Disusun oleh:
Kelompok 8
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Getaran dan Bunyi” ini. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen dan teman-teman yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan kami sangat menyadari bahwa
pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan
keritik dan saran yang bersifat membangun untuk kelancaran tugas-tugas selanjutnya.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca khususnya.
KATA PENGANTAR…..………………………………………………………………….….i
DAFTAR ISI………………..………………………………………………………………....ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
C. Tujuan………………………………………………………………………….…3
BAB II: PEMBAHASAN
A. Definisi Getaran.......................................................................................................4
B. Definisi gelombang dan sifatnya.............................................................................5
C. Jenis jenis gelombang...............................................................................................6
D. Definisi Gelombang Bunyi......................................................................................7
E. Jenis-Jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensi................................................................8
F. Medium Perambatan Bunyi.....................................................................................9
G. Penyerapan dan Pemantulan Bunyi.......................................................................10
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................................
Saran……………………………………………………………....................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….........
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang
tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet
dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh
perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika
suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari
ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang
non periodik.
Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya,
gelombang dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan
gelombang elektromagnetik. Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam
perambatannya arahnya sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal).
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal. Hal ini berarti
bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium perambatan bunyi dapat berupa
zat padat ataupun fluida (zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-partikel bahan yang
mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah penjalaran
gelombang itu sendiri.
Ada suatu jangkauan frekuensi yang besar dimana dapat dihasilkan gelombang
mekanis longitudinal dan gelombang bunyi adalah dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang
dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini
adalah kira- kira 20 siklus/ detik ( atau 20 Hz) sampai kira- kira 20.000 Hz dan dinamakan
jangkauan suara yang dapat didengar (audible range).Persepsi manusia terhadap bunyi terkait
dengan karakteristik bunyi yang dapat dirasakan. Secara umum ada dua karakteristik bunyi
yang mampu dirasakan oleh manusia, yaitu keras–lemahnya bunyi dan tinggi rendahnya
bunyi. keras–lemahnya bunyi terkait dengan amplitude dan energi gelombang bunyi tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Pada gambar di atas tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan
gelombang. Serangkaian rapatan dan regangan merambat sepanjang pegas. Rapatan
merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan regangan
merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjahui. Jika gelombang tranversal
memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka gelombang longitudinal terdiri dari pola
rapatan dan regangan. Panjang gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau
regangan yang berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan
berurutan pada rapatan atau regangan (lihat contoh pada gambar di atas).
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara. Udara
sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang sepanjang arah rambat
gelombang udara. Berbeda dengan gelombang air atau gelombang tali, gelombang bunyi
tidak bisa kita lihat menggunakan mata. Kamu suka denger musik kan? Coba sentuh
loudspeaker ketika kamu sedang memutar lagu. Semakin besar volume lagu yang diputar,
semakin keras loudspeaker bergetar. Kalau diperhatikan secara seksama, loudspeaker tersebut
bergetar maju mundur. Dalam hal ini loudspeaker berfungsi sebagai sumber gelombang bunyi
dan memancarkan gelombang bunyi (gelombang longitudinal) melalui medium udara.
D. Definisi Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal sehingga mempunyai sifat-sifat
dapat dipantulkan (reflection), dapat dibiaskan (refraction), dapat dilenturkan (difraction),
dan dapat dibiaskan (interferention). Komponen bunyi berupa sumber bunyi, pengantar,
frekuensi, kekuatan bunyi, dan timbre.
Bunyi dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatannya antara lain
dengan pemanfaatan ultrasonik (pemanfatan dalam dunia kesehatan). Bunyi dapat
dimanfaatkan dengan adanya cepat rambat bunyi, pemantulan bunyi dan resonansi.
Pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya untuk menghitung kedalaman laut,
melakukan survei geofisika, dan mendeteksi retak-retak pada struktur logam.
Bunyi juga merupakan salah satu bentuk energi. Energi bunyi didapat dari perubahan
beberapa energi seperti listrik dan kimia. Di dalam pengubahannya tentu saja menggunakan
alat. Misalnya membuat bel untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara. Bel dapat
dibuat dengan menggunakan beberapa komponen dan langkah-langkah yang sistematis.
E. Jenis-Jenis Bunyi Berdasarkan Frekuensi
1. Bunyi Infrasonik
Bunyi infrasonik ini merupakan bunyi yang nggak bisa didengar oleh telinga manusia.
Namun, bagi beberapa hewan seperti anjing, gajah dan lumba-lumba, bunyi ini masih dapat
mereka dengar. Frekuensi yang dimiliki oleh bunyi infrasonik ini kurang dari 20Hz (Heartz).
Bunyi infrasonik mampu merambat dari jarak yang sangat jauh lho Squad. Selain
itu, bunyi ini mampu menembus hambatan tanpa mengurangi besaranya frekuensi yang
dihasilkan. Kalau pun ada pengurangan besaran frekuensi, itu terjadi tidak terlalu
signifikan. Nah, maka dari itu, getaran gempa dan aktivitas gunung berapi pun dapat
diketahui. Tentunya ya menggunakan alat tadi, Seismograf.
2. Bunyi Audiosonik
Saat kamu nonton film horor, pernah merasakan kaget nggak? Sudah filmnya seram,
ditambah dengan volume suara yang besar. Itu yang bikin kaget kan? Nah, volume suara di
bioskop itu termasuk bunyi audiosonik lho Squad. Meskipun menurut kamu volumenya
sudah besar, itu masih dianggap bunyi audiosonik.
Nah, beda lagi kalau kamu melihat teman kamu sedang berbisik-bisik di depan kamu.
Kamu tahu nggak apa yang diucapkan teman kamu itu? Nggak kan? Nah, bisik-bisik tersebut
di telinga kamu nggak terdengar, artinya bukan bunyi audiosonik.
Apa sih bunyi audiosonik itu? Bunyi audiosonik ini merupakan bunyi yang dapat
didengar oleh telinga manusia. Besar frekuensi bunyi ini ialah 20 Hz sampai 20.000 Hz.
3. Bunyi Ultrasonik
Jenis bunyi yang terakhir ialah bunyi ultrasonik. Bunyi ultrasonik ini punya frekuensi
lebih besar dari 20.000 Hz. Berhubung frekuensinya yang terlalu besar, maka telinga manusia
tidak dapat menangkapnya. Tapi hewan seperti kelelawar, bisa mendengar bunyi
ini lho. Bunyi ultrasonik ini sulit untuk menembus hambatan dengan struktur padat/keras.
Jadi, bunyi tersebut hanya bisa dipantulkan.
Ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari penggunaan bunyi ultrasonik ini,
khususnya di bidang kedokteran. Dalam bidang kedokteran, bunyi ultrasonik ini bisa
digunakan untuk mendiagnosa janin dalam kandungan. Ya, nama lain dari proses tersebut
ialah USG (ultrasonografi). Mudahnya dapat dipahami kalau USG itu teknik menampilkan
gambaran dari kondisi bagian dalam tubuh. Nah, proses pengambilan gambar ini
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi.
F. Medium Perambatan Bunyi
Bunyi adalah gelombang longitudinal yang merambat dari sumber bunyi, melalui
medium rambat hingga sampai ke telinga kita. Bunyi merupakan gelombang mekanik,
sehingga memerlukan medium untuk merambat. Karena itu bunyi tidak dapat didengar di
ruang hampa udara (vakum) karena tidak ada medium rambat bunyi disini. Media rambat
bunyi ini dapat berupa medium zat padat, zat cair, maupun zat gas. Ini berbeda dengan
gelombang elektromagnetik seperti cahaya dan gelombang radio yang tidak memerlukan
medium.
Ada 3 media perambatan bunyi :
1. Zat padat, seperti dinding dan kawat
2. Zat cair, seperti air yang ada didalam kolam dan air laut
3. Zat gas, seperti udara
Kecepatan rambat bunyi di berbagai medium berbeda-beda. Semakin padat
mediumnya, maka semakin cepat getaran gelombang bunyi merambat, dan semakin pula
bunyi. Pada medium udara, kecepatan bunyi sekitar 340 m/s, sedangkan pada air, kecepatan
rambat bunyi sekitar 150 m/s.
Bunyi dihasilkan oleh getaran benda yang disebut sumber bunyi, misalnya getaran
senar gitar ketika dipetik atau getaran senar drum ketika ditabuh. Getaran ini memiliki energi.
Energi ini akan menyebabkan medium sekitarnya untuk ikut bergetar dan menyebarkan bunyi
dalam bentuk gelombang. Gelombang ini merambat melalui medium dengan melakukan
kontraksi (pemapatan) dan ekspansi (pengembangan) medium rambat bunyi. Energi dari
bunyi merambat bersama dengan gelombang bunyi ini.
Sebagai sebuah gelombang, bunyi memiliki frekuensi gelombang, kecepatan rambat
gelombang, dan amplitudo atau biasa disebut panjang gelombang. Sebagai gelombang pula
bunyidapat dipantulkan (fraksi), bisa terjadi interferensi (percampuran gelombang) dan
resornasi (getaran benda akibat gelombang bunyi).
G. Penyerapan Dan Pemantulan Bunyi
Bunyi atau suara adalah gelombang energi yang memerlukan medium untuk
merambat. Ketika melalui medium gelombang mealui pemampatan dan pelonggaran
medium. Proses ini menghantarkan energi bunyi dari sumber bunyi ke pendengar.
Namun ketika gelombang ini sampai pada permukaan tertentu, gelombang bunyi tidak
dihantarkan atau dipantulkan namun diserap. Setiap permukaan bunyi memiliki indeks
penyerapan sendiri. Permukaan tertentu menyerap banyak gelombang dan memantulkan
sedikit gelombang. Salah satu contohnya adalah spons.
Pada permukaan inienergi dari gelombang suara diubah menjadi energi panas dan
gelombang lain yang tidak terdengar, sementara sebagian kecil dipantulkan. Penyusunan
penyerap ini diatur sedemikian rupa sehingga gelombang yang dipantulkan akan mengenai
permukaan penyerap. Sehingga semakin banyak suara yang terserap.
Penyerapan bunyi banyak dipakai misalnya distudio rekaman. Di sini gelombang
bunyiselain dari suara penyanyi atau instrumen yang direkam akan diserap oleh lapisan
penyerap suara di dinding ruang rekaman. Sehingga suara yang dihasilakn pada saat rekaman
akan sangat jernih. Penyerapan bunyi juga dimanfaatkan untuk pembatas ruangan agar bunyi
bising tidak menyebar.
Pemantulan bunyi adalah gelombang bunyi yang bergerak menembus udara dan
mendorong molekul udara didepannya, partikel-partikel ini kemudian menabrak lebih banyak
partikel lainnya dan juga mendorongnya dalam serangkaian gelombang sehingga membentuk
suatu gelombang.
Bunyi mempunyai sifat dapat dipantulkan dan diserap. Bunyi akan dipantulkan
apabila mengenai benda yang permukannya keras. Sebaliknya, bunyi akan diserap jika
permukaannya lunak. Benda yang permukaannya lunak, bisa dijadikan sebagai peredam
suara, misalnya seperti, kapas, karpet, wol kertas, spon, busa, kain dan karet. Benda benda
tersebut bisa digunakan menghindari terjadinya gaung. Peredam bunyi biasanya digunakan
pada gedung bioskop, studio rekaman, dan gedung pertemuan agar pantulan bunyi yang
dihasilkan tidak menggangu bunyi aslinya. Ada beberapa bunyi pantul :
a. Gaung
Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar hampir bersamaan dengan bunyi aslinya.
Gaung menyebabkan bunyi asli terganggu sehingga suara yang terdengar tidak jelas.
b. Gema
Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. Gema terjadi bila sumber
bunyi dan dinding pantul jaraknya jauh, misalnya kita berteriak di tebing, seolah ada yang
menirukansuara kita. Gema sering terjadi pada tempat seperti, gua, lembah, bukit yang
jaraknya jauh, dan permukaannya keras dan rapat.
Bunyi pantul dapat memperkuatatau memperkeras bunyi asli. Selain itu juga dapat
dipergunakaan untuk mengukur suatu kedalam tempat. Salah satu contohnya mengukur
kedalaman laut. Caranya dengan mencatat waktu yang diperkirakan oleh bunyi untuk
merambat dari sumber bunyi ke dasar laut kembali lagi ke sumber bunyi. Bunyi merupakan
sifat dapat dipantulkan dan diserap. Dan bunyi pantul ada dua, yaitu gaung dan gema.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Gelombang bunyi
dikelompokkan menjadi 3, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audio dan gelombang
ultrasonik. Gelombang infrasonic adalah gelombang yang frekuensinya kurang dari 20 Hz.
Gelombang ini tidak dapat didengar oleh manusia. Gelombang audio adalah gelombang yang
dapat didengar oleh manusia. Gelombang ini memiliki frekuensi antara 20 Hz hingga 20
KHz. Gelombang ultrasonic adalah gelombang yang berfrekuensi lebih dari 20 KHz.
gelombang ini tak dapat didengar manusia.
Karakteristik bunyi dicirikan oleh keras dan tingginya bunyi. Keras lemahnya bunyi
tergantung pada besar kecilnya amplitude gelombang bunyi itu. Gelombang bunyi dapat
dipantulkan (mengalami refleksi),dibiaskan, dilenturkandan diserap. Seperti gelombang pada
umumnya , gelombang bunyi juga mengalami interferensi. Layangan bunyi terjadi jika dua
bunyi beramplitudo sama dan hampir sama frekuensinya bergabung, satu layangan
didefinisikan sebagai dua bunyi lemah atau dua bunyi kuat. Efek Doppler pada gelombang
bunyi terjadi jika ada gerak relative antara pendengar dan sumber bunyi.
B. Saran
1. Untuk pembaca dapat menambah dapat menambah wawasan dan bisa memberikan kritik
membangun bagi penulis.
2. Untuk lembaga pendidikan diharap agar bisa menerapkan dalam pembelajaran.
3. Untuk lembaga penelitian diharapkan bisa menghasilkan penemuan yang lebih baik
Daftar Pustaka
1. www.gurupendidikan.co.id/gelombang-bunyi
2. id.wikipedia.org/wiki/Getaran
3. fisikazone.com/getaran
4. EH Susanti - 2014 - digilib.uns.ac.id