Anda di halaman 1dari 20

PESAWAT SEDERHANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar IPA


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dosen : Erika Fitri Wardani,M.Pd.

Disusun Oleh

Kelompok 13

1. Miranda 1901417
2. Paras Trilinda 190141758
3. Silfia 190141751

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG

TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar IPA yang
berjudul “ Pesawat Sederhana” ini tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk menjadi acuan dalam penulisan makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta perkembangan
dan peningkatan ilmu pengetahuan. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pangkalanbaru, 16 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………………………………………………….I

DAFTAR ISI………………………………………………………………………II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pesawat Sederhana…………………………………….……


B. Jenis-Jenis Pesawat Sederhana…………………………………
C. Penggunaan Jenis-Jenis Pesawat Sederhana………………………………
D. Keuntungan Mekanis Pesawat Sederhana……………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………….….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari banyak sekali permasalahan mendasar yang diselesaikan
manusia dengan menggunakan berbagai peralatan untuk mempermudah melakukan
pekerjaan. Alat-alat tersebut diciptakan dari hal yang paling sederhana hingga ke hal yang
rumit. Alat yang digunakan ini dinamakan dengan pesawat sederhana. Pesawat sederhana ini
banyak dijumpai di dalam aktivitas setiap orang. Misalnya, ketika memotong kita
menggunakan pisau atau gunting, tukang kayu mencabut paku dengan palu, menaikkan drum
minyak ke atas truk dengan papa atau bidang miring, serta menggunakan katrol ketika
mengambil air dalam sumur.

Dengan demikian, sudah semestinya setiap orang berhak mempelajari konsep dasar IPA
pesawat sederhana agar dengan pesawat sederhana dapat meringankan beban manusia dalam
bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dengan pesawat sederhana juga manusia
tidak perlu lagi mengeluarkan energy yang besar sehingga menguras dan menghabiskan
tenaga atau energinya ketika bekerja. Oleh karena itu kami membuat makalah ini agar dapat
membantu masyarakat dalam menjalani kehidupan dengan menyelesaikan masalah dengan
lancer tanpa dihalangi masalah yang rumit. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)berkaitan dengan
cara mencari tahutentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan.
Olehkarena itu peserta did Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menkankan pada pemberi pengalaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana?
2. Apa sajakah jenis-jenis pesawat sederhana?
3. Bagaimana penggunaan dari jenis-jenis pesawat sederhana tersebut?
4. Jelaskan keuntungan mekanis dari jenis-jenis pesawat sederhana?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pesawat sederhana.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis pesawat sederhana.
3. Untuk mengetahui penggunaan jenis-jenis pesawat sederhana.
4. Untuk mengetahui keuntungan mekanis dari jenis-jenis keuntungan mekanis dari
jenis-jenis pesawat sederhana.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

Pesawat sederhana adalah alat bantu yang digunakan manusia untuk membantu aktivitas
sehari-hari dan terdiri dari susunan alat-alat yang sederhana. Secara umum, keberadaan
pesawat sederhana ini dapat disebut sebagai sebuah sistem mekanis paling sederhana dengan
memanfaatkan laba mekanik guna meningkatkan gaya. Sebuah pesawat sederana akan
memanfaatkan sebuah gaya kerja untuk dimanfaatkan melawan sebuah gaya beban. Tanpa
memperhatikan sebuah gaya gesek yang muncul, maka kerja yang ditimbulkan oleh sebuah
beban, akan memiliki besaran yang sama dengan kerja yang terjadi pada sebuah beban.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada
pesawat sederahana tersebut.

Jadi, pesawat sederhana diperlukan bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan
gaya. Pesawat sederhana digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan, walaupun
membutuhkan waktu yang lebih lama karena menempuh lintasan yang lebih jauh (Haryanto,
2007).

B. Jenis-Jenis

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis pesawat sederhana, yakni sebagai berikut:

1. Pengungkit atau Tuas

Pesawat sederhana yang pertama ialah pengungkit atau tuas. Tuas sering digunakan untuk
mengangkat benda berat ataupun benda yang berukuran besar. Tuas dibagi menjadi 3 titik, yaitu :
Titik Kuasa, Titik Tumpu, dan Beban. Tuas dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan letak
titiknya. Berikut adalah penggolongan pengungkit atau kuas, antara lain:

 Tuas Golongan Pertama

Tuas jenis golongan pertama ialah tuas dengan titik tumpu terletak diantara titik beban
dan titik kuasa (Ditengah). Contohnya ialah, Gunting, Jungkat-Jungkit, Gunting kuku dan
Linggis.

 Tuas Golongan Kedua

Tuas jenis golongan kedua ialah tuas dengan titik beban terletak antara titik tumpu dan
titik kuasa. Contohnya ialah, Gerobak beroda satu, Pemecah biji dan Pembuka botol.

 Tuas Golongan Ketiga


Tuas jenis golongan ketiga ialah tuas dengan titik kuasa terletak antara titik tumpu dan
titik beban. Contohnya ialah Pinset, Pisau dan Pemotong kertas.

Contoh soal :

1. Perhatikan gambar tuas berikut.

Jarak AB = BC = CD = DE, besar kuasa yang harus diberikan pada titik E agar tuas seimbang
adalah ….
A. 300 N
B. 450 N
C. 750 N
D. 900 N

Pembahasan:

Diketahui:

 AB = BC = CD = DE = l
 Lengan beban (Lb) = l
 Lengan kuasa (Lk) = 3l
 Berat beban (w) = 900 Newton

Ditanya: Besar kuasa/gaya (F) yang dibutuhkan.


Menghitung besar kuasa yang harus diberikan pada titik E agar tuas seimbang:

Lk w
=
Lb F

3l 900
=
l F

900
3=
F

3F = 900

900
F=
3

F = 300 N

Jadi, besar kuasa yang harus diberikan pada titik E agar tuas seimbang adalah 300 N.

Jawaban: A

2. Bidang Miring

Bidang miring adalah jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk mempermudah
memindahkan benda dari bawah ke atas atau sebaliknya. Bidang miring berguna untuk
membantu memindahkan benda-benda yang terlalu berat dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Contoh bidang miring adalah : tangga, pisau, obeng, jalan berkelok di perbukitan, ulir pada
sekrup.
Contoh soal :

andi hendak memindahkan sebuah beban dengan menggunakan bidang miring yang panjangnya
4,5 m. jika berat beban adalah 600 N dan tinggi bidang miring adalah 1,5 m, maka besar kuasa
yang harus diberikan petugas adalah …

A. 100 N C. 300 N

B. 200 N D. 400 N

Pembahasan :

Dit : w = 600 N

I = 4,5 m

h = 1,5 m

Dit : F = …? Besar kuasa yang harus diberikan

Keuntungan mekanis KM = w/F

KM = I/h 3 = 600/F

KM = 4,5/1,5 3F = 600

KM = 3 F = 600/3 = 200 N

Jadi, jawabannya adalah B. 200 N

3. Katrol

Katrol merupakan pesawat sederhana berupa roda yang dikelilingi rantai atau tali.
Kegunaan katrol untuk mengangkut beban atau menarik suatu benda. Sebelum air diperoleh
melalui pengolahan Perusahaan Air Minum, hampir semua orang memperoleh air dari sumber
mata air yang disebut sumur.Bahkan, sampai sekarang di beberapa desa, sumur masih mudah
dijumpai. Untuk mempermudah pengambilan air dari dalam sumur, digunakanlah alat yang
termasuk jenis pesawat sederhana, yaitu katrol. Seperti halnya tuas, katrol juga memiliki kuasa,
beban, dan titik tumpu. Dengan demikian, katrol juga memiliki keuntungan mekanis. Katrol
dapat dibedakan menjadi katrol tetap, katrol bergerak, dan katrol ganda, berikut penjelasan
dibawah ini:

 Katrol Tetap

Katrol tetap adalah katrol yang tetap berada pada posisinya dan tidak berpindah.
Biasanya katrol tetap akan ditempatkan pada tempat tertentu. Contoh katrol tetap ialah, katrol
pada tiang bendera dan katrol pada sumur timba.

 Katrol Bebas

Katrol Bebas adalah katrol yang dapat berpindah posisinya. Katrol bebas diletakkan diatas
tali sehingga dapat digerakan. Salah satu ujung tali diikatkan pada tempat tertentu, sedangkan
ujung tali lainnya dapat ditarik. Contoh katrol bebeas ialah, katrol pada pelabuhan peti kemas.
 Katrol Majemuk

Katrol Majemuk merupakan gabungan dari katrol tetap dan katrol bebas. Pada katrol
majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang
katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya
katrol bebas ke atas.

Contoh soal :

1. Bila berat beban 1.500 N ditarik ke atas dengan menggunakan katrol bergerak.
Hitunglah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban tersebut!

A. 500 N C. 750 N

B. 300 N D. 800 N

Penyelesaian:

Untuk katrol bergerak, gaya yang diperlukan sama dengan setengah berat benda, dengan

persamaan:

2F = w

2F = 1.500 N

F = 1.500 N/2

F = 750 N
Jadi gaya yang diperlukan untuk mengangkat benda tersebut dengan katrol bergerak adalah 750

4. Roda Berporos

Roda berporos ialah alat yang digunakan untuk mempermudah melakukan perpindahan. Roda
dibuat dengan diberi poros. Saat bergerak roda berputar pada porosnya. Dengan roda
memungkinkan manusia bergerak lebih cepat. Contoh roda berporos ialah, kursi roda, roda mobil
dan roda motor. Roda dan poros merupakan pesawat sederhana yang terdiri atas sebuah roda
berputar yang dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.  Roda  dan 
poros  merupakan  pesawat  sederhana  yang berfungsi memperbesar kecepatan dan gaya.

Sepeda merupakan contoh alat yang bekerja menggunakan prinsip roda dan poros. Fungsi roda
dan poros adalah untuk memungkinkan manusia bergerak lebih cepat. Contoh benda yang
bergerak dengan menggunakan prinsip roda dan poros antara lain motor, mobil, kursi roda, dan
sepatu roda.

Keuntungan mekanis yang diperoleh dari roda dan poros dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.
Kecepatan  yang  dihasilkan  oleh  sepeda  diperoleh  dari perbandingan antara jari-jari roda dan
jari-jari poros (gir). Misalnya, pada sepeda balap. Jika gir belakang disetel pada jari-jari terkecil
maka sepeda akan melaju dengan kencang. Jika gir roda belakang disetel  pada  jari-jari  yang 
besar  maka  laju  sepeda  balap  akan melambat.

Contoh soal :

1. Sebuah roda bergandar diketahui diameter rodanya 1 meter, sedangkan diameter


gandarnya 20 cm. Alat itu digunakan untuk mengangkat beban seberat 80 newton.
Tentukan keuntungan mekanik ideal roda bergandar!

A. 10 C. 15

B. 5 D. 20

Penyelesaian:

Diketahui: jari-jari roda (R) = 1 m

jari-jari gandar (r) = 20 cm = 0,2 m

berat beban (W) = 80 N

Ditanyakan: keuntungan mekanik ideal (IMA)

Jawab:

Jadi, keuntungan mekanis ideal roda bergandar adalah 5


C.Penggunaan dari jenis-jenis pesawat sederhana

1.Tuas pengungkit

Tuas/pengungkit ini memiliki fungsi untuk mengungkit, mencabut ataupun mengangkat suatu
beban yang berat.

Dengan penggunaan pengungkit yang benar maka benda yang berat tersebut akan terasa lebih
ringan.

T = titik poros atau tumpu


A = titik kuasa
B = titik beban
F = gaya kuasa (N)
W = lengan kuasa (N)

Tuas memiliki beberapa jenis dilihat dari titik poros yang digunakan :

a. Tuas Jenis Pertama

Tuas jenis ini adalah tuas yang titik tumpunya berada di tengah atau diantaratitik beban dan tituk
kuasa.

Contoh : pemotong kuku, gunting, jepitanjemuran, tang, jungkat  jungkit dan lainnya

b. Tuas Jenis Kedua


Tuas jenis ini memiliki poros yang diletakkan di salah satu ujungnya. Ssusunan dari tuas jenis
kedua ialah titik poros, beban, baru kuasa.

Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, pembuka botol. Pemecah kemiri, dll

c. Tuas Jenis Ketiga

Tuuas ini memiliki bentuk yang mirip dengan tuas jenis  dua dimana poros berada pada salahsatu
ujungnya  yang membedakan ialah susunannya. Susunan tuas ini adalah potos, kuasa, dan beban.

Contoh : sekop, sendok, garpu, dll.

2. Bidang Miring

Bidang miring merupakan jenis pesawat sederhana yang memanfaatkan alas yang berupa miring
untuk memudahkan penggeseran benda atau mengangkat benda yang berat.

s : jarak lintasan (m)


F : gaya (N)
W : berat beban (N)
h : tinggi lintasan (m)

Keuntungan yang dihasilkan dari bidang miring ialah semakin landau bidang miring maka gaya
yang diperlukan untuk memindahkan benda akan lebih ringan.
Semakin besar sudut kemiringannya berarti semakin besargaya yang diperlukan untuk
memindahkan benda tersebut.

3. Katrol

Katrol merupakan roda berputar pada porosnya. Katrol juga memiliki  tali atau rantai sebagai
penghubunga antar katrol maupun dengan beban.

Katrol sendiri dapat kita golongkan menjadi  tiga jenisantara lain:

a. Katrol Tetap

Katrol tetap merupakan jeniskatrol yang posisinyatidak dapat berpindah pindah.

Contoh : katrol timbangan sumur, tiang bendera

b. Katrol Bebas

Katrol ini  memiliki konsep dapat bergerak dan salah satu ujung tali yang dipasang tetap.

Contoh : katrol pada flayingfox, katrol pada gondola

c. Katrol Majemuk
Katrol inimenggabungkan dari dua katrol sebelumnya. Dimana terdapat lebih darisatu katrol
salah satunya dipasang tetap.

Contoh : katrol pada roda berporos.

D.Keuntungan mekanis tuas/pengungkit

Pesawat sederhana banyak digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Hal ini
dikarenakan pesawat sederhana memiliki nilai keuntungan mekanis. Ada tiga jenis pesawata
sederhana beserta nilai keuntungan mekanis pesawat sederhana yang akan dibahas pada halaman
ini. Jenis pesawat sederhana tersebut meliputi tuas atau pengungkit, katrol, dan bidang miring.

Keuntungan Mekanis Tuas

Pembahasan keuntungan mekanis pesawat sederhana pertama adalah jenis pesawat sederhana
yang termasuk dalam tuas atau pengungkit. Tuas dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
pengelompokan jenis tuas ini didasarkan pada letak kuasa, titik tumpu, dan beban. Tuas jenis
pertama memiliki letak titik tumpu yang berada di tengah. Untuk tuas atau pengungkit jenis ke
dua memiliki ciri-ciri letak titik beban yang terletak di tengah. Sedangkan tuas dengan titik kuasa
yang terletak di tengah dikelompokkan pada kuas jenis ke tiga.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pesawat digunakan manusia untuk memudahkan pekerjaan. Ada dua jenis pesawat yaitu
pesawat sederhana dan pesawat rumit. Pesawat sederhana ada empat macam, yaitu tuas
atau pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda.

Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk melipatgandakan gaya atau


kemampuan, mengubah arah gaya, dan memperbesar kecepatan ketika menempuh jarak
yang lebih jauh.
Pesawat sederhana bukan untuk menciptakan gaya atau menyimpan gaya, tapi untuk
memudahkan dan meringankan pelaksanaan pekerjaan. Aplikasi pesawat sederhana
dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai. Contohnya gunting, pemecah kemiri,
gerobak dorong, pisau, tangga, katrol penimba air, sepeda, jam, mobil truk, dan mobil
derek.
B.     SARAN
Setelah kita mempelajari materi pesawat sederhana kita mengetahui bahwa pesawat
sederhana memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Sebaiknya kita
dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga kita tidak kesulitan dalam melakukan
pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu masyarakat sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan pesawat
sederhana sehingga dari sebuah pesawat sederhana dapat tercipta benda-benda yang
susunannya lebih kompleks dan rumit yang bermanfaat.

Demikian makalah ini penulis sajikan, Tentunya masih terdapat banyak cacat yang perlu
untuk mencapai kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap sudilah kiranya
kekurangan kekurangan tersebut, para pembaca yang budiman sebagai pemerhati ilmu
lebih khusus di bidang pendidikan untuk memberi koreksi atau saran demi sempurnanya
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

https://pakdosen.co.id/pesawat-sederhana/

Haryanto. 2009. Sains. Malang. Erlangga

Widodo. 2004. Alamku Sains. Jakarta. Bumi Aksara

Ya Nuracmandani. Samson Samsulhadi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam (Tepadu). Surakarta. Pusat
Pembukuan Kementrian Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai