Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

SEJARAH MANAJEMEN PENDIDIKAN KONTINGENSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK AHLI 3

ARISA UMRAHYANI 1916440004

ANNISA DWI PUSPITA 1916441007

WULANDARI 1916441013

AMALIA HAQ 1916442003

JUACLINE ERMAWANI SAMAN 1916442010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021

1
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5

A. Sejarah Manajemen Kontingensi ......................................................................... 5


B. Aplikasi Aliran Pembelajaran Kontingensi Dalam Proses Pembelajaran ............ 5
C. Pendekatan Kontingensi....................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan
pertolonganNya lah tugas pembuatan makalah tentang “Sejarah Manajemen Pendidikan
Kontingensi” ini selesai, kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua Pihak yang telah
ikut andil dalam penyusunan makalah ini,
Kami sadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak kekurangan, jauh dari
kesempurnaan, dengan demikian kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kemajuan kami yang masih dalam tahap pembelajaran ini.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas matakuliah Bioteknologi, tentunya segala
bimbingan yang diberikan oleh dosen sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan siapapun
yang membaca ataupun menggunakannya, Aminn,,

Makassar, Maret 2021


Penyusun

Kelompok Ahli 3

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu manajemen merupakan adalah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886,
Frederick W.Taylor (1856-1915) melakukan suatu percobaan time and Motion study
dengan teorinya ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisien dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Mannagement
(1911) yang merupakan awal dari lainnya manajemen sebagai ilmu serta Taylor disebut
sebagai Bapak manajemen ilmiah.
Pada kenyataannya manajemen sulit didefinisikan karena tidak ada definisi
manajemen yang diterima secara universal.
Dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran sebagai dasar
pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran neo klasik,(hubungan
manusiawi) dan manajemen modern (kontingensi) yang merupakan cikal bakal teori
manajemen yang berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya. Untuk dapat
memahami aliran modern atau kontingensi berikut ini penjelasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen kontingensi?
2. Bagaimana aplikasi aliran kontingensi dalam proses pembelajaran?
3. Bagaimana pendekatan kontingensi itu?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu manajemen kontingensi
2. Memahami aplikasi aliran kontingensi dalam proses pembelajaran
3. Memahami pendekatan kontingensi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Manajemen Kontingensi


Sebelum membahas sejarah timbul aliran manajemen kontingensi akan diawali
dengan sejarah timbul teori manajemen modern. Manajemen modern mulai muncul
pada tahun 1940. Adapun tokoh-tokoh dalam aliran modern ini adalah : Abraham
Maslow, Douglas, McGregor, Edgr Schien, David McCleland, Robert Blake dan Jane
Mouton , Peter Dracker, Rensis Likert, Chris Argyris dan lain-lainnya.
Teori Contingency dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh
pendekatan sistem. Teori Contingency melihat teori organisasi sudah seharusnya
berlandaskan pada konsep sistem yang terbuka (open system concept). Ini merupakan
pandangan yang berbeda dari pandangan para ahli teori klasik yang melihat organisasi
merupakan suatu sistem yang tertutup.
Inti dari Teori Contingency ini pada dasarnya terletak pada pandangannya
dalam melihat hubungan antar organisasi dan hubungan antara organisasi dengan
lingkungannya. Menurut teori ini, hubungan antara satu organisasi dengan lainnya
maupun dengan lingkungannya secara keseluruhan, sangat tergantung pada situasi
(depens on the situations). Pandangan yang demikian menuntut baik para ahli teori
organisasi maupun para praktisi atau manajer untuk lebih mengembangkan kemampuan
beradaptasi, lebih luwes dan lebih sederhana dalam proses pengambilan keputusan
yang dibuatnya. Teori Contingency ini menolak prinsip-prinsip yang dikembangkan
oleh para ahli teori klasik dan menggantinya dengan pandangan yang lebih adaptif
dalam memahami organisasi.
Tokoh utama yang memberikan dorongan besar bagi perkembangan teori
organisasi pada pendekatan atau teori Contingency adalah Joan Woodward, terutama
melalui studinya mengenai efek atau dampak dari teknologi terhadap organisasi. Hasil
studi yang dilakukan Woodward menunjukkan bahwa berbagai organisasi perusahaan
atau firma yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli
teori organisasi kalsik, tidak selalu mengalami keberhasilan dari sudut pandang
komersial. Woodward menyatakan bahwa variasi dalam hal struktur organisasi
berkaitan erat dengan perbedaanperbedaan teknis dalam proses produksi. Menurut
Woodward, penggunaan teknologi menuntut adanya kesesuaian baik pada tingkat
individu maupun organisasi, dimana kesesuaian ini hanya dapat dilakukan melalui

5
penyusunan struktur organisasi. Menurut Woodward, suatu organisasi perusahaan atau
firma secara komersial berhasil jika antara fungsi dan bentuk dari organisasi itu bersifat
saling melengkapi.
Dalam studi yang dilakukannya, Woodward melihat bahwa dalam prakteknya,
prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli teori organisasi klasik tidak selalu bisa
dilaksanakan. Struktur organisasi merupakan hasil dari berbagai variabel, tidak
sesederhana seperti yang dipikirkan para ahli teori organisasi klasik. Menurut
Woodward, pengetahuan sudah seharusnya menggantikan kepercayaan dan hal itu
hanya bisa dilakukan melalui penelitian dan penelaahan secara ilmiah.
Gagasan Woodward merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi
perkembangan teori organisasi sejak masa itu sampai sekarang, terutama pengetahuan
mengenai bagaimana suatu organisasi bekerja. Penjelasan mengenai hubungan secara
langsung antara teknologi dengan struktur sosial dari organisasi merupakan temuan
utama dari studi yang dilakukan oleh Woodward. Organisasi yang menerapkan
teknologi yang makin canggih, cenderung untuk secara langsung mengembangkan
sesuai dengan kecanggihan teknologi itu suatu struktur organisasi yang sesuai pula,
misalnya dalam bentuk panjangnya rantai perintah, lingkup pengawasan dari pemimpin
tertinggi suatu organisasi. rasio perbandingan antara para manajer dengan pekerja dan
sebagainya.
Penemuan Woodward itu merupakan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan
sebelumnya oleh para ahli teori organisasi klasik, dan disisi yang lain, sumbangannya
yung berupa pengujian dan analisis mengenai fenomena organisasi yang yang
berlandaskan pada data-data empiris merupakan sumbangan yang sangat penting dan
mendasar bagi perkembangan teori Contingency.
Selain Woodward, Jay Galbraith juga dapat dipandang sebagai ahli yang
memberikan sumbangan besar dan penting bagi perkembangan teori organisasi yang
ada dewasa ini. Jay Galbraith memberikan perhatiannya pada masalah kepastian dari
kegiatan atau aktifitas organisasi dalam hubungannya dengan aspek perencanaan dan
kebutuhan akan informasi dalam organisasi. Dalam pandangan Jay Galbraith,
organisasi dilihat sebagai tempat dimana proses pemilihan atau seleksi informasi
berlangsung.
Terdapat ahli-ahli teori organisasi yang lain yang juga memberikan sumbangan
bagi perkembangan teori Contingency. Salah satu diantaranya adalah James D.
Thomson, yang memberikan perhatian utamanya pada dampak atau efek dari teknologi

6
terhadap organisasi, yang tidak hanya terbatas pada organisasi bisnis saja, tetapi juga
berbagai organisasi lainnya. Thomson melihat bahwa pada organisasi-organisasi yang
memiliki masalah-masalah teknologis dan lingkungan yang kurang lebih sama, akan
memiliki perilaku yang kurang lebih sama pula. Menurut Thomson, dalam situasi yang
demikian akan ditemukan pola=pola pengorganisasian yang sama diantara
organisasioeganisasi yang ada. Ini merupakan sumbangan yang cukup penting bagi
studi organisasi, karena ketika organisasi berhadapan dengan dorongan kekuatan
teknologi dan lingkungannya, organisasi tersebut akan melakukan adaptasi, terutama
dalam bentuk perubahan strukturnya guna mengakomodasi dorongan kekuatan
tersebut.
Sumbangan penting lain dari James D. Thomson adalah rintisannya untuk
memberikan penekanan akan perlunya melakukan analisis terhadap organisasi sebagai
suatu sistem yang terbuka (open system). Meskipun gagasan Thomson untuk melihat
organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka itu saat ini sudah menjadi hal yang biasa.
tetapi dalam perkembangan teori organisasi pada masa itu merupakan sumbangan yang
sangat berarti. Jadi sumbangan terpenting dari Thomson terhadap perkembangan teori
organisasi terutama dalam memahami bagaimana kekuatan teknologi dan lingkungan
sebagai sistem yang melingkupi organisasi, berpengaruh terhadap organisasi.
Ahli lain yang juga memberikan sumbangan bagi perkembangan teori
Contingency adalah Jay W. Lorsch dan Paul L. Lawrence. Pusat perhatian dari Lorsch
dan Lawrence adalah pada hubungan Contingency antara suatu organisasi dengan
lingkungannya. Hsil studi Lorsch dan Lawrence secara jelas menunjukkan bahwa
organisasi-organisasi yang sukses selalu disusun strukturnya dalam pola yang
konsistem dengan tuntutan lingkungannya.
Aliran manajemen kontingensi merupakan salah satu aliran modern. Aliran
kontingensi ini muncul setelah konsep manajemen klasik dan neo klasik dipandang
memiliki kekurangan, oleh karena para ahli mengkombinasikan antara aliran klasik dan
neo klasik untuk membuat konsep manajemen berdasarkan kondisi atau berdasarkan
situasi.
Asumsi dasar pada teori kontingensi adalah:
1) Organisasi bukan entitas tunggal tapi mempunyai varian yang luas
2) Tidak ada ‘tool universal’ yang cocok untuk semua varian organisasi
3) Tugas manajer adalah menyesuaikan gaya manajemennya sesuai dengan varian
organisasinya,

7
4) Konflik dalam organisasi muncul karena ketidaktepatan gaya manajemen yang
diterapkan dengan varian organisasi yang dipimpinnya.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konseptual menyeluruh untuk pendekatan
kontingensi yaitu :
1) Lingkungan
2) Konsep dan teknik manajemen dan
3) Hubungan kontingensi antara keduanya
Aliran kontingensi dikembangkan oleh para pakar manajer, konsultan dan peneliti yang
mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari berbagai aliran manajemen dalam
situasi kehidupan yang nyata.

B. Aplikasi Aliran Manajemen Kontingensi dalam Pembelajaran


Aliran ini banyak digunakan dalam lembaga pendidikan salah satunya adalah
pendekatan sistem yang merupakan suatu metode atau teknik analisis terutama
berfungsi dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan keunggulan pendekatan ini dalam pengelolaan pendidikan antara lain:
a. Misi, sasaran dan tujuan lembaga pendidikan dapat dijabarkan lebih jelas
b. Program-program yang dirumuskan selalu diarahkan pada tujuan sasaran pendidikan
c. Orientasi kegiatan diarahkan hasil akhir
d. Perencanaan dipandang sebagai bagian integral dari keseluruhan operasi lembaga
atau organisasi pendidikan
e. Sumber-sumber daya dapat dialokasikan dengan lebih efektif berdasarkan skala
prioritas yang disusun menurut besarnya sumbangan terhadap pencapaian tujuan
f. Informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dapat
dirancang dan disekolah secara terpadu.
g. Segala kegiatan dapat difokuskan pada pencapaian sasaran, sehingga pemborosan
dapat ditekan seminimal mungkin.
h. Pimpinan pengelola dapat mengembangkan kreativitasnya dalam batas
kewenangan yang telah ditetapkan, sepanjang mereka tetap berorientasi pada
tujuan akhir
i. Akuntabilitas dapat dirumuskan secara jelas dan operasional
j. Umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat otoritas pendidikan sehingga
penyimpanan dalam usaha pencapaian tujuan dapat secara cepat diidentifikasi

8
k. Komunikasi antar komponen dapat terbina dengan lebih baik sehingga
kesalahpahaman dapat dikurangi.
l. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dapat dilaksanakan secara lebih baik

C. Pendekatan Kontingensi
Sementara pendekatan klasik, perilaku, dan kuantitatif berusaha mencari pendekatan-
pendekatan manajemen yang universal, dan dapat digunakan kapan dan di mana pun,
pendekatan kontingensi justru berusaha untuk menyesuaikan antara tanggapan manajerial
dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai macam situasi. Dalam pendekatan
ini yang dicari bukanlah cara-cara terbaik untuk mengatasi situasi tersebut, melainkan berusaha
membantu manajer untuk dapat memahami perbedaanperbedaan situasional tersebut dan
menanggapinya dengan caracara yang tepat. Implementasi dari pendekatan kontingensi telah
banyak dipergunakan pada berbagai bidang dan fungsi dalam organisasi seperti pemasaran,
motivasi, kepemimpinan, strategi, dan penetapan keputusan-keputusan penting. Oleh karena
itu, pendekatan kontingensi lebih banyak memasukan unsur. Pengantar Manajemen lingkungan
dalam melihat berbagai permasalahan. Perubahan lingkungan yang begitu cepat menjadikan
manajer sulit untuk menetapkan suatu keputusan yang tepat. Pendekatan kontingensi mencoba
memformulasikan kondisi tersebut sehingga manajer dapat mencarikan jalan keluar dari
permasalahan yang ada (Priyono, 2007)

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Aliran manajemen kontingensi merupakan salah satu aliran modern. Aliran kontingensi
ini muncul setelah konsep manajemen klasik dan neo klasik dipandang memiliki
kekurangan, oleh karena para ahli mengkombinasikan antara aliran klasik dan neo klasik
untuk membuat konsep manajemen berdasarkan kondisi atau berdasarkan situasi.
2. Aliran kontingensi banyak digunakan dalam lembaga pendidikan salah satunya adalah
pendekatan sistem yang merupakan suatu metode atau teknik analisis terutama berfungsi
dalam memecahkan masalah.
3. Dalam pendekatan kontingensi yang dicari bukanlah cara-cara terbaik untuk mengatasi situasi
tersebut, melainkan berusaha membantu manajer untuk dapat memahami.

10
DAFTAR PUSTAKA

Elilhami. (2018). Manajemen Pendidikan. Enrekang:Researchgate.net

Priyono. (2007). Buku Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifatama Publishing.

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai