Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERSPEKTIF GLOBAL

“ ISU-ISU GLOBAL TENTANG KONFLIK,


PERDAMAIAN, DAN POLA KERJASAMA
INTERNASIONAL ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5
DIAN DINIYYAH (18129239)
FADLI MUSBAR (16129034)
ISHMA ZULFANI (18129184)
MELLA SARI (18129279)
RINDI ANTIKA (18129304)

DOSEN PEMBIMBING : Drs. Nasrul, S.Pd.,M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “ISU-ISU GLOBAL TENTANG KONFLIK,
PERDAMAIAN, DAN POLA KERJASAMA INTERNASIONAL”. Penyusunan Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas Perspektif Global tentang Konflik dan Perdamaian dan
pola kerja Internasional. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan kami tentang Perspektif Global.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang , 7 November 2019

Penulis
 

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Isu-isu Global Tentang Konflik Perdamaian dan Pola Kerjasama Internasional..........2
B. Nilai Dasar dan Etika Suatu Bangsa............................................................................8
C. Visi Hak Asasi Manusia.............................................................................................11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Suatu negara tidak mungkin dapat berdiri sendiri, seperti halnya manusia atau individu
sebagai makhluk sosial. Suatu negara pasti akan membutuhkan bantuan dari negara lain dan
menjalin sebuah kerjasama, dimana negara satu dengan negara lain akan saling mengisi
kekurangannya dalam berbagai komponen. Dalam masyarakat global, ditandai adanya saling
ketergantungan antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia
cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik regional, ataupun
lingkup global. Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara
negara satu dengan negara yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknnya
perdamaian internasional. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial,
ekonomi, politik, agama, maupun kebudayaan. Terjadinya konflik akibat adanya
keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara yang satu dengan yang lain.
Untuk mengatasi konflik butuh perdamaian agar tidak menyebabkan konflik yang
berkepanjangan. Maka, disusunlah makalah ini dengan judul “ Konflik Dan Perdamaian
Internasional”.

B.  Rumusan Masalah
1. Bagaimana konflik dan perdamaian internasional dari perspektif global?
2. Bagaimana pola kerjasama internasional dan struktur sosial penopang?
3. Bagaimana nilai dasar dan etika suatu bangsa ?
4. Apa Visi dari Hak Asasi Manusia?

C.  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konflik dan perdamaian internasional dari perspektif global.
2. Untuk mengetahui seperti apa pola kerja sama internasional dan struktur sosial penopang.
3. Untuk mengetahui seperti apa nilai dasar dan etika suatu bangsa.
4. Untuk mengetahui seperti apa Visi Hak Asasi Manusia.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN

A. ISU-ISU GLOBAL TENTANG KONFLIK, PERDAMAIAN DAN POLA


KERJASAMA INTERNASIONAL

1. KONFLIK DAN PERDAMAIAN INTERNASIONAL


Negara satu dengan negara-negara lain secara global terjadi adanya interaksi.
Dalam masyarakat internasional antar negara terjadi interaksi yang dapat
menimbulkan konflik atau kerjasama. Konflik atau perang akan terjadi disuatu tempat
dan suatu waktu tergantung banyak faktor atau variabel baik yang internal dalam
suatu negara, maupun faktor eksternal yang menyangkut hubungan antar bangsa-
bangsa yang sudah pasti, ada dekade penutupan abad 20 ini telah terjadi perang
teluk(1190-1991), konflik di Bosnia Hercegovine atau eks Yugoslavia yang sedang
mengalami disintegrasi, konflik di Chechnya, Georgia, Armenia, Somalia, Irlandia
Utara, konflik dan perang perbatasan dibeberapa tempat, serta sederet perang antar
etnis, agama, atau konflik senjata dalam negeri.
Contoh konflik atau perang antar negara adalah sebagai berikut:
 Perang dunia l
 Perang dunia ll
 Perang india-pakistan
 Perang arab-israel
 Konflik indonesia-malaysia
 Konflik korea utara-korea selatan

Sebab-sebab terjadinya konflik dari masa ke masa mengalami pergeseran, namun


ada masalah pokok yang tidak berubah yaitu yang menyangkut masalah survival.
Masalah pemeliharaan hidup bangsa. Dalam prakteknya motif terjadinya konflik atau
perang telah mengalami pergeseran perang baik dilingkup maupun fokusnya dari
masalah wilayah, agama, politik, ideologi, ras atau suku.
Masalah konflik yang terjadi pada abad ke 21 ada beberapa masalah mendasar,
yang berpotensi untuk mendorong terjadinya konflik bersenjata. Masalah-masalah
tersebut antara lain :
3
 Masalah kependudukan, pangan, dan ekonomi.
 Masalah sumber daya alam, khususnya energi dari bahan strategis.
 Masalah strategi yang berperan ganda.
 Situasi global dan regional Asia Pasifik (Hary Bagyo, 1996).

Pertumbuhan penduduk di dunia ini sangat cepat. Menurut para pakar demografi
setiap harinya lahir sekitar 250 ribu kehidupan baru didunia pada tahun 1987
penduduk dunia telah mencapai 5 milyar jiwa, dan pada akhir abad 20 ini 6 milyar
jiwa. Fenomena ledakan jumlah penduduk telah menimbulkan berbagai permasalahan
yang utama adalah menyangkut sumber daya misalnya, pemenuhan kebutuhan pokok
pangan, kesehatan, dan pasokan energi. Masalah kependudukan juga berpengaruh
terhadap lingkungannya. Dinamika penduduk yang tinggi, akan berpengaruh terhadap
sumber daya yang terbatas dan berpengaruh terhadap kehidupan politik baik pada
tingkat nasional maupun internasional. Masalah kependudukan dapat menimbulkan
masalah sosial dan masalah keamanan.
Masalah kemiskinan, ketidakadilan, degredasi lingkungan, persaingan
mendapatkan sumber energi, masalah penduduk dapat melahirkan ketegangan, konflik
dan akhirnya perang. Upaya untuk mendapatkan ladang-ladang baru, sumber energi
maupun mineral penting lainnya telah dilakukan banyak negara baik didarat maupun
didasar laut, lagi pula menimbulkan ketegangan dan konflik antar negara.
Ketegangan dilaut Cina Selatan antara cina, Filipina, Vietnam dan lainnya juga
disebabkan perebutan untuk mendapatkan dan menguasai sumber ladang minyak baru.
Asia tenggara terdapat beberapa sengketa yang menyangkut sumber energi di lahan
laut antara lain: teluk Thailand Timur antara Thailand, Vietnam, dan Kamboja,
Perairan Utara kepulauan Natuna, antara Vietnam dengan Indonesia, Malaysia dan
Cina, Perairan Offshore Brunai antara Brunai, Malaysia, Cina, dan Vietnam, Teluk
Tonkin antara Cina dan Vietnam. Blok Ambalat antara Indonesia dan Malaysia.
Masalah teknologi yang sangat pesat menimbulkan dampak yang melahirkan
konflik antar negara, contoh perang dingin antara Amerika Serikat dengan Unisoviet
pada masa lalu. Pengetahuan tentang nuklir telah menghasilkan senjata yang sangat
dahsyat yang dapat memusnakan kehidupan dimuka bumi. Konflik antara Amerika
Serikat dengan Irak yang berkepanjangan sehubungan dengan senjata biologis dan

4
kimia telah pula melahirkan ketegangan internasional yang akhirnya dapat
menimbulkan ke perang terbuka.
Secara global dan regional Asia Pasifik dapat pula menjadi sumber konflik. Asia
Pasifik menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tetapi juga terdapat
peningkatan persenjataan, kesenjangan-kesenjangan dan pemberontakan serta
bangkitnya Cina sebagai kekuatan besar kawasan Asia Pasifik menjadi sumber konflik
pada masa-masa yang akan datang.
Penyelesaian konflik internasional dapat dilakukan melalui perundingan mediasi,
atau keputusan pengadilan, konflik klaim tumpang tindih atas pulau Sipadan dan
Ligitan antara negara indonesia dan malaysia semula diupayakan dapat diselesaikan
melalui meja perundingan dengat semangat ASEAN, namun karena tidak
mendapatkan kesepakatan dan Malaysia menghendaki agar masalah tersebut di bawa
ke Mahkamah Internasional, maka akhirnya untuk menyelesaikan kasus tersebut
Indonesia sepakat untuk menyelesaikan kasus tersebut melalui keputusan Pengadilan
Internasional. Dalam keputusan pengadilan internasional Simpadan dan Ligitan
menjadi milik Malaysia. Perdamaian merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan,terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia. Selama ini memang
sering ada upaya-upaya diplomasi dan pertemuan antar negara guna menciptakan
perdamaian dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan semacam kesepakatan atau
perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan. Ada
beberapa solusi  atau upaya menurut cipto wardoyo yang harus dilakukan demi
mewujudkan perdamaian dunia, antara lain: melalui pendekatan kultural, melalui
pendekatan sosial dan ekonomi, dan melalui pendekatan politik, melalui pendekatan
religius.

2. POLA KERJA SAMA INTERNASIONAL DAN STRUKTUR SOSIAL


PENOPANG
a. Pengertian Kerjasama internasional
Kerjasama internasional adalah kerja sama yang dilakukan antar negara dalam
rangka bertujuan pemenuhan kebutuhan rakyat dan kepentingan yang lain dengan
berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Kerjasama bisa meliputi semua bidang baik di bidang politik sosial kebudayaan
pertahanan keamanan teknologi dan ekonomi.
b. Bentuk Kerjasama Internasional
5
Bentuk kerja sama bisa di semua bidang baik meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan lainnya.
1) Kerjasama Bilateral 
Kerjasama Bilateral adalah kerjasama antar dua negara karena saling
mendapat keuntungan atau memiliki hubungan yang baik. Contohnya dalam
perdagangan,  Indonesia beberapa kali bermitra dengan negara lain seperti Jepang
dan Singapura.  contoh lainnya adalah terkait ibadah haji yang mana Indonesia
bekerja sama dengan Arab Saudi
2) kerjasama regional
Kerjasama regional merupakan kerjasama antar beberapa negara dalam satu
kawasan atau wilayah. Kerjasama ini terjadi karena adanya satu kepentingan
bersama di bidang politik ekonomi dan pertahanan. Contohnya untuk kawasan
Asia Tenggara ada ASEAN dan di timur tengah ada Liga Arab.
Contoh kerja sama regional
a) Kerja sama regional di bidang sosial dan budaya, contohnya ASEAN,
b) Kerja sama regional di bidang pendidikan, contohnya Organisasi menteri
pendidikan asia tenggara (SEAMEO) didirikan di tahun 1974 yang
anggotanya terdiri dari Indonesia, kamboja, laos, Malaysia, Filipina,
Singapura, Thailand, dan Vietnam.
c) Kerja sama regional di bidang ekonomi, contohnya MEE (Masyarakat
Ekonomi Eropa) yang merupakan organisasi khusus untuk negara di Eropa
Barat. Didirikan pada tanggal 1 januari 1958 dengan tujuan melakukan
perdagangan bebas antar negara Eropa Barat, selain di eropa ada juga di Asia
Tenggara dengan nama AFTA dengan tujuan meningkatkan daya saing
ekonomi negara-negara ASEAN
3) Kerjasama multi lateral
Kerjasama multilateral adalah kerjasama yang dilakukan lebih dari 2 negara
tanpa batas kawasan atau wilayah. Bisa kerjasama antar satu kawasan atau bisa
beda kawasan.  Anggota terdiri dari dua jenis yaitu anggota utama dan anggota
aktif.
Maksud dari anggota utama adalah negara dengan kekuatan menengah
misalnya kanada sedangkan anggota aktif adalah negara kecil yang peranannya
terbatas atau sedikit kekuatan dalam urusan internasional, biasanya anggota aktif
secara sukarela bergabung dalam organisasi itu, bisa masuk juga bisa keluar dari
6
anggota. Contoh kerjasama multilateral adalah adanya perserikatan bangsa-bangsa
atau kita kenal PBB, WTO dan Organisasi konferensi islam (OKI).
4) Kerjasama internasional
kerjasama internasional adalah kerjasama antara semua negara di seluruh
dunia atau mayoritas negara di dunia dalam kepentingan skala dunia.
Kerjasama internasional dibentuk dalam beberapa organisasi internasional di
dunia ini dan meliputi semua bidang seperti:
a) Kerjasama Internasional di Bidang ekonomi
Berikut kerjasama internasional di bidang ekonomi:
 WTO (World Trade Organization)
Non diskriminasi, liberasi perdagangan, stabilitas hubungan
perdagangan adalah prinsip dari organisasi WTO. WTO dibangun untuk
mendiskusikan dan memecahkan masalah perdagangan antar Negara.
 IMF (International Monetary Fund)
IMF merupakan organisasi yang memberikan dana pinjaman kepada
negara yang membutuhkan. Biasanya negara yang meminjam adalah negara
yang tidak stabil mata uangnya dan tidak mampu untuk membayar hutang ke
negara lain. Tujuan IMF yaitu meningkatkan stabilitas keuangan
internasional.
 OPEC (Organization Petrolium Exporting Countries)
Tahun  1960 5 negara pengekspor minyak terbesar di dunia mendirikan
OPEC di Caracas, Venezuela oleh lima negara pengekspor minyak yaitu
Saudi Arabia, Kuwait, Iran, Irak, dan Venezuela tahun 1960. tujuannya :
1) Pemenuhan kebutuhan minyak dunia dengan saling menguntungkan
2) Mengatur pemasaran minyak dan harga sehingga tidak terjadi perang
harga di antara sesama negara penghasil minyak
3) Menentukan jumlah produksi minyak dunia.

