-Hadis Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group. Hal 242.
8
ُصلَّى للا
َ ِس ْو َل للا ُ ع ْنهُ قَا َل َر َ ُي للا َ ض ِ ب َر ِ َطاَّ ع َم َر ب ِْن ْالخ ُ َع ْن
ِ ْ سلَّ َم َيقُ ْو ُل اِنَّما اَّْلَ ْع َما ُل باِلنِ َي ِة َواِنَّ َم
ْ اَّل ْم ِرئٍ َمان ََوىفَ َم ْن َكان
َت َ َعلَ ْي ِه َو
َت ُ س ْو ِل ِه فَ ِه ْج َرتُهُ اِلَى للاِ َو َر
ْ س ْو ِل ِه َو َم ْن َكان ُ ِه ْج َرتُهُ اِلَى للاِ َو َر
ص ْيبُ َها ا َ ْو ا ِْم َراَةٍ يَت َزَ َّو ُج َها فَ ِه ْج َرتُهُ اِلَى َماهَا َج َر
ِ ُِه ْج َرتُهُ اِلَى دُ ْنيَاي
اِلَ ْي ِه
) ( رواه البخاري
Artinya : Diriwayatkan dari Umar ibn Khattab RA, ia berkata, saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya amal itu hanyalah
berdasarkan pada niatnya. Sesungguhnya bagi tiap-tiap orang (akan
memperoleh) sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang
hijrah karena Allah dan Rasulnya , maka ia akan memperoleh keridhaan
Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu karena mencari
dunia ia akan mendapatkannya atau karena seorang perempuan, maka ia
akan menikahinya. Maka (balasan) hijrah itu sesuai dengan apa yang
diniatkan ketika hijrah.” (MuttafaqunAlaih).
1) Sanad
َت ِه ْج َرتُهُ اِلَى ِ ْ يَقُ ْو ُل اِنَّما اَّْلَ ْع َما ُل باِلنِيَ ِة َواِنَّ َم
ْ اَّل ْم ِرئٍ َمان ََوىفَ َم ْن َكان
َت ِه ْج َرتُهُ اِلَى ُ س ْو ِل ِه فَ ِه ْج َرتُهُ ِالَى للاِ َو َر
ْ س ْو ِل ِه َو َم ْن َكان ُ للاِ َو َر
ص ْيبُ َها ا َ ْو ا ِْم َرا َ ٍة يَت َزَ َّو ُج َها فَ ِه ْج َرتُهُ اِلَى َماهَا َج َر اِ َل ْي ِه
ِ ُدُ ْن َياي
3) Rawi
(MuttafaqunAlaih).
a. Terjemah
Diriwayatkan dari Umar ibnKhattab RA, ia berkata, saya
mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya amal itu
hanyalah berdasarkan pada niatnya. Sesungguhnya bagi tiap-tiap
orang (akan memperoleh) sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barang
siapa yang hijrah karena Allah dan Rasulnya , maka ia akan
memperoleh keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang
hijrahnya itu karena mencari dunia ia akan mendapatkannya atau
karena seorang perempuan, maka ia akan menikahinya. Maka
(balasan) hijrah itu sesuai dengan apa yang diniatkan ketika hijrah.”
(MuttafaqunAlaih).
b. Takhrij
Pengertian Takhrij hadis menurut bahasa memiliki beberapa
makna. Yang paling mendekati disini adalah adalah berasal dari kata
kharaja خرجyang artinya nampak dari tempatnya atau keadaaannya, dan
terpisah,dan kelihatan. Demikian juga kata al-ikhraj الخرجyang artinya
menampakkan dan memperlihatkannya. Dan kata al-makhraj المخرجyang
artinya tempat keluar dan akhraj al-hadistwa kharajahu artinya
10
4
Wjidi Sayadi. Hadist tarbawi pesan pesan Nabi SAW tentang Pendidikan. 2015: Jakarta. PT.
Pustaka Firdaus. Hlm. 47-49
12
1) Munasabah
Ada hadis Nabi Saw yang menerangkan tentang peran dan
kedudukan ikhlas dalam beramal.
ُُج ُهه
ْ َو َ ا َِّن للاَ ََّليُ ْقبَ ُل ِمنَ ْالعَ َم ِل ا ََِّّل َما َكانَ لَهُ خَا ِلصا ً َوا ْبت ُ ِغ
ي بِ ِه
Artinya:
niat Ibadah dan motivasi ikhlasnya masih lebih dominan dan niat lainnya
hanya mengikuti, maka Ia tetap mendapatkan nilai pahala.
2) Asbabul Wurud
5
Wjidi Sayadi. Hadist tarbawi pesan pesan Nabi SAW tentang Pendidikan. 2015: Jakarta. PT.
Pustaka Firdaus. Hlm. 49-50
15
dari Mekah dan baru saja tiba di Madinah menyikapi adanya seseorang
yang ikut hijrah bukan karena didorong oleh perjuangan menegakkan
agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw, tetapi dimotivasi oleh
keinginan-keinginan lain. Dalam hadis tersebut digambarkan oleh beliau
adanya tiga macam motivasi dan orientasi yang mendorong seseorang
untuk ikut hijrah ke Madinah :
1. Karena didorong oleh motivasi ekonomi dengan harapan setibanya
di Madinah mereka akan berbisnis, masyarakat arab memang diakui
naluri dan bakat bisnisnya sampai-sampai pergi melakukan ibadah
bisnisnya sampai-sampai pergi melaksanakan ibadah haji pun
mereka juga tetap berbisnis hingga turun ayat mengenai masalah
bisnis ketika tengah dalam melaksanakan ibadah haji.
2. Karena didorong oleh motivasi cinta kepada seorang
perempuan.Perempuan yang ikut hijrah itu namanya Ummu Qais,
dia dilamar oleh seseorang, tapi ditolak, kecuali mau ikut hijrah ke
Madinah. Akhirnya laki-laki itu ikut hijrah bergabung dengan
rombongan Rasulullah Saw. dan para sahabat dengah harapan di
Madinah bisa melamar dan manikah Ummu Qais. Dan ini terbukti
setelah di Madinah ia pun nikah dengan perempuan tersebut yang
belakangan disebut Ummu Muhajir.
3. Karena motivasi murni semata-mata ingin berjuang bersama Allah
dan Rasul_Nya dalam menegakkan kebenaran Islam untuk
memperoleh kerinduan Allah.
Dengan demikian, dengan kontekstual dapat dipahami peran
utama dari hadis tersebut masalah ikhlas sebagai sumber motivasi dan
orientasi dalam melakukan aktivitas keagamaan terutama dalam
memperjuangkan menegakkan ajarab agama Allah al-Islam.
Sebagaimana yang dopraktekkan oleh Nabi Saw beserta para sahabatnya
ketika hijrah dari Mekah ke Madinah. Oleh karena itu, imam Bukhari
dalam kitab Shahihnya, hadis yang nomor satu ditulis adalah hadis
tersebut di atas. Hal ini bisa menjadi, bahwa dalam memulai sesuatu
16
harus dengan ikhlas dan dengan tujuan yang baik dan benar. Perjuangan
yang dilakukan hanya sebatas motivasi dan orientasi kepentingan pribadi,
ekonomi, politik, kekuasaan dan lain-lain itu hanya bersifat sementara
tidak bertahan lama dan tidak kuat, karena landasannya sangat rapuh.
Kedua, bisa juga dipahami, upaya memperjuangkan kebenaran ajaran
agama Allah itu selalu saja ada dan pasti ada tipe-tipe manusia yang
berkarakter seperti disebutkan dalam hadis di atas. Keikhlasan
merupakan basis kekuatan utama dalam memperjuangkan segala cita-cita
mulia termasuk dalam hijrah yang dipraktekkan oleh Rasulullah Saw.
hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. berserta para sahabat
bukanlah lari dan takut serta menghindari orang-orang kafir Quraisy,
akan tetapi lebih merupakan salah satu bagian dari strategi politik dalam
perjuangan. Hijrahnya Rasulullah Saw. itu merupakan tonggak awal
kebangkitan islam. Oleh karena itulah, penetapan awal tahun baru dalam
kalender Islam diambil dari berdasarkan awal hijrahnya Rasulullah Saw.
ke Madinah ini, dan bukan berdasarkan hari kelahiran, hari
pelantikkannya menjadi Nabi dan Rasul atau waktu di isra’mi’rajkannya.
Keikhlasan berasal dari dorongan niat. Olah karena itu, pada awal
pembuka hadis Nabi Saw. menekankan dalam berbagai aktivitas
seseorang. Sesungguhnya niat mengandung tiga unsur pokok, yaitu
sebagai berikut :
1. Ikrar kesungguhan melakukan suatu dengan sepenuhnya (tekad
bulat) didasari oleh keinginan mencapai ridha Allah.
2. Bermakna permohonan bantuan Allah dalam rangka
meraih keberhasilan terhadap apa yang dilakukan.
3. Tersirat rasa oenyerahan diri secara total kepada Allah.
Oleh karena itulah, antara niat dan ikhlas, keduanya tidak dapat
dipisahkan.
Ada hadis Nabi Saw yang menerangkan tentang peran dan
kedudukan ikhlas dalam beramal.
َ ا َِّن للاَ ََّليُ ْق َب ُل ِمنَ ْال َع َم ِل ا ََِّّل َما َكانَ لَهُ خَا ِلصا ً َوا ْبت ُ ِغ
ُي ِب ِه َو ْج ُهه
17
Artinya:
"sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali yang
mengerjakannya secara ikhlas, dan mencari hanya ridhanya "(HR. An-
Nasai dari Abu Umamah al-bahili).
Hadis ini diucapkan Nabi Saw sebagai jawaban terhadap adanya
seseorang yang bertanya kepada beliau tentang seseorang yang ikut
berperang dengan tujuan ingin mendapatkan pahala, popularitas,
sekaligus harta kekayaan (motivasi politik dan ekonomi. Zainuddin al-
hambali ketika memberi komentas terhadap hadis tersebut di atas
mengatakan bahwa mereka yang termotivasi dan orientasi pertama dan
kedua di atas ini, tidak layak disebut muhajir.
Tapi, yang layak disebut sebagai muhajir ialah yang berhijrah
benar-benar dengan ikhlas semata karna Allah dan Rasul_Nya untuk
mendapatkan ridha_Nya. Namun, ada juga ulama menilai bahwa orang
yang melakukan kegiatan keagamaan, misalnya hijrah atau yang lain
dengan motivasi lillahita’ala sambil mencari keuntungan ekonomi,
politik, sosial dan lain-lain maka bisa saja tetap mendapatkan pahala,
hanya niali dan kualitasnya tidak samadengan yang benar-benar ikhlas
murni tanpa campuran. Hal ini didasarkan pada ketika abu thalhah
masuk islam karena ingin kawin dengan Ummu Sulaim (Ibunya Annas
ibn Malik) dan didasari keikhlasan karena Allah juga. Hal ini juga
ketika seseoran berpuasa karna Allah sembil ada niat untuk kesehatan
dan lain-lain. Menurut al-Ghazali (505H/1111M), kalau motivasi
duniawinya lebih dominan maka Ia tidak mendapatkan pahala sama
sekali. Dan kalau niat Ibadah dan motivasi ikhlasnya masih lebih
dominan dan niat lainnya hanya mengikuti, maka Ia tetap mendapatkan
nilai pahala.6
س ِب َها َو ِل َج َما ِل َها َو ِل ِد ْينِ َحا َ ِل َما ِل َها َو ِل َح: ت ُ ْن َك ُح ا َ ْل َم ْر أ َ ة ُ ِأل َ ْر بَ ٍم
س ْبعَة َّ اك ـ ُمتَّفَ ٌق َعلَ ْي ِه َم َع بَ ِقيَّ ِة اَل
َ َت يَد ِ ت ا َلد
ْ َِين ت َ ِر ب ِ ظفَ ْر بِذَا ْ فَا
“Wanita itu hendaknya dinikahi karena 4 perkara : karna
hartanya, karna nasab keturunanya, karna kecantikan dan karena
agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, berdebu kedua tanganmu
(berkah hidup). (Muttafaq ‘Alaih dan imam tujuan).”
Kekasih untuk dijadikan pasangan hidup untuk membangun
suatau rumah tangga yang berbahagia juga sangat ditentukan oleh
akhlak dan agama. Hadis ini membimbing kita untuk memilih kekasih
yang beragama dan berakhlak di samping faktor lain. Orang yang
mencintai orang saleh dihukumi shaleh pula, ia dikelompokkan
bersama orang shaleh baik di dunia maupun di akhirat. Dalam QS. Al-
Furqan (25): 27-29 Allah menceritakan penyesalan orang yang tidak
mencintai teman orang-orang shaleh besok hari kiamat.
21
الر َّ ض
َّ الظا ِل ُم َعلَي يَدَ ْي ِه يَقُو ُل يَا لَ ْيتَنِي ات َّ َخ ْذ تُ َم َع ُّ َويَ ْو َم يَ َع
.سبِيال
َ سو ِل
ُ
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu menggigit dua
tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil
jalan (yang lurus) bersama Rasul.
ان
ِ سَ إل ْن
ِ طا ُن ِل َّ ضلَّنِي َع ِن الذَّ ْك ِر َب ْعدَ إِ ْذ َجاَءنِي َو َكانَ ال
َ ش ْي َ َ لَقَ ْد أ
.خذُوَّل َ
“teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh
bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.”
Mendidik anak cinta orang shaleh sangat penting dengan
mengenalkan figur orang-orang saleh baik yang masih hidup maupun
sejarah mereka yang sudah wafat, agar anak-anak dapat meneladani
kehidupan mereka. Disini perlunya mata pelajaran sejarah islam dan
sejarah bangsa agar anak-anak mengenal dan meneladani mereka.
Pada zaman sekarang anak-anak kita lebih kenal nama-nama bintang
film daripada nama-nama para sahabat dan para ulama. Bagaimana
anak-anak kita dapat meneladani mereka.
c. Kualitas Hadits
HR. Abu daud dan al-tirmiziy dengan sanad yang shahih dan
al-tirmiziy berkata bahwa hadis ini hasan
d. Ta’ammul Hadits
Dilihat dari segi pengamalannya Hadits maqbul terbagi ke
dalam Hadits Maqbul Ma'mul bih, yakni:
22
f. Hikmah
a. Memilih kekasih, teman, dan sahabat yang dicintai agama dan
menjauhi teman yang dibenci agamanya
23
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA