Anda di halaman 1dari 13

MODEL PENGEMBANGAN: MODEL ASSURE

Makalah Presentasi
Untuk memenuhi tugas matakuliah Pengembangan Sumber Bahan & Media
Belajar Biologi yang dibina oleh Drs. Triastono Imam Prasetyo. M. Pd dan Dr.
Avia Riza Dwi Kurnia, M.Pd
Dikumpulkan pada Senin, 28 September 2020

Oleh:
Kelompok 9 Offering B
Moh. Faisal Anwar 180341617554
Muhamad Arjuna Salim 180341617565

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Model Pengembangan ASSURE ............................................. 3
2.2 Tahapan Model Pengembangan ASSURE ................................................ 4
2.3 Implementasi Model Pengembangan ASSURE ........................................ 6
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan ASSURE .................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
3.1 Simpulan ................................................................................................. 10
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Interaksi antara guru dan peserta didik yang lebih kompeten merupakan
tuntutan utama saat proses pembelajaran berlangsung dalam memaksimalkan hasil
pembelajaran. Diiringi dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang semakin pesat, guru dituntut untuk lebih cerdas, kreatif, dan efisien
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Kunci dari pembelajaran yang cerdas,
kreatif, dan efisien adalah pada media pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Dalam suatu proses belajar mengajar terdapat dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Guru harus mampu membuat media
pembelajaran yang menimbulkan rasa minat yang besar pada peserta didik.
Media pembelajaran penting dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran dalam proses pembelajaran diharapkan akan dapat
membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar, serta membawa pengaruh
psikologis terhadap peserta didik, sehingga peserta didik menjadi lebih paham
mengenai materi yang diajarkan oleh guru melalui media pembelajaran. Diantara
model pengembangan yang ada, salah satu model pengembangan ASSURE dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran. Disain pengembangan model ASSURE ini
merupakan disain pembelajran yang sederhana dan mudah diaplikasikan, dan sadar
atau tidak sadar guru melakukannya setiap kali melakukan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Pada makalah ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai model
pengembangan ASSURE.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian model pengembangan ASSURE ?
2. Bagaimana tahapan model pengembangan ASSURE ?
3. Bagaimana Implementasi Model Pengembangan ASSURE ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pengembangan ASSURE ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memahami pengertian model pengembangan ASSURE.
2. Untuk memahami Komponen pembelajaran

1
3. Untuk memahami tahapan model pengembangan ASSURE.
4. Untuk mengetahui Implementasi Model Pengembangan ASSURE
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pengembangan ASSURE.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Model Pengembangan ASSURE
Secara etimologi, ASSURE merupakan akronim dari Analyze learner, State
standards and objectives; Select strategis technology, media and materials; Utilize
technology, media and materials; Requaire Learner Participation; Evaluate and
Rivise (Kurniawati, 2017). Menurut Heinich, dkk (2005), Model ASSURE adalah
model pembelajaran yang menekankan pada faktor pemanfaaatan media dan bahan
ajar yang direncakan dengan baik, yang membuat siswa belajar dengan aktif serta
menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
Pendapat Pribadi (2011), model ASSURE adalah model yang dalam
pembelajarannya menggunakan media dan teknologi, implementasi media dan teknologi
yang dapat digunakan oleh guru yaitu media cetak/teks, media pameran/ display,
media audio, gambar bergerak/ motion pictures, multimedia dan media berbasis
web atau internet. Model pembelajaran ini dirancang dan dikembangkan untuk
menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien. Sedangakan menururt
Angela (2011), model pembelajaran ASSURE ini merupakan suatu model
pembelajaran yang logis dan sederhana. Hal ini disebabkan karena model ASSURE
adalah sebuah model pelajaran yang dirancang dengan baik dimulai dengan
menangkap perhatian siswa, menyatakan tujuan yang harus dipenuhi, menyajikan
materi, melibatkan siswa dalam pembelajaran, menilai pemahaman siswa,
menyediakan umpan balik dan akhirnya melakukan evaluasi.
Model pengembangan ASSURE dikembangkan oleh Sharon Smaldino,
Robert Heinich, James Russel dan Michael Molenda pada tahun 2005 dalam buku
“Intructional Technology and Media for Learning”. Untuk menciptakan sebuah
aktivitas pembelajaran yang efektif, diperlukan adanya sebuah proses perencanaan
atau desain yang baik. Demikian pula dengan aktivitas belajar menggunakan media
dan teknologi. Sama seperti model desain sistem pembelajaran yang lain, model ini
dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran efektif dan efisien,
khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan teknologi media.

3
2.2 Tahapan Model Pengembangan ASSURE
Terdapat 6 tahapan sebelum menerapkan Model Pengembangan ASSURE,
1. Analyze Learner (Menganalisis Pembelajar)
Tahap pertama dalam perencanaan pembelajaran adalah mengidentifikasi
audiens secara spesifik. Audiens bisa saja siswa, guru baru, anggota organisasi,
kelompok pemuda dan lain sebagainya. Audiens dapat dianalisis berdasarkan
karakteristik umum mereka (usia, jenis kelamin, tingkat, kelas, mental, emosional,
masalah fisik atau sosial, status sosial-ekonomi dan lain sebagainnya.) kompetensi
tertentu, dan gaya belajar (visual, musikal, verbal, logis.) (Hassan, 2014).
2. State Objectives (Menyatakan Tujuan)
Tahap kedua dalam perencanaan adalah secara khusus menyatakan tujuan
untuk pengalaman pembelajaran. Tujuan adalah hasil pembelajaran, yaitu, apa yang
akan siswa dapatkan dari pelajaran. Tujuan khusus akan memberi arah isi bidang
studi apa yang akan disajikan dan sekaligus bagaimana mengorganisasikannya.
Menurut Hassan (2014) tujuan biasanya mengandung empat bagian dasar:
- Audience : Siapa pembelajar Anda?
- Behavior : Perilaku yang harus ditunjukkan
- Conditions : Kondisi di mana perilaku akan diamati
- Degree : Sejauh mana keterampilan yang dipelajari harus dikuasai.
3. Select Methods, Media, and Materials
Pada tahapan ketiga adalah memilih metode, media dan bahan ajar. Ada tiga
tahapan penting untuk huruf S kedua dari ASSURE ini. Ketiganya adalah :
1) Menentukan metode yang tepat untuk kegiatan belajar tertentu. Pemilihan
strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan tujuan pembelajaran.
Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi siswa yang nantinya
dapat mendukung pembelajaran. Beberapa metode yang dianjurkan untuk
digunakan ialah : Belajar Berbasis Masalah (problem-based learning), Belajar
Proyek (project-based learning) dan Belajar Kolaboratif
2) Memilih format media yang disesuaikan dengan metode yang diterapkan.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan dan
ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram (gambar diam
dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video (gambar bergerak dalam

4
TV), dan multimedia komputer (grafik, teks, dan barang bergerak dalam TV).
Setiap media itu mempunyai kekuatan dan batasan dalam bentuk tipe dari
pesan yang bisa direkam dan ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa
menjadi sebuah tugas yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari
media yang tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan
dicapai.
3) Memilih, merancang, memodifikasi, atau memproduksi bahan ajar. Baik media
maupun metode tidak ada yang lebih baik atau terbaik diantaranya. Media dan
metode ditentukan karena keduanya cocok, tepat, dan sesuai untuk suatu proses
belajar.
4. Utilize Media and Materials
Tahap keempat adalah memutuskan media, bahan, dan teknologi harus
digunakan untuk menjalankan metode Anda. Penting untuk melihat pratinjau materi
sebelum menggunakannya. Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada,
menurut Anderson (2001) mengajukan rumus 5 P untuk mengikuti langkah-langkah
seperti dibawah ini,yaitu:
a) Preview the Materials (Mengkaji bahan ajar)
b) Prepare the Materials (Menyiapkan bahan ajar)
c) Prepare Environment (Menyiapkan lingkungan)
d) Prepare the Learners (Menyiapkan peserta didik)
e) Provide the Learning Experience (Menentukan pengalaman belajar)
5. Require Learner Participation (Mengembangkan Peran Peserta Didik)
Tahap kelima adalah mengembangkan peran serta peserta belajar, tujuan
utama pembelajaran adalah agar peserta belajar. Oleh karena itu melibatkan peserta
untuk belajra adalah aktivitas yang harus dilakukan oleh widyaiswara dalam proses
pembelajaran. Clymer (2007), Situasi belajar dikatakan efektif jika siswa dapat
mempraktikkan keterampilan yang mendorong kearah pencapaian tujuan. Hassan
(2014), menjelaskan bentuk partisipasi tersebut misalnya meliputi kegiatan
praktikum untuk mencapai pemahaman sebuah konsep, memecahkan soal tentang
pemecahan masalah pada lembar kerja, dan menyusun tugas akhir. Selain itu,
diskusi, kuis, dan latihan aplikasi dapat memberi peluang untuk praktik dan umpan
balik selama pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, siswa akan berpartisipasi

