KOGNITIFISME
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NYA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Teori
Kognitivisme”.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Teori Kognitivisme” bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................4
1.2 Rumusan Permasalahan...................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kognitivisme..................................................................5
2.2 Teori – Teori Belajar Berbasis Kognitivisme....................................
2.2.1 Teori Kognitif Gestalt...........................................................6
2.2.2 Teori Belajar Medan Kognitif dari Kurt Lewin.....................7
2.2.3 Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget............................7
2.2.4 Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner.................10
2.2.5 Teori Belajar dari Robert M. Gagne......................................11
2.2.6 Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel....................12
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Teori Kognitivisme..............................14
2.4 Perbedaan Teori belajar Kognitivisme dan Behaviorism.................15
2.5 Pengimplementasian Teori Belajar Kognitivisme............................16
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................18
3.2 Saran dan Kritik................................................................................18
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyaknya kasus yang telah beredar mengenai Pendidikan. Di dalam makalah
ini mampu sedikit menjawab prtanyaan yang ada di kepala kalian.Teori ini mampu sedikitnya
menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Pendidikan di indonesia sesak. Selain itu juga
membagi wawasan perihal teori kognitivisme. Salah satu metode pembelajaran kognitivisme.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
Penting dipahami bahwa dua pemikiran pokok dari kognitivisme adalah teori
pemrosesan informasi dan teori skema. Menurut pendekatan kognitif ,keterkaitannya dengan
pemrosesan informasi,unsur terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang
dimiliki setiap individu sesuai dengan situasi belajarnya. Seperti apa yang telah diketahui
siswa akan menentukan apa yang akan diperhatikan ,di presepsi oleh,dipelajari ,diingat atau
bahkan dilupakan. Perspektif kognitif dibagi menjadi 3 jenis yaitu.
1. Pengetahuan deklaratif ,pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentuk kata atau
pengetahuan konseptual. Yang rentangnya luas bisa tentang fakta,konsep,pengalaman pribadi
atau tentang hukum/aturan.
2. Pengetahuan Prosedural ,pengetahuan tentang tahap – tahap atau proses – proses yang
harus dilakukan (how to do). Yang dicirikan oleh adanya praktik dari suatu konsep.
3. Pengetahuan Kondisional, pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when and why) suatu
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prisedural yang digunakan. Pengetahuan ini sangat
penting karena menentukan kapan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat dalam
memecahkan masalah.
Di dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi- kondisi internal
dengan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi yang diperlukan untuk mencapai
hasil pembelajaran yang optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan luar yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran. Dari hal tersebut menjelaskan kerja memori manusia
yang meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan nya yaitu :
1. Memori Sensori, sistem mengingat stimuli secara cepat sehingga dapat berlangsung
analisis persepsi.
2. Memori Kerja , memori jangka pendek yang mampu menyimpan 5 – 9 informasi dalam
waktu sekitar 15 – 20 detik,sehingga cukup waktu bagi pengolahan informasi.
3. Memori jangka panjang , yang berfungsi menyimpan informasi yang sangat besar dala
waktu yang lama. Dan disimpan dalam bentuk verbal dan visual.
Teori Skema adalah suatu proses atau cara mengorganisasikan dan mrespon berbagai
pengalaman belajar. Dengan kata lain, Skema adalah suatu pola sistematis dari
tindakan,perilaku,pikiran ,dan strategi pemecahan masalah yang memberikan suatu kerangka
pemikiran dalam menghadapi berbagai tantangan dan berbagai jenis situasi.
6
Perilaku tidak ditentukan oleh sifat intrinsik dari keseluruhan. Pokok dari Gestalt
yaitu pengelompokan. Pentingnya grouping dijelaskan melalui hukum gestalt :
1. Proximitty
Kedekatan,objek yang berada atau berdekatan satu sama lain
2. Simetri
Kesamaan
3. Good continuation
Kesinambungan ,objek yang membentuk garis sambung cederung mengelompok
7
(1) Tahap sensori motor (berlangsung sejak lahir sampai sekitar usia 2 tahun).
Dalam dua tahun pertama kehidupannya, bayi dapat memahami lingkungannya
dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan dan
menggerakkan anggota tubuh.
8
• Kematangan dari dalam (maturity);
• Pengalaman individual dalam lingkungan tertentu seseorang itu tumbuh,
• Tranmisi sosial (sosialisasi melalui pendidikan sekolah maupun luar sekolah);
• Pengarahan diri secara internal dan pengaturan diri (intermal self direction and
regulation).
Menurut Piaget belajar akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap
perkermbangan kognitif peserta didik. Pesera didik hendaknya diberi kesempatan untuk
melakukan eksperimen dengan objek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya
dan dibantu oleh pertayaan tilikan dari guru.
Di samping itu Piaget mengembangkan pula konsep adaptasi dengan dua variannya,
yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi, dari sudut pandang biologi adalah integrasi unsur-
unsur eksternal terhadap struktur yang sudah lengkap pada organisme. Akomodasi, adalah
menciptakan langkah baru atau memperbarui atau menggabung-gabungkan istilah/konsep
lama untuk menghadapi tantangan baru. Jika pada asimilasi terjadi perubahan pada objeknya,
maka pada akomodasi perubahan terjadi pada subjeknya. Dalam konsep psikologi, asimilasi
pada hakikatnya sesuai dengan teori penyesuaian diri autoplastik (autoplastic), sedangkan
akomodasi sesuai dengan teori penyesuaian diri aloplastik (alloplastic).
Agar terjadi ekuilibrasi antara individu dengan lingkungan, maka peristiwa asimilasi
dan peristiwa akomodasi harus terjadi secara terpadu, bersama-sama dan komplementer.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
(1) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa.
(2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
(3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan sebagai bahan baru tetapi tidak
asing.
(4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
(5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temannya.
Suciati dan Prasetya Irawan (2001) dalam Budiningsih (2005 50) menyimpulkan
bahwa memurut konsep Piaget langkah-langkah pembelajaran meliput aktivitas sebagai
berikut:
(1) menentukan tujuan pembelajaran;
(2) memilih materi pelajaran;
(3) menentukan topik-topik
(4) menentukan kegiatan belajar yang sesuai untuk topik-topik
9
(5) mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif
(6) melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
2.2.4 Teori Discovery learning dari Jerome S bruner
Dasar dari teori Bruner adalah ungkapan Piaget yang menyatakan bahwa anak harus
berperan secara aktif saat belajar di kelas.konsepnya adalah siswa mampu mengorganisasikan
bahwa pelajaran yang dipelajarinya dengan suatu bentuk akhir yang sesuai dengan tingkat
kemajuan berpikir anak (Discovery learning). Siswa didorong dan disemangati untuk belajar
sendiri melalui kegiatan dan pengalaman.
Menurut bruner pada pembelajaran harus melalui tiga tahap pembelajaran, meliputi :
1). Enaktif (enactive), seseorang belajar tentang dunia melalui respon atau aksi-aksi
terhadap suatu objek.
2). Ikonik (iconic), pembelajaran terjadi melalui penggunaan model-model dan gambar-
gambar dan visualisasi verbal.
3). Simbolik, siswa sudah mampu menggambarkan kapasitas berpikir dalam istilah-istilah
yang abstrak.
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner bahwa guru harus memandu para siswanya
sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri, bukan karena diajari melalui
memorisasi hafalan. Informasi-informasi baru dipahami siswa dengan cara
mengklarifikasinya berlandaskan Pengetahuan terdahulu yang dimilikinya. Maksudnya,
belajar merupakan proses aktif dengan cara mana siswa mengkonstruksi gagasan baru atau
konsep baru berlandaskan pengetahuan awal yang telah dimilikinya.
Teori pembelajaran Jerome Bruner yang lain adalah teori pembelajaran konsep
(concept learning) atau disebut pemerolehan konsep (concept attainment) mendefinisikan
sebagai pencarian atau pendaftaran atribut-atribut yang dapat digunakan untuk membedakan
macam-macam kategori eksemplar dan kategori non eksemplar.
Konsep dimaksudkan sebagai kategori mental yang membantu kita mengklasifikasi
objek, kejadian atau ide-ide pada setiap objek, Setiap kejadian, setiap gagasan yang
membentuk seperangkat himpunan dengan ciri-ciri umum yang relevan.
Konsep kurikulum Bruner yang terkenal adalah gulung berbentuk spiral sebagai suatu
cara penyajian suatu materi pelajaran dengan mengorganisasikan materi pelajaran pada
tingkat makro. Contoh:
2+2+2 => 2×3 = 6
Langkah-langkah Pembelajaran menurut Bruner, yaitu:
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3. Memilih materi pelajaran
10
4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke
generalisasi)
5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb
untuk dipelajari siswa
6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke
yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
11
Dalam taksonomi hasil belajar, Gagne mengidentifikasi adanya lima kategori belajar :
Taksonomi hasil belajar Contoh tindakan khusus
Informasi verbal mengungkapkan materi pembelajaran yang baru dipelajari seperti
fakta-fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
keterampilan intelektual (diskriminasi, konsep konkret, konsep terdefinisikan, hukum-hukum,
hukum-hukum tingkat tinggi) * Diskriminasi: membedakan objek, fitur atau simbol, misalnya
mendengarkan permainan instrumen musik yang berbeda.
* Konsep konkret: mengidentifikasi kelas suatu objek, fitur, atau kejadian konkrit, misalnya
mengambil seluruh permen berwarna hijau dari sekaleng permen.
* Konsep Terdefinisikan: menggolongkan contoh-contoh baru dari suatu kejadian atau
gagasan berdasarkan definisinya.
* Hukum: menggunakan suatu hubungan tunggal untuk menyelesaikan sekelompok masalah.
* Hukum tingkat tinggi: menerapkan berbagai kombinasi baru untuk menyelesaikan masalah
yang kompleks.
Strategi Kognitif Menerapkan cara personal untuk memandu belajar, berpikir,
tindakan dan merasakan. contoh menyusun suatu rencana perusahaan untuk meningkatkan
hubungan dengan pelanggan.
Sikap Memilih tindakan personal yang dilandasi oleh status internal dari pemahaman dan
kemampuan merasakan.
Ketrampilan Motorik Melaksanakan kinerja yang melibatkan aktivitas otot-otot, seperti
berenang, lompat tinggi, berlari, angkat besi.
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal dengan teori
belajar bermakna (meaningfull). Ausubel membedakan antara belajar menemukan dengan
belajar menerima. Pada belajar menerima siswa hanya menerima, jadi tinggal
menghafalkannya, tetapi pada belajar menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak
menerima pelajaran begitu saja.
12
tertentu dan pada waktu tertentu. Pembelajaran bermakna terjadi apabila seseorang belajar
dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam struktur pengetahuan mereka. Dalam
proses belajar seseorang mengkonstruksi apa yang telah ia pelajari dan mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam struktur pengetahuan mereka.
Beberapa kunci pandangan Ausubel adalah sebagai berikut :
2. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaranyang dipelajari ditemukan
sendiri oleh siswa tanpa mengaitkanpengetahuan yang telah dimilikinya, kemudian dia
hafalkan.
3. Belajar menerima (ekspositori) yang bermakna yaitu materipelajaran yang telah tersusun
secara logis disampaikan kepadasiswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang
baru iaperoleh itu dikaitkan dengan pengetahuan lain yang telah dimiliki.
13
4. Belajar menerima (ekspositori) yang tidak bermakna yaitu materipelajaran yang telah
tersusun secara logis disampaikan kepadasiswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan
yang baru iaperoleh itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuanlain yang telah
ia miliki
14
2. Kelemahan Teori Belajar kognitif
a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.
c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teori belajar kognitivisme,
di bawah ini disajikan beberapa prinsip penerapannya (Nasution, 1982).
15
Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberi arti dan makna kehidupan
setiap perilaku individu. Belajar adalah melakukuan reorganisasi pengalaman-pengalaman
masa lalu yang secara terus-menerus disempurnakan. Apabila seorang anak kena api,
maka kejadian akan memberi pengalaman setelah ia mengolah, menghubungkan, dan
menafsirkannya bahwa api merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa sakit,
sehingga ia bisa menyimpulkan dan menentukan sikap bahwa api harus dihindari. Akan
tetapi, kemusian anak akan mereorganisasi pengalamannya bahwa api itu ternyata besar
juga manfaatnya dan tidak selalu berbahaya. Inilah hakekat pengalaman. Dengan
demikan, proses membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang
bermakna untuk kehidupan anak.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang
terjadi dalam akal pikiran manusia. Pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang
melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses
interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan
berbekas. Sedangkan, teori-teori yang termasuk kedalam kelompok kognitif holistik
diantaranya: Teori Gestalt dengan tokohnya Kofka, Kohler, dan Wertheimer, Teori Medan
(Field Theory) dengan tokohnya Lewin, Teori Organismik yang dikembangkan oleh Wheeler,
Teori Humanistik dengan tokohnya Maslow dan Rogers serta teori Konstruktivisik dengan
tokohnya yang sangat terkenal yaitu Jean Piaget.
Perbedaan antara aliran behavioristik dan aliran kognitif adalah: pertama teori
behavioristik mementingkan pengaruh lingkungan, sedangkan teori kognitif lebih
mementingkan apa yang ada dalam diri. Kedua dalam teori behavioristik mementingkan pada
bagian-bagian, namun dalam teori kognitif mementingkan keseluruhan. Ketiga pada teori
behavioristik mengutamakan peran reaksi, dan pada teori kognitif menguatkan fungsi
kognitif. Keempat dalam teori belajar behavioristik hasil belajar terbentuk secara mekanis,
dalam teori kognitif terjadi kesinambunagan dalam diri. Kelima teori behavioristik
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, dan teori kognitif tergantung pada saat itu. Keenam
teori behavioristik mementingkan pembentukan kebiasaan, dan pada teori kognitif
mementingkan terbentuknya struktur kognitif. Ketujuh pada teori behavioristik dalam
16
memecahkan masalah dilakukan dengan cara trial and eror, sedangkan pada teori kognitif
untuk memecahkan masalah didasarkan kepada insight.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut wundt kognitif adalah sebuah proses aktif dan kreatif yang bertujuan
membangaun struktur melalui pengalaman-pengalaman. Teori belajar kognitif lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Teori ini menekankan perilaku
seseorang ditentukan oleh presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajar. Penting dipahami bahwa dua pemikiran pokok dari kognitivisme
adalah teori pemrosesan informasi dan teori skema.
Di dalam pengolahan informasi terjadi interaksi antara kondisi- kondisi internal
dengan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi yang diperlukan untuk mencapai
hasil pembelajaran yang optimal serta proses kognitif yang terjadi dalam diri individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan luar yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajaran. Dari hal tersebut menjelaskan kerja memori manusia
yang meliputi tiga macam sistem penyimpanan ingatan nya yaitu :
1. Memori Sensori
2. Memori Kerja
3. Memori jangka panjang
Teori Skema adalah suatu proses atau cara mengorganisasikan dan mrespon berbagai
pengalaman belajar. Adapun Teori – teori belajar berbasis kognitivisme yaitu.
Teori Kognitif Gestalt,Teori Belajar Medan Kognitif dari Kurt Lewin,Teori
Perkembangan Kognitif Jean Piaget,Teori Discovery Learning dari Jerome S. Bruner,Teori
Belajar dari Robert M. Gagne,Teori Belajar Bermakna dari David P. Ausubel.
Jadi Teori Kognitivisme ini merupakan salah satu model pembelajaran yang di
gunakan untuk mempermudah/ melakukan pembelajaran yang lebih mengedepankan proses
yang bertujuan untuk membangun struktur melalui pengalaman.
18
Demikianlah yang dapat kami sajikan materi Teori Belajar Kognitivisme dalam
makalah ini. Kami sangat berharap pembelajaran. Senantiasa berlanjut dengan mencari buku
buku pedoman lainnya hingga tercapainya tujuan dari pembelajaran perkuliahan ini dan
memberikan manfaat untuk kehidupan kita,banyak sekali kekurangan dari makalah kami
menerima segala kritik dan saran tambahan.
19
DAFTAR PUSAKA
Dahar, RatnaWilis.( 2011) . Teori Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Erlangga
http://pendvokasi.blogspot.com/2017/08/kelebihan-dan-kekurangan-teori-belajar.html
https://fatinahmunir.blogspot.com/2012/11/penerapan-teori-belajar-kognitivisme.html
https://www.kompasiana.com/ekapriyani/55100527a33311cd39ba7e10/behavioristik-vs-kognitif
20