Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERSPEKTIF GLOBAL

ISU-ISU GLOBAL EKONOMI INTERNASIONAL/GLOBAL

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7:

KARTILA PRIMALTI (22129310)

LUSI HERLINA FITRI (22129171)

MALIKA RAMADHANI SIREGAR (22129051)

DOSEN PENGAMPU :

ARWIN, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah meberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Isu-Isu Global Ekonomi
Internasional/Global”.
Terimakasih kepada Bapak Arwin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perspektif
Global yang telah memberikan tugas ini sehinggga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, saya meminta kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, agar kedepannya saya dapat menulis makalah yang lebih baik.

Padang, 11 Maret 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

A. Hakikat Isu Ekonomi Global ............................................................................................... 2

B. Isu Krisis Ekonomi Global................................................................................................... 2

C. Isu-Isu Global ekonomi Internasional/Global ...................................................................... 4

D. Diplomasi Ekonomi .......................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 9

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 9

B. Saran .................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini perekonomian internasional mengalami perkembangan yang


pesat dan semakin liberal. Perjanjian–perjanjian perdagangan internasional telah
banyak dilakukan oleh hampir semua negara. Selain itu, pergerakan modal juga
semakin bebas di antar negara. Inilah yang selanjutnya menjadikan suatu negara
semakin terkait dengan negara lainnya. Dengan adanya perdagangan internasional yang
semakin meningkat pesat sehingga pasar modal menjadi semakin luas dan kegiatan
ekonomi dunia pun semakin meningkat. Peningkatan ekonomi global ini memberikan
hasil yang baik berupa pertumbuhan ekonomi dunia yang sempurna.
Pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu wacana yang sangat
menonjol dalam konteks perekonomian suatu negara. Pentingnya pertumbuhan ekonomi
dalam konteks perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran
pencapaian perekonomian bangsa tersebut, tanpa menaifkan ukuran-ukuran lainnya
(Afandi, 2010). Dalam menjalin hubungan perekonomian luar negeri, sektor keuangan
berupa pasar modal merupakan salah satu hal yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, perlu untuk kita mengetahuai dan
memahami mengenai ekonomi internasional atau ekonomi global.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu isu ekonomi global ?


2. Bagaimana Isu krisis ekonomi global?
3. Apa saja isu-isu global ekonomi internasional/global?
4. Apa itu diplomasi ekonomi?

C. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami isu ekonomi global.


2. Mengetahui dan memahami Isu krisis ekonomi global.
3. Mengetahui dan memahamiisu-isu global ekonomi internasional/global.
4. Mengetahui dan memahami diplomasi ekonomi.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat Isu Ekonomi Global
Harrison (2008:550) menyatakan dalam (Kriyantono, 2012) bahwa yang
disebut masalah adalah berbagai perkembangan, biasanya dalam domain publik,
yang jika terus berlanjut, dapat secara signifikan mempengaruhi operasi organisasi
atau kepentingan jangka panjang. Dapat dikatakan bahwa jika tidak dikelola
dengan baik, masalah adalah titik awal konflik.
Sedangkan, Ekonomi global adalah suatu proses peristiwa atau
kegiatan perekonomian serta perdagangan dimana terdapat banyak negara di dunia
sebagai kekuatan pasar yang bersatu dan juga semakin terintegrasi dengan tidak
adanya hambatan ataupun batasan negara. Ekonomi global (global economy) adalah
ekonomi di mana kekayaan dan sumber daya bergerak melintasi batas negara. Gerakan
ini juga mencakup barang, jasa, orang, keterampilan, dan ide.
Ekonomi global terdiri dari sejumlah kegiatan ekonomi di seluruh negeri. Jika kita
mengambil perumpamaan, itu seperti ekonomi nasional, yang merupakan jumlah
kegiatan ekonomi oleh semua pelaku ekonomi di dalam perbatasan suatu negara. Dalam
ekonomi nasional, pelaku ekonomi, barang, jasa, tenaga kerja dapat dengan bebas
berpindah dari satu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Tapi, itu tidak berlaku untuk
ekonomi global. Berbagai kendala membatasi pergerakan tersebut, misalnya, proteksi
perdagangan dan batasan aliran modal.
Ekonomi dunia atau ekonomi global secara umum merujuk ke ekonomi yang
didasarkan pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global juga dapat
dipandang sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional yaitu ekonomi
masyarakat setempat, sehingga menciptakan satu ekonomi global.Masalah makro
ekonomi yang menjadi landasan melihat sejauh mana kondisi perekonomi dunia ditinjau
dari perkembangan pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan tingkat inflasi.

B. Isu Krisis Ekonomi Global


Perekonomian global masih mengalami pelemahan dan proses pemulihan
ekonomi yang terjadi di beberapa kawasan masih rentan dan tidak merata, serta

2
pengangguran masih tinggi di banyak negara. Pertumbuhan global yang sampai Oktober
2013 mengalami perlambatan dan downside risks tetap menjadi pusat perhatian.
Perlambatan tersebut didorong sebagian besar oleh melemahnya permintaan domestik
dan pertumbuhan yang masih belum merata, terutama di Eropa; meskipun negara maju
lain mengalami perbaikan pertumbuhan terutama Amerika Serikat dan Jepang. Selain itu,
dampak kebijakan moneter AS bersamaan dengan melemahnya perekonomian
negara emerging economies terus meredam pertumbuhan global.
Berdasarkan laporan IMF's World Economic Outlook, diperkirakan laju
perekonomian global pada tahun 2013 hanya tumbuh 2,9%, lebih rendah dibandingkan
proyeksi tahun sebelumnya yaitu 3,2%. IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan
global untuk tahun 2014, dari proyeksi awal 3,8% menjadi 3,6%. Adapun proyeksi
pertumbuhan di beberapa ekonomi dunia adalah sebagai berikut:
a. Beberapa negara di kawasan eurozone masih mengalami permasalahan dalam
ekonominya. Berdasarkan proyeksi IMF bulan Oktober 2013, kawasan euro hanya
akan mencapai pertumbuhan 1% pada tahun 2014.
b. Di Jepang, kebijakan stimulus fiskal dan moneter ekspansif turut menyumbang pada
pertumbuhan ekonomi yang sehat. Meski demikian, berakhirnya stimulus fiskal
dan reconstruction spending, dipadu dengan peningkatan pajak konsumsi
diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dari 2% pada 2013 menjadi
1,25% pada tahun 2014.
c. Ekonomi Amerika Serikat untuk 2014 diperkirakan akan lebih stabil, di mana
permintaan domestik swasta akan meningkat antara lain melalui permintaan kredit
perumahan yang mengalami pertumbuhan positif. Sementara pertumbuhan
ekonominya diperkirakan meningkat dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi sebesar
2,5% pada tahun 2014.
d. Berdasarkan proyeksi IMF pada bulan Oktober 2013, pertumbuhan di
negara emerging market dan negara berkembang lainnya adalah sebesar 4,5% pada
tahun 2013 dan 5% di tahun 2014. Besaran tersebut mengalami penurunan sebesar
0,5% apabila dibandingkan proyeksi IMF Juli 2013.

Beberapa faktor yang masih dipandang dapat mempengaruhi pelemahan pertumbuhan


ekonomi global secara signifikan yaitu:

3
- Deleveraging sektor swasta, khususnya sektor perbankan.
- Uncertainty: ketidakpastian arah kebijakan fiskal konsolidasi Amerika dan
penyelesaian krisis utang Eropa menyebabkan timbulnya sentimen negatif pada pasar
keuangan global.
- Konsolidasi Fiskal: Program konsolidasi fiskal dan medium-term fiscal plan di negara
maju merupakan kunci utama penyelesaian krisis ekonomi global.
- Rebalancing: menurunnya global imbalance akan mendorong pertumbuhan ekonomi
global yang lebih baik dan kuat.
- Emerging markets: melemahnya pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang
diantaranya disebabkan oleh menurunnya permintaan global dan implikasi kebijakan
domestik untuk mengurangi laju pertumbuhan kredit yang terlalu tinggi
(overheating).

C. Isu-Isu Global ekonomi Internasional/Global


a. Isu Kondisi Ekonomi Global Dan Nasional (2017-2019)
Kondisi ekonomi Global memang beberapa tahun belakangan ini cukup tidak
stabil. Dalam jangka dua tahun, ekonomi global mengalami beberapa isu yang
terbilang cukup berpengaruh kepada pendapatan dunia. Setiap perubahan ekonomi
global dari tahun ke tahun dicatat oleh IMF (International Monetary Fund) dalam
sebuah catatan ekonomi yaitu World Economic Outlook Reports.
Pada awal tahun 2017, ekonomi global di targetkan dapat meningkat setelah hasil
yang belum cukup memuaskan pada tahun 2016 sekalipun telah mengalami progres.
IMF memproyeksikan berlangsungnya peningkatan dalam bidang manufaktur dan
perdagangan sepanjang tahun 2017 dan 2018 sebesar 0,4% dari tahun 2016 lalu.
Ekonomi global pada tahun 2016 berada di persentase 3,1% sehingga dengan
beberapa peningkatan dibidang perdagangan dan manufaktur, diharapkan pada 2017
akan mencapai 3,5% dan terus meningkat hingga 3,6% pada tahun 2018.
Pada pertengahan 2017 tepat pada laporan ketiga oleh IMF di tahun 2017 yakni
pertumbuhan ekonomi AS pada bulan Juli tercatat lebih rendah daripada bulan April.
Tetapi sebaliknya di Jepang justru terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal
yang sama seperti juga terjadi di Tiongkok yang juga mengalami peningkatan pesat
dalam pertumbuhan ekonomi. Walaupun peningkatan terjadi hanya di beberapa

4
negara dan tidak secara keseluruhan, tetapi hal ini merupakan sebuah cerminan bahwa
tahun 2017 sudah diawali dengan ekonomi yang cukup kuat. Walaupun di sisi lain,
angka inflasi yang rendah dan belum mencapai titik target stabil masih terjadi di
negara-negara maju dan berkembang.
Pada laporan akhir tahun 2017 ternyata masih banyak pemulihan ekonomi yang
terjadi sekalipun adanya peningkatan ekonomi yang cukup kuat di awal tahun. Seperti
permasalahan inflasi yang berada di bawah target pada beberapa negara maju hingga
bahan bakar yang terus menurun beserta ekspor perdagangan. Pendapatan asing juga
masih terus menurun sehingga ekonomi global masih dalam keadaan yang tidak baik.
Namun, tahun 2017 menghasilkan peningkatan yang cukup tajam yaitu mencapai
angka 3,7% yang berarti melebihi target IMF. Memasuki laporan ekonomi tahun
2018, tercatat bahwa kekuatan aktivitas ekonomi dunia semakin intens. Tercapainya
peningkatan ekonomi sebesar 0,1% dari target tahun 2017 merupakan hal yang patut
diapresiasi.
Memasuki laporan ekonomi tahun 2019, dengan dampak ekspansi global yang
terus melemah, World Economic Outlook Report mencatat berkurangnya 0,2%
persentase ekonomi global, dari 3,7% menjadi kembali pada 3,5% dikarenakan oleh
kenaikan tarif yang diberlakukan oleh Amerika terhadap Tiongkok. Hal ini sangat
diharapkan negara-negara yang bersangkutan agar dapat menyelesaikan konflik
perdagangan yang terjadi. Karena jika hambatan terus ditingkatkan maka ekonomi
global yang terganggu kestabilannya dan akan terus melambat menuju titik rendah.
Tepatnya di pertengahan tahun 2019, ekonomi Tiongkok terus menurunakibat adanya
konflik perdagangan dengan Amerika Serikat. Meski keduanya sempat dikabarkan
akan melakukan perdamaian, namun nyatanya Amerika Serikat dan Tiongkok masih
melakukan pengetatan dalam perdagangan
b. Isu Ekonomi Global Pasca Pandemi
Pandemi Covid-19 yang belum kunjung reda membuat warga dunia pesimis akan
pemulihan ekonomi di masa depan. Pesimisme ini di antaranya terlihat dari hasil
survei World Economic Forum (WEF) dalam The Global Risks Report 2022.

5
Dalam survei WEF, sekitar 84% responden memandang kondisi dunia saat ini
dengan perasaan cemas (worried) dan khawatir (concerned). Sedangkan responden
yang berpandangan positif dan optimis hanya sekitar 16%.
Selain itu, sekitar 89% responden juga merasa kondisi dunia akan terus memburuk
dalam beberapa tahun ke depan, dan hanya 11% yang percaya bahwa situasi global
akan segera membaik. Diantara isu global ekonomi pasca pandemic yaitu :
1. Krisis Hutang
Dalam survei WEF, sekitar 13,8% responden menilai masalah krisis utang terus
memburuk sejak pandemi, baik di skala masyarakat, perusahaan, maupun
pemerintahan. Mayoritas responden cemas krisis utang ini akan berujung pada
maraknya kasus gagal bayar, kebangkrutan massal, atau terjadinya krisis
likuiditas dalam beberapa tahun ke depan.
2. Ekonomi terhenti
Selain utang, isu yang banyak dicemaskan warga dunia adalah
pertumbuhan ekonomi yang mandek. Sebanyak 6,9% responden khawatir
pandemi akan terus berlangsung sehingga ekonomi mereka tidak bisa tumbuh
dalam jangka waktu panjang.
3. Gelembung Aset
Isu ekonomi lain yang banyak dicemaskan adalah asset bubble atau gelembung
aset. Sebanyak 6,7% responden khawatir harga aset dan properti akan terus
melambung hingga tidak terjangkau masyarakat dan berisiko menimbulkan krisis
keuangan skala besar.
4. Industri Kolaps
Banyak warga dunia juga cemas akan ada banyak industri yang kolaps dalam
beberapa tahun ke depan. Sebanyak 4,1% responden khawatir kolapsnya industri
akan berdampak langsung pada terganggunya kesejahteraan masyarakat.
5. Harga tidak stabil
Terakhir, warga dunia banyak mencemaskan ketidakstabilan harga. Sebanyak
3,3% responden merasa stabilitas harga barang dan jasa kian memburuk sejak
pandemi Covid-19 berlangsung.
c. Fair Trade Sebagai Isu Ekonomi Global

6
Fair trade dibangun berdasarkan nilai-nilai sosial yang dikembangkan dan
dimunculkan oleh kalangan pelaku ekonomi dunia, terutama para konsumen. Dimana
dalam komponen rantai perdagangan dunia terdapat banyak komponen ekonomi yang
tidak mendapatkan manfaat yang layak, terutama produsen yang datang dari negara
berkembang. Kemunculan fair trade merupakan satu jawaban dari akibat
ketidakadilan dari rezim perdagangan internasional. Selain itu, fair trade berangkat
dari kondisi negara berkembang yang merupakan bagian penting dari perdagangan
internasional, dimana negara berkembang sebagai penghasil utama bahan baku
produksi, sekaligus menjadi pasar potensial bagi produk-produk hasil produksi negara
maju, telah mengalami ketidakadilan dalam perdagangan. Sehingga prinsip non-
eksploitasi, nampaknya harus ditinjau kembali aplikasinya. Hal inilah yang dijadikan
landasan bagi fair trade untuk berperan pada rezim perdagangan internasional.
Dalam sistem fair trade, ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan,
diantaranya adalah muatan nilai lokal pada suatu produk, misalnya kapas dari Cina
dicantumkan pada produk garmen yang dihasilkan, dimana nantinya industri dalam
fair trade akan mengalokasikan secara adil mengenai mekanisme penentuan harga
termasuk pada masalah pembayaran terhadap daerah penghasil bahan baku tersebut.
Kemudian kesehatan adalah kriteria mutlak bagi sebuah produk yang dipasarkan
melalui fair trade ini, dimana pada saat proses produksi, para produsen harus
menggunakan bahan-bahan yang aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan,
misalnya produk pertanian organik sebagai salah satu produk yang dipasarkan melalui
fair trade, yang tidak memakai bahan-bahan kimia seperti pestisida. Selanjutnya
adalah efisiensi dan efektifitas tenaga kerja sebagai faktor penting yang menunjang
proses produksi, dimana haruslah terdapat sistem penguahan dan pembagian
keuntungan yang transparan antara buruh, produsen, agen, dan distributor. Jadi
golongan buruh yang selama ini termarginalkan nasibnya, melalui bentuk
perdagangan ini akan membuat nasibnya menjadi lebih baik dan layak.
Umunya golongan pekerja dan produsen kecil dalam fair trade, adalah mereka
yang tidak beruntung dalam tingkatan kehidupan sosial di masyarakat, seperti para
penyandang cacat, kaum perempuan, dan sebagainya. Masalah ketenagakerjaan yang
didalamnya berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas menjadi salah satu syarat dasar

7
dari fair trade yang membedakannya dengan bentuk perdagangan yang lain. Selain itu
pula, konsep a new global division of labor ingin dikembangan melalui bentuk
perdagangan yang baru ini, dimana terdapat sistem pembagian kerja yang terarah dan
sesuai dengan focus keahlian yang dipunyai, dengan tujuan untuk mencapai hasil
produksi yang maksimal dengan kualitas tinggi. Sebenarnya konsep ini telah dikenal
dan dikembangan oleh Adam Smith sebagai salah satu tokoh ekonomi dunia
terdahulu, dan juga diterapkan di free trade yang berkembang lebih dahulu. Namun
dalam fair trade terkandung juga muatan alih teknologi dan keterampilan dari pekerja
yang dilakukan lewat berbagai pelatihan, tidak hanya itu saja dalam sistem
pembagian
kerja pada fair trade, para pekerja tidak dituntut untuk memenuhi kewajibannya
semata-mata, namun juga menumbuhkan kesadaran hal yang bisa diperoleh termasuk
pengupahan yang layak sesuai dengan kebutuhan dasar.

D. Diplomasi Ekonomi
Diplomasi ekonomi merupakan bagian dari pemenuhan kebijakan luar negeri.
Yaitu cara negara menjalankan kebijakan luar negeri melalui kegiatan ekonomi, baik
berupa sangsi maupun keuntungan dari aktifitas ekononi. Lebih lanjut diplomasi ekonomi
merupakan kebijakan terkait produksi, perpindahan barang dan jasa, investasi, kerjasama
ekonomi.
Perwujudan kepentingan nasional merupakan tujuan akhir dari diplomasi
ekonomi. Cakupan dalam diplomasi ekonomi, menurut Perwita (2008) setidaknya ada
tiga isu penting: pertama, hubungan antara ekonomi dan politik, kedua hubungan antara
lingkungan serta aneka tekanan domestik dan internasional dan yang terakhir hubungan
antara aktor negara dan nonnegara (aktor privat/ swasta).
Cakupan diplomasi yang melibatkan tidak hanya aktor non Negara menempatkan
diplomasi ekonomi ke dalam multi track diplomasi dalam kajian diplomasi. Aktor dalam
diplomasi ekonomi tidak hanya dimonopoli oleh aktor negara tapi juga berlaku untuk
swasta seperti multinational corporation, kamar dagang, maupun pero- rangan.
Implementasi dari diplomasi ekonomi bermuara pada kepentingan nasional, yaitu bahwa
diplomasi ekonomi ditujukan untuk mencapai kepentingan nasional melalui kebijakan
luar negeri.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Harrison (2008:550) menyatakan dalam (Kriyantono, 2012) bahwa yang


disebut masalah adalah berbagai perkembangan, biasanya dalam domain publik,
yang jika terus berlanjut, dapat secara signifikan mempengaruhi operasi organisasi
atau kepentingan jangka panjang. Dapat dikatakan bahwa jika tidak dikelola
dengan baik, masalah adalah titik awal konflik.
Ekonomi global (global economy) adalah ekonomi di mana kekayaan dan sumber
daya bergerak melintasi batas negara. Gerakan ini juga mencakup barang, jasa, orang,
keterampilan, dan ide.
Adapun beberapa isu ekonomi global yaitu inflansi, kenaikan tariff luar negeri,
krisis hutag, ekonomi terhenti, gelembung asset, industry kolaps, dan harga tidak stabil.

B. Saran

Kami sebagai penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan belum dapat dikatakan sempurna untuk itu, kami meminta saran
dan kritikan yang membangun dari pembaca sekalian.

9
DAFTAR PUSTAKA
Zulfikar, Rafli dan Jayadi, Ahmad. 2017. Tantangan Turbulensi Ekonomi Global Terhadap
Ekonomi Politik Internasional Indonesia. Jurnal JIEP. 17 (2) : 91-92.

Putri, Alvela Salsabilah. 2020. G20 : Mediator Untuk Kemajuan Ekonomi Indonesia. Jurnal
Hubungan Internasional. 13 (1) : 57-59.

Safarullah, Kuriawan Ahmad. 2022. Isu Internasional. Universitas Negeri Sunan Gunung Djati.

Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. 2014. Krisis Ekonomi Global.


https://kemlu.go.id/portal/id/read/98/halaman_list_lainnya/krisis-ekonomi-global. Diakses Pada
11 Maret 2023 pukul 13 : 48.

Ahdiat, Adi. 2022. 5 Isu Ekonomi Yang Paling Dicemaskan Warga Dunia.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/08/5-isu-ekonomi-yang-paling-dicemaskan-
warga-dunia. Diakses Pada 11 Maret 2023 Pukul 14 : 49.

10

Anda mungkin juga menyukai