b) Kerjasama Internasional di bidang Militer dan Pertahanan


 SEATO
SEATO (South East Asia Treaty Organization), pakta militer yang
didirikan untuk mencegah bertumbuhnya komunisme di kawasan Asia
Tenggara.

7
 ANZUS
ANZUS (Australia, New Zeland, and United States), pakta militer
yang didirikan untuk mencegah komunisme di kawasan Australia, Selandia
Baru, dan Amerika Serikat.
 NATO
NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta militer
atlantik utara yang didirikan pada tahun dengan tujuan:
1) Menghilangkan persengketaan politik international
2) Tidak menggunakan ancaman militer dalam kalangan internasional
3) Menyelesiakan persengketaan secara damai
4) Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila terdapat ancaman suatu
negara maka akan menjadi ancaman seluruh NATO.
 Konferensi Asia Afrika (KAA)
KAA merupakan organisasi non blok yang didirikan pada tanggal 18-
24 April 1955 di bandung dan dihadiri 29 negara dan kepala pemerintahan
dari benua Afrika dan Asia.  KAA adalah menciptakan perdamaian dan
ketentraman hidup bangsa-bangsa yang ada dikawasan Asia Afrika.

c) Kerjasama Internasional di Bidang Kesehatan


 WHO
Merupakan salah satu badan milik PBB yang berfokus pada kesehatan
dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO memiliki usaha diantaranya yaitu
mengendalikan persebaran penyakit menular dan membuat program-
program dengan tujuan mencegah dan mengobati penyakit yang menjadi
permasalahan dunia.

d) Kerja Sama Internasional di Bidang Sosial


 FAO
adalah organisasi pangan dan pertanian milik PBB bermarkas di Roma,
Italia yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup manusia agar tidak
kelaparan

8
 ILO
organisasi buruh internasional yang memiliki kekpedulian terhadap
nasib buruh dan memfasilitasi suara-suara pendapat mereka
 UNICEF
Organisasi yang berfokus pada kondisi anak di seluruh dunia seperti
anak jalanan dan anak kehilangan orang tua.

