Anda di halaman 1dari 18

KRITERIA DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN

BAHAN AJAR
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika
Dosen Pengampu : Alimatu Fatmawati, M.Pd.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Holis Solata (2284203001)


2. Mufridatun Nafiah (2284203004)
3. Julaikah (2284203017)
4. Wahayu Ningsih (2284203016)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NURUL HUDA
OKU TIMUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Kriteria Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar.

Penulisan dari makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Fisika, selain itu tujuan dari penulisan makalah ini untuk
menambah wawasan mengenai Kriteria Dan Prinsip-Prinsip Pengembangan
Bahan Ajar.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Alimatu Fatmawati, M.Pd.Si. selaku


dosen Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Fisika, penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka
dari itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar
ke depannya kami mampu menulis makalah yang lebih baik lagi.

Karang Jadi, 10 Maret 2024

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Cover .........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakanng ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. Definisi, Jenis-Jenis, Serta Fungsi Dan Manfaat Bahan Ajar ...............3
1. Definisi Bahan Ajar................................................................................3
2. Jenis-Jenis Bahan Ajar ..........................................................................3
3. Fungsi Dan Manfaat Bahan Ajar............................................................4
B. Kreteria Bahan Ajar Yang Baik ...............................................................5
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Yang Baik ........................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar yang efektif tidak
lepas dari peran penting bahan ajar. Bahan ajar yang berkualitas ibarat peta
yang akan memandu guru dan siswa menuju tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Namun, di lapangan, kita masih kerap menemui bahan ajar yang
kurang optimal. Entah materinya yang kurang sesuai kurikulum, penyajiannya
yang membosankan, atau bahkan sulit dipahami siswa.
Kondisi tersebut memunculkan kesadaran akan pentingnya kriteria dan
prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar. Kriteria menjadi acuan untuk
memastikan bahan ajar tersebut valid, menarik, dan mudah digunakan.
Sementara prinsip-prinsip pengembangan menjadi panduan agar proses
pembuatan bahan ajar tersebut efektif, efisien, dan berpusat pada siswa.
Pengembangan bahan ajar yang baik juga harus didasarkan pada landasan
teori yang kuat dari ilmu psikologi, bahasa, dan pendidikan, sehingga dapat
menciptakan proses belajar mengajar yang interaktif dan menyenangkan.
Dengan memperhatikan kriteria dan prinsip-prinsip tersebut,
diharapkan bahan ajar yang dikembangkan tidak hanya informatif tetapi juga
inspiratif, mampu menggugah kreativitas, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran, sehingga para pendidik dan pengembang bahan ajar
dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Bahan ajar yang baik tidak
hanya akan memudahkan proses belajar mengajar, tetapi juga mampu
meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Hal ini pada akhirnya akan
berujung pada pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu,
penting untuk memahami kriteria dan prinsip-prinsip pengembangan bahan
ajar yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi bahan ajar?
2. Apa saja jenis-jenis bahan ajar?
3. Apa saja fungsi dan manfaat bahan ajar?

4
4. Apa saja kreteria bahan ajar yang baik?
5. Apa saja prinsip-prinsip bahan ajar yang baik?

C. Tujuan
1. Mampu memahami definisi bahan ajar.
2. Mampu memahami jenis-jenis bahan ajar.
3. Mampu memahami fungsi dan manfaat bahan ajar.
4. Mampu memahami kreteria bahan ajar yang baik.
5. Mampu memahami prinsip-prinsip bahan ajar yang baik.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI, JENIS-JENIS, SERTA FUNGSI DAN MANFAAT BAHAN
AJAR
1. Definisi Bahan Ajar
Menurut Sanjaya (2008): Bahan ajar adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Menurut Gagne dan Briggs
(1979): Bahan ajar adalah seperangkat komponen yang saling terkait untuk
membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Dick dan
Carey (1985): Bahan ajar adalah seperangkat instruksi yang dirancang untuk
membantu siswa belajar secara mandiri. Menurut Kemp dan Dayton
(1985): Bahan ajar adalah semua bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar.
Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Bentuknya bisa beragam, seperti buku teks, modul, video, audio, dan
perangkat lunak edukasi
2. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokkan.
Berdasarkan bentuknya Prastowo (2011:40) membagi bahan ajar menjadi
empat macam yaitu:
1. Bahan ajar cetak (print),yakni sejumlah bahan ajar yang disiapkan
dalam kertas, yang dapatberperan untuk keperluan pembelajran atau
penyampaian informasi (Kemp dan Dayton 1985). Contohnya,
handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
foto atau gambar dan model atau maket.
2. Bahan ajar dengar atau program audio,yakni semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau

6
didengar oleh sesorang atau sekelompok orang. Contohnya kaset,
radio, piringan hitam, dan compact disk audio. 9
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Contohnya video compact disk dan film.
4. Bahan ajar interaktif yakni kombinasi dari dua atau lebih bahan ajar
(audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh
penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu presentasi.
Contohnya :compact disk interaction.
Menurut Rowntree dalam Prastowo (2011:42) mengatakan bahwa
berdasarkan sifatnya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Bahan ajar yang berbasis cetak, misalnya buku, pamphlet, panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, chart, foto bahan
dari majalah serta Koran, dan lain sebagainya.
2. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran
radio, slide, filmstrips, film, video cassettes, siaran televise, video
interaktif, computer based tutotial, dan multibahan ajar.
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya kit
sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telepon,
handphone, video conferencing, dan lain sebagainya
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai
jenis bahan ajar namun secara umum bisa kita bedakan menjadi dua yaitu
cetak dan non cetak dimana bahan ajar non cetak terdiri dari bahan ajar
audio, audio visual, dan interaktif.
3. Fungsi Dan Manfaat Bahan Ajar
1. Membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara
sistematis dan efektif.

7
2. Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih
mudah dan mendalam.
3. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. KRETERIA BAHAN AJAR YANG BAIK


Greene dan Petty sebagaimana yang dikutip Tarigan (1986: 20-21)
merumuskan sepuluh kriteria bahan ajar yang baik. Kesepuluh kriteria itu
adalah sebagai berikut.
1. Bahan ajar itu haruslah menarik minat para peserta didik yang
mempergunakannya.
2. Bahan ajar itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para peserta
didik yang memakainya.
3. Bahan ajar itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para peserta
didik yang memanfaatkannya.
4. Bahan ajar itu seyogianyalah mempertimbangkan aspek linguistik
sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya.
5. Bahan ajar itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran pelajaran
lainnya; lebih baik lagi apabila dapat menunjangnya dengan terencana
sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6. Bahan ajar itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas aktivitas
pribadi para peserta didik yang mempergunakannya.
7. Bahan ajar itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep
konsep yang samar dan tidak biasa agar tidak sempat membingungkan
para peserta didik.
8. Bahan ajar itu haruslah mempunyai sudut pandang atau point of view yang
jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang para
pemakainya yang setia.
9. Bahan ajar haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-
nilai peserta didik.
10. Bahan ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para
peserta didik pemakainya.

8
Adapun Akhlan Husen, dkk (1997: 188-190) merumuskan kriteria
bahan ajar yang baik itu sebagai berikut.
1. Bahan ajar harus mempunyai landasan, prinsip, dan sudut pandang tertentu
yang menjiwai atau melandasi bahan ajar secara keseluruhan. Sudut
pandangan ini dapat berupa teori dari ilmu psikologi, bahasa, dan
sebagainya.
2. Konsep-konsep yang digunakan dalam suatu bahan ajar harus jelas dan
tegas. Ketidakjelasan dan kesamaran perlu dihindari agar peserta didik
atau pembaca juga memperoleh kejelasan, pemahaman, dan pengertian.
3. Bahan ajar ditulis untuk digunakan di sekolah-sekolah. Oleh karena itu,
tidak ada pilihan lain bahwa bahan ajar harus relevan dengan kurikulum
yang berlaku di sekolah.
4. Bahan ajar ditulis untuk peserta didik; karena itu, penulis bahan ajar harus
mempertimbangkan minat-minat peserta didik pemakai bahan ajar
tersebut. Semakin sesuai bahan ajar dengan minat peserta didik maka
semakin tinggi daya penarik bahan ajar tersebut.
5. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti ‘daya pendorong bagi
seseorang untuk melakukan sesuatu’. Dengan motivasi diartikan sebagai
penciptaan kondisi yang ideal sehingga seseorang ingin, mau, dan senang
mengerjakan sesuatu. Bahan ajar yang baik ialah bahan ajar yang dapat
membuat peserta didik ingin, mau, dan senang mengerjakan apa yang
diinstruksikan di dalam buku teks tersebut. Apalagi apabila bahan ajar
tersebut dapat mengarahkan peserta didik ke arah penumbuhan motivasi
intrinsik.
6. Bahan ajar yang baik ialah bahan ajar yang merangsang, menantang. dan
menggiatkan aktivitas peserta didik. Hal ini sesuai dengan konsep Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA). Di samping tujuan dan bahan, faktor metode
sangat menentukan dalam hal ini.
7. Bahan ajar harus disertai dengan ilustrasi yang mengena dan menarik.
Ilustrasi yang cocok pastilah memberikan daya penarik tersendiri serta
memperjelas hal yang dibicarakan.

9
8. Bahan ajar haruslah mudah dimengerti oleh para pemakainya, yakni
peserta didik. Pemahaman harus didahului oleh komunikasi yang tepat.
Faktor utama yang berperan di sini ialah bahasa. Oleh karena itu, bahasa
bahan ajar haruslah:
9. sesuai dengan bahasa peserta didik,
10. kalimat-kalimatnya efektif,
11. terhindar dari makna ganda,
12. sederhana,
13. sopan, dan
14. menarik.
15. Bahan ajar mengenai bahasa Indonesia, misalnya di samping menunjang
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, juga menunjang mata pelajaran lain.
Melalui pengajaran bahasa Indonesia, pengetahuan peserta didik dapat
bertambah dengan masalah-masalah sejarah, ekonomi, geografi, kesenian,
olah raga, dan lain-lain. Hal itu dapat diwujudkan melalui
wacana/pelajaran bacaan yang membicarakan pengetahuan-pengetahuan
tersebut di atas.
16. Bahan ajar yang baik tidak membesar-besarkan perbedaan individu
tertentu. Perbedaan dalam kemampuan, bakat, minat, ekonomi, sosial, dam
budaya setiap individu tidak dipermasalahkan, tetapi diterima sebagaimana
adanya.
17. Bahan ajar yang baik berusaha untuk memantapkan nilai-nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Uraian-uraian yang menjurus kepada
penggoyahan nilai-nilai yang berlaku pantas dihindarkan.

C. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG BAIK


Pusat Perbukuan (2004: 8-12) juga mengeluarkan tujuh kriteria atau
prinsip penulisan bahan ajar yang baik. Ketujuh prinsip itu meliputi prinsip
kebermaknaan, keautentikan, keberfungsian, performansi komunikatif,
kebertautan, dan prinsip penilaian. Lebih lanjut ketujuh prinsip tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Prinsip Kebermaknaan

10
Prinsip ini menekankan pada pemenuhan dorongan bagi peserta
didik untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan, dan informasi
kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis.
2. Prinsip Keautentikan
Prinsip ini menekankan pada pemilihan dan pengembangan materi
pelatihan berbahasa, yakni sebagai berikut:
1. Berupa pelajaran atau wacana tulis atau lisan;
2. Banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemahiran fungsi berbahasanya;
3. Menekankan fungsi komunikatif bahasa, yakni menekankan pada
proses belajar-mengajar;
4. Memenuhi kebutuhan berbahasa peserta didik;
5. Berisi petunjuk, pelatihan, dan tugas-tugas dengan memanfaatkan
media cetak atau elektronik secara optimal;
6. Mendasarkan pada hasil analisis kebutuhan berbahasa peserta didik;
7. Mengandung pemakaian unsur bahasa yang bersifat selektif dan
fungsional;
8. Mendukung terbentuknya performansi komunikatif peserta didik yang
andal.
3. Prinsip Keterpaduan
Penataan materi dilakukan dengan memerhatikan hal-hal berikut:
1. Mempertahankan keutuhan bahan;
2. Menuntut peserta didik untuk mengerjakan atau mempelajarinya secara
bertahan;
3. Secara fungsional, yakni bagian yang satu bergantung kepada bagian
yang lain dalam jalinan yang padu dan harmonis menuju
kebermaknaan yang maksimal.
4. Prinsip Keberfungsian
Prinsip keberfungsian ada pada pemilihan metode dan teknik
pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah berikut ini:
1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengambil
bagian dalam proses pembelajaran yang seluas-luasnya;

11
2. Memberikan kepada peserta didik informasi, praktik, latihan, dan
pengalaman-pengalaman belajar;
3. Mengarahkan peserta didik kepada penguasaan kompetensi tertentu;
4. Jika memungkinkan, memanfaatkan berbagai kegiatan belajar;
5. Mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan kompetensinya;
6. Mendorong kemampuan berpikir/bernalar dan kreativitas peserta
didik.
5. Prinsip Performansi Komunikatif
Pengalaman belajar adalah segala sesuatu yang memungkinkan
terjadinya peristiwa belajar. Hal ini dapat berupa beragam kegiatan belajar,
mengamati, berlatih, atau bahkan merenung. Yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan pengalaman belajar ialah mendukung terbentuknya
kompetensi tertentu dari peserta didik yang andal, sesuai dengan bahan
pembelajaran, bermakna bagi pengembangan potensi peserta didik, sesuai
dengan tuntutan didaktik metodik yang mutakhir, disajikan secara
berkelanjutan dan berkaitan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang
lain secara terpadu.
6. Prinsip Kebertautan (Kontekstual)
Prinsip ini khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media dan
sumber belajar. Agar diperoleh hasil yang optimal, pembelajaran menuntut
penggunaan media dan sumber belajar dengan persyaratan-persyaratan
berikut:
1. Dapat memberikan pengalaman langsung bagi peserta didik untuk
belajar;
2. Merupakan fakta atau peristiwa aktual yang dapat ditemukan peserta
didik atau diadakan oleh guru;
3. Sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan peserta didik, baik itu di dalam
maupun di luar kelas;
4. Bervariasi, baik itu wujud maupun ragamnya (majalah, koran, radio,
percakapan di lain); pasar, di tempat dokter praktik, dalam rapat, dan
lain

12
5. Memberikan kemudahan bagi pengembangan performansi peserta
didik yang andal.
Fakta yang disajikan kepada peserta didik harus memenuhi syarat berikut:
1. Berguna atau dapat ditemukan setiap saat di sekitarnya;
2. Sesuai dengan yang mungkin terjadi di masyarakat;
3. Bervariasi dan menantang; bermakna bagi pengembangan kompetensi
peserta didik secara optimal.
7. Prinsip Penilaian
Pembelajaran menuntut sistem penilaian yang memenuhi ketentuan
ketentuan berikut:
1. Mengukur dengan langsung kompetensi peserta didik secara
menyeluruh;
2. Mendorong peserta didik agar aktif mengoptimalkan segala kompe
tensinya;
3. Mengarahkan kemampuan peserta didik dalam belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, kriteria bahan ajar yang
baik mencakup tiga aspek, yakni keberadaan isi, penyajian materi, serta
bahasa dan keterbacaannya.
1. Isi bahan ajar harus sesuai dengan kurikulum, memiliki ketegasan dan
kejelasan di dalam konsep-konsep kebahasaan ataupun kesastraan,
serta bermakna dan menghargai berbagai perbedaan pada kehidupan
para peserta didik serta menghargai pula nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Di samping itu, isi bahan ajar diupayakan memiliki kaitan
dengan materi-materi pelajaran lain.
2. Penyajian materi harus membangkitkan minat dan motivasi peserta
didik untuk mempelajarinya. Oleh karena itu, di dalam penyajiannya
harus disertai dengan ilustrasi yang menarik, mudah dipahami, dan
mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajarannya. Materi
pelajaran harus pula disusun dengan sistematika yang jelas dan
variatif, yakni dari mudah ke yang sukar, dari yang konkret ke yang
abstrak, dari yang dekat dengan kehidupan peserta didik (lokal) ke
yang jauh (internasional), mencakup ragam bahasa lisan dan tertulis

13
serta melibatkan berbagai sumber (media cetak, elektronik, ataupun
narasumber dari berbagai kalangan).
3. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik sehingga mudah bagi mereka untuk memahaminya. Oleh karena
itu, bahasa buku haruslah efektif, sederhana, sopan, dan menarik. Di
samping itu, bahasa buku harus memperhatikan kesesuaiannya dengan
tuntutan dan kebutuhan peserta didik, baik itu dalam hal
keberagamannya ataupun fungsinya: lisan tertulis ataupun formal dan
tidak formal.

14
BAB III
KESIMPULAN
A. Definisi, Jenis-Jenis, Serta Fungsi Dan Manfaat Bahan Ajar
Menurut Sanjaya (2008): Bahan ajar adalah segala sesuatu yang
menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Jenis bahan ajar dibedakan atas beberapa kriteria pengelompokkan.
Berdasarkan bentuknya Prastowo (2011:40) membagi bahan ajar menjadi
empat macam yaitu:
1. Bahan ajar cetak (print)
2. Bahan ajar dengar atau program audio,
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual
4. Bahan ajar interaktif
Fungsi Dan Manfaat Bahan Ajar
1. Membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran secara
sistematis dan efektif.
2. Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih
mudah dan mendalam.
3. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan
B. Kreteria Bahan Ajar Yang Baik

15
Greene dan Petty sebagaimana yang dikutip Tarigan (1986: 20-21)
merumuskan sepuluh kriteria bahan ajar yang baik. Kesepuluh kriteria itu
adalah sebagai berikut.
1. Bahan ajar itu haruslah menarik minat para peserta didik yang
mempergunakannya.
2. Bahan ajar itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para peserta
didik yang memakainya.
3. Bahan ajar itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para peserta
didik yang memanfaatkannya.
4. Bahan ajar itu seyogianyalah mempertimbangkan aspek linguistik
sehingga sesuai dengan kemampuan para peserta didik yang memakainya.
5. Bahan ajar itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran pelajaran
lainnya; lebih baik lagi apabila dapat menunjangnya dengan terencana
sehingga semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.
6. Bahan ajar itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas aktivitas
pribadi para peserta didik yang mempergunakannya.
7. Bahan ajar itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep
konsep yang samar dan tidak biasa agar tidak sempat membingungkan
para peserta didik.
8. Bahan ajar itu haruslah mempunyai sudut pandang atau point of view yang
jelas dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandang para
pemakainya yang setia.
9. Bahan ajar haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-
nilai peserta didik.
10. Bahan ajar haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para
peserta didik pemakainya.
C. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Yang Baik
Pusat Perbukuan (2004: 8-12) juga mengeluarkan tujuh kriteria atau
prinsip penulisan bahan ajar yang baik. Ketujuh prinsip itu meliputi prinsip
kebermaknaan, keautentikan, keberfungsian, performansi komunikatif,
kebertautan, dan prinsip penilaian. Lebih lanjut ketujuh prinsip tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut.

16
1. Prinsip Kebermaknaan
2. Prinsip Keautentikan
3. Prinsip Keterpaduan
4. Prinsip Keberfungsian
5. Prinsip Performansi Komunikatif
6. Prinsip Kebertautan (Kontekstual)
7. Prinsip Penilaian

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2010). Pengembangan Bahan Ajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


http://repository.upy.ac.id/4199/1/PENGEMBANGAN-BAHAN-
AJAR.pdf
Kosasih, E. (2021). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
https://ruangjurnal.com/kriteria-dan-prinsip-prinsip-pengembangan-
bahan-ajar-1/
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. https://pusbuk.kemdikbud.go.id/
Rusman, E. (2012). Kriteria dan Prinsip Pengembangan Bahan Ajar. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, 21(2), 147-156.
https://ruangjurnal.com/kriteria-dan-prinsip-prinsip-pengembangan-
bahan-ajar-1/
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
https://books.google.com/books/about/Perencanaan_dan_Desain_Siste
m_Pembelajar.html?id=Y9xDDwAAQBAJ
Sudjana, D. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo. https://senayan.iain-palangkaraya.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=6027
Trianto, A. (2010). Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar yang Efektif.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 16(1), 1-10.

17
http://pengembangbahanajar.blogspot.com/2015/02/prinsip-prinsip-
bahan-ajar.html
Wulandari, D. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual. Jurnal
Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, 4(1), 1-10. http://digilib.uin-
suka.ac.id/12262/2/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
Yanti, Y. (2019). Pengertian, Jenis-jenis, dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak
Meliputi Hand Out, Modul, Buku (Diktat, Buku Ajar, Buku Teks), LKS
dan Pamflet. Padang: Media Padang.

18

Anda mungkin juga menyukai