Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


“Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak : Audio dan Video”

Dosen Pembimbing : Dr. Frida Maryati Jusuf, M. Pd

DISUSUN OLEH :

NAMA : SULFIANI

NIM : 1411420130

KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Non Cetak Seperti Audio dan Video” ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar.
Dalam rangka pembuatan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing atau dosen pengampuh mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar serta pihak lain yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
penulis selesaikan.
Tugas ini membahas tentang Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak Seperti
Audio dan Video itu. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Kami selaku penulis mengucapkan banyak terima
kasih.
Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca. Amin.

Makassar, 10 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Pengertian Bahan Ajar Non Cetak................................................................4
B. Manfaat Bahan Ajar Non Cetak....................................................................5
C. Kelebihan dan kekurangan dalam Bahan Ajar Non Cetak………………...6
D. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak……………………………………...8
E. Jenis-Jenis Bahan Ajar Non Cetak……………………………………….10
F. Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak……………...11
G Peluang Pemanfaatan Bahan Ajar Non Cetak……………………………14
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaksud dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta
Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah dua hal yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia saat ini, yang
kemudian dijalankan sesuai karakteristik sasaran dan tuntunan lainnya. Dalam
hal ini guru memiliki andil yang sangat besar dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut. Salah satu tugas guru ialah menyiapkapkan
perangkat pembelajaran yang baik untuk digunakan di kelas, termasuk
diantaranya adalah bahan ajar. Bahan ajar yang disiapkan guru ini haruslah
sesuai dengan kompetensi yang diinginkan, tanpa pemahaman tersebut maka
siapapun yang akan mengembangkan bahan ajar akan mengalami kesulitan.
Pengembangan kemampuan guru untuk mendukung dalam
mengembangankan bahan ajar tersebut, pemerintah telah berupaya memberi
dukungan dan arahan dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru untuk
menjabarkan materi pokok sampai terciptanya bahan ajar, memberikan
pengetahuan tentang perlunya bahan ajar dalam pembelajaran. Namun
kenyataannya pencapaian usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut juga
belum mencapai tujuan secara optimal.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran yang dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala
sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Fungsi media pendidikan dalam
kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan

1
2

pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang


dibutuhkan peserta didik.
Bahan ajar pada dasarnya memiliki beberapa peran baik bagi guru, siswa,
dan pada kegiatan pembelajaran. Dalam pembuatan bahan ajar guru harus
menyesuaikan dengan karakteristik siswa dan lingkungan. Perkembangan
IPTEK dunia sekarang ini sangat memberikan pengaruh kepada dunia
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan anak menggunakan
didukung gadget dan telepon genggam berbasis android setiap harinya,
sehingga mereka lebih enggan membaca buku-buku. Tantangannya yakni guru
harus lebih inovatif dan kreatif untuk menciptakan bahan ajar untuk
mengakomodasi perkembangan kebutuhan zaman. Berhubung dengan itu, guru
bisa membuat bahan ajar non-cetak dimana melalui android yang dinilai praktis
sehingga pembelajaran bisa dilakukand dimana saja. Inovasi bahan ajar
berbasis IT bagi guru merupakan salah satu upaya untuk membantu siswa
mencapai kompetensinya dengan lebih cepat. Penggunaan ICT di dalam
mengembangkan bahan ajar dapat menghasilkan suatu bahan ajar yang lebih
interaktif.
Seiring kemajuan zaman, pendidikan dituntut untuk mampu memberikan
pelayanan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi pemakainya.
Penyampaian pembelajaran secara verbalistis dinilai kurang efektif dalam
menangani proses pembelajaran. Sehingga dengan memanfaatkan teknologi
yang sedang berkembang maka siswa dapat menikmati pembelajaran dengan
lebih dinamis dan menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud tentang bahan ajar non cetak?
2. Apa manfaat dari bahan ajar non cetak?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan ajar non cetak berdasarkan
jenisnya?
4. Apa karakteristik bahan ajar non cetak?
5. Apa saja jenis-jenis bahan ajar non cetak?
3

6. Bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar non cetak?


7. Bagaimana peluang pemanfaatan bahan ajar non cetak dalam pembelajaran
biologi?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa konsep bahan ajar non cetak.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai manfaat dari bahan ajar non cetak.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam bahan
ajar non cetak.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik bahan ajar non cetak.
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan jenis-jenis bahan ajar non cetak dalam
pembelajaran.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah pengembangan bahan ajar
non cetak.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan peluang pemanfaatan bahan ajar non cetak
dalam pembelajaran biologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Ajar Non Cetak


Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang diberikan
kepada siswa untuk dikuasai dan digunakan Siswa peserta didik. Bahan-bahan
ajar itu terdiri dari beberapa jenis meliputi konsep, rumus, prinsip, bahan ajar
cetak, audio, video, dan bahan ajar interaktif. Bahan Ajar secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari oleh
Siswa peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan (Agustina, 2018).
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara
lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran; merupakan informasi,
alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis (Depdiknas, 2018).
Menurut Saruruddin (2016) mengelompokkan bahan ajar ke dalam tiga
kelompok besar yaitu jenis bahan ajar cetak, non cetak dan bahan ajar display.
Jenis bahan ajar cetak contohnya modul, hand out, dan Lembar Kerja Sisa
(LKS). Jenis bahan ajar noncetak contohnya overhead transparencies (OHT),
computer based, audio, video, dan audio slide. Sedangkan jenis bahan ajar
display contohnya flipchart, poster, foto, gambar, adhesive, dan realia.
Penentuan cakupan atau ruang lingkup, keluasan dan kedalaman materi
pembelajaran didasarkan pada aspek kognitif, sikap, dan keterampilan. Hal itu
membawa konsekuensi pada strategi/metode dan media pembelajaran yang
berbeda-beda.
Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
dituangkan dalam teknologi non-cetak. Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak
menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan upaya membantu peserta

4
5

didik meraih kompetensinya dengan lebih cepat. Bahan Ajar Cetak yang
digunakan dalam pembelajaran sejauh ini dinilai belum mampu
mengakomodasi seluruh upaya penyampaian materi pembelajaran.
Ketidakmampuan ini dapat ditemukan pada berkembangnya materi
pembelajaran yang pada kondisi tertentu sulit direpresentasikan secara tertulis,
pada akhirnya bisa dilakukan dengan bantuan teknologi informasi dan
komunikasi (Ridwan, 2012).
B. Manfaat Bahan Ajar Non Cetak
Menurut Aris (2014), terdapat beberapa manfaat bahan ajar yaitu sebagai
berikut:
1. Manfaat Bagi Guru
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk
diperoleh.
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi.
d. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis
bahan ajar.
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
peserta didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada
gurunya.
f. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku diterbitkan.
2. Manfaat Bagi Peserta
Bahan ajar sangat banyak manfaatnya bagi peserta didik oleh karena itu
harus disusun secara bagus, manfaatnya seperti dibawah ini :
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya.
6

C. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Non Cetak


Menurut Sofan (2010) berikut kelebihan dan kekurangan bahan ajar non
cetak adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan bahan ajar non-cetak secara umum :
a. Dapat menampilkan kombinasi antara gambar dengan gerakan.
b. Dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik, sound menjadi satu kesatuan penyajian.
c. Memanfaatkan keunggulan komputer (diigital media ataupun teknologi
jaringan atau computer network).
d. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran
menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi
siswa untuk belajar mandiri.
e. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
f. Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara
interaktif dapat dilihat setiap saaat di komputer.
2. Kekurangan bahan ajar non-cetak secara umum : 
a. Membutuhkan alat yang lengkap untuk menggunakannya.
b. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk pengadaaan alat bahan ajar
non-cetak.
c. Penggunanya harus mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang
digunakan.
d. Adanya virus yang akan membuat file hilang.
Menurut Sofan (2010) berikut adalah bagian bahan ajar non cetak adalah
sebagai berikut:
1. Bahan Ajar Audio
Bahan Belajar kaset audio/CD memiliki beberapa kelebihan dan juga
keterbatasan. Kelebihan dan kelemahan bahan belajar kaset audio/CD antara
lain sebagai berikut:
a. Kelebihan Bahan Ajar Audio
7

 Memiliki fungsi ganda yaitu untuk merekam, menampilkan rekaman,


dan menghapusnya.
 Dapat diputar berulang-ulang.
 Dapat digunakan untuk belajar secara perorangan/mandiri maupun
kelompok.
 Mudah diperbanyak dan didistribusikan.
 Mudah digunakan.
 Praktis, karena mudah dibawa-bawa.
 Pesan/materi pelajaran sudah tetap dan terpateriSuasana dan perilaku
pendengar dapat dipengaruhi melalui penggunaan musicdan efek
suara.
b. Kelemahan Bahan Ajar Audio
 Komunikasi satu arah
 Hanya mengandalkan indra pendengaran
 Biaya pengadaan untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal
 Sulit melakukan perbaikan, karena perbaikan biasanya menuntut
diproduksinya rekaman baru
 Perlu berkali-kali dalam memperkirakan kecepatan penyajian materi
verbal.
 Daya jangkaunya terbatas
2. Bahan Ajar Video
a. Kelebiham bahan pembelajaran video :
 Merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara
 Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak
 Dapat digunakan seketika.
 Dapat digunakan secara berulang
 Dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke
dalam kelas.
 Dapat menyajikan objek secara detail
 Tidak memerlukan ruang gelap
8

 Dapat menyajikan objek yang berbahaya


 Dapat diperlambat atau dipercepat
 Dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual
b. Kelemahan Bahan Ajar Video :
 Memerlukan dana yang relatif banyak/mahal
 Memerlukan keahlian khusus
 Sukar untuk direvisi
 Memerlukan arus listrik
D. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak
Bahan ajar non cetak setidak-tidaknya harus memiliki enam unsur, yaitu
mencakup tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar,
dan evaluasi. Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus
dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience,
behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik,
untuk siapa bahan belajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung
pernyataan subjek orang, Namun juga harus mencakup kemampuan apa yang
menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami
bahan ajar ini.
Menurut Prastowo (2014) Bahan ajar audio memiliki beberapa
karakteristik. Karakteristik bahan ajar audio yaitu sebagai berikut:
1. Mengandung pesan auditif baik verbal maupun non verbal dan vokalisasi.
2. Mendorong pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan
perhatian.
3. Cocok untuk mengikuti pengarahan.
4. Digunakan untuk melatih daya analisis peserta didikdari apa yang didengar.
5. Perolehan arti dari suatu konteks.
6. Melatih memisahkan kata atau informasi yang relevan dan tidak relevan.
7. Meningkatkan kemampuan mengingat dan mengemukakan ide.
9

8. Memberikan hasil belajar yang optimal dalam tugas-tugas memberi


signal (lambang), rangkaian yang melibatkan keterampilan bahasa dan
musik.
9. Berguna untuk belajar keterampilan diagnosis yang melibatkan bunyi.
Menurut Cheppy Riyana (2007:8-11) untuk menghasilkan video yang
mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya maka
pengembangan video harus memperhatikan karakteristik dan kriterianya.
Karakteristik video adalah sebagai berikut:
1. Clarity of Massage (kejalasan pesan)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara
lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan
sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan
bersifat retensi.
2. Stand Alone (berdiri sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
3. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)
Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum.Paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
4. Representasi Isi Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi
simulasi atau demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial
maupun sain dapat dibuat menjadi media video.
5. Visualisasi dengan media
Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi,
sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung
dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinngi.
10

6. Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi Tampilan berupa grafis media


video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi
support untuk setiap spech sistem komputer.
7. Dapat digunakan secara klasikal atau individual Video pembelajaran dapat
digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya dalam setting
sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan
jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup
mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
E. Jenis-Jenis Bahan Ajar Non Cetak
1. Bahan Ajar Audio
Audio adalah sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengar, dimana
pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik
verbal (kedalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun non verbal (musik,
instrumen, dsb). Program audio dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
individual, berkelompok, maupun massal. Tetapi pembelajaran yang
menggunakan bahan ajar dengar akan kurang efektif jika didalam sekolah
tersebut dihadapkan dengan peserta didik yang mengalami gangguan pada
pendengarannya. Karena peserta didik yang mengalami gangguan tersebut
akan sangat merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran dengan cara
mendengar dan memahami. Beda halnya dengan peserta didik yang normal
atau tidak mengalami gangguan dalam pendengarannya, maka peserta didik
tersebut bisa mengikuti pelajaran dengan mudah khususnya ketika guru
menggunakan bahan ajar dengar (Prastowo, 2011).
Bahan pembelajaran audio dapat diartikan bahan Belajar atau materi
pelajaran yang direkam pada pita magnetik/kaset audio atau Compact disk
(CD) yang dapatdidengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil
tape recorder atau CDplayer. Program kaset audio/CD ini dapat dipakai
untuk belajar secaraperorangan/individual, kelompok, maupun klasikal. Di
samping itu program kasetaudio ini dapat menjadi bahan belajar yang
berdaya guna karena dapat didengarkandi kelas, ruang perpustakaan,
laboratorium, di rumah, di halaman, bahkan diperjalanan (Hendri, 2016).
11

2. Bahan Ajar Video


Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual)
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.
Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar (audio) dan unsur
visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Dengan kata lain video
adalah suatu rangkaian gambar elektronis yang disertai dengan suatu unsur
audio yang dituangkan pada pita video, dapat dilihat melalui suatu alat
pemutar video player sehingga jika terdapat dalam bentuk VCD maka
menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Jadi
bahan belajar video yang dimaksud adalah bahan pelajaran yang dikemas
melalui pita video dan dapat lihat melalui video/VCD player yang
dihubungkan ke monitor televisi (Niswa, 2012).
Video sebagai bahan pembelajaran tentunya memiliki karakteristik
yang dimilikinya baik itu kelebihan maupun kekurangannya. Kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki bahan pembelajaran yang satu belum tentu sama
dengan yang dimiliki oleh bahan belajar yang lain.
F. Langkah-Langkah Bahan Ajar Non Cetak
1. Bahan Ajar Audio
Dalam memproduksi bahan pembelajaran audio, secara garis besar
dapat ditempuh langkah-langkah/ prosedur yaitu penyusunan naskah,
perbanyakan naskah, latihan, dan rekaman. Untuk lebih memperoleh
pemahaman prosedur produksi, maka di bawah ini akan diuraikan langkah
demi langkah.
a. Penyusunan naskah
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam memproduksi bahan
pembelajaran audio yaitu menyusun naskah.Agar diperoleh naskah yang
baik, maka dapat dibuat draftnya terlebih dahulu baru dilakukan
pengetikan.
b. Perbanyakan Naskah
Naskah yang telah selesai disusun dan sudah baik, kemudian
diperbanyak/digandakan sesuai kebutuhan. Perbanyakan ini sangat
12

penting, mengingat semua anggota tim pperlu memahami isi naskah.


Disamping itu untuk anggota tim, seperti para pemain agar dapat
melakukan latihan-latihan. Bagi propertyman agar dapat mempersiapkan
peralatan yang diperlukan. Sehingga untuk kerabat kerja yang lain agar
dapat melakukan tugas sesuai fungsinya.
c. Latihan
Setelah naskah diperbanyak sesuai jumlah personil yang terlibat dalam
program ini dan juga telah dibagikan kepada mereka, maka selanjutnya
diadakan latihan. Secara umum latihan dapat dikelompokkan menjadi
duayaitu latihan kering (dry rehearsal) dan dan latihan basah (wet
rehearsal).Latihan kering yaitu latihan yang dilakukan di luar studio.
Pada kegiatan ini para pemain berlatih berbagai hal seperti membaca dan
berdialog dengan pemain lain sesuai yang tertulis dalam naskah. Hal ini
dilakukan agar hasil rekaman berkualitas. Sedangkan latihan basah lebih
ditekankanpada latihan beklerja sama antara pemain dengan para teknisi.
Namun demikian jika waktunya tidak memungkinkan untuk latihan
basah, maka setidaknya latihan dilakukan untuk bagian-bagian yang
dianggap sukar saja.
d. Rekaman
Langkah terakhir dari produksi yaitu rekaman.Rekaman pada tahap
awalyaitu rekaman yang dilakukan dengan menggunakan open
reel.Setelahitu dilakukan editing, kemudian dibuat masternya, dan
selanjutnya dibuatduplikatnya sesuai kebutuhan (Hendri, 2016).
2. Bahan Ajar Video
Ada tiga tahap penting yang perlu dilakukan dalam kegiatan produksi
program video, yaitu:
a. Persiapan (pra produksi),
b. Pelaksanaan produksi (shooting),
c. Penyelesaian akhir (purna produksi)
Agar diperoleh gambaran yang lebih rinci tentang ketiga tahap tersebut,
maka akan diuraikan sebagai berikut.
13

a. Tahap Persiapan (pra produksi)


1. Penjajagan/hunting lokasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat keadaan lokasi yang
sebenarnya. Dalam melakukan penjajagan lokasi ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan seperti:
 Pilih lokasi yang tidak terlalu berjauhan,
 Pilih lokasi yang sesuaituntutan naskah,
 Pilih lokasi yang mudah dijangkau waktu produksi,
 Pilih lokasi yang mudah dijangkau kendaraan.
2. Penyusunan rencana anggaran biaya
 Casting: penentuan pemain
 Penyusunan jadwal shooting
 Penyusunan kerabat kerja
 Latihan pemain
 Rapat produksi/Production meeting
b. Tahap Produksi
Pada dasarnya yang dimaksud tahap produksi adalah tahap pengambilan
gambar(shooting).Pengambilan gambar dapat dilakukan di dua tempat
yaitu di studio (indoor shooting), dan di luar studio (out door shooting).
c. Tahap Penyelesaian Akhir
Tahap ini meliputi kegiatan penyuntingan gambar (editing), pemaduan
gambardengan suara dan musik (mixing), dan kegiatan Pengisian suara
(dubbing).Selain itu juga kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap purna
produksi adalahPreview prototype/master yang telah dibuat.Preview
dilakukan oleh timproduksi, ahli media, ahli mater, produser dan
evaluator program.
1. Penyuntingan gambar (editing)
Kegiatan penyuntingan pada umumnya dilakukan oleh seseorang saja
yaitu editor. Mula-mula seorang editor mengumpulkan semua hasil
rekaman serta komponen lainnya seperti gambar cadangan (stock
14

shots), lembar peraga (caption), narasi,dan musik atau efek suara.


Kemudian dibuat daftar berdasarkan klasifikasi tertentu. Gambar yang
telah diklasifikasi kemudian disusun kembali dengan menggunakan
alat editing secara elektronik gambar yang satu disambung dengan
gambar lainnya. Tata urutan penyambungan gambar ini diawasi oleh
pengarah acara dan dibuat sesuai dengan urutan pada naskah.
2. Pemaduan gambar dengan suara dan musik (Mixing)
Suara-suara yang diperoleh dari rekaman langsung di studio atau di
luar studio disunting bersama-sama dengan penyuntingan gambarnya.
Tetapi bila dikehendaki tambahan bunyi-bunyian lain (musik dan efek
suara) dapat dipadukan kemudian. Kegiatan inilah yang dinamakan
mixing.
3. Pengisian suara (dubbing)
Pengambilan suara di luar studio kadangkala mendapat gangguan,
sehingga hasilnya tidak baik, dan harus diganti. Kalau terjadi, maka
suara itu harus direkam ulang dan diambil di studio. Mungkin juga
suara seseorang tidak begitu baik, maka perlu diganti oleh suara orang
lain. Suara orang lain direkam dahulu, kemudian dipakai untuk
menggantikannya. Kegiata-kegiatan yang dilakukan tersebut
dinamakan kegiatan dubbing (Niswa, 2012).
G. Peluang Pemanfaatan Bahan Ajar Non Cetak Dalam Pembelajaran
Biologi
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang mulai dipelajari di
sekolah menengah pertama. Mata pelajaran biologi membahas tentang
makhluk hidup yang meliputi anatomi, morfologi, fisiologi, taksonomi dan
ekologi. Agar siswa dapat memahami suatu konsep tersebut maka dalam
penyampaian suatu informasi diperlukan suatu media. Pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar akan dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa (Arsyad, 2014).
15

Dalam pembelajaran Biologi tidak semua materi dapat dijelaskan secara


gamblang. Ada beberapa materi yang mengharuskan siswa menalar sesuatu
yang abstrak. ICT diharapkan mampu membantu siswa dalam membangun
kreativitas dan imajinasinya. Untuk itu, penting bagi seorang guru khususnya
dalam pembelajaran biologi diperlukan adanya bahan ajar display yang dapat
menunjang proses pembelajaran.
Dengan pemanfaatan perkembangan teknologi saat ini, bahan ajar berbasis
audio dan video yang didesain semenarik mungkin, bahan ajar ini bisa
dipelajari oleh siswa dimana saja, kapan saja dan tidak ada batasan waktu
untuk dipelajari. Sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang efektif
dan efisien, serta menyenangkan. Pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa (Arifin dkk, 2012).
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas diatas, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
dituangkan dalam teknologi non-cetak.Pengembangan Bahan Ajar Non-
Cetak menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan upaya membantu
peserta didik meraih kompetensinya dengan lebih cepat.
2. Manfaat bahan ajar non cetak terdapat manfaat terhadap guru dan manfaat
terhadap peserta didik.
3. Kelebihan bahan ajar non-cetak secara umum: Dapat menampilkan
kombinasi antara gambar dengan gerakan, Dapat menggabungkan semua
unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, sound menjadi satu
kesatuan penyajian. Memanfaatkan keunggulan komputer (diigital media
ataupun teknologi jaringan atau computer network). Memanfaatkan
teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik,
tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar
mandiri. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa
kapan saja dan dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif
dapat dilihat setiap saaat di komputer. Sedangkan Kekurangan bahan ajar
17