e) Kerjasama Internasional di Bidang Pendidikan


 UNESCO
UNESCO merupakan salah satu organisasi PBB didirikan pada tanggal
4 November 1946 dengan tugas utama memajukan kerja sama antarnegara
di bidang pendidikan, sains dan kebudayaan. Sampai sekarang UNESCO
beranggotakan 191 negara (termasuk Indonesia) dan bermarkas besar di
Unesco House, Place de Fontenoy, Paris de, France, memiliki tujuan
diantaranya :
1) Meningkatkan kerjasama antarnegara di dunia di bidang pendidikan,
sains dan kebudayaan.
2) Melakukan kegiatan pemberantasan buta huruf (buta aksara) dan
kewajiban belajar bagi seluruh rakyat negara-negara anggota
3) Mengangkat martabat dan derajat kehidupan manusia.

 Fungsi dan Tujuan Kerjasama Internasional


 Fungsi kerjasama internasional yaitu:
1. Saling menguntungkan masing-masing negara dalam peningkatan
kesejahteraan ekonomi
2. Mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
3. Terjalinnya rasa saling menghormati dan menghargai masing-
masing ideologi negara
4. Menanggulangi hal-hal yang dapat merusak budaya
5. Meningkatkan penerapan iptek
6. Meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan

9
 Tujuan kerjasama Internasional:
1. memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara
2. Mewujudkan pengertian antar bangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia
3. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi
seluruh rakyatnya
4. Memperluas lapangan kerja
5. Memperkuat rasa persahabatan

B. NILAI DASAR DAN ETIKA SUATU BANGSA


 Nilai Moral Global
Tidak ada peluang kehidupan bagi manusia tanpa perdamaian global. Tidak
ada perdamaian global tanpa keadilan global. Tidak ada keadilan global tanpa rasa
saling percaya dan kemanusiaan. Tidak ada kemanusiaan otentik tanpa sebuah
kehidupan bersama dalam kerja sama.

 Etika Global adalah Tanggung Jawab Global


Etika Global bermula dari asumsi bahwa sebagai manusia kita telah terllibat
dalam masyarakat global, entah kita mengetahuinya atau tidak; entah kita
menyukainya atau tidak. Dengan kata lain, etika global merupakan sebuah tanggapan
etis terhadap konteks global yang baru. Tanggapan etis ini dianggap bermanfaat bagi
keseluruhan, yaitu bagi manusia, alam dan keseluruhan yang ada di planet ini, yang
merupakan titik berangkat yang normatif. Dengan memahami kenyataan global, kita
dimungkinkan untuk menuju masa depan, menuju apa yang secara ideal dicita-citakan
bersama. Sebab pada dasarnya, etika global mengacu pada sikap moral manusia yang
paling mendasar.
Ciri-ciri dari etika global adalah:
1. Etika global masuk dalam level etis yang paling mendasar, nilai-nilai yang
mengikat, serta sikap-sikap dasariah yang paling fundamental.
2. Etika global menjadi sebuah konsensus bersama agama-agama, namun tidak
terhisab dalam satu tradisi iman tertentu. Karena etika global bukan bertujuan
menciptakan suatu agama tunggal (a unified religion), melainkan semua agama
memberikan sumbangsihnya terhadap persoalan bersama.

10
3. Etika global bersifat otokritik. Artinya, ia bukan hanya mengalamatkan pesannya
kepada dunia, tetapi juga pada agama-agama itu sendiri. Hal ini penting karena
agama pada dirinya bersifat paradoksal, satu sisi ia berpotensi mengupayakan
kemanusiaan sejati, namun di sisi lain berpotensi pula melegitimasi segala bentuk
ketidakadilan dan perendahan nilai kemanusiaan.
4. Etika global terkait dan berpijak pada kenyataan dan isu kongkret.
5. Etika global dapat dipahami secara umum. Itu berarti, etika global bukan menjadi
suatu diskursus ilmiah pada kalangan tertentu. Semuanya harus dijelaskan dan
dapat dipahami dalam setiap lapisan masyarakat.
6. Etika global harus memiliki pendasaran religius. Artinya, semua agama-agama
baik itu agama-agama besar maupun agama suku menjadi dasar untuk menopang
etika global. Dengan kata lain, pada saat yang sama etika global dapat dipandang
oleh setiap agama dari dalam masing-masing tradisi yang ada.

Dari ciri-ciri di atas, maka etika global memiliki empat dimensi aktual yang
menjadi realitas hidup global, yaitu:
1. Dimensi Kosmis (Manusia dengan Alam)
Isu ekologis ini menuntut suatu cara hidup global baru yang tidak hanya
berfokus pada produktivitas, namun juga solidaritas dengan lingkungan hidup.
Cara hidup tersebut harus berpusat pada sebuah komunitas seluruh ciptaan. Visi
ekologis ini sekaligus menyiratkan kritik etis atas realitas ekologis yang sedang
dialami secara global oleh bumi ini, seperti pengrusakan alam, global
warming/climate change, kelaparan, punahnya spesies tertentu, peperangan dsb.

2. Dimensi Antropologis (Laki-laki dan Perempuan)


Isu gender menjadi perhatian serius dalam mewujudkan etika global. Dunia
pada masa kini dipandang masih diwarnai sistem hubungan yang terlalu patriarkis;
laki-laki pada kodratnya dianggap memang lebih unggul ketimbang perempuan.
Sistem patriarkis ini lebih jauh dilihat sebagai sumber dari banyak realitas hidup
yang amat tidak manusiawi: eksploitasi laki-laki atas perempuan, pelecehan
seksual anak-anak, serta pelacuran. Tanggung jawab global seharusnya membawa
serta cara hidup baru yang lebih mengusahakan kesetaraan dan kesederajatan.
Dengan kata lain, ada komitmen kuat pada sebuah budaya yang setara hak dan
kerja sama antara laki-laki dan perempuan.
11
3. Dimensi Sosio-Politis (Kaya dan Miskin)
Kemiskinan yang terjadi di seluruh dunia, penyebab utamanya bukan hanya
pada individu-individu. Institusi-institusi dan struktur-struktur yang tidak adil juga
menjadi penyebab atas tragedi kemiskinan. Kesenjangan yang terjadi antara
penguasa dan rakyat semakin meluas mengakibatkan akses ekonomi semakin
lemah. Atas nama investasi, maka kaum borjuis menguasai perekonomian yang
tak terkendali tanpa memberikan penguatan pada ekonomi lokal yang dikelola
secara langsung oleh rakyat. Jika penguasa dengan “mesin politik” yang haus
kekuasaan tetap berlangsung, maka penguasa tidak lagi pro rakyat. Akibatnya,
penindasan dan eksploitasi atas nilai-nilai kemanusiaan tetap berlangsung.
Kesejahteraan hanya menjadi pemanis bibir pada saat berkampanye untuk mencari
kekuasaan. Politik seharusnya menjadi alat untuk mengabdi pada kemanusiaan;
mengupayakan perjuangan melawan kemiskinan dan ketidakadilan global.

4. Dimensi Religius (Manusia dan Tuhan)


Hubungan yang terbangun ini ada dalam lembaga-lembaga agama. Oleh
karenanya, tidak ada alasan dari semua agama untuk menjadi alat pemicu konflik
atas dasar dogma yang berbeda. Semua agama memiliki jalan tersendiri, namun
menuju kepada satu tujuan yakni Tuhan. Dengan demikian, maka toleransi harus
menjadi dasar hidup bersama penganut agama.

Prinsip dari etika global yakni setiap manusia harus diperlakukan manusiawi.
Berdasarkan prinsip ini dan golden rule di atas maka harus ada komitmen pada
sebuah budaya tanpa kekerasan dan penghargaan pada kehidupan; komitmen pada
sebuah budaya solidaritas dan sebuah tata ekonomi yang adil; komitmen pada
sebuah budaya toleransi dan sebuah kehidupan dalam kebenaran; dan komitmen
pada sebuah budaya hak-hak yang setara dan kerja sama antara laki-laki dan
perempuan.

12
C. VISI DAN MISI HAK ASASI MANUSIA
1. VISI
Terwujudnya Komnas HAM sebagai katalisator dalam Pemajuan, Perlindungan,
Penegakan dan Pemenuhan Hak Asasi Manusia serta Perlindungan Kelompok
Marginal dan Rentan.
 Katalisator: Komnas HAM menjadi pelopor perubahan bagi percepatan pemajuan,
perlindungan, penegakan, dan pemenuhan HAM.
 Pemajuan: proses penyebarluasan HAM guna memberikan pemahaman dan
kesadaran mengenai HAM yang diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Perlindungan: proses pembentukan, harmonisasi dan sosialisasi peraturan
perundang-undangan untuk melindungi dan menjamin hak setiap warganegara.
 Penegakan: proses tindakan dalam rangka pencarian kebenaran guna mengetahui
terjadinya pelanggaran HAM serta memberikan sanksi bagi siapa pun juga yang
terbukti melakukan pelanggaran tanpa adanya diskriminasi guna memberikan rasa
keadilan.
 Pemenuhan: proses pemulihan dan pemberian rasa keadilan bagi para korban
pelanggaran HAM

2. MISI
Mempercepat dan memastikan pemajuan, perlindungan, penegakan, dan
pemenuhan serta penyelesaian kasus pelanggaran HAM, terutama pelanggaran HAM
yang berat;
Mempercepat dan memastikan peningkatan pemajuan, perlindungan, penegakan,
dan pemenuhan HAM dalam kehidupan kelompok marginal dan rentan;
Mewujudkan Komnas HAM sebagai lembaga yang mandiri dan professional
dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenang sebagaimana dimandatkan dalam
peraturan perundang-undangan.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebab-sebab terjadinya konflik dari masa ke masa mengalami pergeseran, namun ada
masalah pokok yang tidak berubah yaitu yang menyangkut masalah survival. Masalah
pemeliharaan hidup bangsa. Dalam prakteknya motif terjadinya konflik atau perang telah
mengalami pergeseran perang baik dilingkup maupun fokusnya dari masalah wilayah, agama,
politik, ideologi, ras atau suku.
Penyelesaian konflik internasional dapat dilakukan melalui perundingan mediasi, atau
keputusan pengadilan, konflik klaim tumpang tindih atas pulau Sipadan dan Ligitan antara
negara indonesia dan malaysia semula diupayakan dapat diselesaikan melalui meja
perundingan dengat semangat ASEAN. Perdamaian merupakan tiadanya kekerasan,
kesenjangan,terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia. Ada beberapa solusi  atau upaya
menurut cipto wardoyo yang harus dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara
lain: melalui pendekatan kultural, melalui pendekatan sosial dan ekonomi, dan melalui
pendekatan politik, melalui pendekatan religius.

B. Saran

Konflik yang terjadi di masing-masing negara di dunia seharusnya pemerintah harus


bisa menyelesaikanya dengan jalan perdamaian jangan sampai terpengaruh dengan isu-isu
yang belum tentu kebenarannya. Bukan hanya pemerintah tetapi bangsanya juga agar tidak
melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan konflik dengan bengsa negara lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Morgenthau, Hans. 2010. Politik Antarbangsa. Terj, Maimoen,A. Jakarta: Yayasan Pustaka


Obor Indonesia.

Team Dosen Perspektif Global, 2006.   Bahan  Buku Ajar Perspektif Global. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.

http://blog.elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/makalah-konflik-antar-negara. Diakses pada 7


November 2019.

Sumber: http://s3.amazonaws.com/ppt download/makalahindonesiadanperdamaiandunia


130502043456. Diakses pada 7 November 2019.

Sumber: https://www.komnasham.go.id/index.php/about/2/visi-amp-misi.html. Diakses pada


7 November 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai