Anda di halaman 1dari 16

Model Pembelajaran Assure

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Teknologi dan Media Pembelajaran PAI”

Dosen Pengampu :
Satria Kamal Akhmad M. Si.

Disusun Oleh :
1. Fitria Tahta Alfina (20192405451)
2. Muhammad Safiq Kurrohman (20192405483)
3. Muhammad Fathurrohman (20192405539)
4. Muhammad Nia’mulloh (20192405455)
5. Zainul Ashfiya’ Al Zuhairy (20192405535)
6. Muhammad Arif Nur Huda (20192405461)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH RADEN WIJAYA
KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT. dengan segala
rahmat, petunjuk dan karunia-Nya akhirnya, tugas makalah Pengembangan
Kurikulum ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas
tentang "Model Pembelajaran Assure". Makalah ini dikerjakan dengan tujuan
untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Teknologi dan Media
Pembelajaran PAI.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah referensi baru tentang


Model Pembelajaran Assure bagi pembaca terkhusus mahasiswa-mahasiswi
STIT Raden Wijaya.

Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf.
Karena, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan
tugas makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mojokerto, 9 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Model Pembelajaran Assure.....................................................................3

B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Assure..........................................................4

C. Model Pembelajaran Assure.......................................................................................9

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Assure.........................................11

BAB III PENUTUP..........................................................................................................12


A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas pembelajaran perlu dirancang sebelumnya agar dapat
memeberikan output atau hasil sebagaimana yang diharapkan. Upaya untuk
merancang aktivitas pembelajaran disebut dengan istilah desain
pembelajaran.Menurut Gagnon dan Collay dalam Benny (2011:24) istilah
desain mempunyai makna adanya suatu kesuluruhan, struktur, kerangka,
atau outline, dan urutan atau sistematika kegiatan. Dalam merancang aktivitas
pembelajaran kita perlu mengetahui tujuan yang akan dicapai, kompetensi
yang pertlu dimiliki oleh individu yang belajar atau learner. Untuk mencapai
suatu tujuan pembelajaran kita memerlukan sebuah kendaraan.Dalam konteks
pembelajaran, kendaraan yang digunakan adalah metode, media, dan materi
pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa dalam mencapai
kompetensi yang diinginkan.

Beberapa model desain pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh


sejumlah pakar. Namun dalam makalah ini kami mengambil model desain
pembelajaran ASSURE yang dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert
Henich, James Rusell dan Miichael Molenda (2011) dalam buku
“Instructional Technology and Media for Learning ”. Adapun alasan kami
memilih model ASSURE, karena ASSURE merupakan satu desain model
pembelajaran yang sederhana yang dapat digunakan untuk menciptakan
sebuah pembelajaran sukses.

Model pembelajaran ASSURE sesuai untuk digunakan dalam aktivitas


pembelajaran yang berskala mikro seperti pembelajaran yang berlangsung di
dalam kelas dan program pelatihan. Oleh karena itu, sebagai calon guru sangat
penting untuk mengetahui berbagai model desain pembelajaran, diantaranya
yang akan kami paparkan dalam makalah ini yaitu model ASSURE.

1
1

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Model Pembelajaran Assure?
2. Bagaimana Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Asssure?
3. Apa Saja Model Dalam Pembelajaran Assure?
4. Apa Saja Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Assure?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui Pengertian Model Pembelajaran Assure
2. Mengetahui Langkah-Langkah dalam Model Pembelajaran Asssure
3. Mengetahui Model Dalam Pembelajaran Assure
4. Mengetahui Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Assure
BAB
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Assure


Model ASSURE adalah langkah sistematis dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran di ruang kelas dengan memadukan penggunaan teknologi dan media
pembelajaraan. Model ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino, Robert
Henich, James Russell, dan Michael Molenda. Model pembelajaran ASSURE
adalah sebuah model pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah digunakan
serta berisi langkah-langkah yang sistematik dan sistemik.1

Model pembelajaran ini merupakan singkatan dari komponen atau langkah


penting yang terdapat didalamnya yaitu, Analyze learner characteristic
(menganalisis karateristik siswa); State performance objectives (menetapkan
tujuan pembelajaran); Select methods, media and materials (memilih metode,
media, dan bahan pelajaran); Utilize, technology, media, and materials
(penggunaan teknologi, media, dan bahan); Requirez learner participation
(mengaktifkan keterlibatan siswa); dan Evaluation and revision (evaluasi dan
revisi).

Model pembelajaran ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media


dan teknologi dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Model ASSURE ini
merupakan rujukan bagi pendidikan dalam membelajarkan peserta didik dalam
pembelajaran yang direncanakan dan disusun secara sistematis dengan
mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih
efektif dan bermakna bagi peserta didik.2

1
James D. Russell Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Intructional Technology and Media
For Learning: Teknologi Pedmbelajaran dan Media Untuk Belajar (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2014), hlm. 111.
2
Nunuk Suryani, Heri Acmadi, Suharno, “Penerapan Model Assure dengan Menggunakan Media
Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013,” Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 1 (2014), hlm. 37

3
4

B. Langkah-langkah Model Pembelajaran Assure


Menurut Smaldino dalam bukunya model pembelajaran ASSURE merupakan
singkatan dari langkah-langkahnya yaitu, Analyze learner (menganalisis
karateristik); State objectives (menetapkan tujuan pembelajaran); Select methods,
media and materials (memilih metode, media, dan bahan pelajaran); Utilize,
technology, media, and materials (penggunaan teknologi, media, dan bahan);
Requirez learner participation (mengaktifkan keterlibatan siswa); dan Evaluation
and revision (evaluasi dan revisi). 3 Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-
langkah pembelajaran ASSURE:
1. Analyze learner characteristic (menganalisis karakteristik siswa)
Setiap peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar memiliki tingkat
dan jenis karakteristik yang beragam. Abuddin Nata menyebutkan bahwa
peserta didik yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik terdadap lingkungannya.4 Tujuan utama dalam
menganalisa, pendidik dapat menemui kebutuhan belajar peserta didik
yang urgen sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan
dalam pembelajaran secara maksimal, analisis pembelajar meliputi tiga
faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi: karakteristik umum,
kompetensi atau kemampuan awal, gaya belajar, dan motivasi.5
Pada umum peserta didik dapat ditemukan melalui variable yang
konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya dan
faktor sosial ekonomi serta etnik; dan mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar, penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan
awal peserta didik merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh
dalam bagaimana dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai
dengan perkembangan psikologi peserta didik. Namun, satu hal yang perlu
menjadi catatan bahwa setiap pembelajar memilki tingkat kemampuan
yang tidak sama pada setiap ranahnya. Contohnya terdapat peserta didik

3
Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Op. Cit., hlm. 110
4
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2011),
hlm. 109-110.
5
Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Op. Cit., hlm. 125.
5

yang daya hafalannya cukup tinggi, namun kemampuan daya hitungnya


kurang, begitu juga sebaliknya.
Dapat disimpulkan bahwa seorang guru bisa melakukan observasi
awal terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana karateristik setiap
peserta didik dengan cara berdiskusi dengan guru yang mengajar di kelas
tersebut atau melihat hasil belajar siswa sebelum-sebelumnya.
2. State performance objectives (menetapkan tujuan pembelajaran)
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran, sebab semua aktivitas guru dan siswa akan mengarah pada
tujuanyang diinginkan. Tujuan juga merupakan ujung (end) yang perlu
dicermati guru, ketika mereka melakukan kegiatan dalam proses
pembelajaran bagi para siswa.6 Tujuan pembelajaran merupakan rumusan
atau pernyataan yang mendeskripsikan tentang kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang akan dimiliki oleh siswa setelah menempuh
proses pembelajaran. Hal yang harus dipahami guru ialah tujuan
pembelajaran tidak boleh menyimpang dari tujuan pendidikan yang
hendak dicapai.
Tujuan pembelajaran ialah suatu pola tingkah laku yang khusus yang
diharapkan dimiliki murid setelah proses pembelajaran selesai. 7Ada
beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang suatu
program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya berikut: 1)
rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas
keberhasilan proses pembelajaran; 2) tujuan pembelajaran dapat digunakan
sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar peserta didik; 3) tujuan
pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem pembelajaran; 4)
tujuan pembelajaran.Tujuan pembelajaran hendaknya telah diketahui oleh
siswa sebelum pengajaran dimulai. Dengan mengetahui tersebut siswa
dapat menyiapkan diri sebaik mungkin dalam mencapai tujuan.

6
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015),
hlm. 84.
7
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013),
hlm. 44.
6

3. Select methods, media and materials (memilih metode, media, dan


bahan pelajaran)
Dalam pemlihan metode, media dan bahan ajar banyak hal-hal yang
harus dipertimbangkan. Dalam pemilihan metode dan media berikut
adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain: 8
1) Keadaan murid yang mencakup tentang tingkat kecerdasan,
kematangan, perbedaan individu lainnya.
2) Tujuan yang hendak dicapai
3) Situasi yang mencakup hal umum seperti situasi kelas, situasi
lingkungan.
4) Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang
akan digunakan
5) Kemampuan pengajar mencakup kemampuan fisik dan keahlihan.
4. Utilize, technology, media, and materials (penggunaan teknologi,
media, dan bahan)
Dalam tahap ini guru memiliki perencanaan pembelajaran yang akan
di terapkan dan perencanaan tersebut melibatkan teknologi, media, dan
bahan (materi). Untuk mempermudah dalam penggunaan, guru dapat
mengikuti proses “5P”: mempratinjau (preview) teknologi, media, dan
materi; mempersiapkan (prepare) teknologi, media, dan materi;
mempersiapkan (prepare) lingkungan; mempersiapkan (prepare)
pembelajar; dan menciptakan (provide) pengalaman belajar.9 Berikut ini
adalah penjelasan mengenai proses 5P diatas:
a. Mempratinjau (preview) teknologi, media, dan materi
Selama proses seleksi guru telah menidentifikasi teknologi, media, dan
material yang sesuai untuk siswa dan tujuan belajar. Tujuannya ialah
memilih bagian yang langsung selaras dengan mata pelajaran.

8
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana
Prenada media Group, 2012), hlm. 33
9
Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, Op. Cit., hlm. 128.
7

b. Menyiapkan teknologi, media, dan materi


Langkah pertama pada tahap ini yaitu mengumpulkan seluruh
perlengkapan yang akan guru butuhkan. Langkah kedua yaitu
menentukan urutan pengunaan materi-materi yang ditentukan dan apa
yang akan guru lakukan dengan materi-materi tersebut. Langkah
terakhir adalah penting untuk berlatih menggunakan sumber daya
sebelum melakukannya.
c. Mempersiapkan (prepare) lingkungan
Aktivitas belajar bisa dilakukan dimana saja, akan tetapi fasiltas harus
diatur untuk penggunaan teknologi, media, dan materi yang efektif.
Sebelum melakukan belajar guru harus memeriksa semua peralatan
berfungsi dengan baik. Mengatur fasilitas agar para siswa bisa
mendengar dan melihat dengan baik. Mengatur tempat duduk siswa
agar siswa bisa melihat dan mendengar satu sama lain jika guru
menginginkan mereka membahas sebuah topik.
d. Mempersiapkan (prepare) pembelajar
Penelitian mengenai belajar mengungkapkan dengan sangat jelas bahwa
apa yang dipelajari dari sebuah kegiatan sangat bergantung pada
bagaimana siswa dipersiapkan untuk mata pelajaran tersebut. Beberapa
langkah yang bisa dilakukan sebagai proses mempersiapkan siswa
yaitu:
 Memberikan tinjauan luas mengenai konten mata pelajaran
 Menjelaskan bagaimana mata pelajaran itu terkait dengan topk yang
sedang dipelajari
 Memotivasi dan menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan
diuntungkan dari menyimak mata pelajaran
e. Menciptakan (provide) pengalaman belajar
Skinner menyakini bahwa guru dapat menciptakan suasana pengajaran
untuk memastikan bahwa kita bisa mengamati respon siswa. Ia
menyakini bahwa guru harus melakukan penguatan bagi perubahan
perilaku. Selain itu, ruang kelas adalah penting bagi guru untuk
8

menciptakan iklim kelas yang positif dan mengubah perilaku dalam


kelas mendekati perilaku yang dianggap baik. Hal yang bisa dilakukan
guru untuk menciptakan pengalaman belajar siswa, salah satu nya
dengan memberikan ganjaran kecil bagi siswa yang berperilaku sesuai
dengan aturan ruang kelas. Sering kali hadiah tersebut menjadi
keistimewaan khusus bagi siswa yang menerimanya.
5. Requirez learner participation (mengaktifkan keterlibatan siswa)
Keterlibatan siswa pada program pembelajaran sangatlah penting
untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. Salah satu cara agar siswa
dapat terlibat aktif dalam program pembelajaran yaitu dengan
membangkitkan minat siswa. Ahmad Tafsir menyebutkan bahwa minat
adalah kata kunci dalam pengajaran dan apabila siswa telah berminat
terhadap kegiatan belajar mengajar maka siswa akan terlibat di dalamnya.
Oleh karena itu, hampir dipastikan proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik dan hasil belajar akan optimal.
Chuickshank dalam buku model pembelajaran ASSURE untuk
mendesain pembelajaran sukses mengemukakan terdapat beberapa langkah
yang perlu dilakukan guru agar siswa terlibat secara aktif dalam aktivitas
pembelajaran, yaitu:
1) Menyiapkan siswa untuk mengikuti program pembelajaran
2) Menyajikan informasi dan pengetahuan secara jelas dan logis
3) Mengingatkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki
sebelumnya
4) Menyampaikan informasi pengetahuan dan keterampilan secara
bervariasi
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan mendalami
pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari
6) Membantu siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan
6. Evaluation and revision (evaluasi dan revisi)
Komponen terakhir dari model ASSURE utuk belajar yang efektif
adalah mengevaluasi dan merevisi. Evaluasi adalah tindakan yang
9

dilakukan untuk mengetahui hasil pengajaran.Evaluasi juga diartikan


penilaian terhadap kemampuan murid dalam menguasai bahan ajar yang
diberikan. Evaluasi dan revisi sangat penting bagi pengembangan
pengajaran yang berkualitas. Mengevaluasi dapat menggunakan penilaian
tradisiona dan autentik untuk menentukan pencapaian siswa atas standar
dan tujuan yang jelas. Jika terdapat ketidakcocokan di antara tujuan belajar
dan hasil-hasil belajar para siswa, revisilah rencana mata pelajaran untuk
menangani area-area yang mengandung perhatian. Hasil dari kegiatan
evaluasi hasil belajar, pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk
keperluan berikut ini.10
a. Untuk diagnostik dan pengembangan
b. Untuk seleksi dan penempatan sesuai tingkat kemapuan yang siswa
miliki.
c. Untuk kenaikan kelas dan untuk penempatan
Ada beberapa fungsi dari evaluasi antara lain: 1) merupakan alat yang
penting sebagai umpan balik bagi peserta didik; 2) merupakan alat yang
penting untuk mengetahui bagaimana ketercapaian peserta didik dalam
menguasai tujuan yang telah ditentukan; 3) memberikan informasi untuk
mengembangkan program kurikulum; 4) informasi dari hasil evaluasi
dapat digunakan peserta didik secara individual dalam mengambil
keputusan; 5) berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya
dalam menentukan tujuan khusus yang ingin dicapai, dan 6) berfungsi
sebagai umpan balik untuk orang tua, guru, pengembang kurikulum,
pengambil kebijakan11

C. Model Pembelajaran Assure


Model ini terdiri atas beberapa langkah kegiatan yaitu;
1. Belajar kooperatif ( Cooperative Learning )
Melibatkan kelompok kecil, siswa bertanggung jawab atas tugasnya
dalam kelompok, akan terjalinnya interaksi dari kelompok satu dengan

10
Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm. 197.
11
Purwanti, Op. Cit., hlm. 44.
1

kelompok lainnya, dalam metode ini menerapkan proses komunikasi


dan berfikir kritis dalam memecahkan masalah.
2. Penemuan ( Discovery )
Metode ini memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuan,
sehingga siswa dapat memiliki pemahaman yang mendalam melalui
keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah( Problem Solving )
Metode yang digunakan untuk melatih siswa dalam memecahkan
masalah, dalam metode ini siswa harus paham tentang apa yang akan
dipelajari, langkah dalam metode ini sebagai berikut:
a. mengidentifikasi masalah dan komponen – komponennya
b. menuliskan hipotesis
c. mengumpulkan dan menganalisis data
d. merumuskan solusi dan konklusi
e. menguji solusi
f. menarik kesimpulan.
4. Diskusi ( Discussion )
Metode ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran, serta melatih siswa untuk dapat berpendapat,
musyawarah, berbagai informasi, menghargai pendapat orang lain.
4. Latihan berulang
Metode ini berisi serangkaian latihan dan praktik yang sengaja
dirancang untuk membangun kecakapan dalam sebuah keterampilan
baru yang perlu dipelajari oleh siswa
5. Tutorial
Di dalam metode ini terdapat beberapa aktifitas, yaitu menyajikan
materi, mengajukan pertanyaan, menganalisis jawaban siswa,
memberikan umpan balik, memberikan latihan, meminta siswa untuk
melakukan unjuk kemampuan. Metode ini dapat disampaikan melalui
orang, komputer atau bahan ajar.
1

6. Demonstrasi
Metode yang dilakukan dengan cara memperlihatkan dan
menunjukkan kepada siswa tentang suatu objek.
7. Presentasi
Metode komunikasi satu arah. Metode ini dilakukan untuk kelompok
besar, penyampaiannya menggunakan media sebagai alat bantu.
8. Permainan
Metode yang memanfaatkan pendekatan motivasi, di dalamnya
terdapat unsur persaingan dan tantangan.
9. Simulasi
Metode yang mengharuskan guru membawa siswa kedalam kondisi
yang menyerupai situasi yang sebenarnya.12

D. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Assure


Kelebihan model pembelajaran Assure, yaitu : (a)Lebih banyak komponennya
dibandingkan dengan model materi pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian
proses belajar dan ajar. Komponen tersebut diantaranya: analisis pembelajaran,
strategi penilaian belajar, (b)Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan
evaluasi, (c)Mengutamakan partisipasi pembelajaran dalam poin require leaner
participation sehingga diadakan pengelompokan kecil, seperti pengelompokan
belajar mandiri dan tim, serta penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifan
siswa, (d)Guru wajib menyampaikan materi dan mengelola kelas, serta mampu
memanfaatkan media, metode, bahan ajar secara optimal, (e)Model pembelajaran
ini sangat sederhana dan dapat diterapkan sendiri olehguru.Sedangkan,Kelemahan
model pembelajaran Assure,yaitu: (a)Tidak mengukur dampak terhadap proses
belajar karena tidak didukung oleh komponen supra sistem, (b) Adanya
penambahan tugas dari seorang pengajar, (c)Perlu upaya khusus dalam
mengarahkan siswa dalam mengarahkan kegiatan belajar mengajar.13

12
Benny, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, (Jakarta: Dian Rakyat, 2011),
hlm. 81-85
13
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 48.
1

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model ASSURE adalah langkah sistematis dalam perencanaan pelaksanaan
pembelajaran di ruang kelas dengan memadukan penggunaan teknologi dan media
pembelajaraan. Sementara Langkah - langkah model pembelajaran Assure yaitu,
1). Analyze learner characteristic (menganalisis karakteristik siswa), 2).State
performance objectives (menetapkan tujuan pembelajaran), 3). Select methods,
media and materials (memilih metode, media, dan bahan pelajaran), 4). Utilize,
technology, media, and materials (penggunaan teknologi, media, dan bahan), 5).
Requirez learner participation (mengaktifkan keterlibatan siswa), 6) Evaluation
and revision (evaluasi dan revisi)

Model Pembelajaran Assure Ada sepuluh, yakni, 1) belajar koperatif, 2)


Penemuan, 3) Pemecatan Masalah, 4) Diskusi, 5) Latihan Berulang, 6) Tutorial, 7)
Demonstrasi, 8) Presentasi, 9) Permainan, dan 10) Simulasi. Sementara Kelebihan
model pembelajaran Assure, yaitu : 1). Lebih banyak komponennya dibandingkan
dengan model materi pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses belajar
dan ajar. 2). Sering diadakan pengulangan kegiatan dengan tujuan evaluasi, 3).
Mengutamakan partisipasi pembelajaran dalam poin require leaner participation.
Sementara Kelemahan model pembelajaran Assure,yaitu: 1). Tidak mengukur
dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen supra
sistem, 2). Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar, 3). Perlu upaya
khusus dalam mengarahkan siswa dalam mengarahkan kegiatan belajar mengajar.

B. Saran
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap
dari yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun
makalah ini. Untuk itu, penulis harapkan dari pembaca, mohon kritik dan
sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata,2011, Perspektif Islam Tentang Strategi, Jakarta: Kencana Prenada


media Group

Ahmad Tafsir, 2013, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Benny, 2011, Model Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Jakarta: Dian
Rakyat

Hamdayama Jumanta, 2016, Metodologi Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara

Nunuk Suryani, Heri Acmadi, Suharno,2014, “Penerapan Model Assure dengan


Menggunakan Media Power Point dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
sebagai Usaha Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X
MAN Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013,” Jurnal Teknologi
Pendidikan dan Pembelajaran 2, no. 1

Prawiradilaga Dewi Salma, 2008, Prinsip Desain Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Sanjaya Wina, 2012, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada media Group, 2012), hlm. 33

Smaldino Sharon E., ,2014, Intructional Technology and Media For Learning:
Teknologi Pedmbelajaran dan Media Untuk Belajar, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group

Sukardi M, 2015, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta: PT


Bumi Aksara, 2015), hlm. 84.

13

Anda mungkin juga menyukai