Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI SIBERNETIK MENURUT LANDA

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1

Rizanti Nuritama (A1C218044)

Tia Wahyuni Yolanda (A1C218005)

Dian Novita Sari (A1C218038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik
B. Teori Belajar menurut Landa..............................................................................
C. Implementasi Teori Belajar Sibernetik dan Penerapan IT di Era Modern

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan. Kualitas
pendidikan bersifat kompleks dan dinamis, dapat dipandang dari berbagai
persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu.
Apabila dilihat dari tujuan akhir pendidikan nasional secara umum adalah
peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk mencapai
tujuan tersebut diperlukan adanya pendidikan dan pembelajaran yang efisien
dan efektif.Banyak faktor yang berpengaruh dalam mencapai tujuan tersebut.
Salah satudiantaranya adalah teknologi yang digunakan dalam pendidikan
dan pembelajaran.
Adanya beberapa teori belajar dalam belajar dan pembelajaran. Salah
satunya adalah teori sibernetik. Teori sibernetik ini adalah teori yang terbaru
dari teori-teori lainnya. Menurut teori sibernetik belajar adalah pemprosesan
informasi. Proses memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih
penting lagi adalah system informasi yang diproses. Informasi inilah yang
akan menentukan proses.
Teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang
ideal untuk segala situasi.karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem
informasi.
Dengan teori sibernetik ini dapat mempermudah perolehan pengetahuan
baru yang rinci. Namun dari kelebihan itu semua, teori sibernetik mempunyai
kele-mahan yaitu kurang memperhatikan akan proses belajar.
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Untuk
membelajarkan seseorang, diperlukan pijakan teori agar apa yang dilakukan
guru, dosen, pelatih, instruktur maupun siapa saja yang berkeinginan untuk
membelajarkan orang dapat berhasil dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian teori belajar sibernetik ?
2. Bagaimana pendapat tokoh landa tentang aliran sibernetik ?
3. Bagaimana
ImplementasiTeoriBelajarSibernetikdanPenerapanITdiEraModern?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian belajar menurut aliran sibernetik.
2. Mengetahui pendapat tokoh landa mengenai aliran sibernetik
3. Mengetahui
implementasiTeoriBelajarSibernetikdanPenerapanITdiEraModern
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik


Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relative paling baru
dibandingkan dengan teori-teori lainnya. Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori
sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah “system
informasi” yang diproses itu. Informasi inilah yang akan menentukan proses.
Pendapat lain dari teori sibernetik ini adalah bahwa tidak ada satu proses
belajar yang ideal untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Maka,
sebuah informasi mungkin akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam
proses belajar, dan informasi yang sama itu mungkin akan dipelajari siswa
yang lain melalui proses belajar yang lain.
Menurut teori sibernetik tidak ada cara belajar yang sempurna untuk
segala kondisi karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Ada tiga tahap proses pengolahan informasi dalam ingatan, yakni dimulai dari
proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan
informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-
informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
Tahap sibernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih
menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu
bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan
oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai
pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka
diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah,
menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.
Pendekatan yang berorientasi pada pengelolaan informasi menekankan
beberapa hal seperti ingatan jangka pendek (short term memory), ingatan
jangka panjang (long term memory), dan sebagainya, yang berhubungan
dengan apa yang terjadi dalam otak kita dalam proses pengolahan informasi.
Namun, menurut teori sibernetik ini, agar proses belajar berjalan seoptimal
mungkin, bukan hanya cara kerja otak kita yang perlu dipahami, tetapi juga
lingkungan yang mempengaruhi mekanisme itu pun perlu diketahui.
B. Teori Belajar Menurut Landa

Landa merupakan salah seorang ahli psikologi yang beraliran sibernetik.


Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir. Yang pertama disebut proses
berpikir alogoritmik yaitu proses berpikir linier, konvergen, lurus menuju ke
satu target tertentu. Contohnya kegiatan menelepon dan menjalankan mesin
mobil.

Jenis kedua adalah berpikir heuristik, yaitu cara berpikirdivergen, menuju


ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti
ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara
berpikir heuristik. Contohnya operasi pemilihan atribut geometri, penemuan
cara-cara pemecahan masalah, dll.

Ridwan Abdillah Sani (2013: 36) berpendapat sama, penganut aliran


sibernetik Landa menggunakan model pendekatan berpikir algoritmik dan
heuristic. Proses berpikir algoritmik adalah proses berpikir yang sistematis,
secara bertahap, konvergen, dan linier menuju satu sasaran/tujuan tertentu.

Contoh anologi model algoritmik adalah kegiatan menjalankan mesin


mobil, dimana dalam menjalankan mesin mobil kegiatan yang dilakukan
dijalankan secara berurutan. Proses berpikir heuristik adalah cara berpikir
divergen, menuju beberapa sasaran/tujuan sekaligus.
Contoh berpikir heuristik adalah memahami suatu konsep yang
mengandung arti ganda atau multitafsir. Pendekatan heuristik menuntut
peserta didik berpikir divergen dengan memikirkanalternatif jawaban dan
beberapa sasaran. Contoh penerapan pembelajaran yang melibatkan proses
berpikir heuristik misalnya penemuan cara memecahkan masalah
menggunaka metode problem solving.

Abdul Hamid (2009:48) menjelaskan, pemikiran Landa sebagai tokoh


teori sibernetik tetap dilandasi bahwa proses belajar yang penting adalah
sistem informasi dari materi yang akan dipelajari. Belajar adalah pengolahan
informasi, maka guru yang baik adalah guru yang tahu persis informasi dari
materi yabng akan dibahas, tahu sistem-sistem berpikir dari pebelajar, dan
tahu cara “mengklopkan” sistem informasi materi dengan sistem pebelajar.

Proses belajar akan berjalan dan baik jika materi pelajaran yang hendak
dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah teori
sibernatik adalah system informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciri-ciri
nya materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang
teratur, linea, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat
bila disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi kebebasan kepada siswa
untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami
suatu rumus matematika mungkin akan lebih efektif jika presentasi informasi
tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik. Alasannya, karena suatu
rumus matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah
teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna
suatu konsep yang lebih luas dan banyak mengandung interpretasi, misalnya
konsep keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa
dibimbing ke arah yang “menyebar” atau berpikir heuristik dengan harapan
pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatic
atau linear.

Contoh Kasus
1. Berpikir Linear

Dalam Pembelajaran Matematika, Kita belajar Kalkulus materi Turunan


tingkat tinggi, disitu Kita membahas mengenai turunan itu dann tujuan Kita
yaitu memahami apa itu turunan tingkat tinggi, dan tidak akan mungkin
memasukkan rumus vektor karena tidak ada keterkaitan dan tidak akan
menemukan tujuan pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa saat itu, Kita
sedang berpikir satu arah( linear).

2. Berpikir Divergen

Dalam Pembelajara Matematika, Kita juga belajar Aljabar Linear,


misalnya dalam membuktikan Teorema 3 Ruang Vektor Umum, Kita harus
memahami Definisi Ruang Vektor, Subruang, Transformasi linear dan Kita
juga harus menjelaskan pembuktiannya dengan berdasarkan pada
Aksioma(sifat-sifat baku) Ruang Vektor Umum. Ini menunjukkan bahwa saat
itu Kita sedang Berpikir Divergen.

C. Implementasi Teori Belajar Sibernetik dan Penerapan IT di Era Modern


Ridwan Abdullah Sani (2013: 37) menjelaskan, fungsi guru dalam
pembelajaran sibernetikadalah merencanakan, mempersiapkan, dan
melengkapi stimulus yang penting untuk masukan simbolik (informasi verbal,
kata-kata, angka-angka, dan sebagainya) dan masukan referensial (objek dan
peristiwa). Guru berperan membimbing peserta didik dalam memahami
informasi yang cocok dan membimbing mereka memanipulasikan proses
memahami konsep dan mempersiapkan umpan balik (feedback) dari sebuah
latihan/pembelajaran. Ada Sembilan langkah pengajaran yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam menerapkan teori sibernetik, yakni:
a. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian peserta didik.
b. Memberikan informasi kepada peserta didik mengenai tujuan pengajaran
dan topic yang akan dibahas;
c. Merangsang peserta didik untuk memulai aktivitas pembelajaran
d. Menyampaikan isi pelajaran yang dibahas sesuai dengan topic yang telah
ditetapkan
e. Memberikan bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan aktivitas
dalam pembelajaran;
f. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran peserta didik;
g. Memberikan umpan balik terhadap perilaku yang ditunjukkan peserta
didik;
h. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar;
i. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengingat dan
menggunakan hasil pembelajaran.
Penerapan teori sibernetik dalam proses belajar mengajar, paling tidak
mengikuti langkahlangkah antara lain:
a. Menentukan tujuan instruksional;
b. Menentukan materi pelajaran;
c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut;
d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi
itu (apakah algoritmik atau heuristic);
e. Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem
informasinya;
f. Menyajiakan materi dan membimbing peserta didik belajar dengan
pola yang sesuai dengan urutan pelajaran.
Teori belajar sibernetik dalam pembelajaran seperti Bahasa Inggris dan
penerapan IT di era modern yakni, guru atau pendidik harus mengetahui
dengan baik dua hal ini, yaitu materi pelajaran dan pola pikir siswanya.
Ketika guru atau pendidik memberikan materi pembelajaran Bahasa Inggris
melalui monitor langsung (video call), atau aplikasi skype atau lainnya yang
berbasis video internet. Maka, pendidik harus mampu menyesuaikan diri
dengan siswa/i walaupun dalam keadaan tidak berada di dalam kelas.
Penerapan IT yang bisa dilakukan dalam pembelajaran sebagaimana
penulis lakukan yakni memberi tugas untuk menganalisis video Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL). Penulis sebagai pengajar di FKIP UMSU
sesuai dengan tuntutan dalam pembelajaran sibernetik adalah merencanakan,
mempersiapakn dan melengkapi stimulus yang penting untuk masukkan
simbolik (informasi verbal, kata-kata, angka-angka dan sebagainya dan
masukkan referensial (objek dan pertiwa). Dari situ penulis memerintahkan
mahasiswa untuk melihat video pembelajaran PPL hasil feedbeck-nya
mahasiswa diminta untuk menganalisis bagaimana proses mengajar,
penggunaan bahasa Inggris. Hasilnya, peserta didik bisa berpikir algoritme
atau juga heuristik.
Dengan demikian aplikasi teori sibernetik ini dalam kegiatan
pembelajaran akan mempunyai langkah- langkah sebagai berikut
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
b. Menentukan materi pembelajaran
c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pembelajaran
d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi
tersebut
e. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem
informasinya
f. Menyajikan materi dan memimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai
dengan urutan materi pelajaran.
Contoh implementasi teori sibernetik dalam proses pembelajaran ini ialah
dengan menggunakan monitor langsung (videocall) ataudengan menggunakan
aplikasi skype, quipper video, webcam, dan lainnya. Dalam penggunaannya
pendidik dan peserta didik tidak harus bertatap muka langsung seperti proses
belajar mengajar pada umumnya. Pendidik hanyamembutuhkan layar monitor
yang terhubung langsung dengan peserta didik. Dan peserta didik juga harus
memiliki fasilitas seperti laptop dan infokus yang terhubung langsung dengan
pendidik. Di Indonesia pengaplikasian teori sibernetik masih jarang sekali
dilakukan karena keterbatasan fasilitas yang kurang memungkinkan,
sedangkan di negara-negara maju lainnya seperti negara Amerika telah
menerapkan sistem ini pada proses belajar mengajar dan hasilnya sangat
efektif. Sehingga teori ini dikembangkan secara keseluruhan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajar sibernitik merupakan teori belajar yang paling baru. Teori ini
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan teknik informasi.
Menurut teori sibernitik, belajar adalah pengolahan informasi.
Dalam rancangan pengolah informasi ada dua bidang yang penting secara
khusus bagi belajar. Diantaranya ialah penyelidikan mengenai proses orang
yang memperoleh dan mengingat informasi, dan penelitian mengenai siasat
yang di pakai orang dalam memecahkan masalah.
MenurutLanda,adaduamacamprosesberpikir.Yangpertamadisebutprosesber
pikiralogoritmikyaituprosesberpikirlinier,konvergen,lurusmenujukesatutargett
ertentu. Dan yg kedua yaitu
berpikirheuristik,yaitucaraberpikirdivergen,menujukebeberapatargetsekaligus.
Memahamisuatukonsepyangmengandungartigandadanpenafsiranbiasanyamen
untutseseoranguntukmenggunakancaraberpikirheuristik.
Daftar Pustaka

Ningsih, Asri Budi. 2005.BelajardanPembelajaran. Jakarta: PT.


RinekaCipta.
http://makalahbarataanpba.blogspot.com/2012/02/kegiatan-
pembelajaran-menurutteori.html

Anda mungkin juga menyukai