5
penuh dalam proses pembelajaran secaa umum. Oleh karena itu, rencana
pembelajaran harus spesifik daripada hanya mendengarkan guru menyampaikan
materi saja.
6. Evaluate and Revise (Menilai dan Memperbaiki)
Tahap terkahir adalah Evaluasi dan revisi yang berguna untuk melakukan
penilaianan apakah seluruh proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, atau
ada proses pembelajaran yang perlu ditingkatkan dan direvisi untuk meningkatkan
kualitas kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Evaluasi bertujuan untuk seberapa
efektif media dan metode yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi siswa
(Hassan, 2014). Evaluasi yang dilakukan antara lain penilaian pencapaan belajar
siswa, menilai keefektifan metode dan media, serta menilai pengajar. Selanjutnya
langkah terakhir dari ASSURE adalah melakukan revisi atau refleksi dengan melihat
data kembali dan mengamati hasil dari data evaluasi yang terkumpul (Hassan,
2014). Guru sebagai pengajar haru melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang telah dilakukan sekaligus komponennya (Clymer, 2007).
2.3 Implementasi Model Pengembangan ASSURE
Contoh Implementasi Model Pengembangan ASSURE melalui skripsi yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis ASSURE Pokok
Bahasan Virus Kelas X SMA Negeri 11 Makassar” oleh Nur Rahmah Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada
tahun 2016.
Instrumen penelitian yang di gunakan dalam penelitian pengembangan media
interaktif ini menggunakan angket yang berupa angket kebutuhan dan angket uji
kelayakan. Angket kebutuhan digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa
terhadap media pembelajaran interaktif yang akan dikembangkan. Angket uji
kelayakan digunakan untuk mengetahui tingkat validitas dan efektifitas dari media
tersebut.
Adapun hasil peniltian Pengembangan Media ASSURE pokok bahasan Virus kelas
X SMA Negeri 11 Makassar, sebagai berikut:

6
a) Analyze learner characteristic (Menganalisa Karakter Siswa)
Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis karakter siswa terhadap
pembelajaran Biologi di kelas. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
menganalisis karakter siswa terhadap pembelajaran Biologi di kelas. Pengumpulan
informasi dilakukan dengan observasi lapangan dan studi pustaka.
Adapun hasil observasi secara keseluruhan diperoleh data sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi Virus karena materinya
banyak dengan keterbatasn media
2. Siswa kurang antusias dan kurang fokus selama pembelajaran berlangsung.
3. Kurang dikembangkannya media pembelajaran Biologi pada materi Virus.
b) State Objectives (Menyatakan Tujuan)
Peneliti merumuskan kompetensi yang akan dicapai pada proses pembelajaran,
indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
yang berlaku.
c) Select methods, media and materials (Memilih Metode, Media dan Materi)
Setelah merumuskan tujuan, tahap selanjutnya adalah memilih metode, media, dan
materi pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih pada penelitian ini diproses
melalui tahapan atau prosedur pembuatan sebuah media pembelajaran. Pada proses
pembuatan media pembelajaran, materi serta metode yang digunakaan juga
disesuaikan dengan rumusan tujuan pembelajaran yang telah disusun sehingga
menghasilkan prototipe media pembelajaran. Langkah pertama dalam pemilihan
media ialah dengan menyebar angket kebutuhan terhadap media pembelajaran
kepada siswa uji coba. Berdasarkan hasil angket tersebut, peneliti mendapatkan
informasi bahwa siswa membutuhkan media pembelajaran interaktif yang mampu
meningkatkan minat, perhatian dan kemandirian siswa dalam belajar agar tercipta
suasana belajar yang diharapkan oleh siswa dan sesuai dengan kemampuan dan
gaya belajar masing-masing. Akhirnya, peneliti menetapkan media dari hasil angket
kebutuhan yaitu media pembelajaran interaktif yang berupa macromedia flash 8
yang disajikan secara tutorial yang berisi materi dan latihan. Metode yang
digunakan mengacu pada kemandirian siswa berupa pendekatan berpusat pada
siswa (student learning center). Media tersebut pernah diterapkan sebelumnya oleh
guru Biologi namun belum ada pada materi Virus. Adapun kebutuhan siswa

7
mengenaai media tersebut juga didapatkan dari angket kebutuhan yang meliputi
tampilan dan penyampaian materinya.
d) Utilize media and materials (Memanfaatkan Media dan Materi)
Penggunaan media pada tahap ini yaitu media interaktif Virus yang ditujukan
kepada guru dan diterapkan oleh siswa dalam proses pembelajaran untuk
meencapai tujuan pembelajaran. Pada saat siswa menggunakan media tersebut,
dilakukan observasi kegiatan siswa dan alhasil siswa sangat antusias mengikuti
pembelajaran dengan didukung oleh media. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas
siswa saat mengerjakan latihan. Siswa yang pada mulanya langsung mengerjakan
soal latihan tanpa membaca mendapatkan nilai yang kurang sehingga mereka
kembali memahami materi dan mengulang-ulang sampai mendapatkan nilai 100.
Hal inilah yang diharapkan oleh peneliti yaitu terciptanya interaktifitas pada proses
pembelajaran dengan menggunakan media.
e) Require Learner Participation (Meminta Partisipasi Siswa)
Kegiatan partisipasi peserta didik di dalam kelas dan keterlibatan siswa secara aktif
menunjukkan apakah media yang digunakan efektif atau tidak. Hasilnya bahwa
siswa terlibat penuh pada proses pembelajaran. Media tersebut mengantar siswa
untuk lebih mudah memahami materi Virus.
f) Evaluation (Evaluasi)
Peneliti melakukan evaluasi untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang
kualitas dan keefektifan media pembelajaran. Kegiatan ini dilakuakan dengan
memberikan angket yang berisi tentang aspek media, materi dan pembelajaran.
Hasil yang diperoleh bahwa media tersebut layak dan efektif digunakan pada proses
pembelajaran.
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pengembangan ASSURE
Model Pengembangan ASSURE memiliki kelebihan yaitu :
1. Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut di anataranya analisis pebelajar, rumusan tujuan pembelajar,
strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan penilaian
belajar.
2. Sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate and Review.
selain itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari proses belajar, tipe
belajar, kemampuan prasyarat.

8
3. Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require Learner
Participation, sehingga di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil seperti
pengelompokan pebelajar menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll. Serta
penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifitasan peserta didik
4. Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola
kegiatan kelas.
5. Pada poin Select methods Media and Materials serta Utilize Media and
Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan
memanfaatkan, bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara optimal
media yang telah ada
6. Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru

Terdapat kelemahan dalam model Pengembangan ASSURE yaitu:


1. Belum mencakup suatu mata pelajaran tertentu.
2. Meskipun sudah mencakup beberapa komponen pembelajaran namun tidak
semua komponen desain pembelajaran termasuk didalam model ini.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. ASSURE merupakan akronim dari Analyze learner, State standards and
objectives; Select strategis technology, media and materials; Utilize
technology, media and materials; Requaire Learner Participation; Evaluate
and Rivise, merupakan model yang dalam pembelajarannya implementasi media
dan teknologi yang digunakan oleh guru berupa media cetak/teks, media
pameran/ display, media audio, gambar bergerak/ motion pictures, multimedia
dan media berbasis web atau internet.
2. Tahapan dalam model pengembangan ASSURE antara lain: Analyze learners,
state objectives, select methods, utilize media, materials; require learner
participation, evaluate & revise.
3. Dalam implikasinya setelah menggunakan media interaktif yaitu berada pada
kategori sangat baik untuk aspek media, materi, dan pembelajaran. model
pengembangan ASSURE cukup efektif untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
4. Terdapat 6 poin kelebihan dari metode pengembangan ini yang mana pada
intinya cukup efektif diterapkan sedangkan kekurangan dari metode
pengembangan ini Belum mencakup suatu mata pelajaran tertentu. Meskipun
sudah mencakup beberapa komponen pembelajaran namun tidak semua
komponen desain pembelajaran termasuk didalam model ini

10
DAFTAR RUJUKAN

Anderson, Lorin W. & David R. Krathwohl, eds. (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives (abridged ed.). New York: Longman.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran Jakarta.PT Raja Grafindo Persada, 1996
Clymer, E. W. 2007. The ASSURE Model of Instructional Design. (Online)
http://www.pen.ntid.rit.edu. Diakses 25 september 2020.
Hassan, A. I. (2014) The ASSURE Model Lesson Plan. Department of Instructional
Technology, Faculty of Education, University of Khartoum.
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., Smaldino, S.e. (2005). Instructional
Technology and Media for Learning. Upper Saddle River: Pearson
Educatiom, Inc.
Kurniawati, F. 2017. Penerapan Langkah-Langkah Model ASSURE Dalam
Pemilihan Media Mata Pelajaran IPA Oleh Guru SD Negeri Kelas Rendah
Se-Kecamatan Seyegan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Pribadi, B., 2011, Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta:
Dian Rakyat.
Rahmah, Nur. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis
ASSURE Pokok Bahasan Virus Kelas X SMA Negeri 11 Makassar (Skripsi).
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (Uin) Alauddin
Makassar.

11

Anda mungkin juga menyukai