Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran (III SKS)
Kelompok 3
1. Ani Safitri
2. Saadudin
3. Mufidatul M.
4. Nisa Afifah
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran
mata kuliah Strategi pembelajaran PAI. Pemahaman tentang metode pengajaran dan hal-hal yang
berkaitan dengannya sangat diperlukan. Dengan suatu masalah dapat di selesaikan dan di hindari,
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Rian Sigit Gesang P,. M.Pd selaku dosen
Stategi Pembelajaran. Dalam menyusun makalah ini yang berjudul Pengembangan Media
Pembelajaran Media Pembelajaraan Model Assure sebagai bahan pembelajaran bagi kami.
Makalah ini tentunya masih jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik. Akhir kata, semoga
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
A.Model ASSURE.......................................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi siswa dapat berkembang karena guru mempunyai peran penting dalam proses
pelaksanaan pendidikan, interaksi antara guru dan anak didik menuju peserta didik yang lebih
kompeten adalah tuntutan utama. Seiring perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi guru
dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam menyampaikan atau menyajikan materi
pembelajaran. Seorang guru harus mampu membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif,
menarik bagi peserta didik dan dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar dari diri
peserta didik.
Arsyad menyatakan bahwa Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Bertolak dari sinilah kenapa media
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diharapkan akan dapat membangkitkan motivasi,
dan rangsangan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik, sehingga
peserta didik menjadi lebih mengerti tentang materi yang diajarkan melalui media pembelajaran
yang digunakan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media
proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa
yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat dinerikan media dengan warna yang
menarik. Aspek penting lainnya penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan
pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya
1
oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media,
sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.
Untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran yang baik terdapat beberapa aspek yang
menjadi pertimbangan dalam kelangsungan proses pembelajaran, diantaranya yaitu melakukan
identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, perumusan tujuan, perumusan materi, perumusan
alat pengukur keberhasilan, serta melakukan peraikan terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menerapkan aspek-aspek
pembelajaran.
Diantara model pembelajaran yang ada, maka model pembelajaran ASSURE dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran. Model ASSURE adalah pedoman langkah-langkah
perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan media. Berikut akan di bahas mengenai
perancangan media pembelajaran dengan model ASSURE dilengkapi dengan teori yang
mendukung
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, pemakalah dapat mengambil beberapa pokok permasalahan
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model ASSURE
Model merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru sebelum pembelajaran itu
dilakukan, sehingga nantinya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maksimal dan tepat.
Jadi ASSURE model memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam
mempersiapkan pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives,
S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated
and revise.
Model ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh Smaldino hingga
sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM.
Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta
peran serta pembelajar di lingkungan belajar.
3
4
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar
siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam
pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi :
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua
variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat
dalam menyampaikan bahan pelajaran.
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah
subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih
banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa. Hal ini akan memudahkan dalam
merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal
oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu: (1) gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat
seperti membaca (2) gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar kinestetik
(melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah
mempraktekkan sendiri.
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu
4
5
dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan
dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.
Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa
yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam
pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti
yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya berikut ini:
1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan
proses pembelajaran.
2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa
4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.
Menurut Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan
dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan
sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai
berikut:
1) A = audience
Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun
latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.
2) B = behavior
5
6
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi,
tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang
terukur dan dapat diamati.
3) C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik.
Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini.
Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan
selama proses belajar mengajar berlangsung.
4) D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi,
kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat
kategori pembelajaran.
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang
diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan
kemampuan yang dimiliki tiap individu.
6
7
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain
itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari
Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention
(perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan,
Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan
Satisfaction dari usaha belajar siswa.
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
Sanjaya menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan
hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan
barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk
tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi
sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia,
keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.
Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah
seperti dibawah ini,yaitu:
b. Mempersiapkan bahan
d. Mempersiapkan pembelajar
Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media
yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki
pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang
sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan
konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan
pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk
mencapai tujuan mereka dalam belajar.
8
9
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas
pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:
Salah satu tingkat pendidikan yang ada di Diniyyah Puteri adalah SLTP yang di Diniyyah Puteri
disebut juga dengan tingkat DMP (Diniyyah Menengah Pertama). Siswa tingkat DMP lebih
kurang sebanyak 300 orang yang terdiri dari 5 kelas untuk tiap tingkatnya.
Rancangan penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan santri kelas VII
DMP (Kelas I SLTP) pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). SKI merupakan
salah satu mata pelajaran yang ditetapkan oleh Kurikulum Kementrian Agama. Untuk sekolah-
sekolah yang berada di bawah naungan Kementrian Agama.
9
10
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran baru bagi
santri kelas VII DMP Diniyyah Puteri. Karena di Sekolah Dasar (SD) mereka tidak mempunyai
mata pelajaran SKI.
Mata pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang berisikan sejarah- sejaran kebudayaan yang
dimiliki oleh umat islam dari zaman Rasulullah SAW, Sahabat, Tabiin dan Tabi tabiin. Dan
kejayaan-kejayaan umat islam yang ada pada zaman dahulu hingga zaman sekarang.
Karena mata pelajaran ini baru bagi santri kelas VII DMP maka pelajaran SKI harus di
sajikan dengan menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari dan
memhami serta mengambil pelajaran dari sejarah kebudayaan umat islam pada zaman
dahulunya.
Dari observasi yang dilakukan siswa sangat menyukai pelajaran dengan melibatkan aktif mereka
dalam pembelajaran, tidak hanya ceramah dan mendengarkan saja, sehingga untuk
menyampaiakan materi pelajaran diperlukan metode yang menarik dan media pembelajaran yang
melibatkan aktif peserta didik dalam pelajaran tersebut.
Gaya belajar peserta didik pada umumnya berbeda-beda. Gaya belajar terdiri dari:
Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca.
Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika
pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius.
Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta
didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.
Ketiga gaya belajar ini cocok untuk ketiga bidang studi ini karena, siswa perlu mendengarkan
(audio) dan melihat (visual) dengan serius penjelasan dari guru atau media audio visual lainnya
mengenai perjalanan sejarah islam pada zaman dahulunya. Dan gaya belajar kinestetik
(melakukan) mencoba memerankan/ membuat drama tentang gaya kehidupan/perjuangan umat
islam pada zaman dahulunya sehingga siswa benar- benar paham dan mengerti dan dapat
menceritakannya kembali sejarah peradaban umat islam pada zaman dahulunya.
Tujuan pembelajaran perlu dijelaskan dengan spesifik untuk memudahkan langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyampaikan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Salah satu materi yang dibahas dalam mata pelajaran SKI adalah Sejarah dan Perjuangan Nabi
Muhammad SAW. Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah:
1. Siswa dapat mendiskripsikan misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam
semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.
2. Siswa dapat mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi
alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat dikaitakan
dengan perkembangan kondisi sekarang.
3. Meneladani perjuangan nabi dan para sahabat dalam mengahdapi masyarakat Mekkah,
dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. Mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan
a) Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi
yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat
pada pembelajar. Yang mana siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
11
12
c) Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media audio visual. Serta
menggunakan media kartu dengan menampilan dengan kartu peran dari masing-masing
sahabat kecuali Rasulullah.
Langkah yang dilakukan sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah:
2. Mempersiapkan bahan
4. Mempersiapkan pembelajar
Untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) teknologi yang akan digunakan
adalah media televisi (audio visual) dengan memutarkan film sejarah perjuangan pada zaman
Nabi dan sahabat. Dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk siswa bisa menyaksikan
sejarah perjuangan Nabi dan sahabat. Serta ditambah dengan mendengarkan penjelasan
tambahan dari guru dengan menggunakan media kartu yang menampilkan peran dari masing-
masing yang diceritakan oleh guru.
Setelah siswa selesai menyaksikan pemutaran film tersebut siswa diminta untuk menceritakan
ulang kembali kisah yang perjuangan Rasulullah dan sahabat.
Untuk mengetahui minat dan tingakat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diberikan, maka sangat diperlukan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Pengembagan
partisipasi siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan memberikan kuis kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. meminta siswa untuk membuat kelompok dan
meminta untuk membuat drama mengenai kisah perjuangan Nabi sesuai dengan tema yang ada.
Siswa diminta juga untuk membuat bagaimana aplikasi perjuangan Rasulullah dengan zaman
sekarang ini dana mempresentasikannya kedepan kelas.
b. sering di adakan remidial. selain itu model ini mengedepankan Peserta didik,
ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.
g. Supaya Pendidik lebih kreatif dan kerja sama antar Pendidik dan siswa dapat
dikembangkan dengan baik dengan model KBM ini.
Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini
simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
14
15
15
BAB III
PENUTUP
C. A. Kesimpulan
Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan
perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh
pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.
Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and
Objectives, S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti
Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti
Evaluated and revise.
Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini
simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno, Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II, Padang: UNP Press, 2009
http://sartikadiana.blogspot.co.id/2013/05/perancangan-pembelajaran-model-
assure.html diakses pada tanggal 31-10-2016/jam 21.07
http://m4y-a5a.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-model-desain-rancangan.html
diakses pada tanggal 09/11/2016 pukul 09.25
17