Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH JENIS BAHAN AJAR CETAK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar

Dosen Pengampu: Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Bela Feranika Citra 180384205058


2. Delvie Selmi Maldiana 180384205010
3. Indah Saliana Putri 180384205035
4. Shella Suttari 180384205022
5. Vingkan Nadila Teresia 180384205023
6. Ummi Mufidah 180384205048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkakan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Jenis Bahan Ajar Cetak”

Makalah Pengembangan Bahan Ajar ini telah kami susun dengan


maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih pada semua belah pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Telepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu
kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berhara semoga makalah Pengembangan Bahan Ajar ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Tajungpinang, 20 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

A. Pengertian Bahan Ajar Cetak.....................................................


B. Jenis jenis Bahan ajar..................................................................
C. Karakteristik Bahan Ajar ...........................................................
D. Jenis Bahan Ajar Cetak ..............................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................14

A. Kesimpulan................................................................................14
B. Saran..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru
atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan ajar
adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesampingkan dalam satu
kesatuan pembahasan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar.

Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sangat umum


digunakan oleh para guru, namun masih sedikit sekali para guru yang memiliki
kemampuan untuk mengembangkannya. Hal ini karena para guru sudah terbiasa
menggunakan bahan pembelajaran yang sudah jadi dan beredar dipasaran. Hal
tersebut tidaklah keliru, namun ketergantungan tersebut menyebabkan para guru
menjadi tidak kretif untuk menulis dan mengembangkan materi ajar sesuai dengan
karakteristik siswa yang dihadapinya. Karena materi ajar cetak yang selama ini
digunakan adalah suatu penyeragam untuk semua siswa yang ada diseluruh
Indonesia, baik yang tinggal dikota-kota besar maupun yang didaerah perdesaan.
Untuk itu sangatlah penting bagi guru memiliki pengtahuan dan kemampuan yang
memadai tentang bahan pembelajaran cetak yang baik untuk menunjang proses
pembelajaran. Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal
adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks
berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat
merancang yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan
penggunaan spasi kosong.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahan ajar cetak ?
2. Apa saja jenis jenis bahan ajar ?
3. Apa saja karakteristik bahan ajar cetak ?
4. Apa saja jenis bahan ajar cetak ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bahan ajar cetak
2. Untuk mengetahui jenis jenis bahan ajar
3. Untuk mengetahui karakteristik bahan ajar cetak
4. Untuk mengetahui jenis bahan ajar cetak
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Pembelajaran Ajar Cetak

Bahan ajar merupakan suatu bahan/ materi pelajaran yang disusun secara
sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
Menurut National Centre for Competency Based Training (2007),
pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan
yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak
tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana yang memungkinkan
siswa belajar.
Sementara menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
(2008:6), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar merupakan komponen pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai
bahan belajar bagi siswa dan membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
Pembelajaran cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat
materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan
dengan menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak
memuat materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah, atau teori yang
tercangkup dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta
informasi lainnya dalam pembelajaran.

B. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Dalam pengelompokannya bahan ajar dibagi menjadi 5 jenis kelompok besar:
1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display, model.
2. Bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead
transparencies, proyeksi computer.
3. Bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc.
4. Bahan ajar video, seperti video dan film.
5. Bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction
(CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.

Sementara Ellington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan ajar


berdasarkan bentuknya. Mereka mengelompokkan jenis bahan ajar tersebut ke
dalam 7 jenis.
1. Bahan ajar cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa,
bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.
2. Bahan ajar display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster,
model, dan foto.
3. Bahan ajar display diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips, dan
lain-lain.
4. Bahan ajar audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
5. Bahan ajar audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam, misalnya
program slide suara, program filmstrip bersuara, tape model, dan tape realia.
6. Bahan ajar video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
7. Bahan ajar komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan
Computer Based Tutorial (CBT).

Di sisi lain, Rowntree (1994) memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda
dengan kedua ahli di atas dalam mengelompokkan jenis bahan ajar ini. Menurut
Rowntree, jenis bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok
jenis bahan ajar berdasarkan sifatnya, yaitu:
1. Bahan ajar berbasiskan cetak, termasuk di dalamnya buku, pamflet, panduan
belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari
majalah dan koran, dan lain-lain;
2. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audiocassette, siaran radio,
slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televisi, video interaktif,
Computer Based Tutorial (CBT) dan multimedia;
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain-lain.
4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia ( terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh ), misalnya: Telepon, Hand Phone,
Video Conferencing, Dan Lain Sebagainnya.

C. Karakteristik Bahan Ajar Cetak


Bahan ajar cetak adalah perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapaitujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat
materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup
dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya
dalam pembelajaran. Bahan ajar tidak sama dengan buku teks. Buku teks
bersifat umum dan hanya memuat materi pelajaran saja, sedangkan bahan ajar
cetak lebih bersifat khusus dan lengkap. Artinya khusus bagi siapa bahan ajar
tersebut ditujukan sehingga sangat sesuai dengan calon penggunanya dan
lengkap dengan hal-hal yang dipandang perlu dalam proses pembelajaran juga
dicantumkan pada bagian karakteristik bahan ajar cetak tersebut.
Ada beberapa karakteristik bahan ajar cetak, yaitu:
5. Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self instructional).
Artinya bahan ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang
sejelas-jelasnya untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik
dalam bimbingan guru maupun secara mandiri.
6. Bersifat lengkap (self contained) artinya memuat hal-hal yang sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan
pembelajaran/kompetensi, prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang
mendukung atau perlu dipelajari terlebih dahulu sebelumnya, prosedur
pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun sistematis, latihan/tugas-
tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak lanjut yang
harus dikerjakan oleh siswa
7. Mampu membelajarkan peserta didik (self instructional material), artinya
dalam bahan pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif
dalam proses belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai
kemampuan belajarnya sendiri.
D. Jenis Bahan Ajar Cetak

Ada beberapa jenis bahan ajara cetak yaitu:

1. Handout
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita
atau surat lembaran. Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-
bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi
belajar. Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi
dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan
dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Handout
adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik.
Bentuk handout dapat bervasiasi, diantaranya:
a. Bentuk catatan
Handout ini menyajikan konsep-konsep, prinsip, gagasan pokok
tentang suatu topik yang akan dibahas.
b.     Bentuk diagram
Handout ini merupakan suatu bagan, sketsa atau gambar, baik yang
dilukis secara lengkap maupun yang belum lengkap.
c.     Bentuk catatan dan diagram
Handout ini merupakan gabungan dari bentuk pertama dan kedua.

Langkah-langkah menyusun Handout adalah sebagai berikut:


a. Melakukan analisis kurikulum
b. Menentukan judul Handout, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan
materi pokok yang akan dipelajari
c. Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
d. Menulis Handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas
e. Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang untuk
menemukan kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan
f. Menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
Handout misalnya buku, internet, majalah, dan jurnal hasil penelitian.

Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000: 38):


a. Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing
b. Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan
pikiran secara logis
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta
memperlancar pemahaman informasi yang disampaikan
d. Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi

Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000: 38-39) adalah:


a. Sulit menampilkan gerak dan suara
b. Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa
c. Cepat rusak atau hilang
d. Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif
2. Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu
pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku
disusun dengan menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi
gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan sangat
membantu guru dan siswa dalam mendalami ilmu pengetahuan sesuai
dengan mata pelajaran masing-masing. Secara umum, buku dibedakan
menjadi empat jenis (Prastowo dalam Lestari, 2011: 79) yaitu sebagai
berikut.
a. Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan rujukan, referensi, dan
sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu
yang lengkap.

b. Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi untuk bahan bacaan
saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.

c. Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau
pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.

d. Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku yang disusun untuk proses
pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi pembelajaran yang
akan diajarkan.

3. Modul

Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara


sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang
fasilitator/guru. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat
dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Kalau guru
memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu
menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik
sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

Penulisan bahan ajar modul

Dalam menulis bahan ajar khususnya modul terdapat beberapa


tahapan yang harus dilalui, yaitu:

a. Analisis SK dan KD

Analisis dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang


memerlukan bahan ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara
melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang
harus dimiliki oleh siswa dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh
siswa (critical learning outcomes) itu seperti apa.
b. Menentukan judul-judul modul

Judul modul ditentukan atas dasar KD-KD atau materi


pembelajamn yang terdapat dalam silabus. Satu kompetensi dapat
dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,
sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi antara lain dengan cara
apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 MP,
maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul.
Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan
kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.

c. Pemberian kode modul

Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam


pengelolaan modul. Biasanya kode modul merupakan angka-angka yang
diberi makna, misalnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA. (2):IPS.
(3): Bahasa. Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/ kelompok
utama kajian atau aktivitas atau spesialisasi pada jurusan yang
bersangkutan. Misalnya jurusan IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2
Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.

d. Penulisan Modul

Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:

1) Perumusan KD yang harus dikuasai

Rumusan KD pada suatu modul merupakan spesifikasi kualitas


yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berh:asil
menyelesaikan modul tersebut. KD yang tercantum dalam modul diambil
dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak berhasil
memiliki tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam KD itu, maka KD
pembelajaran dalam modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini
barangkali bahan ajar yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada
terminal behaviour, jika terminal behaviour diidentifikasi secara tepat,
maka apa yang harus dikerjakan untuk mencapainya dapat ditentukan
secara tepat pula.

2) Penyusuan Materi

Materi atau isi modul sangat tergantung pada KD yang akan


dicapai. Materi modul akan sangat baik jika menggunakan referensi-
referensi mutakhir yang memliki relevansi dart berbagai sumber misalnya
buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Materi modul tidak harus
ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu ditunjukkan reterensi yang
digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas
harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang
hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Misalnya tentang
tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan
siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi sangat


diperlukan, karena di samping memperjelas penjelasan juga dapat
meambah daya tank bagi Siswa untuk mempelajarinya.

3) Urutan pembelajaran

Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam petunjuk


menggunakan modul. Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan
mengajarkan materi tersebut dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa
diarahkan kepada hal-hal yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh
dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya, guru
juga tidak perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan kata lain guru
berfungsi sebagai fasilitator.

4) Struktur bahan ajar/modul

Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi


yang akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang
akan dilakukan.Secara umum modul harus memuat paling tidak: Judul,
petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai,
informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja, dapat berupa Lembar
Kerja (LK) dan Evaluasi Penilaian.

4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 

Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana


untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan
pendidik, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam
peningkatan prestasi dari peserta didik disekolah.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Gambar LKPD https://www.kajianpustaka.com/2015/07/lembar-kerja-peserta-


didik-lkpd.html

Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik


(LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan
oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD
yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Suyitno (1997:40) dalam Hidayat (2013) mengungkapkan manfaat


yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran
adalah

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.


2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan
keterampilan

Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan


proses pembelajaran. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang
materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik
untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui
kegiatan belajar secara sistematis

5. Penuntun pratikum

Penuntun Praktikum ini disiapkan untuk membantu mahasiswa


atau siswa untuk pengertian penuntun pratikum adalah pedoman
pelaksanaan pratikum yang berisi tata cara persiapan,pelaksanaan,analisis
data, dan pelaporan.
Gambar penuntun praktikum (sumber graha ilmu.id)

Adapun beberapa kelebihan penuntun praktikum sebagai media cetakan


(Arsyad, 2013) yakni:

a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-


masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat
maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada
akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi
pelajaran itu.
b. Disamping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa
akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
c. Perpaduan teks dan gambar dalam media cetak sudah merupakan
hal lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik serta dapat
memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua
format, verbal dan visual.
d. Meskipun isi format media harus diperbaharui dan direvisi sesuai
dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu
itu, materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan
didistribusikan dengan mudah.
6. Brosur

Brosur adalah suatu media yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi
tertentu untuk menawarkan suatu produk, layanan atau program kepada
masyarakat umum. Brosur ini diterbitkan secara tidak berkala “tidak reguler” dan
hanya terdiri dari beberapa halaman saja “sedikit halamannya”, brosur juga
umumnya memiliki sampul tetapi tidak berjilid.

a. Fungsi Brosur

Brosur dibuat bukan tanpa sebab dan fungsi, brosur juga memiliki fungsi
yang penting terutama dalam hal pemasaran dan promosi. Fungsi utama dari
sebuah brosur ialah memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai
suatu produk yang akan ditawarkan secara detail. Untuk dapat menarik perthatian
masyarakat, umumnya brosur dibuat dengan desain yang menarik dan isinya jelas.

b. Ciri-Ciri Brosur

Segala sesuatu tentu memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri, begitu


juga dengan brosur. Brosur memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan media-media promosi lainnya. Adapun ciri-ciri brosur antara lain yaitu:

1. Umumnya memiliki pesan yang tunggal.


2. Tujuannya menginformasikan produk kepada
masyarakat luas.
3. Hanya sekali diterbitkan.
4. Di buat semenarik mungkin agar menarik perhatian
publik.
5. Didistribusikan secara tersendiri “oleh perusahaan
tersebut”.
6. Desainnya menarik dan isinya jelas.
c. Tujuan Brosur
Secara umum brosur berfungsi sebagai media informatif dan persuasif.
Sebagai media informatif, brosur bertujuan untuk menyampaikan informasi
sehingga khalayak dapat bertambah pengetahuan dan wawasannya. Misalnya,
mengenai jenis produk, harga produk, dan dimana produk tersbut dapat diperoleh.
Bahkan, tak jarang ada brosur yang menyampaikan informasi mengenai seluk
beluk produk, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pemasaran.

Sedangkan sebagai media persuasif, brosur kerap kali tak lagi berbicara
mengenai kualitas, melainkan gengsi produk. Karena pada dasarnya, persuasif
bertujuan mempengaruhi khalayak agar mau melakukan perubahan sikap,
pendapat, perilaku, atau perubahan sosial. Dalam konumikasi persuasif, kata-kata
penggoda kerap digunakan agar khalayak mau memperhatikan brosur yang
disebarkan. Berikutnya, setelah khalayak tertarik perhatiannya, disajikan kata-kata
atau kalimat bujukan untuk mempengaruhi khalayak.

d. Manfaat Brosur

Dalam brosur harus menciptakan suatu kejelasan dalam brosur agar dalam
menjalin hubungan dengan baik harus menjaga hubungan yang baik dalam
informasi yang ada didalam hubungan yang baik agar tidak ada informasi yang
baik dalam brosur agar tidak adanya suatu masalah yang serius dalam brosur
tersebut.

Maka dari itu dalam menjalankan suatu brosur harus menciptakan


hubungan yang baik dalam menerangkan suatu masalah yang baik agar tidak ada
salah satu menjaga hubungan yang baik dalam manfaat brosur, untuk itu dalam
menjalankan suatu masalah yang baik adalah suatu informasi yang baik dalam
menerangkan suatu masalah yang ada dalam brosur tersebut, maka dari itu brosur
harus menjalin suatu informasi yang baik agar tidak ada ketertarikan dalam brosur
tersebut. agar dalam brosur tersebut harus mengembangkan informasi yang baik
dalam brosur.

Contoh brosur
Slideshare.net

7. Leaflet

Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi pada selembar kertas


yang ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat tiga. Agar
terlihat menarik leaflet biasanya didesain secara cermat dilengkapi dengan
ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah
dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar harus memuat materi yang dapat
menggiring siswa menguasai satu atau lebih KD. Dalam membuat leaflet
secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya hanya pada
penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat dilihat pada
penyusunan brosur.

Leaflet praktis dan mudah dibawa kemana saja, sehingga siswa


tidak malas untuk membawa leaflet dalam proses pembelajaran. Leaflet
didesain dengan warna-warna dan gambar-gambar atraktif yang menarik
motivasi siswa untuk belajar dengan media leaflet. Dalam leaflet materi
pelajaran di dalamnya juga dikemas dengan bahasa sederhana dan cukup
ringkas, sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa sekaligus
mempermudah siswa dalam belajar(Riswinarni, 2016). Menurut Setyono
(2005) leaflet paling tidak memuat antara lain:

a. Judul, diturunkan dari KD.


b. Materi pokok yang akan dicapai.
c. Informasi yang jelas, padat dan menarik.
d. Tugas berupa membaca buku tertentu untuk dibuat resumenya dan
diberikan secara individu maupun kelompok.
e. Penilaian
f. Bersumber dari buku, majalah dan internet.

