Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

JENIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar PKN MI/SD
Dosen Pengampu : Ani Hidayati, M.Pd

Disusun oleh :

1. Widya Zidni Khoirun Nisa (2003096004)


2. Attin Mawaddah Rohmati (2003096015)
3. Fitrotun Ni’mah (2003096033)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.karena dengan rahmat-Nya tugas makalah
ini dapat kami susun yang berjudul “Jenis Pengembangan Bahan Ajar”. Selanjutnya kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Ani Hidayati selaku dosen pengampu dan teman-teman yang
telah banyak memberikan dorongan dan buah pikiran secara langsung maupun tidak langsung
yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Aamin.

Semarang, 2 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 3
C. Tujuan .............................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................. 5

A. Jenis Pengembangan Bahan Ajar...................................................................................... 5


B. Pengorganisasian Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran ...................... 6
C. Implementasi Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Berbasis Riset...... 6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 9


A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang
menyenangkan. Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu
cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan
bahan ajar yang menyenangkan pula,yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik
merasa tertarik dan senang mempelajari bahan ajar tersebut.
Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan bahan ajar, agar
ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan kurikulum, karakteristik
sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus sesuai
dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan
Kurikulum 2013 yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik standar isi,
standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik sasaran
disesuaikan dengan lingkungan, kemampuan, minat, dan latar belakang siswa.
Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu merupakan jenis penelitian pengembangan (Research &
Development). Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian bersifat
analisis kebutuhan. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Borg &Gall (1983)
pengertian penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk penelitian.
Endang Mulyatiningsih (2016) mengemukakan bahwa mengajar merupakan tugas
utama seorang pendidik (guru, dosen, tutor, instruktur, widyaiswara). Pendidik yang
kreatif akan selalu menciptakan ide-ide dalam merancang bahan pembelajaran baru yang
mampu membuat peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran merupakan salah
satu ukuran keberhasilan pendidikan. Selain itu ukuran keberhasilan pendidikan pertama-
tama adalah bila peserta didik bisa belajar dengan senang karena pembelajaran yang
disajikan menarik perhatiannya (Festiyed, 2008). Untuk menarik perhatian siswa
hendaknya memperoleh bahan pembelajaran baru dan menarik, diperlukan metode
penelitian dan pengembangan terhadap bahan ajar memperoleh bahan pembelajaran baru
tersebut diperlukan metode penelitian dan pengembangan terhadap bahan ajar. Metode
pengembangan bahan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan metode pengembangan
produk lainnya. Prosedur penelitian pengembangan lebih singkat karena produk yang
dihasilkan tidak terlalu beresiko.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasi ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasikan sistem, model berorientasikan produk, model
prosedural dan model melingkar. Model berorientasikan kelas biasanya ditujukan untuk
mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam
pelajaran atau lebih. Model beorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkan produk, biasanya media pembelajaran (misalnya: video pembelajaran,
multimedia pembelajaran atau modul). Kemudian model berorientasi sistem yaitu model
desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya
luas, seperti desain sistem suatu pelatihan kurikulum 8 sekolah, dan lain-lain.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita,
beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu
model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari
model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan
desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki. Kesemua model tersebut juga
dapat dimodifikasi untuk melakukan pengembangan bahan ajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Jenis Pengembangan Bahan Ajar?
2. Bagaimana Pengorganisasian Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam
Pembelajaran?
3. Bagaimana Implementasi Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Berbasis Riset?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Jenis Pengembangan Bahan Ajar.
2. Untuk Mengetahui Pengorganisasian Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam
Pembelajaran.
3. Untuk Mengetahui Implementasi Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam
Pembelajaran Berbasis Riset.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Jenis Pengembangan Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam
proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar pada dasarnya berisi tentang
pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan
ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan prosesn yang terkait dengan pokok bahasan
tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar sangat penting bagi
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Tanpa bahan ajar akan sulit bagi guru untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran1.
Pengelompokkan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan berbagai cara oleh
beberapa ahli dan masing-masing ahli mempunyai justifikasi sendiri-sendiri pada saat
mengelompokkannya. Menurut Rowntree (Pannen, 50:1996) jenis bahan ajar dikelompokkan
ke dalam empat kelompok, yaitu : (a). Bahan ajar berbasiskan cetak (buku, pamplet,
panduanbelajar siswa, lembar kerja siswa, peta, foto, dan lain-lain. (b). Bahan ajar yang
berbasiskan teknologi, seperti radio, film, video interaktif, siaran televisi, dan lain-lain. (c).
Bahan ajar yang digunakan untuk praktek atau proyek, seperti lembar observasi, lembar
wawancara, dan lain-lain. (d). Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia
(terutama dalam pendidikan jarak jauh), misalnya telefon, video conferencing, dan lain-lain2.
1) Pengembangan Bahan Ajar Cetak
 Menurut Rowntree terdapat empat tahapan yang perlu dilakukan dalam
pengembangan modul, sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi tujuan instruksional
Untuk melihat secara mendalam tujuan instruksional apa yang akan
dicapai dalam modul yang akan dikembangkan.
b. Memformulasikan garis besar materi
Materi harus disesuaikan dengan target pembaca (umur, tingkat
pendidikan), tingkah laku pembaca yang diharapkan akan dikuasai setelah
mempelajari modul, kondisi tingkah laku dan tingkat yang diharapkan akan
dicapai.
c. Menulis materi
Berdasrkan garis besar materi, keudian merinci dan memulai
merencanakan menulis modul. Modul harus mencakup: apa yang harus
diketahui pembaca setelah selesai membaca materi, apa yang sebaiknya
diketahui pembaca setelah membaca materi, manfaat jika pembaca selesai
membaca materi.
d. Menentukan format dan tata letak
1
Suyahman. (2021). Pengembangan Bahan Ajar PPKn di SD. Klaten:Lakeisha
2
Pannen, P. (1996). Mengajar di Perguruan Tinggi, buku empat, bagian “Pengembangan Baha Ajar”. Jakarta: PAU-
PPAI, Universitas Terbuka.
Variabel yang mempengaruhi tata letak yaitu: ukuran halaman dan format,
kolom dan margin, penempatan tabel, gambar, dan diagram.
 Tahap pengembangan handout
(1) Mengevaluasi bahan ajar yang digunakan dengan menggunakan tujuan
insruksional sebagai dasar.
(2) Berdasarkan hasil evaluasi, putuskan materi yang harus dikembangkan
dengan menggunakan handout baru atau pengayaan.
(3) Memutuskan isi handout: overview atau ringkasan.
(4) Memutuskan cara penyajian, yaitu narasi, tabel, gambar, diagram, atau
kombinasi semua ini.
 Tahap pengembangan LKS
(1) Menentukan tujuan instruksional yang akan diturunkan dalam LKS dan
pengumpulan bahan
(2) Menentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS
(3) Penyusunan elemen mengintegrasikan desain (hasil dari langkah pertama dan
kedua)
(4) Cek dan penyempurnaan sebelum memberikannya pada siswa.

2) Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak


 Tahap Pengembangan Audio
(1) Penyiapan materi
- Menentukan tujuan penggunaan program audio
- Membuat semacam outline, yaitu butir-butir yang ingin dicakup untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Kembangkan naskah awal yang menunjukkan urutan rekaman, siapa saja
yang berbicara, dan apa yang dibicarakan oleh setiap orangnya
- Mengembangkan naskah lengkap yang berisi materi yang akan direkam
secara terperinci.
(2) Proses perekaman audio
- Apabila naskah telah siap, maka proses perekaman audio segera
dilakukan.
 Tahap Pengembangan Video
(1) Penyiapan Materi
- Merumuskan tujuan penggunaan video, misalnya untuk
mendemonstrasikan gerakan materi tertentu , untuk membangkitkan
motivasi, atau lainnya.
- Menetapkan format atau bentuk penyajian
- Membuat naskah kasar
- Mengmbangkan naskah lengkap
(2) Pengambilan Gambar untuk Video
2. Pengorganisasian Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Berbasis
Riset

3. Implementasi Jenis Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Berbasis Riset

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai