Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Pengembangan Media Pembelajaran Media Pembelajaraan Model Assure

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran (III SKS)

Kelompok 3

1. Ani Safitri

2. Saadudin

3. Mufidatul M.

4. Nisa Afifah

Semester : V ( Lima) Pai

Dosen Pengampu : Rian Sigit Gesang P,. M.Pd

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI AL-MA'ARIF

KALIREJO LAMPUNG TENGAH

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran

mata kuliah Strategi pembelajaran PAI. Pemahaman tentang metode pengajaran dan hal-hal yang

berkaitan dengannya sangat diperlukan. Dengan suatu masalah dapat di selesaikan dan di hindari,

sekaligus dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bpk. Rian Sigit Gesang P,. M.Pd selaku dosen

Stategi Pembelajaran. Dalam menyusun makalah ini yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Media Pembelajaraan Model Assure” sebagai bahan pembelajaran bagi kami.

Makalah ini tentunya masih jauh dari apa yang diharapkan, untuk itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik. Akhir kata, semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kalirejo, 14 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

A.Model ASSURE.......................................................................................................................3

B.Penerapan Model ASSURE......................................................................................................9

C. Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE………………………………………………14

BAB III.........................................................................................................................................16

A. Kesimpulan......................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan yang amat penting dalam mengembangkan dan


meningkat kualitas serta menentukan arah bagi masa depan manusia, bahkan kualitas dan masa
depan bangsa. Tanpa melalui proses pendidikan yang baik, sulit kiranya bagi seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Pendidikan diharapkan dapat
memberikan perubahan kea rah yang lebih baik terhadap manusia itu sendiri.

Potensi siswa dapat berkembang karena guru mempunyai peran penting dalam proses
pelaksanaan pendidikan, interaksi antara guru dan anak didik menuju peserta didik yang lebih
kompeten adalah tuntutan utama. Seiring perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi guru
dituntut untuk lebih cerdas dan kreatif dalam menyampaikan atau menyajikan materi
pembelajaran. Seorang guru harus mampu membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif,
menarik bagi peserta didik dan dapat menimbulkan rasa keingintahuan yang besar dari diri
peserta didik.

Arsyad menyatakan bahwa “Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran”. Bertolak dari sinilah kenapa media
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar, diharapkan akan dapat membangkitkan motivasi,
dan rangsangan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap peserta didik, sehingga
peserta didik menjadi lebih mengerti tentang materi yang diajarkan melalui media pembelajaran
yang digunakan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Melalui media
proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa
yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat dinerikan media dengan warna yang
menarik. Aspek penting lainnya penggunaan media adalah membantu memperjelas pesan
pembelajaran. Informasi yang disampaikan secara lisan terkadang tidak dipahami sepenuhnya

1
oleh siswa, terlebih apabila guru kurang cakap dalam menjelaskan materi. Disinilah peran media,
sebagai alat bantu memperjelas pesan pembelajaran.

Untuk mendukung pendidikan dan pembelajaran yang baik terdapat beberapa aspek yang
menjadi pertimbangan dalam kelangsungan proses pembelajaran, diantaranya yaitu melakukan
identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, perumusan tujuan, perumusan materi, perumusan
alat pengukur keberhasilan, serta melakukan peraikan terhadap apa yang telah dilaksanakan.
Terdapat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan untuk menerapkan aspek-aspek
pembelajaran.

Diantara model pembelajaran yang ada, maka model pembelajaran ASSURE dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran. Model ASSURE adalah pedoman langkah-langkah
perencanaan untuk memilih dan memanfaatkan media. Berikut akan di bahas mengenai
perancangan media pembelajaran dengan model ASSURE dilengkapi dengan teori yang
mendukung

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, pemakalah dapat mengambil beberapa pokok permasalahan
yang akan di bahas dalam makalah ini, yaitu

1. Apa pengertian model ASSURE?

2. Bagaimana contoh penerapan model ASSURE?

3. Apa kekurangan dan kelebihan model ASSURE?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model ASSURE

Model merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru sebelum pembelajaran itu
dilakukan, sehingga nantinya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, maksimal dan tepat.
Jadi ASSURE model memberikan kemudahan atau cara untuk membantu guru dalam
mempersiapkan pembelajaranya agar menjadi lebih terarah dan menuju pada sasaran yang tepat
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas


secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE
menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat
dari nama model tersebut, yaitu ASSURE.

Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and Objectives,
S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti Utilize
technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti Evaluated
and revise.

Model ASSURE yang dicetuskan oleh Heinich, dkk 1980, dikembangkan oleh Smaldino hingga
sekarang. Model ASSURE ini, berorentasi pada KBM.

Strategi pembelajarannya melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta
peran serta pembelajar di lingkungan belajar.

Pembelajaran dengan menggunakan model ASSURE mempunyai beberapa tahapan yang


dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif dan bermakan bagi peserta didik.
Tahapan tersebut menurut Smaldino adalah sebagai berikut:

1. Analyze Learner (Analisis Pembelajar)

3
4

Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui kebutuhan belajar
siswa yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan dalam
pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi :

a. General Characteristics (Karakteristik Umum)

Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang konstan, seperti, jenis
kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan faktor sosial ekonomi serta etnik. Semua
variabel konstan tersebut, menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang tepat
dalam menyampaikan bahan pelajaran.

b. Specific Entry Competencies (Mendiagnosis kemampuan awal pembelajar)

Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa merupakan sebuah
subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih
banyak sesuai dengan perkembangan psikologi siswa. Hal ini akan memudahkan dalam
merancang suatu pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan optimal
oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

c. Learning Style (Gaya Belajar)

Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan mengantarkan peserta
didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di dalamnya interaksi dengan dan merespon
dengan emosi ketertarikan terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu: (1) gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat
seperti membaca (2) gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius, (3) gaya belajar kinestetik
(melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah
mempraktekkan sendiri.

2. State Standards And Objectives (Menentukan Standard Dan Tujuan)

Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan dan standar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan kompetensi tertentu
4
5

dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar pembelajaran perlu memperhatikan
dasar dari strategi, media dan pemilihan media yang tepat.

a) Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran

Dasar dalam penilaian pembelajaran ini menujukkan pengetahuan dan kompetensi seperti apa
yang nantinya akan dikuasai oleh peserta didik. Selain itu juga menjadi dasar dalam
pembelajaran siswa yang lebih bermakna. Sehingga sebelumnya peserta didik dapat
mempersiapkan diri dalam partisipasi dan keaktifannya dalam pembelajaran. Ada beberapa
alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu program pembelajaran seperti
yang dijelaskan oleh Wina Sanjaya berikut ini:

1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas keberhasilan
proses pembelajaran.

2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar
siswa

3) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran

4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan
kualitas pembelajaran.

b) Tujuan Pembelajaran yang Berbasis ABCD

Menurut Smaldino, dkk., setiap rumusan tujuan pembelajaran ini haruslah lengkap. Kejelasan
dan kelengkapan ini sangat membantu dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan
sumber belajar berikut asesmen dalam KBM. Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan sebagai
berikut:

1) A = audience

Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya. Siapa pun peserta didik, apa pun
latar belakangnya, jenjang belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan rinci.

2) B = behavior

5
6

Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku belajar mewakili kompetensi,
tercermin dalam penggunaan kata kerja. Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang
terukur dan dapat diamati.

3) C = conditions

Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar dapat belajar dengan baik.
Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini.
Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan
selama proses belajar mengajar berlangsung.

4) D = degree

Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku sebagai bukti bahwa
pencapaian tujuan pembelajaran dan proses belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam
presentase benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi,
kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat
kategori pembelajaran.

a) Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang
diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar
pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan
kemampuan yang dimiliki tiap individu.