Selain mengetahui ketentuan cara pembuatan bahan ajar leaflet,


guru harus mengetahui kelebihan dan kekurangan dari bahan ajar
berbentuk leaflet itu sendiri. Adapun kelebihan bahan ajar leaflet sebagai
berikut.

a. Leaflet  efektif untuk pesan singkat, sederhana, dan murah.
b. Siswa dapat belajar mandiri, karena dapat melihat isinya pada saat 
santai.
c. Dapat memberikan detail yang tidak mungkin bila disampaikan sec
ara lisan.
d. Siswa bersama guru dapat mempelajari informasi yang rumit.
e. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-
masing. Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, baik yang cepat
maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun, pada
akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
f. Disamping dapat mengulangi materi dalam media berbentuk
cetakan khususnya leaflet, siswa akan mengikuti urutan pikiran
secara logis
g. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak yang dikemas
sedemikian rupa dapat menambah daya tarik, serta dapat
memperlancar pemahaman informasi yang disajikan.

Bahan ajar leaflet juga memiliki beberapa keterbatasan serta


kekurangan sebagai berikut.

a. Tidak dapat menampilkan gerak dalam media leaflet.


b. Biaya percetakan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi,
gambar, atau foto yang berwarna.
c. Proses percetakan media sering kali memakan waktu lama.
d. Mudah hilang dan rusak

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan secara ringkas


bahwa kelemahan leaflet adalah biaya percetakan yang mahal sebab leaflet
menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna. Sedangkan
kelebihannya siswa belajar berdasarkan kemampuannya masing-masing,
sehingga dapat terlihat pencapaian kompetensi pada proses pembelajaran
berhasil atau tidak.

Berikut contoh dari leaflet.

Gambar Leaflet : Tampak depan dan belakang dari leaflet (sumber


http://fajrulbio.blogspot.com)
8. Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses


atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Misalnya tentang
siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya atau
proses dari suatu kegiatan laboratorium. Menurut Majid (2005) “wallchart
adalah bahan cetak, berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna
menunjukkan proporsi tertentu”.

Media wallchart berupa gambar disebut juga carta gambar.


Menurut Soeparno (1988) “Carta gambar merupakan gambar semantik
yang hampir mirip dengan gambar berseri, namun tentu saja perbedaannya
sangat terlihat jelas dengan gambar berseri”. Perbedaan carta gambar
dengan gambar seri, antara lain: (1) gambar-gambar pada gambar seri
merupakan rangkaian cerita, sedangkan gambar-gambar pada carta gambar
bukan merupakan rangkaian cerita, hanya saja dikelompokkan menurut
jenisnya, misalnya kelompok gambar benda tak hidup, kelompok benda
hidup, dan sebagainya, (2) gambar-gambar pada gambar seri merupakan
gambar memoris, sedangkan gambar-gambar pada carta gambar
merupakan gambar semantik.

Wallchart sering menampilkan jenis media lain, seperti gambar,


diagram, kartun, atau lambang-lambang verbal. Media wallchart yang baik
menurut Sadiman (2008) yaitu “(1) dapat dimengerti anak, (2) sederhana
dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit, (3) diganti pada waktu-waktu
tertentu agar selain tetap termasa (up to date) juga tidak kehilangan daya
tarik”. Dalam mempersiapkannya wallchart paling tidak berisi tentang:

a. Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar


kecilnya materi.
b. Petunjuk penggunaan wallchart, dimaksudkan agar wallchart tidak
terlalu banyak tulisan.
c. Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam
bentuk gambar, bagan atau siklus.
d. Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa
tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar
dan membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa
untuk menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat
diberikan secara individu atau kelompok.
e. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang
diberikan.
f. Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

Sebelum membuat, guru tentu harus mengetahui dulu prosedur


untuk membuat sebuah bahan ajar berupa wallchart tersebut. Menurut
Nana Sudjana dan Rivai (2011), prosedur yang disarankan untuk membuat
wallchart di antaranya sebagai berikut.

a. Letakkan rencana suatu wallchart pada kertas dengan ukuran 21 x


27 cm/lebih.
b. Usahakan wallchart dibuat sederhana.
c. Buatlah wallchart yang cukup besar agar mudah dilihat.
d. Buatlah wallchart semenarik mungkin, gunakan warna kontras dan
isilah ruangan kosong.
e. Utamakan kontras dengan cara memakai huruf dan gambar yang
gelap pada latar belakang terang atau sebaliknya dan perhatikan
bagian-bagian penting yang perlu ditonjolkan.
f. Gunakan warna jika perlu, jangan gunakan warna secara
berlebihan.
g. Ingat peranan ruang yang penting.
h. Bila rencana tersebut sudah lengkap, buatlah sketsa menggunakan
pensil pada wallchart, kemudian dilengkapi.
Ismawati (2012) memaparkan bahwa “penggunaan media wallchart
sangat bergantung pada kreativitas guru”. Peran media wallchart dalam
keseluruhan pembelajaran menuntut persiapan yang matang karena
membutuhkan keterampilan guru untuk berkreasi membuat media
wallchart yang menarik agar pesan yang akan disampaikan guru mampu
merangsang siswa. Salah satu alternatif bahan untuk membuat wallchart
adalah banner. Pemilihan banner sebagai bahan dasar membuat wallchart
yaitu agar media tidak mudah robek dan rusak. Selain itu, penggunaan
bahan dasar banner bertujuan agar wallchart dapat dipasang bongkar
sesuai dengan kebutuhan.

Melalui media yang baik, pesan yang akan disampaikan oleh guru
dalam proses pembelajaran tentunya akan mudah diterima oleh siswa.
Siswa lebih antusias jika media yang digunakan oleh guru tidak monoton.
Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran harus benar agar proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar dan terhindar dari
resiko kerusakan media. Keunggulan dari media wallchart yaitu
memaparkan bentuk visual berupa gambar, kata dan bagan yang dapat
ditempel pada dinding kelas.

 Kelebihan yang dimiliki oleh media wallchart ini adalah :

1) Lebih focus ke materi yang disampaikan karena melalui bagan-
bagan yang sesuai dengan materi.
2) Bentuknya dibuat menarik untuk menumbuhkan minat seseora
ng.
3) Dapat di tempel di dinding sehingga dapat dilihat kapan saja
4) Bisa disesuaikan dengan materi yang disampaikan

Kekurangan dari media wallchart adalah :

1) Bentuk yang besar menjadi lebih sulit untuk disimpan.
2) Membutuhkan biaya yang cukup banyak.

Berikut contoh dari wallchart.


Gambar Wallchart (sumber : syamsul671.wordpress.com.media-
pembelajaran-wall-chart)

9. Flyer

Flyer biasanya berbentuk kertas selembar yang tidak dilipat seperti


leaflet atau brosur (yang biasanya dilipat 3 atau 4), dengan ukuran
maksimal adalah A4 sehingga akan mudah untuk dibagi-bagikan kepada
orang-orang. Pada flyer, desain biasanya hanya akan dicetak 1 sisi
meskipun tidak jarang ada yang mencetak di 2 sisi kertas tergantung
dengan tingkat kebutuhannya, dan juga kertas yang digunakan pada flyer
umumnya lebih tipis dibandingkan brosur. Isi dari flyer biasanya akan
lebih ringkas namun tetap informatif dan menarik minat pembaca,
sementara isi brosur biasanya akan jauh lebih rinci dan lebih lengkap. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mendesain flyer :

a. Pastikan judul, tagline atau kalimat utama pada flyer terlihat dengan
jelas
b. Pilih judul, tagline, atau kalimat utama yang sekiranya menarik bagi
target pembaca
c. Gunakan desain yang menarik pandangan pembaca
d. Sesuaikan gaya desain dengan target pembaca anda
e. Gunakan font yang sesuai dengan target pembaca
f. Gunakan pilihan warna yang sesuai dengan target pembaca
g. Isi flyer harus informatif, padat, dan jelas
h. Jangan gunakan ukuran kertas yang terlalu besar apabila tidak perlu

Berikut contoh dari flyer.

Gambar Flyer (sumber : https://www.postermywall.com/index.covid-19-


flyer-template-design)

10. Poster

Menurut Wikipedia, pengertian poster adalah sebuah karya seni


grafis yang dibuat dengan perpaduan antara huruf dan angka diatas kertas
yang ukurannya relatif datar ditempat-tempat umum yang ramai agar
informasi dan pesan yang ada dalam poster tersebut bisa tersampaikan
kepada masyarakat. Poster merupakan salah satu media grafis yang paling
tampak kekuatannya sebagai media penyampai pesan. Media grafis adalah
media visual yang menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata,
kalimat, angka-angka, dan berbagai simbol atau gambar. Media ini
berfungsi menyalurkan pesan dari sumber pesan ke penerima pesan,
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan fakta yang
cepat dilupakan sehinnga mudah diingat jika diilustrasikan secara grafis
atau melalui proses visualisasi, sederhana serta mudah pembuatannya.
Poster dapat berupa gambar yang memiliki warna yang menarik sehingga
dapat menangkap perhatian orang dengan menanamkan suatu makna
tertentu yang ingin disampaikan pembuat poster, sesuai dengan tujuan dari
makna poster tersebut.

