mengajar dalam sektor pendidikan. Dunia pendidikan saat ini dibentuk untuk
peserta didik untuk berpartisipasi aktif sesuai dengan bakat dan minat mereka. Dalam
ini bisa terlihat bahwa hasil belajar juga akan dipengaruhi oleh kualitas media
Lantas, bagaimana cara memilih media pembelajaran yang tepat? Kuncinya adalah
memilih sesuai dengan kemampuan peserta didik. Penyesuaian ini alangkah baiknya
dilihat dari aspek umur ataupun kemampuan peserta didik. Ingin tahu lebih detailnya?
Menurut Oemar, media pembelajaran ialah sebuah alat dan bahan, dapat berupa
manusia atau benda mati yang memiliki beragam manfaat sebagai alat bantu
pembelajaran itu bukan hanya benda dan alat saja, akan tetapi bisa berupa manusia
atau suatu pengalaman pribadi. Dengan hal tersebut siswa bisa belajar melalui
komunikasi tersebut, ada seorang pendidik dan peserta didik yang nantinya akan
Setelah mengetahui pengertian dari media pembelajaran, kita juga harus mengetahui
bagaimana cara memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari oleh
peserta didik. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
Ketika akan memilih jenis media yang ingin dikembangkan atau diadakan, hal yang
perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran mana yang terdapat di dalam
pelajaran yang dikehendaki tersebut. Salah satu prinsip umum pemilihan media yakni
tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi
pelajaran.
untuk kemampuan menulis atau tata bahasa, media yang lebih tepat digunakan adalah
hendaknya dipikirkan terlebih dahulu apakah ada di antara sesama pendidik yang
pembelajaran yang dibutuhkan atau tidak. Kalau tidak ada, maka perlu riset berapa
media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya
biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan sang pendidik mengikuti pelatihan terkait.
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apa pun kalau
tidak didukung oleh ketersediaan peralatan untuk digunakan dalam proses mengajar
dalam kelas. Pemilihan media pembelajaran yang sederhana untuk dirancang dan
dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan atau fasilitas pemanfaatannya
perangkat keras untuk pemanfaatannya. Pastikan pihak sekolah harus mencari tahu
media apa yang bisa dimanfaatkan dan akan digunakan. Bisa saja menggunakan
media pembelajaran yang telah kita pelajari sebelumnya dan relevan dengan
Tidak akan ada manfaatnya apabila media pembelajaran yang dikembangkan ternyata
sulit dimanfaatkan, baik oleh pendidik maupun peserta didik. Media tersebut hanya
akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah sehingga dibutuhkan waktu yang
pembelajarannya, yakni :
1. Pemilihan Tertutup
Pemilihan tertutup akan terjadi apabila alternatif media telah ditentukan oleh pihak
atas seperti dari Dinas Pendidikan. Dalam situasi demikian, yang harus kita lakukan
adalah memilih topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media yang sudah
ditentukan tersebut.
Maksudnya apa, ya? Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang
sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media harus disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi yang ada. Namun, proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan
Menurut Arif S. Sadiman (2003:87), ada juga beberapa model dan prosedur dalam
A. Model Flowchart
C. Model Checklist
keharusan yang wajib dilakukan oleh pendidik. Hal itu berguna untuk
A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat
Desain atau perencanaan merupakan sesuatu hal yang begitu penting bagi seseorang
yang akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya, termasuk dosen yang memiliki
pengajaran dan memahami strategi pengajaran. Oleh sebab itu harus dipahami terlebih
Setelah memahami bab ini, Anda diharapkan dapat memilih model desain
B. Penyajian
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, disiplin ilmu, sebagai sistem dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain
pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses
dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mahasiswa pada berbagai tingkatan
Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136)
konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer
pengetahuan secara efektif antara dosen dan mahasiswa. Proses ini berisi penentuan
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya
modelnya adalah model Hannafin and Peck. Satu lagi adalah model berorientasi
pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum
sekolah, dll. Contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita
sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural
adalah model Dick and Carey sementara contoh model melingkar adalah model
Kemp.
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita,
beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah
satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di
lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan
dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan
Beberapa contoh dari model-model di atas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model
Model Dick and Carey terdiri dari 20 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud
dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk
mempelajari model desain yang lain. Sepuluh langkah pada model Dick and Carey
menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu
dengan yang lainnya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey
sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari suatu urutan ke urutan berikutnya.
Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata kuliah dimaksud
managar (1) pada awal proses pembelajaran, mahasiswa dapat mengetahui dan
mampu melakukan hal-hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2)
adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil
2) Model Kemp
Model Kemp termasuk kedalam contoh model melingkar jika ditunjukkan dalam
sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam
topiknya;
didesain;
rencana pembelajaran.
sumatif.
3) Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas.
Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
1. Analyze Learners
2. States Objectives
1. Analisis Mahasiswa
Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara
baik dan disesuaikan dengan ciri-ciri mahasiswa, isi dari pelajaran yang akan
dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich
2005, menyatakan sukar untuk menganalisis semua ciri mahasiswa yang ada, namun
ada tiga hal penting dapat dilakukan untuk mengenal mahasiswa. Berdasarkan ciri-ciri
2. Menyatakan Tujuan
apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan
tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru
dipelajari
Heinich et al (2005) menyatakan ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan
dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran,
dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang
dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah
ditentukan.
Menurut Heinich Et Al (2005) terdapat lima langkah bagi penggunaan media yang
baik yaitu, preview bahan, sedia bahan, tersedia di sekitar, mahasiswa dan
pengalaman pembelajaran.
Sebuah media pembelajaran yang telah siap perlu dinilai untuk menguji keberkesanan
metode dan media, kualitas media, penggunaan dosen dan penggunaan mahasiswa.
4) Model ADDIE
Ada satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik yaitu model
tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya
program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
1. Analysis (analisa)
2. Design (desain/perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/umpan balik)
Langkah 1 : Analisis
Tahapan analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan dipelajari
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik
atau profil calon peserta pelajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan
Langkah 2: Design
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat
bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancangan (blueprint) diatas kertas harus
ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Pertama
dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada
pembelajaran yang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam
hal ini ada banyak pilihan kombinasi metode metode dan media yang dapat kita pilih
dan tentukan yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber
pendukung lain, misalnya sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang
seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam suatu dokumen
Langkah 3 : Pengembangan
kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan
lingkungan belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran. Semuanya harus
Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya
Langkah 4 : Implementasi
sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau
diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
harus sudah diinstal. Jika penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau
setting tertentu tersebut juga harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario
Langkah 5 : Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi
bisa terjadi pada setiap empat tahap diatas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat
tahap diatas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan
revisi. Misal, pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk
evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan
yang sedang kita buat. Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk
yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.
5) Model Hanafin and Peck
Model Hannafin dan Peck adalah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga
fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi
(Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu
dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran
berorientasi produk.
Fase pertama dari model Hannafin dan Peck adalah analisis kebutuhan. Fase ini
desain.
Fase yang kedua dari model Hannafin dan Peck adalah fase desain. Di dalam fase ini
informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi
tujuan pembuatan media pembelajaran. Hannafin dan Peck (1988) menyatakan fase
baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang
dihasilkan dalam fase ini adalah dokumen story board yang mengikuti urutan aktivitas
yang diperoleh dalam fase analisis keperluan. Seperti halnya fase pertama, penilaian
perlu dijalankan dalam fase ini sebelum dilanjutkan ke fase pengembangan dan
implementasi.
Fase ketiga dari model Hannafin dan Peck adalah fase pengembangan dan
implementasi. Hannafin dan Peck (1988) menyatakan aktivitas yang dilakukan pada
fase ini adalah penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan
diagram alur yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk
menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian dan
pengujian dilaksanakan pada fase ini. Hasil dari proses penilaian dan pengujian ini
digunakan dalam proses mengubah sesuai untuk mencapai kualitas media yang
dikehendaki. Model Hannafin dan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan
Hannafin dan Peck (1988) menyebutkan dua jenis penilaian yaitu penilaian formatif
dan penilaian sumatif. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan sepanjang
umum.
d. Uji coba lapangan dengan melibatkan semua komponen dalam sistem
sesungguhnya.
C. Penutup
1. Rangkuman
Model-model pengembangan Pembelajaran semakin lama semakin banyak. karena
setiap ahli setiap institusi cenderung menciptakan model sendiri sesuai dengan
Tetapi pada garis besarnya setiap model dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap
definisi, tahap analisis daftar pengembangan sistem, dan tahap evaluasi. Setiap tahap
pembelajaran. Prosedur yang mirip digunakan antara satu dengan yang lain, tetapi
mereka menggunakan penjelasan urutan dan bahasa yang tidak selalu sama. Seorang
suatu model.
2. Evaluasi
Coba anda cari desain pembelajaran yang menurut anda cocok dengan perkembangan
MENGAJAR
Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar para siswa di setiap
jenjang dan tingkat perlu diwujudkan agar diperoleh kualitas sumber daya
sangat menentukan, sebab gurulah yang langsung dalam membina para siswa
disekolah melalui proses pembelajaran.Oleh sebab itu upaya meningkatkan
meningkatkan kualitas hasil belajar para siswa. Pada bahasan artikel ini akan
perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup
mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut
siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses
pembelajaran.
pembelajaran).
Bahan pembelajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas
fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari
sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk
atau foto suatu kota yang padat penduduknya dengan segala permasalahannya.
Gambar dan atau foto tersebut akan lebih menarik bagi siswa dibandingkan
dengan cerita guru tentang padatnya penduduk kota tersebut. Kemudian guru
tersebut.
penduduk dari tahun ke tahun. Para siswa dapat melakukan analisis data
penduduk tahun berikutnya, dan aspek lain dari grafik tersebut. Ia juga dapat
apa yang harus dilakukannya dari media yang digunakannya, sehingga tugasnya
Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam contoh di atas adalah salah
proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa.
disederhanakan.
Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pelajaran Ilmu Bumi, pada
geografis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata.
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses
diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut
media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan
medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam
Demikian juga gambar peta Jawa Barat yang dibuat guru di papan tulis
Barat.
Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran sangat bergantung kepada
pembelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media
memiliki pemahaman media pembelajaran antara lain jenis dan manfaat media
menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan
media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media
dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media
pembelajaran.
mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya mahal,
f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam
hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berpikir yang
tinggi.
Dengan kriteria pemilihan media di atas, guru dapat lebih mudah menggunakan
media bukan keharusan tetapi sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk
Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa
buku sumber, atau tidak semua bahan pembelajaran ada dalam buku
dalam bentuk media. Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber
bahan belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media grafis
dan lain-lain.
mengajar cukup lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media
atau grafik dan siswa diminta memberi analisis atau menjelaskan apa
yang tersirat dari gambar atau grafik tersebut, baik secara individual
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan media dalam proses
lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling
kegiatan mengajarnya.
Sungguhpun demikian media sebagai alat dan sumber pembelajaran tidak bisa
menggantikan guru sepenuhnya, artinya media tanpa guru suatu hal yang
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa tentang apa yang harus
media adalah alat dan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta media
bukanlah tujuan. Dari situlah dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar dengan
menggunakan media mampu membuat siswa senang. Dan pada akhirnya, siswa
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
menjadi lebih menarik serta siswa akan ketagihan dengan model pembelajaran
Rangkuman
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang
kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam
media fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan
Media merupakan salah satu bentuk alat untuk membantu guru dalam proses
perasaan dan kemauan siswa sehingga ada mendorong terjadinya proses belajar
pada setiap siswa. Akan tetapi penggunaan media setidaknya dikemas sekreatif
mungkin oleh seorang guru. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan proses
Lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan
media dan sumber belajar ditempuh melalui beberapa cara antara lain
masyarakat, manusia sumber belajar. Ada tiga macam lingkungan belajar yakni
Agar penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar berhasil baik
hendaknya dilibatkan guru dan siswa sehingga semua kegiatan belajar dan
pemanfaatan lingkungan belajar menjadi tanggung jawab para siswa itu sendiri.
Sumber :
https://news.okezone.com/read/2014/02/05/95/936297/media-pembelajaran-
dalam-proses-belajar-mengajar
http://pd.pps.uny.ac.id/berita/penerapan-media-pembelajaran-dalam-kegiatan-
belajar-mengajar-di-sekolah-dasar.html
Baru Algensindo