3. Select Strategies, Technology, Media, and Materials (Memilih, Strategi, Teknologi,


Media dan Bahan Ajar)

Langkah selanjutnya dalam membuat pembelajaran yang efektif adalah mendukung


pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan media dalam sistematika pemilihan strategi,
teknologi dan media dan bahan ajar.

a. Memilih Strategi Pembelajaran

6
7

Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran. Selain
itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung
pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat mengandung ARCS model (Smaldino dari
Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat membangun Attention
(perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan yang Relevant dengan keutuhan dan tujuan,
Convident , desain pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa dan
Satisfaction dari usaha belajar siswa.

b. Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar

Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam
Sanjaya menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi peserta didik dalam proses
pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan Breidle dalam Sanjaya mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan
hanya berupa alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap.

Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan ditampilkan.
Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam dan teks) slide ( gambar diam
lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan
barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk
tipe dari pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi
sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang tersedia,
keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan dicapai.

Memilih format media dan sumber belajar yang disesuaikan dengan pokok bahasan atau topik

c. Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi

1) Memilih Materi yang tersedia


7
8

2) Melibatkan Spesialis Teknologi/Media

3) Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media

4) Mengubah Materi yang ada

5) Merancang Materi Baru

4. Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan


Bahan Ajar)

Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya mengikuti langkah-langkah
seperti dibawah ini,yaitu:

a. Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)

b. Mempersiapkan bahan

c. Mempersiapkan lingkungan belajar

d. Mempersiapkan pembelajar

e. Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar.

5. Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)

Tujuan utama dari pembelajaran adalah adanya partisipasi siswa terhadap materi dan media
yang kita tampilkan. Seorang guru pada era teknologi sekarang dituntut untuk memiliki
pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi ketimbang
sekedar memahami dan member informasi kepada siswa. Ini sejalan dengan gagasan
konstruktivis bahwa belajar merupakan proses mental aktif yang dibangun berdasarkan
pengalaman yang autentik, diman para siswa akan menerima umpan balik informative untuk
mencapai tujuan mereka dalam belajar.

6. EVALUATE AND REVISE (Mengevaluasi dan Merevisi)

8
9

Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk mengembangkan kualitas
pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat berdasarkan dua tahapan yaitu:

1. Penilaian Hasil Belajar Siswa,

2. Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,

3. Penilaian Hasil Belajar Portofolio

4. Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.

5. Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media

6. Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.

B. Penerapan Model ASSURE

a. Analyze Learner (Analisis Pembelajaran)

Pondok Pesanstren Perguruan Diniyyah Puteri merupakan pondok pesantren Modren


khusus perempuan yang berada di Kota Padang Panjang. Tingkat pendidikan Diniyyah Puteri
dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Tinggi.

Salah satu tingkat pendidikan yang ada di Diniyyah Puteri adalah SLTP yang di Diniyyah Puteri
disebut juga dengan tingkat DMP (Diniyyah Menengah Pertama). Siswa tingkat DMP lebih
kurang sebanyak 300 orang yang terdiri dari 5 kelas untuk tiap tingkatnya.

Rancangan penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan santri kelas VII
DMP (Kelas I SLTP) pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). SKI merupakan
salah satu mata pelajaran yang ditetapkan oleh Kurikulum Kementrian Agama. Untuk sekolah-
sekolah yang berada di bawah naungan Kementrian Agama.

9
10

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran baru bagi
santri kelas VII DMP Diniyyah Puteri. Karena di Sekolah Dasar (SD) mereka tidak mempunyai
mata pelajaran SKI.

Mata pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang berisikan sejarah- sejaran kebudayaan yang
dimiliki oleh umat islam dari zaman Rasulullah SAW, Sahabat, Tabiin dan Tabi’ tabiin. Dan
kejayaan-kejayaan umat islam yang ada pada zaman dahulu hingga zaman sekarang.

Karena mata pelajaran ini baru bagi santri kelas VII DMP maka pelajaran SKI harus di
sajikan dengan menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajari dan
memhami serta mengambil pelajaran dari sejarah kebudayaan umat islam pada zaman
dahulunya.

Dari observasi yang dilakukan siswa sangat menyukai pelajaran dengan melibatkan aktif mereka
dalam pembelajaran, tidak hanya ceramah dan mendengarkan saja, sehingga untuk
menyampaiakan materi pelajaran diperlukan metode yang menarik dan media pembelajaran yang
melibatkan aktif peserta didik dalam pelajaran tersebut.

Gaya belajar peserta didik pada umumnya berbeda-beda. Gaya belajar terdiri dari:

Gaya belajar visual (melihat) yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca.

Gaya belajar audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh peserta didik jika
pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius.

Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta
didik jika dia sudah mempraktekkan sendiri.

Ketiga gaya belajar ini cocok untuk ketiga bidang studi ini karena, siswa perlu mendengarkan
(audio) dan melihat (visual) dengan serius penjelasan dari guru atau media audio visual lainnya
mengenai perjalanan sejarah islam pada zaman dahulunya. Dan gaya belajar kinestetik
(melakukan) mencoba memerankan/ membuat drama tentang gaya kehidupan/perjuangan umat
islam pada zaman dahulunya sehingga siswa benar- benar paham dan mengerti dan dapat
menceritakannya kembali sejarah peradaban umat islam pada zaman dahulunya.

b. STATE STANDARDS AND OBJECTIVES (Menentukan Standard Dan Tujuan)


10
11

Tujuan pembelajaran perlu dijelaskan dengan spesifik untuk memudahkan langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyampaikan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Salah satu materi yang dibahas dalam mata pelajaran SKI adalah “Sejarah dan Perjuangan Nabi
Muhammad SAW”. Kompetensi yang diharapkan dari materi ini adalah:

1. Siswa dapat mendiskripsikan misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam
semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.

2. Siswa dapat mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi
alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat dikaitakan
dengan perkembangan kondisi sekarang.

3. Meneladani perjuangan nabi dan para sahabat dalam mengahdapi masyarakat Mekkah,
dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mendeskripsikan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui


kegiatan ekonomi dan perdagangan.

5. Mengambil hikmah dari misi nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan

6. Meneladani semangat perjuangan Nabi dan para sahabat di Madinah.

c. Select Strategies, Technology, Media, And Materials (Memilih, Strategi, Teknologi,


Media dan Bahan ajar)

a) Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi
yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat
pada pembelajar. Yang mana siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

b) Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah, dengan menggunakan


teknologi audio visual, dengan memutarkan film mengenai perjuangan Rasulullah dan
sahabat.

11
12

c) Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media audio visual. Serta
menggunakan media kartu dengan menampilan dengan kartu peran dari masing-masing
sahabat kecuali Rasulullah.

d. Utilize Technology, Media And Materials (Menggunakan Teknologi, Media dan


Bahan Ajar)

Langkah yang dilakukan sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah:

1. Mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)

2. Mempersiapkan bahan

3. Mempersiapkan lingkungan belajar

4. Mempersiapkan pembelajar

5. Menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau


pembelajar)

Untuk pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) teknologi yang akan digunakan
adalah media televisi (audio visual) dengan memutarkan film sejarah perjuangan pada zaman
Nabi dan sahabat. Dengan menyediakan tempat yang nyaman untuk siswa bisa menyaksikan
sejarah perjuangan Nabi dan sahabat. Serta ditambah dengan mendengarkan penjelasan
tambahan dari guru dengan menggunakan media kartu yang menampilkan peran dari masing-
masing yang diceritakan oleh guru.

Sebelum guru memutarkan film mengenai perjuangan Rasullah, guru mempersiapkan


siswa dengan memberikan simulasi untuk memfokuskan kosentrasi siswa dan membuka limbic
siswa. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang
diharapkan dari materi tersebut.

Setelah siswa selesai menyaksikan pemutaran film tersebut siswa diminta untuk menceritakan
ulang kembali kisah yang perjuangan Rasulullah dan sahabat.

e. Require Learner Parcipation (Mengembangkan Partisipasi Peserta Didik)


12
13

Untuk mengetahui minat dan tingakat pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diberikan, maka sangat diperlukan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Pengembagan
partisipasi siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan memberikan kuis kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. meminta siswa untuk membuat kelompok dan
meminta untuk membuat drama mengenai kisah perjuangan Nabi sesuai dengan tema yang ada.
Siswa diminta juga untuk membuat bagaimana aplikasi perjuangan Rasulullah dengan zaman
sekarang ini dana mempresentasikannya kedepan kelas.

f. evaluate And Revise (Mengevaluasi dan Merevisi)

Evaluasi yang dilaksanakan adalah:

1. Evaluasi mengenai terhadap metode, media dan strategi yang


digunakan selama ini dalam proses pembelajaran. Evaluasi dilaksanakan
dengan mengadakan wawancara dengan peserta didik dan meminta peserta
didik untuk mengisi angket yang telah disiapkan mengenai sistem
pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini.

2. Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi yang diharapkan


terhadap peserta didik. Evalusi dilaksanakan dengan pelaksanaan tes
dengan memberikan separangkat soal yang harus di jawab oleh siswi.
Siswi juga diminta untuk mempresentasikan kembali kedepan kelas
perjalanan sejarah kehidupan Rasulullah dan sahabat.

3. Dari hasil evaluasi terhadap sistem pembelajaran yang telah


diberikan kepada siswa maka diadaka revisi terhdap hasil evaluasi yang
bernilai negative atau yang tidak diharapkan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE

1. kelebihan dari model Assure adalah

a. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar. Komponen


tersebut di anatranya analisis Peserta didik, rumusan tujuan pembelajar, strategi
pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
13
14

b. sering di adakan remidial. selain itu model ini mengedepankan Peserta didik,
ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.

c. Di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil seperti pengelompokan Peserta


didik menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll menyiratkan untuk para Pendidik
untuk menyampaikan materi dan mengelola kegiatan kelas

d. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh Pendidik

2. Kelemahan dari model Assure adalah

a. Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu

b. Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen desain


pembelajaran termasuk di dalamnya.

c. Model ini mengedepankan penyampaian materi dan pengelolaan kelas.

d. Aspek lain yang berdampakterhadap proses belajar tidak dideteksi

e. Model ini digunakan untuk memandu seseorang Pendidik bagaimana mengelola


dan menciptakan interaksi belajar mengajar

f. Untuk dapat memotivasi pembelajaran yang tepat

g. Supaya Pendidik lebih kreatif dan kerja sama antar Pendidik dan siswa dapat
dikembangkan dengan baik dengan model KBM ini.

Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini
simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.

14
15

15
BAB III

PENUTUP

C. A. Kesimpulan

Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan
perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh
pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri.

Model ASSURE merupakan langkah merancanakan pelaksanaan pembelajaran di ruang


kelas secara sistematis dengan memadukan penggunaan terknologi dan media. Model ASSURE
menggunakan tahap demi tahap untuk membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat
dari nama model tersebut, yaitu ASSURE.

Menurut Smaldino A yang berarti Analyze learners, S berarti State standard and
Objectives, S yang kedua berarti Select strategi, technology, media, and materials, U berarti
Utilize technology, media and maerials, R berarti Require learner participation dan E berarti
Evaluated and revise.

Dilihat dari sistem modelnya dari model-model yang lain. Menurut saya, model ASSURE ini
simpel. Namun kegunaanya lebih condong untuk pembelajaran di lingkup sekolah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 1996

Kemp, Jerrold. Proses Perancangan Pengajaran, Bandung: ITB Bandung, 1994

Prayitno, Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II, Padang: UNP Press, 2009

Rusma, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta:


Rajawali Press, 2011

Sanjaya,Wina. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta:


Prenada Media, 2008

Smaldino,Sharon E dkk. Instructional Technology And Media For Learning Ninth


edition, New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall, 2007

http://sartikadiana.blogspot.co.id/2013/05/perancangan-pembelajaran-model-
assure.html diakses pada tanggal 31-10-2016/jam 21.07

http://m4y-a5a.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-model-desain-rancangan.html
diakses pada tanggal 09/11/2016 pukul 09.25

17

Anda mungkin juga menyukai