Disusun Oleh:
Gebrina Assyarifah Rahmayanti (1212090059)
Hilma Siti Alawiyah (1212090067)
Indri Yulianti (1212090074)
Egi Rahayu (1212090046)
Ineng Sri (1212090075)
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan nikmat iman
dan kesehatan serta kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan susunan makalah yang
berjudul “Teknik Pengembangan Media Pembelajaran” dengan tepat waktu dan dapat
diselesaikan dengan baik.
Proses pembelajaran yang dilakukan dikelas oleh seorang guru sebagai penyalur
informasi untuk siswa sebagai penerima informasi disadari atau tidak dipengaruhi oleh
penggunaan media pembelajaran yang mencukupi. Proses pembelajaran harus berorientasi untuk
peningkatan bersama, dimana semua itu dapat dicapai salah satunya dengan cara menggunakan
berbagai macam media peraga. Seiring perkembangan zaman, media pembelajaran berkembang
mengikuti kemajuan teknologi . Namun, hal tersebut tetaplah bertujuan untuk meningkatkan
kualitas peserta didik sehingga dapat bersaing secara global.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu dosen, serta teman-
teman yang ikut berpartisispasi dalam membantu makalah ini sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. penulis juga sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan kepada para pembaca. Kami selaku kelompok 3 yang menyusun makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menjadi acuan agar penyusun bisa menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Penulis
i
Daftar isi
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
A. Perencanaan Media Pembelajaran ........................................................................................ 3
B. Penulisan Naskah ................................................................................................................ 14
C. Prosedur Pengembangan Naskah ........................................................................................ 22
D. Produksi ............................................................................................................................. 22
BAB III .......................................................................................................................................... 25
PENUTUP ..................................................................................................................................... 25
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pada penerima pesan yang
berfungsi membangkitkan motivasi belajar, mengulang apa yang telah disampaikan,
memberikan stimulus dengan menggalakan latihan yang serasi. Melalui media proses
pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnyan siswa
yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna
menarik.
Dalam praktik nya, media perencanan pembelajaran sangat penting bagi dunia
Pendidikan sebagai suatu peranan dalam media perencanaan pembelajaran yang dapat
membantu pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan juga membantu pendidik untuk
menjelaskan materi kepada murid saat kegiatan belajar berlangsung. Media pembelajaran
tersebut harus disampaikan menggunakan teknik yang cocok dengan bahan ajar yang
disampaikan.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
4. Mengetahui cara mengembangkan materi dan alat ukur dalam media pembelajaran
1.4. Manfaat
Dengan adanya penulisan makalah ini penulis berharap agar pembaca mengetahui,
memahami dan dapat mempraktekkan materi tentang Teknik Pengembangan Media
Pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut guru atau calon guru memperoleh data
tentang jenis-jenis media pembelajaran yang dibutuhkan untuk program pembelajaran
anak usia dini. Jenis-jenis media yang diidentifikasi tersebut harus disesuaikan dengan
tema, kemampuan dan tujuan yang diinginkan.
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need). Salah satu indikator
adanya kebutuhan karena didalamnya terdapat kesenjangan (gap). Kesenjangan
merupakan ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya atau apa yang diharapkan dengan
apa yang terjadi. Dalam pembelajaran yang dimaksud dengan kebutuhan merupakan
adanya kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diharapkan
pada kemampuan, keterampilan dan sikapnya.
3
Guru yang kreatif dapat menciptakan sebuah media. Kesesuaian media dengan
siswa menjadi dasar pertimbangan utama, sebab diperlukan informasi tentang gaya
belajar siswa atau learning style. Beberapa learning style yang dapat diidentifikasi dari
siswa adalah :
c. Auditory, pelajar menyukai informasi dengan format bahasa lisan. Hasil belajar
diperoleh melalui mendengarkan ceramah dan mengambil bagian pada diskusi
kelompok.
e. Reflektif, pelajar yang suka memikirkan sesuatu dengan tenang “Mari kita fikirkan
terlebih dulu” adalah tanggapan pelajar yang reflektif.
g. Global, pelajar yang menyukai suatu ikhtisar atau “gambaran besar” dari apa yang
mereka akan lakukan sebelum menuju pembelajaran dengan proses yang
kompleks.