Menurut Nana Sudjana dan Rivai (2013) poster adalah sebagai


kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan
dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup
lama menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Menurut
Risa (2014), poster menyajikan informasi dalam bentuk visual untuk
mempengaruhi dan memotivasi siswa yang melihatnya. Sedangkan,
menurut Anitah poster adalah media gambar yang mengkombinasikan
unsure-unsur visual seperti garis, gambar dan kata-kata untuk dapat
menarik perhatian dan mengkomunikasikan pesan (Amalia, Icca Stella,
2014).

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa poster


merupakan obyek gambar dalam ukuran besar sebagai media pengajaran
yang diberi warna yang kuat serta makna yang terkandung didalamnya
sehingga siswa yang melihat mudah mengingatnya. Poster yang dibuat
untuk pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan
dalam bentuk ilustrasi obyek gambar yang disederhanakan dan dibuat
dengan ukuran besar (Megawati, 2017).
Poster yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1)
Mudah diingat, artinya orang yang melihat tidak akan mudah melupakan
kandungan pesan. 2) Dalam satu poster hanya mengandung pesan tunggal,
yang digambarkan secara sederhana dan menarik perhatian 3) Dapat
ditempelkan atau dipasang dimana saja, terutama di tempat yang strategis
yang mudah diingat orang. 4) Mudah dibaca dalam kurun waktu yang
singkat (Sanjaya, Wina, 2014). Setelah mengetahui karakteristik dari
sebuah bahan ajar poster, guru juga harus mengetahui bagaimana cara
membuat poster tersebut. Adapun cara membuat poster menurut Wina
Sanjaya (2014) adalah sebagai berikut.

a. Jangan terlalu banyak ilustrasi yang dapat mengaburkan isi


pesan yang ingin disampaikan.
b. Perlu diseimbangkan antara gambar dan teks.
c. Teks yang disusun harus ringkas dan padat tetapi memiliki
daya tarik
d. Gunakan warna yang kontras dan bentuk huruf yang mudah
dibaca

Keunggulan dari poster sebagai bahan ajar menurut Wulandari (2016)


diantaranya sebagai berikut.

a. Untuk memotivasi
b. Menyadarkan siswa
c. Memberikan pengalaman kreatif

Keunggulan bahan ajar poster menurut Lusia Indriyani (2018) lebih


jelaskan secara detail pada aspek tertentu sebagai berikut.

a. Dalam pembuatan

1) Dapat dibuat dalam waktu yang relative singkat


2) Bisa dibuat manual (gambar sederhana)
3) Tema dapat mengangkat relitas masyarakat.
b. Dalam penggunaan

1) Dapat menarik perhatian khalayak


2) Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno
3) Bisa dipasang (berdiri sendiri)
4) Poster berukuran besar, sehingga mudah dan menarik untuk
dibaca dan dilihat
5) Poster mempunyai bentuk tulisan yang singkat, padat dan tidak
memerlukan waktu yang lama untuk membaca dan
memahaminya
6) Poster dapat ditempel atau diletakan dimana saja serta memiliki
kata-kata yang menarik untuk dibaca.

Selain memiliki kelebihan, bahan ajar poster juga memiliki


keterbatasan atau kekurangan. Kekurangan ini juga dibahas Lusia
Indriyani (2018) baik itu dalam pembuatan ataupun dalam penggunaan
bahan ajar poster yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Dalam pembuatan:

5) Butuh ilustrator atau keahlian menggambar kalau ingin sebagus


karya profesional.
6) Butuh penguasaan komputer untuk tata letak (lay-out)
7) Kalau di cetak biayanya mahal

b. Dalam penggunaan:

1) Pesan yang disampaikan terbatas


2) Perlu keahlian untuk menafsirkan
3) Beberapa poster perlu keterampilan membaca-menulis

Sebelum membuat poster, ada baiknya kita mengetahui dulu poster


seperti apa yang sebaiknya digunakan dalam pembelajaran. Berikut
dipaparkan teknik pemilihan poster dalam pembelajaran.
a. Mengacu pada tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan acuan utama untuk membuat suatu media
pembelajaran, dalam hal ini adalah poster.
b. Memperhatikan materi/isi pembelajaran. Materi/isi pembelajaran
juga harus diperhatikan karena inilah yang akan menjadi content
sebuah bahan ajar tersebut. Memperhatikan strategi/metode
pembelajaran yang digunakan. Strategi pembelajaran juga harus
menjadi bahan pertimbangan, karena ketidaksesuaian dengan
metode yang digunakan juga akan berpengaruh pada ketercapaian
tujuan pembelajaran.
c. Menganalisis siswa. Bahan ajar harus memperhatikan siswa baik
dari segi fisik (keberfungsian indera) untuk menggunakan media
pembelajaran tersebut. Selain itu, poster juga harus memperhatikan
tipe – tipe gaya belajar siswa.
d. Mempertimbangkan fasilitas pendukung dan lingkungan sekitar.
Selain mengacu pada pertimbangan diatas, faktor eksternal juga
mempengaruhi tata cara penggunaan poster didalam pembelajaran.
Kita harus memperhatikan apakah poster yang akan kita gunakan
dapat didukung oleh fasilitas yang ada disekolah. Dan kita juga
harus memperhatikan lingkungan sekitar, apakah poster dianggap
asing atau familiar (Indriyani, Lusia, 2018).

Berikut contoh dari poster.


Gambar poster : poster ekskresi manusia dan Save the Earth (sumber
https//:contoh-poster-biologi)

11. Foto/gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan


dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian
foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya
menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.

Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien


menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang
dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari
melihat yang diingat 30%.  Foto/gambar yang didesain secara baik dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam
menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat
berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria


sebagai berikut.

a. Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan


penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya
sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada
yang dapat dipelajari.
b. Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, peserta
didik bisa benar-benar mengerti dan tidak salah pengertian.
c. Lengkap dan rasional untuk digunakan dalam proses
pembelajaran serta bahannya diambil dari sumber yang
benar.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahan ajar merupakan suatu bahan/ materi pelajaran yang disusun
secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Bahan ajar merupakan komponen
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai bahan belajar bagi siswa dan
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan ajar cetak adalah perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapaitujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Suatu bahan pembelajaran cetak memuat
materi yang berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori yang tercakup
dalam mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya serta informasi lainnya
dalam pembelajaran.
Berarti khusus bagi siapa bahan ajar tersebut ditujukan sehingga
sangat sesuai dengan calon penggunanya dan lengkap dengan hal-hal yang
dipandang perlu dalam proses pembelajaran juga dicantumkan pada bagian
karakteristik bahan ajar cetak tersebut

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penulis nanti dalam
upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap bahwa dibalik
ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah
ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah
bagi penulis, pembaca, dan bagi seluruh mahasiswa Universitas Maritim
Raja Ali Haji. Sehingga materi ekologi ini dapat dijadikan salah satu
pilihan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Hasbi Azis. 2019. Pengertian, Jenis-jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak.
https://www.academia.edu/ Diakses pada Sabtu, 20 Maret 2021.

Lasmana, O. (2011). Pengembangan Lembaran Kerja Siswa (LKS) Disertai Compact


Disc (CD) Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Materi Animalia Mata Pelajaran Biologi RSBI SMA. Tesis. (Tidak Diterbitkan).
Padang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Lampung:


Universitas Lampung.

Nirsapika, Endi, dkk. KELAYAKAN PENUNTUN PRAKTIKUM UNTUK


PRAKTIKUM PADA SUBMATERI PERAN TUMBUHAN DI BIDANG
EKONOMI. Program Studi Pendidikan Pendidikan Biologi FKIP Untan
Pontianak. Di akses pada Rabu, 24 Maret 2021.

Oktisa, Mega, dkk. (2015). Pembuatan Bahan Ajar Dalam Bentuk Brosur Menggunakan
Mind Map Untuk Pembelajaran Ipa Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 8 Padang.
Jurnal Pillar Of Physics Education, Vol. 6.

Riadi, Muchlisin. 2015. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).


https://www.kajianpustaka.com/2015/07/lkpd.html. Diakses pada Rabu, 24 Maret 2021.

Wikipedia. https://www.wikipedia/ Diakses pada Sabtu, 20 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai