Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TEORI PERKEMBANGAN

KELOMPOK 2 :

1. NANDA ARDIANTI (204220042)


2. ROSDIANA (204220043)
3. SELVI (204220207)

KELAS : 2D. PGSD

DOSEN PENGAMPU : CANDRES ABADI, M.Pd.Kons.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah


Ta’ala. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“TEORI-TEORI PERKEMBANGAN” ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-
baiknya. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang pembelajaran mengenai perkembangan peserta
didik. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami, Bapak Candres Abadi, M.Pd,
Kons dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam
berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Lubuklingggau, 20 Februari 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................ii


DAFTAR ISI ...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Makalah.............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Perkembangan......................................................................3
B. Teori-teori Perkembangan.............................................................4
1. Teori Nativisme..............................................................................4
2. Teori Empirisme.............................................................................5
3. Teori Konvergensi..........................................................................6
4. Teori Interaksi................................................................................8
5.Kelebihan & Kekurangan Masing-masing
Teori Perkembangan.......................................................................9
6. Implikasi dari Teori Perkembangan Terhadap Peraktek
Pendidikan......................................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..................................................................................13
B. Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap
individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan seseorang individu yang ditinjau dari
perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Berbagai perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai
tujuan ini maka realisasi diri atau yang biasanya disebut “akulturasi-diri”
adalah sangat penting. Namun tujuan ini tidak pernah statis, tujuan dapat
dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat untuk
dilakukan. Untuk jadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik
maupun psikologis. Seiring dengan perkembangan zaman dan dari
bertambahnya masalah diri manusia itu sendiri muncul lah berbagai teori
mengenai studi perkembangan sehingga memunculkan pemahaman-
pemahaman baru mengenai perkembangan manusia.
Perkembangan pemikiran dan kajian empiric dikalangan para ahli tentang
perkembangan manusia telah melahirkan berbagai teori yang beragam sesuai
dengan perspektif pemikiran dan pengalaman pribadi para ahli yang
membangun teori tersebut. Teori-teori yang muncul biasanya merupakan kritik
dari teori-teori sebelumnya. Memang patut diakui bahwa titik pandang (teori)
dalam psikologi tidak sempurna, sehingga terbuka bagi ilmuan untuk
memberikan kritik dan masukan ataupun penyempurnaan dari teori yang sudah
ada. Teori dapat diartikan sebagai model tentang kenyataan yang membantu
kita untuk memahami, menjelaskan memprediksi, dan mengontrol tentang
kenyataan tersebut. Teori juga dapat diartikan sebagai sekumpulan atau
seperangkat asumsi yang relavan dan secara sistematis saling berkaitan. Dari
begitu banyaknya teori yang berusaha menjelaskan bagaimana perkembangan
manusia, kami akan membahas beberapa diantaranya yaitu teori-teori
perkembangan, teori nativisme, teori empirisme, teori konvergensi, teori

1
interaksi (interaksionisme) kelebihan dan kekurangannya, serta implikasi teori
perkembangan terhadap praktek pendidikan. Setiap teori memiliki pandangan
yang berbeda tentang perkembangan manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas


dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud teori perkembangan?


2. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori nativisme?
3. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori empirisme?
4. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori konvergensi?
5. Bagaimana perkembangan manusia menurut teori interaksi
(interaksionisme), dan apa saja kekurangan dan kelebihannya masing-
masing?
6. Bagaimana implikasi dari teori perkembangan terhadap peraktek
pendidikan?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian teori perkembangan.
2. Untuk mengetahui perkembangan manusia menurut teori nativisme.
3. Untuk mengetahui perkembangan manusia menurut teori empirisme.
4. Untuk mengetahui perkembangan manusia menurtut teori konvergensi.
5. Untuk mengetahui perkembangan manusia menurut teori interaksi, serta
kekurangan dan kelebihanya masing-masing.
6. Untuk mengetahui implikasi dari teori perkembangan terhadap peraktek
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Perkembangan


Menurut Ana Windayastuti(2021:9) di dalam bukunya teori perkembangan
adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan-perubahan dan
perkembangan struktur jasmani (biologis), prilaku dan fungsi mental manusia
dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi hingga menjelang
kematian. Teori perkembangan sangat mempengaruhi perkembangan diri
seorang individu, kalau baik perkembangan baiklah individu tersebut. Dengan
mempelajari perkembangan masa hidup maka kita akan mengetahui bagaimana
karakteristik perkembangan dan persoalan-persoalan komtemporer alam
perkembangan masa hidup kita sebagai manusia. Seperti bagaimana
karakteristik manusia pada usia anak-anak awal dan persoalan apa sajakah
yang berkaitan dengan usia anak-anak awal.
Keberagaman teori menyebabkan pemahaman perkembangan masa hidup
sebagai suatu usaha yang menantang. Sama seperti ketika kita berpikir
mengenai suatu teori yang memiliki penjelasan benar benar tentang
perkembangan masa hidup, teori lain muncul dan menyebabkan kita
memikirkan ulang kesimpulan sebelumnya. Ingat bahwa perkembangan masa
hidup adalah suatu topik yang kompleks, banyak wajah, dan tidak ada teori
tunggal yang dapat memperhitungkan semua aspeknya. Masing-masing teori
menyumbangkan satu potongan yang penting bagi teka-teki perkembangan
masa hidup. Meskipun suatu teori kadang-kadang tidak sejalan dengan aspek-
aspek tertentu dari perkembangan masa hidup, banyak informasi dalam teori
itu saling melengkapi dan bukan saling bertentangan. Yang secara bersama
mengajak kita melihat bentangan total perkembangan masa hidup.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, dengan mempelajari
perkembangan masa hidup maka kita akan mengetahui bagaimana karakteristik
perkembangan dan persoalan-persoalan komtemporer alam perkembangan
masa hidup kita sebagai manusia.

3
Sama seperti ketika kita berpikir mengenai suatu teori yang memiliki
penjelasan benar benar tentang perkembangan masa hidup, teori lain muncul
dan menyebabkan kita memikirkan ulang kesimpulan sebelumnya.

B. Teori-teori Perkembangan

1. Teori Nativisme ( Teori yang Berorientasi pada Biologi )

Menurut Arthur Schopenhaur (1860:13) aliran nativisme berasal dari


kata natus (lahir) : nativis (pembawaan) yang ajarannya memandang
manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa sesuatu kekuatan yang
disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini bertolak dari jeibnitzion
tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak sehingga faktor
lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak dalam peroses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa
aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-
faktor yang dibawah sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-
mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya: kalau
ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga akan pintar.

Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir


sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena itu,
hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawah
sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “yang jahat akan
menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai
dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak sendiri dalam proses belajarnya.

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan


tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut
pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki pembawaan jahat
maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila mempunyai pembawaan

4
baik, maka dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan pembawaan
baik ini tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.

Encep Sudirjo(2018:13) Didalam bukunya,tokoh utama (pelopor) aliran


nativisme adalah Arthur Schopenhaur ( Jerman 1788-1860). Tokoh lain
seperti J.J. Rousseau seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Prancis.
Kedua tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi atau jati diri
manusia. Meskipun dalam keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip
orang tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada
pada orang tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya
faktor yang menentukan perkembangan masih banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju
kedewasaan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, aliran nativisme ini


bertolak dari jeibnitzion tradition yang menekankan kemampuan dalam diri
anak sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam peroses pembelajaran.
Dengan kata lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawah sejak lahir, jadi perkembangan
individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan,
misalnya: kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga
akan pintar. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila
mempunyai pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang baik.

2. Teori Empirisme (Teori Lingkungan)

Menurut John Locke (1704:15) seorang filosof Inggris. Aliran


empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme (empiri
= pengalaman ), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya di
bawah lahir manusia. Dengan kata lain bahwa anak manusia itu lahir dalam
keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa.

5
Karena itu aliran ini berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar
pengaruhnya pada faktor lingkungan.

Encep Sudirjo (2018:14) teori belajar mengajar maka aliran empirisme


bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh anak
dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan
oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.

Jhon Locke mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di


dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang
diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan
perkembangan seorang anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliram
empirisme ini seorang pendidik memegang peranan penting terhadap
keberhasilan belajar peserta didiknya. Dibuktikannya bahwa 2 orang anak
yang kembar diberi pendidikan yang beda (yang satu di desa, yang satu di
kota), setelah mereka besar dikumpulkan ternyata bahwa 2 orang anak yang
kembar tadi sangat berbeda keadaannya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, pengalaman


belajar yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Dibuktikannya bahwa 2 orang
anak yang kembar diberi pendidikan yang beda (yang satu di desa, yang satu
di kota), setelah mereka besar dikumpulkan ternyata bahwa 2 orang anak
yang kembar tadi sangat berbeda keadaannya.

3. Teori Konvergensi

Menurut didalam buku Encep Sudirjo(2018:16) yang diploporkan oleh


William Stern (1871:16) ahli Jerman, berpendapat bahwa aliran konvergensi
berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan.
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing

6
individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi
kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhan perkembangan tersebut tidak cukup, misalnya tiap anak
manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya,
akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi kenyataan, jika
anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Seorang
anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun buruk, bakat yang
dibawah anak sejak kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi
seorang anak yang memiliki otak yang cerdas, namun tidak didukung oleh
pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasan anak tersebut tidak
berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta didik tetap
memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan
dalam pembelajaran. Teori yang dikemukakan oleh W. Stern merupakan
salah satu hukum-hukum perkembangan yang lain di Indonesia, teori
konvergensi inilah yang dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh Ki
Hadjar Dewantara.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan


konvergensi, dikaitkan dengan belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran
yang telah disebutkan (nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan. Adapun
kelemahan yang dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya
ekstrim berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir (konvergensi) pada
umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang dalam seorang peserta didik dalam kegiatan
belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-
faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, tanpa pengaruh


lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut tidak
cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk
berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini

7
tidak akan menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia. Teori yang dikemukakan oleh W. Stern
merupakan salah satu hukum-hukum perkembangan yang lain di Indonesia,
teori konvergensi inilah yang dapat diterima seperti yang dikemukakan oleh
Ki Hadjar Dewantara.

4. Teori Interaksionisme (interaksi)

Encep Sudirjo(2018:18) menjelaskan bahwa Teori Interaksi atau


Teoritikus yang terkenal adalah Piaget. Menurut cara-cara berpikir tertentu
sangat sederhana bagi seorang dewasa, tidaklah sesederhana pemikiran yang
dilakukan seorang anak. Terdapat batas-batas tertentu pada anak atas materi
yang dapat diajarkan pada satu waktu tertentu dalam masa kehidupan anak
tersebut. Teori Piaget menganggap perkembangan sepajang waktu sebagai
sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang muda melalui empat
tingkat perkembangan kognitif yang sama dalam masa perkembangan.
Selanjutnya, mereka melalui tingkat-tingkat yang sama dengan cara yang
sungguh sama.

Empat tingkat perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget yaitu :

a. Masa Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotorik


Priode perkembangan pada tinfkat ini didasarkan pada informasi yang
diperoleh dari indera (sensori) dan dari tindakan atau gerakan tubuh
(motori) bayi. Prestasi terbesar bayi adalah kesadaran bahwa lingkungan
benar-benar di luar jangkauannya, baik yang bayi mampu rasakan atau
tidak. Prestasi besar kedua priode sensomotor adalah mulainya tindakan
dengan tujuan terarah yang logis. Memikirkan mengenai benda yang akrab
atau disenangi oleh bayi.
b. Masa Anak-anak Awal : Tingkat Pra-Operasional
Intelegansi sensormotor sangan tidak efektif untuk perencanaan kedepan
atau mengingat informasi. Untuk itu anak memerlukan apa yang disebut
Piaget sebagai operasi, atau tindakan yang dilakukan secara mental atau
berani.

8
Menurut Piaget, langkah awal tindakan berpikir adalah interalisasi
tindakan. Pada akhir tingkat sensormotor anak dapat menggunakan
banyak skema tindakan.
c. Tingkat Operasional Konkrit
Pada masa ini anak-anak bergerak maju berpikir secara logis. Piaget
menggunakan kata operasional konkrit untuk mendeskripsikan tingkat
pemikiran siap pakai ini, karakter dasar tingkat ini adalah bahwasannya
siswa mengetahui , stabilitas logis dunia fisik, fakta bahwa eleman-elemen
dapat di ubah atau ditransformasikan dan tetap banyak menjaga banyak
karakter aslinya, dan bahwa perubahan-perubahan ini di balik.
d. Tingkat Operasional Formal
Pada tingkat operasional formal, semua karakter operasi terdahulu terus
menguat. Pemikiran formak adalah mampu membalik, internal, dan
mampu terorganisir dalam sistem, bagian-bagian saling bergantung.
Operasi formal mencakup apa yang bisa kita kenal sebagai alas an ilmiah.
Hipotensa dapat dibuat dan eksperimen mental berguna untuk mengujinya,
dengan variable yang disolasi atau dikontrol.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat batas-batas
tertentu pada anak atas materi yang dapat diajarkan pada satu waktu
tertentu dalam masa kehidupan anak tersebu
Empat tingkat perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget yaitu
Masa Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotorik Priode perkembangan pada
tinfkat ini didasarkan pada informasi yang diperoleh dari indera (sensori)
dan dari tindakan atau gerakan tubuh (motori) bayi.
Untuk itu anak memerlukan apa yang disebut Piaget sebagai operasi, atau
tindakan yang dilakukan secara mental atau berani. Piaget menggunakan
kata operasional konkrit untuk mendeskripsikan tingkat pemikiran siap
pakai ini, karakter dasar tingkat ini adalah bahwasannya siswa
mengetahui , stabilitas logis dunia fisik, fakta bahwa eleman-elemen dapat
di ubah atau ditransformasikan dan tetap banyak menjaga banyak karakter
aslinya, dan bahwa perubahan-perubahan ini di balik.

C. Kelebihan Dan Kekurangan Masing-Masing Teori-Teori Perkembagan

9
1) Nativisme
Kelebihan:
 Seseorang bisa mengoptimalkan bakat yang dimilikinya karena telah
mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya.
Kekurangan:
 Menitik beratkan pada bakat bawaan dan tidak ada pengaruhnya
dengan lingkungan
2) Empirisme
Kelebihan:
 Perkembangan Indra merupakan sumber pengetahuan yang benar
karena fakta-fakta yang terjadi dilapangan.
 Dapat mengarahkan keluarga atau lingkungan anak untuk dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak agar
perkembangan anak dapat berjalan dengan lancar.
Kekurangan:
 Hanya mementingkan mengutamakan kemampuan dasar yang dibawa
anak sejak lahir dikesampingkan.

3) Konvergensi
Kelebihan:
 Menggabungkan antara aliran empiris dan nativisme dimana pada
kedua pengalaman lingkungan berpengaruh dalam meningkatkan
bakat seseorang.
Kekurangan:
 Tidak dapat berkembang karena mereka akan mempelajari bakat
bawaan sehingga anak tersebut tidak bisa mengeksplor bakat mereka.
4) Interaksionisme
Kelebihan:
 Interaksi sosial harian
 Individu berada dalam kelompok dan bagaimana ia bertindak.

10
 Komunikasi dan cara hidup manusia memiliki simbolik yang
tersendiri yang sangat penting dan saling ditemui oleh setiap individu
sosial.
Kekurangan:
 Teori ini tidak melihat kehidupan sosial secara menyeluruh.

D. Implikasi Dari Teori-teori Perkembagan Terhadap Praktek


Pendidikan
Kata implikasi memiliki persamaan kata yang cukup beragam,
diantarannya adalah keterkaitan, kelibatan, efek, sangkutan, asosiasi, akibat,
konotasi, maksud, siratan, dan sugesti. Persamaan kata implikasi tersebut
biasanya lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal ini karena
kata implikasi lebih umum atau cocok digunakan dalam konteks percakapan
bahasa ilmiah dan penelitian.
Pengertian implikasi menurut ahli belum ada yang dapat menjelaskan secara
jelas, hal ini dikarenakan cakupan arti implikasi yang luas. Menurut para ahli,
pengertian implikasi adalah suatu konsekuensi atau akibat langsung dari hasil
penemuan suatu penelitian ilmiah. Pengertian lainnya dari implikasi menurut
para ahli adalah suatu kesimpulan atau hasil akhir temuan atas suatu penelitian.
Berikut implikasi teori perkembangan terhadap pendidikan yaitu :
1. Siswa diarahkan untuk berpikir kritis (Critichal Thinking) dalam studi
kasus dengan pemecahan masalahnya berupa berpikir problem
salving,Reflective Thingking dan Initiative Thingking.
2. Fokus pada proses pemikiran siswa, bukan hanya hasilnya. Selain
memeriksa kebenaran jawaban siswa guru harus menghargai proses yang
digunakan siswa untuk sampai pada jawaban tersebut.
3. Penyajian pengetahuan yang sudah jadi tidak lagi ditekankan, siswa
didorong untuk menemukan sendiri melalui interaksi spontan dengan
lingkungan. Karena itu bukannya mengejar secara didakdik, guru harus
menyediakan berbagai jenis kegiatan yang memungkinkan siswa bertindak
langsung dalam dunia fisik.

11
4. Tidak menekankan praktik yang diajukan untuk menjadikan siswa berpikir
seperti orang dewasa.
Bahkan dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena
itu guru mengajar dengan mengunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berpikir anak.
5. Disamping guru teman sebaya juga berpengaruh pada perkembangan
kongnitif anak.
6. Siswa memiliki peran dalam pembelajaran.
7. Peran guru sebagai fasilitator atau informatory.
8. Penekanan pada peran teknologi pengajaran dan pembelajaran yang
semakin bervariasi, kreatif dan inovatif.
9. Teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai.
10. Anak dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus aktif mendampingi
setiap kegiatan anak-anak.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori perkembangan adalah teori yang memfokuskan kepada perubahan-
perubahan dan perkembangan struktur jasmani (biologis), perilaku dan fungsi
mental manusia dalam berbagai tahap kehidupannya, mulai dari konsepsi
hingga menjelang kematian. Teori perkembangan sangat mempengaruhi
perkembangan diri sesorang individu, kalau baik perkembangannya baiklah
individu tersebut.
B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan
jauh dari sempurna. Saran, kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi
kesempurnaan tulisan ini. Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana – sini
agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan
pecinta perkembangan peserta didik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Encep Sudirjo,2018.Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik.


Sumedang Jawa Barat: Upi Sumedang Press
Suyahman,2021. Perkembangan Peserta Didik.Srikaton, tulung, klaten
Jawa Tengah: Lakeisha
Ni Luh Ika Windayani,2021. Pengantar Teori Perkembangan Peserta
Didik.Sinarmata: Yayasan Kita Menulis

14

Anda mungkin juga menyukai