a. Kejelasan media dengan tujuan pembelajaran. media yang dibuat harus jelas dan
harus relevan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Media harus berhubungan
atau sesuai dengan tujuan pembelajaran pada RPP yang telah dibuat. Selain itu juga
4
disesuaikan dengan bahan ajar yang telah dibuat sebelumnya. Di masa pandemi covid
19 ini saya biasa menggunakan media audio visual atau video ataupun audio
b. Kesesuaian media dengan KI KD dan IPK. Media yang disusun sesuai dengan
kompetensi inti, kompetensi dasar , dan indikator pencapaian kompetensi yang telah
dirancang pada RPP dan dijabarkan pada bahan ajar yang telah kita buat.
c. Kesesuaian media dengan materi. Media pembelajaran yang digunakan harus sesuai
dengan materi yang akan dijelaskan.
d. Konsistensi tujuan materi dan evaluasi. tujuan materi konsisten dengan media yang
digunakan serta evaluasi yang diberikan dalam bentuk assessmen atau penilaian
ANALISIS KEBUTUHAN
Kesesuaian karakteristik sasaran media. media yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik sehingga media yang digunakan dapat memotivasi dan
memberikan kemudahan akan pemahaman dari peserta didik Media pembelajaran
yang menarik. media pembelajaran yang dirancang harus menarik perhatian dan
memotivasi minat peserta didik. Tentunya juga disesuaikan dengan bahan ajar yang
telah kita buat sebelumnya. Kejelasan pesan melalui media pembelajaran. media yang
digunakan memberi pesan yang menarik dan memotivasi minat peserta didik untuk
melakukan kegiatan bermain yang telah dirancang oleh pendidik Mudah digunakan
oleh peserta didik. media pembelajaran yang telah kita buat harus dapat memudahkan
peserta didik dalam penggunaannya dan pemanfaatannya. semisal kalau kita membuat
video pembelajaran maka durasinya harus disesuaikan dengan usia peserta didik dan
dan tentang konsentrasinya. maksimal peserta didik di tingkatan PAUD dalam melihat
video tidak lebih dari 10 menit Memudahkan pemahaman. media pembelajaran yang
digunakan tidak mempersulit pemahaman peserta didik tetapi harus dapat memotivasi
peserta didik untuk meningkatkan pencapaian perkembangannya baik melalui proses
dalam melakukan kegiatan main yang telah dirancang pendidik ataupun melalui hasil
karya yang telah dibuatnya dengan pendampingan orang tua sebagai fasilitator di
rumah
5
2. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1) TP = Tujuan Pembelajaran
2) MB = Materi Belajar KB
3) KB = Kegiatan Belajar
6
Tujuan Pembelajaran harus dirumuskan paling dulu kemudian baru komponen-
komponen yang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari perumusan tujuan
pembelajaran adalah: (1) menentukan tujuan proses pembelajaran, (2) menentukan
persyaratan awal pembelajaran, (3) merancang strategi pembelajaran, (4) memilih
media pembelajaran, (5) menyusun instrumen evaluasi pembelajaran, dan (6)
melakukan tindakan perbaikan pembelajaran.
• Pengetahuan (Knowledge)
• Pemahaman (Comprehention)
• Penerapan(Aplication)
Penerapan meliputi penggunaan konsep atau ide, prinsip, atau teori, dan
prosedur, atau metode yang telah dipahami mahasiswa ke
dalampraktikmemecahkan masalah atau melakukan suatu pekerjaan. Perilaku
7
penerapan sangat banyak digunakan dalam merumuskan tujuan pendidikan
yang dimaksudkan untuk menghasilkan mahasiswa yang mampu bekerja
dengan menerapkan teori yang telah dipelajarinya.
• Analisis (Analysis)
• Sintesis (Synthesis)
• Evaluasi (Evaluation)
• Pengenalan/penerimaan (Receiving)
8
Tujuan pembelajaran kelompok ini mengharapkan peserta didik untuk
mengenal, bersedia menerima dan memperhatikan berbagai stimulus. Dalam hal
ini peserta didik bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan saja
• Pengorganisasian (Organizing)
• Pengamalan (Characterization)
9
tetapi telah mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam suatu filsafat hidup
yang lengkap dan meyakinkan. Perilaku yang ditunjukkan peserta didik akan
selalu konsisten dengan filsafat hidup tersebut. Filsafat hidup tersebut merupakan
bagian dari karakter.
• Meniru (Limitation)
Tujuan pembelajaran pada tingkat ini mengharapkan peserta didik untuk dapat
meniru suatu perilaku yang dilihatnya.
• Manipulasi (Manipulation)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan untuk melakukan suatu perilaku
tanpa bantuan visual sebagaimana perilakau pada tingkat meniru. Peserta didik
diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal dan diharapkan melakukan
tindakan yang diminta.
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan menunjukkan suatu perilaku tanpa
menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis, dan melakukannya dengan
lancar, tepat, seimbang, dan akurat.
• Artikulasi (Articulation)
• Naturalisasi (Naturalization)
Pada tingkat ini peserta didik diharapkan melakukan gerakan tertentu secara
spontan atau otomatis. Peserta didik melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir
lagi cara melakukan dan urutannya.
10
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat
persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang
berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi,
prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan
tersebut.
1) Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-
nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian
atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran
Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan
Pemerintahan Indonesia.
11
2) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi
dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di
Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman
hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
3) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
5) Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran,
kasih sayang, tolong- menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb.
Contoh, dalam mata pelajaran Geografi: Pemanfaatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem,
lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.
2) Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik
12
adalah Operasi Aljabar bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
• Struktur keilmuan;
• Alokasi waktu.
13
4) Pengembangan Alat Ukur
B. Penulisan Naskah
1. Memunculkan dan Memperkaya Gagasan
Sebelum memproduksi sebuah media pembelajaran hal pertama yang harus dilakukan
yaitu dengan analisis kebutuhan yang digunakan untuk menentukan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran sehingga media yang dibuat efektif.
a) Menyusun Garis Besar Isi Media (GBIM) dan Jabaran Materi (JM)
Dalam penyusunan GBIM dan JM unsur yang terlibat adalah penulis naskah dan
pengkaji. Pengkaji berperan sebagai pengkaji materi, media, bahasa, psikologi dan
lain-lain sesuai dengan kebutuhan yang mana masing-masing dapat terdiri dari orang
14
yang sama maupun orang yang berbeda. Agar penyusunan GBIM dan JM sesuai
dengan kebutuhan siswa maka harus memenuhi persyaratan yaitu tidak menyimpang
dari kurikulum, sesuai dengan sasaran (jenjang dan jalur pendidikan, usia dan
karakteristik siswa), memilih indikator-indikator yang sesuai, tidak melebihi durasi
(batas kejenuhan siswa)
Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa panjang dalam bentuk yang
singkat dan efektif. Ringkasan bisa juga disebut sari karangan tanpa hiasan.
Menurut Keraf, ahli bahasa ternama Indonesia, ringkasan (Precis) adalah suatu cara
efektif untuk menyajikan karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Meringkas adalah
keterampilan untuk membuat reproduksi dari hasil karya yang sudah ada. Kata Précis juga
memiliki arti 'memotong' atau 'memangkas'.
Maka, arti kata ringkasan sama juga dengan rangkuman. Hasil meringkas, artinya
memendekkan cerita atau mengambil intisarinya saja. Sementara, merangkum artinya
menyatukan atau merangkai pokok-pokok pembicaraan, uraian, dan sebagainya.
15
Dalam membuat ringkasan, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan yang
terperinci harus dihilangkan. Walaupun bentuknya ringkas, namun tetap mempertahankan
pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli.
Tujuan membuat ringkasan adalah untuk memahami atau mengetahui isi buku atau
karangan. .
1. Pengungkapan kembali suatu karangan dalam bentuk yang singkat dan padat.
5. Menggunakan kalimat yang pendek dan senada dengan kalimat pengarang aslinya.
Ada beberapa langkah mudah untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur menurut
Keraf. Langkah-langkahnya yaitu:
Sebelum menulis ringkasan, harus membaca seluruh isi naskah asli secara berulang-ulang,
untuk mengetahui maksud dan sudut pandang pengarangnya
Setelah membaca berulang kali, semua gagasan penting harus dicatat atau digaris bawahi
Langkah selanjutnya, penulis ringkasan dapat menyusun ringkasan dari ide-ide pokok
yang sudah dicatat.
16
Ringkasan sebaiknya disusun dalam kalimat tunggal, hindari kalimat majemuk Jika
memungkinkan, ringkas semua kalimat menjadi frasa, dan frasa menjadi kata. Jika
memungkinkan, buang semua kata keterangan atau kata sifat. Kecuali jika kata sifat atau
keterangan dipakai untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat tetapi pertahankan
susunan gagasan dan topik dari karangan asli.
3. Menulis Naskah
a. Penentuan Format yang sesuai dengan materi dan kesenangan sasaran pendengar
Ada beberapa hal yang dapat menentukan bentuk dan format dalam penulisan
naskah atau faktor lain dalam menentukan naskah, yaitu:
1) Tujuan pengajaran, apa yang hendak dicapai oleh kegiatan media pengajaran,
apakah dalam bentuk afektif, kognitif, dan psikomotor.
3) Bentuk laporan atau repretase dan berita dapat membangkitkan daya afektif ,
misalnya untuk tujuan propaganda.
Bentuk-bentuk yang dapat dipakai atau yang dapat dilakukan dalam penulisan
naskah media pengajaran atau skrip program audio adalah:
• Laporan, merupakan bentuk penyajian yang paling baik apabila materinya sesuai
dengan kebutuhan sasaran.
17
• Dialog atau monolog, merupakan bentuk yang dilakukan oleh beberapa pelaku
dalam dialog, sedangkan monolog merupakan bentuk dialog yang pelakunya
hanya seorang.
• Diskusi, yaitu kegiatan yang melibatkan pendengar untuk ikut berfikir dalam
proses penyelesaian perbedaan pendapat, serta mengajak sasaran untuk memahami
pendapat dan gagasan orang lain.
• Feature, bentuk ini untuk memperbincangkan satu masalah agar lebih mendalam.
Dalam menulis naskah atau skrip program audio, terlebih dahulu kita harus
membuat garis besar jalannya isi naskah yang akan ditulis. Seperti yang disampaikan
sebelumnya penulisan naskah ini dimaksudkan sebagai penuntun dalam proses
perekaman suara. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat kita akan
membuat naskah program audio, diantaranya adalah:
1) Pesan harus relevan dengan karakteristik kelompok sasaran, tidak hanya satu atau
bagi segelintir individu atau kelompok tertentu. Pesan hendaknya memperhatikan
kepentingan bersama.
2) Persoalan adaptasi, menjadi hal terpenting karena sebuah pesan harus sesuai
dengan karakteristik orang yang berbeda-beda.
18
Bahasa yang digunakan pada komunikasi publik atau komunikasi masa sebaiknya hanya
menggunakan bahasa yang sudah dikenal umum dan mudah untuk dipahami. Arif S.
Sadiman[10] mengemukakan bahwa, kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa
verbal diusahakan kalimat tunggal dan kalimat pendek sesuai bahasa sehari-hari. Bila
terpaksa harus menggunakan bahasa sulit hendaknya diberi penjelasan, karena sekali
mereka mendengarkan hal yang tidak dipahami maka sasaran akan menurun minatnya,
dan bila hal ini terjadi berulang-ulang, ia akan benr-benar merasa bahwa materi tersebut
bukan untuk dirinya.
Musik mungkin bisa dijadikan andalan untuk menarik perhatian siswa (pendengar).
Karena musik memberikan nuansa yang hidup pada program audio kita sehingga para
siswa pendengar tidak merasa bosan. Karena keberadaan musik sangat penting dalam
program media audio, kita harus hati-hati dalam memilih musik yang tepat. Daya
konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara 25 s/d 45 menit dan untuk
anak-anak 15 s/d 25 menit. Oleh karena itu tidaklah bijaksana bila membuat program
audio yang sangat panjang.
Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau
suara dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra pendengaran.
Format audio yang dapat disajikan adalah suara manusia (narative), musik,
lagu/vocal, dan sound efeck[13]. Arif S. Sadiman[14] mengemukakan bahwa
media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara
untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah
dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada
pendengarnya. Informasi dalam media audio dapat dikemas dalam beberapa
format sajian, diantaranya adalah:
a) Dialog atau diskusi (narrative). Format ini menyajikan dua orang atau lebih
yang memiliki kedudukan yang sama, membicarakan satu tema yang berisi
materi pelajaran.
19
b) Tutorial. Ciri khas dari format ini didalamnya terlibat dua pihak, yaitu siswa
yang diberi bimbingan dan tutor yang memberikan bimbingan.
c) Megazine. Informasi yang disajikan pada program audio jenis magazine lebih
banyak dan bervariasi.
Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk suara dan
visual. Sama halnya dengan media audio, unsur suara yang ditampilkan berupa
narasi, dialog, sound effect dan musik, sedangkan unsur visual berupa gambar/foto
diam (still image), animasi dan teks. Penulisan naskah secara teoritis merupakan
komponen dari pengembangan media. Secara lebih praktis, hal tersebut
merupakan bagian dari serangkaian kegiatan produksi media melalui tahap-tahap
perencanaan dan desain, pengembangan, serta evaluasi. Tahapan-tahapan
pembuatan naskah audio visual seperti yang diungkapkan oleh Arif S. Sadiman,
dkk, dapat dirincikan sebagai berikut:
20
divisualkan telah sesuai dengan garis cerita (plot) maupun sekuens
belajarnya. Serta melihat kesinambuangan (kontinuitas) arus ceritanya
apakah sudah lancar.
Media pembelajaran dalam bentuk cetakan seperti buku ajar, modul dan
sejenisnya paling banyak digunakan dan diproduksi. Media dalam bentuk ini
urelative mudah dan praktis dalam pemanfaatannya. Media pembelajran dalam
bentuk cetakan banya jenisnya, antara lain adalah:
• Buku teks
• Bahan presentasi
Modul ajar atau buku ajar disusun secara sistematis untuk meningkatkan
kwalitas pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional. Buku ajar dimaksudkan
leaner-oriented, dan bersifat mandiri (dapat dipelajari sendiri) oleh peserta didik,
oleh sebab itu, modul ajar ditulis secara lengkap, sistematis dan menggunaka
bahasa yang mudah dipahami. Format penulisan naskah modul ajar, komponen
utamanya terdiri dari tujuan pembelajaran, bab pendahuluan, bab pembelajaran,
evaluasi, dan hal ini secara jelas disajikan dalam sebuah buku.
Setelah naskah selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dengan
cara mempraktekan nya kepada siswa. Teliti apakah naskah media pembelajaran yang
dibuat cocok untuk siswa yang menjadi tujuan.
21
Jika naskah dirasa kurang cocok, maka proses revisi harus dilakukan guna mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Naskah program media merupakan bentuk penyajian materi intruksional berupa teks,
gambar, dan suara serta sebagai penuntut dalam memproduksi peogram media. Dalam artian
naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam merekam suara, memadukan gambar dan suara,
memasukan musik dan FX (effect) sehingga menarik serta mudah. Naskah program media di
bagi menjadi dua kolom di sebelah kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis. Sedangkan di
sebalah kanan berisis narasi atau percakapan yang di baca narator atau pelaku dan suara lain
yang di perlukan.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari adanya ide dan
gagasan yang di sesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Selanjutkan pengumpulan data dan
informasi, penulisan sinopsis dan treatment, penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi
naskah sampai naskah siap diproduksi.
Sebelum naskah di tulis, maka terlebih dahulu disusun garis-garis besar program media
dan rancangan isi media.
22
D. Produksi
23
ke dalam bentuk atau tampilan media yang diharakan ( Prof. Dr. Nunuk Suryani:
2018: 67).
3. Tahapan Pasca Produksi
Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan editing, uji coba, revisi, dan
deseminasi:
a) Editing, suatu kegiatan yang mengubah, memotong, menambahkan, mengurangi,
menggabungkan, mengatur komposisi tampilan, baik itu warna maupun tata letak
objek pada suatu media
b) Validasi, adalah tindakan yang merupakan suatu pembuktian untuk suatu media
pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan membantu
menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Tujuan validasi adalah
untuk mengetahui dan memastikan bahwa media pembelajaran yang di rancang
memiliki isi yang sesuai dengan materi serta tujuan pembelajaran.
c) Revisi, guna mendapatkan media pembelajaran yang sempurna sesuai dengan
kebutuhan guru dan siswa
d) Deseminasi, merupakan kegiatan final dalam pengembangan media pembelajaran
yang sudah siap untuk di gunakan dalam kegiatan pembelajaran ( Prof. Dr. Nunuk
Suryani: 2018: 73).
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan,
mengingat untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pengusaan materi yang disampaikan
oleh guru kepada siswa. Namun demikian penggunaan media dalam pembelajaran tidaklah
serta merta dilakukan begitu saja oleh guru. Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa
penggunaan media sebagai bentuk dari sarana penyampaian materi ajar yang akan
disampaikan kepada peserta didik didalam kelas. Penggunaan media juga bertujuan untuk
mencapai tujuan materi ajar yang sudah ditentukan didalam kurikulum pembelajaran.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih banyak kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
25
DAFTAR PUSTAKA
Jaya, Farida. "Perencanaan Pembelajaran." (2019).APA Jaya, F. (2019). Perencanaan
Pembelajaran.I AYA, Farida. Perencanaan Pembelajaran. 2019. (Perencanaan media
pembelajaran)
Siswanto, Budi Tri, Kokom Komariah Wagiran, and Siti Hamidah. "Standar Kompetensi dan
Perumusan Tujuan Pembelajaran." Jurnal Pendidikan 1.2 (2013): 6. (Perumusan Tujuan
Pembelajaran)
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/178087-1602265638.pdf
https://www.academia.edu/43053773/Desain_Produksi_Media_and_Pengembangan_Media_Pem
belajaran
Purba, Asmara Anjar. “teknik Pengembangan Media Pembelajarab Berbasis Audio Visual”.
Jurnal Ilmiah Didaktika (02). 2015.
26