DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
DIAN DINIYYAH (18129239)
FADLI MUSBAR (16129034)
ISHMA ZULFANI (18129184)
MELLA SARI (18129279)
RINDI ANTIKA (18129304)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “ISU-ISU GLOBAL TENTANG KONFLIK,
PERDAMAIAN, DAN POLA KERJASAMA INTERNASIONAL”. Penyusunan Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Perspektif Global tentang Konflik dan Perdamaian dan
pola kerja Internasional. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan kami tentang Perspektif Global.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara tidak mungkin dapat berdiri sendiri, seperti halnya manusia atau individu
sebagai makhluk sosial. Suatu negara pasti akan membutuhkan bantuan dari negara lain dan
menjalin sebuah kerjasama, dimana negara satu dengan negara lain akan saling mengisi
kekurangannya dalam berbagai komponen. Dalam masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia
cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik regional, ataupun
lingkup global. Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara
negara satu dengan negara yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknnya
perdamaian internasional. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial,
ekonomi, politik, agama, maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara yang satu dengan yang lain.
Untuk mengatasi konflik butuh perdamaian agar tidak menyebabkan konflik yang
berkepanjangan. Maka, disusunlah makalah ini dengan judul “ Konflik Dan Perdamaian
Internasional”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konflik dan perdamaian internasional dari perspektif global?
2. Bagaimana pola kerjasama internasional dan struktur sosial penopang?
3. Bagaimana nilai dasar dan etika suatu bangsa ?
4. Apa Visi dari Hak Asasi Manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konflik dan perdamaian internasional dari perspektif global.
2. Untuk mengetahui seperti apa pola kerja sama internasional dan struktur sosial penopang.
3. Untuk mengetahui seperti apa nilai dasar dan etika suatu bangsa.
4. Untuk mengetahui seperti apa Visi Hak Asasi Manusia.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pertumbuhan penduduk di dunia ini sangat cepat. Menurut para pakar demografi
setiap harinya lahir sekitar 250 ribu kehidupan baru didunia pada tahun 1987
penduduk dunia telah mencapai 5 milyar jiwa, dan pada akhir abad 20 ini 6 milyar
jiwa. Fenomena ledakan jumlah penduduk telah menimbulkan berbagai permasalahan
yang utama adalah menyangkut sumber daya misalnya, pemenuhan kebutuhan pokok
pangan, kesehatan, dan pasokan energi. Masalah kependudukan juga berpengaruh
terhadap lingkungannya. Dinamika penduduk yang tinggi, akan berpengaruh terhadap
sumber daya yang terbatas dan berpengaruh terhadap kehidupan politik baik pada
tingkat nasional maupun internasional. Masalah kependudukan dapat menimbulkan
masalah sosial dan masalah keamanan.
Masalah kemiskinan, ketidakadilan, degredasi lingkungan, persaingan
mendapatkan sumber energi, masalah penduduk dapat melahirkan ketegangan, konflik
dan akhirnya perang. Upaya untuk mendapatkan ladang-ladang baru, sumber energi
maupun mineral penting lainnya telah dilakukan banyak negara baik didarat maupun
didasar laut, lagi pula menimbulkan ketegangan dan konflik antar negara.
Ketegangan dilaut Cina Selatan antara cina, Filipina, Vietnam dan lainnya juga
disebabkan perebutan untuk mendapatkan dan menguasai sumber ladang minyak baru.
Asia tenggara terdapat beberapa sengketa yang menyangkut sumber energi di lahan
laut antara lain: teluk Thailand Timur antara Thailand, Vietnam, dan Kamboja,
Perairan Utara kepulauan Natuna, antara Vietnam dengan Indonesia, Malaysia dan
Cina, Perairan Offshore Brunai antara Brunai, Malaysia, Cina, dan Vietnam, Teluk
Tonkin antara Cina dan Vietnam. Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia.
Masalah teknologi yang sangat pesat menimbulkan dampak yang melahirkan
konflik antar negara, contoh perang dingin antara Amerika Serikat dengan Unisoviet
pada masa lalu. Pengetahuan tentang nuklir telah menghasilkan senjata yang sangat
dahsyat yang dapat memusnakan kehidupan dimuka bumi. Konflik antara Amerika
Serikat dengan Irak yang berkepanjangan sehubungan dengan senjata biologis dan
4
kimia telah pula melahirkan ketegangan internasional yang akhirnya dapat
menimbulkan ke perang terbuka.
Secara global dan regional Asia Pasifik dapat pula menjadi sumber konflik. Asia
Pasifik menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tetapi juga terdapat
peningkatan persenjataan, kesenjangan-kesenjangan dan pemberontakan serta
bangkitnya Cina sebagai kekuatan besar kawasan Asia Pasifik menjadi sumber konflik
pada masa-masa yang akan datang.
Penyelesaian konflik internasional dapat dilakukan melalui perundingan mediasi,
atau keputusan pengadilan, konflik klaim tumpang tindih atas pulau Sipadan dan
Ligitan antara negara indonesia dan malaysia semula diupayakan dapat diselesaikan
melalui meja perundingan dengat semangat ASEAN, namun karena tidak
mendapatkan kesepakatan dan Malaysia menghendaki agar masalah tersebut di bawa
ke Mahkamah Internasional, maka akhirnya untuk menyelesaikan kasus tersebut
Indonesia sepakat untuk menyelesaikan kasus tersebut melalui keputusan Pengadilan
Internasional. Dalam keputusan pengadilan internasional Simpadan dan Ligitan
menjadi milik Malaysia. Perdamaian merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan,terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia. Selama ini memang
sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar negara guna menciptakan
perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan semacam kesepakatan atau
perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan. Ada
beberapa solusi atau upaya menurut cipto wardoyo yang harus dilakukan demi
mewujudkan perdamaian dunia, antara lain: melalui pendekatan kultural, melalui
pendekatan sosial dan ekonomi, dan melalui pendekatan politik, melalui pendekatan
religius.
7
ANZUS
ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), pakta militer
yang didirikan untuk mencegah komunisme di kawasan Australia, Selandia
Baru, dan Amerika Serikat.
NATO
NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta militer
atlantik utara yang didirikan pada tahun dengan tujuan:
1) Menghilangkan persengketaan politik international
2) Tidak menggunakan ancaman militer dalam kalangan internasional
3) Menyelesiakan persengketaan secara damai
4) Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila terdapat ancaman suatu
negara maka akan menjadi ancaman seluruh NATO.
Konferensi Asia Afrika (KAA)
KAA merupakan organisasi non blok yang didirikan pada tanggal 18-
24 April 1955 di bandung dan dihadiri 29 negara dan kepala pemerintahan
dari benua Afrika dan Asia. KAA adalah menciptakan perdamaian dan
ketentraman hidup bangsa-bangsa yang ada dikawasan Asia Afrika.
8
ILO
organisasi buruh internasional yang memiliki kekpedulian terhadap
nasib buruh dan memfasilitasi suara-suara pendapat mereka
UNICEF
Organisasi yang berfokus pada kondisi anak di seluruh dunia seperti
anak jalanan dan anak kehilangan orang tua.
9
Tujuan kerjasama Internasional:
1. memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara
2. Mewujudkan pengertian antar bangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia
3. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi
seluruh rakyatnya
4. Memperluas lapangan kerja
5. Memperkuat rasa persahabatan
10
3. Etika global bersifat otokritik. Artinya, ia bukan hanya mengalamatkan pesannya
kepada dunia, tetapi juga pada agama-agama itu sendiri. Hal ini penting karena
agama pada dirinya bersifat paradoksal, satu sisi ia berpotensi mengupayakan
kemanusiaan sejati, namun di sisi lain berpotensi pula melegitimasi segala bentuk
ketidakadilan dan perendahan nilai kemanusiaan.
4. Etika global terkait dan berpijak pada kenyataan dan isu kongkret.
5. Etika global dapat dipahami secara umum. Itu berarti, etika global bukan menjadi
suatu diskursus ilmiah pada kalangan tertentu. Semuanya harus dijelaskan dan
dapat dipahami dalam setiap lapisan masyarakat.
6. Etika global harus memiliki pendasaran religius. Artinya, semua agama-agama
baik itu agama-agama besar maupun agama suku menjadi dasar untuk menopang
etika global. Dengan kata lain, pada saat yang sama etika global dapat dipandang
oleh setiap agama dari dalam masing-masing tradisi yang ada.
Dari ciri-ciri di atas, maka etika global memiliki empat dimensi aktual yang
menjadi realitas hidup global, yaitu:
1. Dimensi Kosmis (Manusia dengan Alam)
Isu ekologis ini menuntut suatu cara hidup global baru yang tidak hanya
berfokus pada produktivitas, namun juga solidaritas dengan lingkungan hidup.
Cara hidup tersebut harus berpusat pada sebuah komunitas seluruh ciptaan. Visi
ekologis ini sekaligus menyiratkan kritik etis atas realitas ekologis yang sedang
dialami secara global oleh bumi ini, seperti pengrusakan alam, global
warming/climate change, kelaparan, punahnya spesies tertentu, peperangan dsb.
Prinsip dari etika global yakni setiap manusia harus diperlakukan manusiawi.
Berdasarkan prinsip ini dan golden rule di atas maka harus ada komitmen pada
sebuah budaya tanpa kekerasan dan penghargaan pada kehidupan; komitmen pada
sebuah budaya solidaritas dan sebuah tata ekonomi yang adil; komitmen pada
sebuah budaya toleransi dan sebuah kehidupan dalam kebenaran; dan komitmen
pada sebuah budaya hak-hak yang setara dan kerja sama antara laki-laki dan
perempuan.
12
C. VISI DAN MISI HAK ASASI MANUSIA
1. VISI
Terwujudnya Komnas HAM sebagai katalisator dalam Pemajuan, Perlindungan,
Penegakan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia serta Perlindungan Kelompok
Marginal dan Rentan.
Katalisator: Komnas HAM menjadi pelopor perubahan bagi percepatan pemajuan,
perlindungan, penegakan, dan pemenuhan HAM.
Pemajuan: proses penyebarluasan HAM guna memberikan pemahaman dan
kesadaran mengenai HAM yang diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Perlindungan: proses pembentukan, harmonisasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan untuk melindungi dan menjamin hak setiap warganegara.
Penegakan: proses tindakan dalam rangka pencarian kebenaran guna mengetahui
terjadinya pelanggaran HAM serta memberikan sanksi bagi siapa pun juga yang
terbukti melakukan pelanggaran tanpa adanya diskriminasi guna memberikan rasa
keadilan.
Pemenuhan: proses pemulihan dan pemberian rasa keadilan bagi para korban
pelanggaran HAM
2. MISI
Mempercepat dan memastikan pemajuan, perlindungan, penegakan, dan
pemenuhan serta penyelesaian kasus pelanggaran HAM, terutama pelanggaran HAM
yang berat;
Mempercepat dan memastikan peningkatan pemajuan, perlindungan, penegakan,
dan pemenuhan HAM dalam kehidupan kelompok marginal dan rentan;
Mewujudkan Komnas HAM sebagai lembaga yang mandiri dan professional
dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang sebagaimana dimandatkan dalam
peraturan perundang-undangan.
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebab-sebab terjadinya konflik dari masa ke masa mengalami pergeseran, namun ada
masalah pokok yang tidak berubah yaitu yang menyangkut masalah survival. Masalah
pemeliharaan hidup bangsa. Dalam prakteknya motif terjadinya konflik atau perang telah
mengalami pergeseran perang baik dilingkup maupun fokusnya dari masalah wilayah, agama,
politik, ideologi, ras atau suku.
Penyelesaian konflik internasional dapat dilakukan melalui perundingan mediasi, atau
keputusan pengadilan, konflik klaim tumpang tindih atas pulau Sipadan dan Ligitan antara
negara indonesia dan malaysia semula diupayakan dapat diselesaikan melalui meja
perundingan dengat semangat ASEAN. Perdamaian merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan,terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia. Ada beberapa solusi atau upaya
menurut cipto wardoyo yang harus dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara
lain: melalui pendekatan kultural, melalui pendekatan sosial dan ekonomi, dan melalui
pendekatan politik, melalui pendekatan religius.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Team Dosen Perspektif Global, 2006. Bahan Buku Ajar Perspektif Global. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.
16