Anda di halaman 1dari 9

Pertanyaan pertama : Faktor apa yang menjadi pertimbangan oleh guru dalam memilih

media pembelajaran?

PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media Jadi (Media


By Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan utama seseorang
menggunakan media adalah media dapat berbuat lebih dari biasa yang dilakukan. Pemilihan
media dilakukan agar penggunaan media dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka haruslah
dipilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam lembaga pendidikan formal, berbagai media pendidikan dapat digunakan


sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, baik media jadi yang dibeli dari
toko/pasar bebas maupun media yang dibuat sendiri, ataupun media yang disiapkan dan
dikembangkan oleh sekolah sendiri. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih
media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memilih dan menggunakan media, diantaranya :

1. Faktor tujuan
Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan/ dirumuskan
2. Faktor Efektifitas.
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk
digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
3. Faktor kemampuan guru dan siswa.
Media yang dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan kemampuan yang ada pada
guru dan siswa, sesuai dengan pola belajar serta menarik perhatian
4. Faktor fleksibilitas (Kelenturan), tahan lama dengan kenyataan.
Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan
dalam berbagai situasi, tahan lama (tidak sekali pakai langsung dibuang), menghemat
biaya dan tidak berbahaya sewaktu digunakan.
5. Faktor kesediaan media.
Sekolah tidak sama dalam menyediakan berbagai media yang dibutuhkan untuk kegiatan
belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing sekolah.
Misalnya guru membuat sensiri, membuat bersama-sama siswa, membeli, menyewa, dll
6. Faktor kesesuaian antara manfaat dan biaya.
Dalam memilih media haruslah dipertimbangkan apakah biaya pengadaannya sesuai
dengan manfaat yang didapatkan
7. Faktor kualitas dan tehnik.
Dalam pengadaan media, seorang guru harus mempertimbangkan kualitas dari media
tersebut, tidak sekedar bisa dipakai. Media yang bernutu/berkualitas bisa tahan
lama (tidak mudah rusak), dan sewaktu-waktu digunakan lagi tidak harus mengusahakan
yang baru.
8. Objektifitas.
Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem
belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
9. Program pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan
kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalaman.
10. Sasaran program
Media yang akan digunakan harus dilihat kesesuaiannya dengan tingkat pekembangan
anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan
maupun waktu penggunaannya.

Kriteria khusus yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat dapat
mempertimbangkan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty
(ACTION). Penjelasan dari akronim tersebut sebagai berikut:

 Acces, artinya media yang diperlukan dapat tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan
siswa
 Cost, artinya media yang akan dipilih atau digunakan, pembiayaannya dapat
dijangkau.
 Technology, artinya media yang akan digunakan apakah teknologinya tersedia dan
mudah menggunakannya.
 Interactivity, artinya media yang akan dipilih dapat memunculkan komunikasi dua
arah atau interaktivitas. Sehingga siswa akan terlibat (aktif) baik secara fisik,
intelektual dan mental.
 Organization, artinya dalam memilih media pembelajaran tersebut, secara
organisatoris mendapatkan dukungan dari pimpinan sekolah (ada unit organisasi
seperti pusat sumber belajar yang mengelola).
 Novelty, artinya media yang dipilih tersebut memiliki nilai kebaruan, sehingga
memiliki daya tarik bagi siswa yang belajar.

Media-media yang akan dipilih dalam proses pembelajaran juga harus memenuhi syarat-
syarat visible, intresting, simple, useful, accurate, legitimate, structure (VISUALS).
Penjelasan dari syarat tersebut adalah:

 Visible atau mudah dilihat, artinya media yang digunakan harus dapat memperikan
keterbacaan bagi orang lain yang melihatnya
 Interesting atau menarik, yaitu media yang digunakan harus memiliki nilai
kemenarikan. Sehingga yang melihatnya akan tergerak dan terdorong
untukmemperhatikan pesan yang disampaikan melalui media tersebut
 Simple atau sederhana, yaitu media yang digunakan juga harus memiliki nilai
kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga tidak berakibat pada in-efesiensi dalam
pembelajaran
 Useful atau bermanfaat, yaitu media yang digunakan dapat bermanfaat dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan,
 Accurate atau benar, yaitu media yang dipilih benar-benar sesuai dengan
karakteristik materi atau tujuan pembelajaran. Atau dengan kata lain media tersebut
benar-benar valid dalam pembuatan dan penggunaannya dalam pembelajaran
 Legitimate atau Sah, masuk akal artinya media pembelajaran dirancang dan
digunakan untuk kepentingan pembelajaran oleh orang atau lembaga yang berwenang
(seperti guru)
 Structure atau tersetruktur artinya media pembelajaran, baik dalam pembuatan atau
penggunaannya merupakan bagian tak terpisahkan dari materi yang akan disampaikan
melalui media tersebut.
Alasan Praktis Pemilihan Media

Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan- pertimbangan dan alasan si pengguna seperti
guru, dosen, instruktur mengapa menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat
beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84)
sebagai berikut :

1) Demonstration.

Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah
konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain- lain. Media berfungsi
sebagai alat peraga pembelajaran, misalnya seorang dosen sedang menerangkan teknik
mengoperasikan Overhead Projector (OHP), pada saat menjelaskannya menggunakan
alat peraga berupa OHP, dengan cara mendemonstrasikan dosen tersebut menjelaskan,
menunjukkan dan memperlihatkan cara-cara mengoperasikan OHP. Contoh lain,
seorang guru kimia akan menjelaskan proses perubahan-perubahan zat dengan
menggunakan gelas ukur, sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu guru tersebut
memperagakan bagaimana cara menggunakan gelas ukur dengan baik.

2) Familiarity.

Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan


media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah
menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk
mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus
ia menggunakanmedia yang sama. Misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa
menggunakan media Over Head Projector (OHP) dan Over Head Transparancy (OHT,
kebiasaan menggunakan media tersebut didasarkan atas alas an karena sudah akrab dan
menguasai detil dari media tersebut, meski sebaiknya seorang guru lebih variatif dalam
memilih media, dalam konsepnya tidak ada satu media yang sempurna, dalam arti kata
tidak ada satu media yang sesuai dengan semua tujuan pembelajaran, sesuai dengan
semua situasi dan sesuai dengan semua karakteristik siswa. Media yang baik adalah
bersifat kontekstual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Jika
kita lihat pada contoh di atas, media OHP lebih tepat untuk mengajarkan konsep dan
aspek-aspek kognitif, dapat digunakan dalam jumlah siswa maksimal 50 orang dengan
ruangan yang tidak terlalu besar dan siswa cenderung pasif tidak dapat melibatkan
secara optimal kontrol pembelajaran ada pada guru. Tentu saja OHP kurang tepat untuk
mengajarkan keterampilan yang menuntut demonstrasi, praktek langsung yang lebih
membuat siswa aktif secara fisik dan mental. Alasan familiarity tentu saja tidak
selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuannya. Meski demikian alasan ini cukup
banyak terjadi dalam pembelajaran.

3) Clarity

Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas
pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek
pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan atau tanpa media, metode yang
digunakan dengan ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak merepotkan
guru untuk menyiapkan media,cukup dengan menguasai materi, maka pembelajaran
dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara
pembelajaran seperti ini cenderung akan mengakibatkan verbalistis, yaitu pesan yang
disampaikan guru tidak sama dengan persepsi siswa, mengapa hal ini bisa terjadi?
Karena informasi tidak bersifat konkrit, jika guru tidak mampu secara detil dan spesifik
menjelaskan pesan pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi.

4) Active Learning

Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang
harusdiupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara
aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak selamanya
mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain
namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Sebagai
contoh seorang guru memanfaatkan teknologi komputer berupa CD interaktif untuk
mengajarkan materi fisika. Dengan CD interaktif seorang siswa dapat lebih aktif
mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, guru hanya mengamati,
dan mereviu penguasaan materi oleh siswa. Cara seperti ini membuat siswa lebih
termotivasi untuk belajar, terlebih kemasan program CD interaktif dengan multimedia
menarik perhatian dan membuat pesan pembelajaran lebih lengkap dan jelas.

Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran. Tentu saja hal
ini tidaklah mudah, diperlukan analisis dan pertimbangan-pertimbangan yang matang
sehingga membeli media berarti manfaat yang diperoleh bukan kesia-sian.

Prinsip-Prinsip Dalam Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar seorang guru belum cukup apabila hanya mengetahui
kegunaan dan mengetahui penggunaan media pembelajaran, melainkan harus mengetahui dan
terampil bagaimana cara menggunakannya. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa
prinsip/kriteria penggunaan media yang perlu dipedomani oleh guru dalam proses belajar
mengajar yaitu :

1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan
2. Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya
fakta, prinsip yang sangat memerlukan bantuan media agar mudah dipahami siswa
3. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah
memperolehnya, setidak-tidaknya dapat dibuat oleh guru pada saat mengajar atau
mungkin sudah tersedia di sekolah
4. Ketrampilan guru dalam menggunakan media, apapun jenis media yang diperlukan
syarat utama adalah guru harus dapat menggunakan dalam proses pembelajaran
5. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa pada saat pelajaran berlangsung
6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat
dipahami siswa.
Langkah-Langkah Memilih Media

Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan untuk
memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur
pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut
ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media,
yaitu :

 Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan
pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum/hiburan. Jika hanya sekedar
informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk
pemilihan media yang bersifat/untuk keperluan pembelajaran.
 Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya
sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses
juga dihentikan ( diabaikan).
 Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau
psikomotor.
 Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan
mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan
produksi dan biaya.
 Me-review kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih
terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih
tepat. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.

Anderson (1976) menyarankan langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam pemillihan


media pembelajaran.

1. Penerangan atau pembelajaran


Langkah pertama menentukan apakah pengguna media untuk keperluan informasi
atau pembelajaran. Media untuk keperluan informasi, penerima informasi tidak ada
kewajiban untuk dievaluasi kemampuan/keterampilannya dalam menerima informasi,
sedangkan media untuk keperluan pembelajaran penerima pembelajaran harus
menunjukan kemampuan sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.

2. Tentukan transmisi pesan


Dalam kegiatan ini kita sebenarnya dapat menentukan pilihan, apakah dalam proses
pembelajaran akan digunakan ‘alat bantu pengajaran’. Alat bantu pengajaran alat yang
didesain, dikembangkan dan diproduksi untuk memperjelas tenaga pendidik dalam
mengajar. Sedangkan media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadi
interaksi antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau dengan
kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran digantikan oleh
media.

3. Tentukan karakteristik pelajaran


Asumsi kita bahwa kita telah meyusun desain pembelajaran, dimana kita telah
melakukan analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah memilih
materi dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotor. Masing-masing
ranah tujuan tersebut memerlukan media yang berbeda.

4. Klasifikasi media
Media dapat diklasifikasikan sesuai dengan cirri khusus masing-masing media.
Berdasarkan persepsi dari masnusia normal bahwa media dapat diklasifikasikan
menjadi media auto, media video dan audio visual. Berdasarkan cirri dan bentuk
fisiknya media dapat dikelomokkan menjadi media proyeksi(diam dan gerak) dan
media non proyeksi(dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan
berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu, media media
yang berada di ruang kelas dan media-media yang berada di luar ruang kelas. Masing-
masing media tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan bila dibandingkan dengan
media lain.

5. Analisis karakteristik masing-masing media


Media pembelajaran yang banyak macam perlu dianalisis kelebihan dan kekurangannya
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pertimbangan pula dari
aspek-aspek ekonomi dan ketesediaannya. Dari berbagai alternative kemudian dipilih
media yang tepat.

Pertanyaan kedua: Bagaimana mengintegrasikan media pembelajaran kedalam


pembelajaran matematika menggunakan strategi drill and practice, jelaskanlah keunggulan
dan kelemahannya?
Pengertian Metode Drill
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan
mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru dengan siswa.
Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa
berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan
baik jika siswa lebih aktif di bandingkan dengan gurunya. Oleh karenanya metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan
kondisi pembelajaran.

Salah satu usaha yang tidak boleh ditinggalkan oleh guru adalah bagaimana guru memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh tetapi nyata dan
memang betul-betul dipikirkan oleh guru.

Dari definisi metode mengajar, maka metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan
yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan
berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Dengan demikian
terbentuklah pengetahuan-siap atau ketrampilan-siap yang setiap saat siap untuk di
pergunakan oleh yang bersangkutan.

Tujuan Penggunaan Metode Drill


Metode Drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
 Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalakan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat.
 Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan.
 Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain.

Syarat-Syarat Dalam Metode Drill

 Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.


o Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.
o Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas.
o Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi
 Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.
 Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi
jiwa maupun jasmani.
 Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu
mengulang suatu respons yang salah.
 Latihan diberikan secara sistematis.
 Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan
koreksi.
 Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

Prinsip Dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill

 Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
 Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
o Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
o Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
o Respon yang benar harus diperkuat.
o Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
 Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan.
 Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.
 Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya
kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
 Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
o Sebelum melaksanakan, pelajar perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan
itu.
o Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan
selanjutnya.
o Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk
melengkapi belajar.

Prosedur Penerapan Metode Drill


Langkah-langkah penerapannya:
1. Guru memberi penjelasan singkat tentang konsep, prinsip, atau aturan yang menjadi dasar
dalam melaksanakan pekerjaan yang akan dilatihkan
2. Guru mempertunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan itu dengan baik dan benar sesuai
dengan konsep dan aturan tertentu. Pada bentuk pelajar verbal yang dipertunjukkan adalah
pengucapan atau penulisan kata atau kalimat.
3. Jika belajar dilakukan secara kelompok atau klasikal, guru dapat memerintah salah seorang
siswa untuk menirukan apa yang telah dilakukan guru, sementara siswa lain
memperhatikan.
4. Latihan perseorangan dapat dilakukan melalui bimbingan dari guru sehingga dicapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan.

Dari tahapan-tahapan yang diberikan oleh para ahli, maka tahapan yang diterapkan dalam
pelaksanaan metode drill ini antara lain:

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, disini guru memberi penjelasan singkat tentang
konsep, prinsip, atau aturan yang menjadi dasar dalam melaksanakan pekerjaan yang akan
dilatihkan.
2. Guru menjelaskan materi pelajaran, dalam menjelaskan materi pelajaran guru dapat
menyajikannya dengan menggunakan media power poin atau media audio visual agar
siswa lebih tertarik dan fokus dalam menyerap materi.
3. Guru memberikan latihan-latihan soal dengan tingkatan soal yang bertingkat, dalam tahap
latihan guru bisa menerapkan metode-metode belajar berkelompok yang menggunakan
media pembelajaran.
4. Guru menciptakan suasana menyenangkan saat pembelajaran, Contohnya saya
menggunakan metode Quick On The Draw pada saat memberikan soal-soal latihan. Dalam
metode Quick On The Draw ini saya menggunakan media kartu soal. Begini gambaran
langkahnya:
 Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok secara heterogen
 Setiap kelompok diberikan warna yang sesuai warna tumpukan kartu diatas meja guru
 Setiap kelompok memiliki kartu-kartu pertanyaan yang sudah disusun di atas meja guru.
Jika soalnya ada 5 buah, maka kartunya juga ada 5.
 Saat permainan dimulai, satu orang dari tiap kelompok akan maju mengambil kartu soal
yang pertama, lalu dibawa kekelompoknya dan dikerjakan bersama-sama, setiap siswa
diwajibkan memahami soal yang dikerjakan karena nantinya jawaban akan diantar oleh
siswa kedua.
 Siswa kedua mengantar jawaban dari kartu soal yang pertama, guru memeriksanya sambil
menanyakan pada siswa yang mengantar tersebut cara menjawabnya, jika sudah benar
maka siswa tersebut boleh mengmbil kartu soal yang kedua.lalu mengerjakannya
dikelompoknya. Begitu seterusnya secara bergantian sampai kartu soal habis.
 Yang tercepat bisa menyelesaikan seluruh kartu soal maka dialah pemenangnya dan guru
melakukan penilaian kelompok dan menilai keaktifan individu siswa juga.

5. Guru menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.


6. Guru melibatkan siswa untuk ikut aktif dalam pengerjaan soal.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk terus berlatih

Keuntungan Atau Kebaikan Metode Drill

 Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih
kokoh tertanam dalam daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan
dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
 Anak didik akan dapat mempergunakan daya fikirannya dengan bertambah baik,
karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti
dan mendorong daya ingatnya.
 Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru,
memungkinkan murid untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini
dapat menghemat waktu belajar disamping itu juga murid langsung mengetahui
prestasinya.

Kelemahan Metode Drill dan Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan


Tersebut
a. Kelemahan Metode Drill

1. Latihan Yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah
sekali menimbulkan kebosanan.
2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah murid merasa bosan atau jengkel
tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok
belajar/latihan.
3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri murid,
baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru.
4. Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat
melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka murid akan
merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak
berdaya.

b. Petunjuk Untuk Mengurangi Kelemahan-Kelemahan Di Atas

1. Janganlah seorang guru menuntut dari murid suatu respons yang sempurna, reaksi
yang tepat.
2. Jika terdapat kesulitan pada murid saat saat merespon, mereaksi, hendaknya guru
segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut.
3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul
maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar murid dapat mengevaluasi kemajuan
dari latihannya.
4. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon.
5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam
latihan hendaknya dimengerti oleh murid. Metode Drill

Anda mungkin juga menyukai