non-cetak secara umum:  Membutuhkan alat yang lengkap untuk


menggunakannya. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk
pengadaaan alat bahan ajar non-cetak. Penggunanya harus
mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang digunakan. Adanya
virus yang akan membuat file hilang.
4. Karakteristik bahan ajar audio yaitu sebagai berikut: Mengandung pesan
auditif baik verbal maupun non verbal dan vokalisasi. Mendorong
pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatanperhatian. Cocok
untuk mengikuti pengarahan. Digunakan untuk melatih daya analisis peserta
didikdari apa yang didengar. Perolehan arti dari suatu konteks. Melatih
memisahkan kata atau informasi yang relevan dan tidak relevan.
Meningkatkan kemampuan mengingat dan mengemukakan ide. Sedangkan
karakteristik bahan ajar video: Clarity of Massage (kejalasan pesan), Stand
Alone (berdiri sendiri), User Friendly (bersahabat/akrab dengan
pemakainya), Representasi Isi serta Visualisasi dengan media.
5. Jenis-jenis bahan ajar non cetak yaitu bahan ajar audio dan bahan ajar video.
6. Langkah-langkah bahan ajar audio yaitu: Penyusunan naskah, Perbanyakan
Naskah, Latihan dan Rekaman. Sedangkan langkah-langkah bahan ajar
video yaitu: Persiapan (pra produksi), Pelaksanaan produksi (shooting), dan
Penyelesaian akhir (purna produksi).
7. Peluang pemanfaatan perkembangan teknologi saat ini, bahan ajar berbasis
audio dan video yang didesain semenarik mungkin, bahan ajar ini bisa
dipelajari oleh siswa dimana saja, kapan saja dan tidak ada batasan waktu
untuk dipelajari. Sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang
efektif dan efisien, serta menyenangkan.
B. Saran
1. Sebaiknya pendidik dan peserta didik mengetahui maksud dari
pengembangan bahan ajar non cetak (audio dan video) agar tidak salah
dalam penggunaannya.
18

2. Sebaiknya pendidik dan peserta didik mengetahui kelebihan dan kekurangan


pengembangan bahan ajar non cetak (audio dan video) agar dapat
mengantisipasi dalam penggunaannya.
3. Hendaknya sebelum kita mengetahui pengembangan bahan ajar non cetak
(audio dan video), terlebih dahulu kita harus merencanakan agar tidak
terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
4. Hendaknya kita mengetahui jenis-jenis pengembangan bahan ajar non cetak
( audio dan video) dalam pembelajaran agar kita dapat menyesuaikannya
dengan pembelajaran tertentu.
5. Penulisan makalah ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh
karena itu penulis sangat berharap kritik dan arahan yang membangun dari
Bapak/ Ibu Dosen mengenai isi, sistematika, dan lain sebagainya yang
terkait dengan makalah “Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak (Audio dan
Video)” guna kesempurnaan dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina Aryanti. 2018. Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Menerapkan


Bahan Ajar Di SMA Negeri 3 Ogan Komering Ulu. Jurnal Educative
(Journal of Educational Studies). Vol. 3(1). Hal 18-21.
Arifin., Zaenal., Setiawan., Adhi. 2012. Perkembangan Pembelajaran Aktif
dengan ICT. Yogyakarta: Media Creative.
Aris. 2014. Pengembangan Bahan Ajar. http://aristwn.staff.stainsalatiga.ac.id/w
content/uploads/sites/3/2014/04/Bahan-Ajar-copy.pdf bahan ajar copy 1 (11
desember 2020).
Cheppy Riyana. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI
UPI
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Megan A L., Hendri R. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Audio Visual
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Bangun Ruang Kubus
Dan Balok Kelas Viii Di Smp N 1 Ciledug. Jurnal EduMa. Vol. 5 (1) Hal:
70-72.
Niswa, Auliyah. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan Berbasis Video
Interaktif Bermedia Flash Kelas Viid Smp Negeri 1 Kedamean. Jurnal
Bahasa Dan Sastra Indonesia. Vol. 1 (1) Hal: 1-2.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta : Diva press.
Sungkowo. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMA
Susuri, Ridwan. 2012. Makalah Proses Pengembangan Media. http://ridwan-
sururi.blogspot.com/2013/06/makalah-proses-pengembangan-media.html
(11 desember 2020).
Saruruddin M. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Display Model Flipchart pada
Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jurnal Educatio. Vol. 11(1) Hal:32-35.
Sofan, Amri., & Lif, K.A. (2010). Kontruksi Pengembangan Pembelajaran.
Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.

19

Anda mungkin juga menyukai