Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ISU-ISU GLOBAL TENTANG KONFLIK, PERDAMAIAN DAN POLA


KERJASAMA INTERNASIONAL; NILAI DAN VISI; HAK ASASI
MANUSIA; ETIKA, NILAI DAN GAGASAN

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Perspektif Global

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Yalvema Miaz M.A., Ph.D.

Oleh Kelompok 5:

1. Annisa Salsabila (20129246)


2. Azizah Rahmi Yudita (20129251)
3. Denisa Putri Wahyuli (20129260)
4. Yaumil Khair Djumardi (20129225)
5. Zul Afwan (20129234)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Isu-Isu Global Tentang Konflik, Perdamaian Dan Pola
Kerjasama Internasional; Nilai Dan Visi; Hak Asasi Manusia; Etika, Nilai Dan
Gagasan”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bukittinggi, Mai 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
A. Isu-Isu Global Tentang Konflik, Perdamaian dan Pola Kerjasama
Internasional .............................................................................................. 5
B. Isu-Isu Global Tentang Hak Asasi Manusia ........................................... 13
C. Nilai Dasar dan Etika Suatu Bangsa ....................................................... 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 18
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu menjalin komunikasi
atau interaksi dengan orang lian. Sama halnya dengan manusia, suatu negara
juga membutuhkan jalinan komunikasi atau interaksi dengan negara lainnya
dalam berbagai hal. Hubungan jalinan komunikasi ini dilakukan dalam
berbagai bentuk. Contohnya adalah memberikan bantuan kepada negara yang
sedang dilanda bencana. Secara garis besar, jalinan komunikasi atau inetraksi
ini lebih dikenal sebagai hubungan internasional.
Namun, disisi lain komunikais yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain tidak hanya untuk menjalin hubungan untuk perdamain dunia, ada
beberapa negara yang berhubungan dalam bentuk perselisihan, peperangan atau
yang biasa dikenal dengan konflik. Selain konlik, negara-negara interanasional
menjalin hubungan antar negara untuk menjaga perdamaian dunia, memenuhi
kebutuhan ekonomi, mengurus imigrasi, mengatasi masalah global serta
kemajuan budaya. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul makalah tentang
“Isu-Isu Global Terkait Konlik, Perdamaian dan Pola Kerjasama
Internasional.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah malah ini yaitu:
1. Bagaimana isu-isu global tentang konflik, perdamaian dan pola kerjasama
internasional?
2. Bagaimana isu-isu global tentang hak asasi manusia?
3. Bagaimana nilai dasar dan etika suatu bangsa?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan masalah yaitu:

3
1. Untuk mengetahui isu-isu global tentang konflik, perdamaian dan pola
kerjasama internasional
2. Untuk mengetahui isu-isu global tentang hak asasi manusia
3. Untuk mengetahui nilai dasar dan etika suatu bangsa

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Isu-Isu Global Tentang Konflik, Perdamaian Dan Pola Kerjasama Internasional


1. Konflik dan Perdamaian Internasional
Negara satu dengan negara-negara lain secara global terjadi adanya
interaksi. Dalam masyarakat internasional antar negara terjadi interaksi yang
dapat menimbulkan konflik atau kerjasama. Konflik atau perang akan terjadi
disuatu tempat dan suatu waktu tergantung banyak faktor atau variabel baik
yang internal dalam suatu negara, maupun faktor eksternal yang menyangkut
hubungan antar bangsa-bangsa yang sudah pasti. Ada dekade penutupan abad
20 ini telah terjadi perang teluk (1190-1991), konflik di Bosnia Hercegovine
atau eks Yugoslavia yang sedang mengalami disintegrasi, konflik di
Chechnya, Georgia, Armenia, Somalia, Irlandia Utara, konflik dan perang
perbatasan dibeberapa tempat, serta sederet perang antar etnis, agama, atau
konflik senjata dalam negeri.
Contoh konflik atau perang antar negara adalah sebagai berikut:
 Perang dunia l
 Perang dunia ll
 Perang india-pakistan
 Perang arab-israel
 Konflik indonesia-malaysia
 Konflik korea utara-korea selatan

Sebab-sebab terjadinya konflik dari masa ke masa mengalami pergeseran,


namun ada masalah pokok yang tidak berubah yaitu yang menyangkut masalah
survival. Masalah pemeliharaan hidup bangsa. Dalam prakteknya motif
terjadinya konflik atau perang telah mengalami pergeseran perang baik
dilingkup maupun fokusnya dari masalah wilayah, agama, politik, ideologi, ras
atau suku.

5
Masalah konflik yang terjadi pada abad ke 21 ada beberapa masalah
mendasyang berpotensi untuk mendorong terjadinya konflik bersenjata.
Masalah-masalah tersebut antara lain:

 Masalah kependudukan, pangan, dan ekonomi.


 Masalah sumber daya alam, khususnya energi dari bahan strategis.
 Masalah strategi yang berperan ganda.
 Situasi global dan regional Asia Pasifik (Hary Bagyo, 1996).

Pertumbuhan penduduk di dunia ini sangat cepat. Menurut para pakar


demografi setiap harinya lahir sekitar 250 ribu kehidupan baru didunia pada
tahun 1987 penduduk dunia telah mencapai 5 milyar jiwa, dan pada akhir abad
20 ini 6 milyar jiwa. Fenomena ledakan jumlah penduduk telah menimbulkan
berbagai permasalahan yang utama adalah menyangkut sumber daya misalnya,
pemenuhan kebutuhan pokok pangan, kesehatan, dan pasokan energi. Masalah
kependudukan juga berpengaruh terhadap lingkungannya. Dinamika
penduduk yang tinggi, akan berpengaruh terhadap sumber daya yang terbatas
dan berpengaruh terhadap kehidupan politik baik pada tingkat nasional
maupun internasional. Masalah kependudukan dapat menimbulkan masalah
sosial dan masalah keamanan.

Masalah kemiskinan, ketidakadilan, degredasi lingkungan, persaingan


mendapatkan sumber energi, masalah penduduk dapat melahirkan ketegangan,
konflik dan akhirnya perang. Upaya untuk mendapatkan ladang-ladang baru,
sumber energi maupun mineral penting lainnya telah dilakukan banyak negara
baik didarat maupun didasar laut, lagi pula menimbulkan ketegangan dan
konflik antar negara.

Ketegangan dilaut Cina Selatan antara cina, Filipina, Vietnam dan lainnya
juga disebabkan perebutan untuk mendapatkan dan menguasai sumber ladang
minyak baru. Asia tenggara terdapat beberapa sengketa yang menyangkut
sumber energi di lahan laut antara lain: teluk Thailand Timur antara Thailand,
Vietnam, dan Kamboja, Perairan Utara kepulauan Natuna, antara Vietnam

6
dengan Indonesia, Malaysia dan Cina, Perairan Offshore Brunai antara Brunai,
Malaysia, Cina, dan Vietnam, Teluk Tonkin antara Cina dan Vietnam. Blok
Ambalat antara Indonesia dan Malaysia.

Masalah teknologi yang sangat pesat menimbulkan dampak yang


melahirkan konflik antar negara, contoh perang dingin antara Amerika Serikat
dengan Unisoviet pada masa lalu. Pengetahuan tentang nuklir telah
menghasilkan senjata yang sangat dahsyat yang dapat memusnakan kehidupan
dimuka bumi. Konflik antara Amerika Serikat dengan Irak yang
berkepanjangan sehubungan dengan senjata biologis dan kimia telah pula
melahirkan ketegangan internasional yang akhirnya dapat menimbulkan ke
perang terbuka.

Secara global dan regional Asia Pasifik dapat pula menjadi sumber konflik.
Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat tetapi juga
terdapat peningkatan persenjataan, kesenjangan-kesenjangan dan
pemberontakan serta bangkitnya Cina sebagai kekuatan besar kawasan Asia
Pasifik menjadi sumber konflik pada masa-masa yang akan datang.

Penyelesaian konflik internasional dapat dilakukan melalui perundingan


mediasi, atau keputusan pengadilan, konflik klaim tumpang tindih atas pulau
Sipadan dan Ligitan antara negara indonesia dan malaysia semula diupayakan
dapat diselesaikan melalui meja perundingan dengat semangat ASEAN,
namun karena tidak mendapatkan kesepakatan dan Malaysia menghendaki
agar masalah tersebut di bawa ke Mahkamah Internasional, maka akhirnya
untuk menyelesaikan kasus tersebut Indonesia sepakat untuk menyelesaikan
kasus tersebut melalui keputusan Pengadilan Internasional. Dalam keputusan
pengadilan internasional Simpadan dan Ligitan menjadi milik Malaysia.
Perdamaian merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik
antar negara di seluruh dunia. Selama ini memang sering ada upaya-upaya
diplomasi dan pertemuan antar negara guna menciptakan perdamaian dunia.
Pada akhirnya yang dihasilkan semacam kesepakatan atau perjanjian bersama
yang selama ini belum banyak mampu merubah keadaan.

7
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus
dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:

 Melalui pendekatan kultural,


 Melalui pendekatan sosial dan ekonomi,
 Melalui pendekatan politik,
 M elalui pendekatan religius.

2. Pola Kerjasama Internasional


a. Pengertian Kerjasama internasional
Kerjasama internasional adalah kerja sama yang dilakukan antar
negara dalam rangka bertujuan pemenuhan kebutuhan rakyat dan
kepentingan yang lain dengan berpedoman pada politik luar negeri
masing-masing. Kerjasama bisa meliputi semua bidang baik di bidang
politik sosial kebudayaan pertahanan keamanan teknologi dan ekonomi.

b. Bentuk Kerjasama Internasional


Bentuk kerja sama bisa di semua bidang baik meliputi bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan lainnya.
1) Kerjasama Bilateral
Kerjasama Bilateral adalah kerjasama antar dua negara karena saling
mendapat keuntungan atau memiliki hubungan yang baik.
Contohnya dalam perdagangan, Indonesia beberapa kali bermitra
dengan negara lain seperti Jepang dan Singapura. C ontoh lainnya
adalah terkait ibadah haji yang mana Indonesia bekerja sama
dengan Arab Saudi.

2) Kerjasama regional
Kerjasama regional merupakan kerjasama antar beberapa negara
dalam satu kawasan atau wilayah. Kerjasama ini terjadi karena
adanya satu kepentingan bersama di bidang politik ekonomi dan

8
pertahanan. Contohnya untuk kawasan Asia Tenggara ada ASEAN
dan di timur tengah ada Liga Arab.
Contoh kerja sama regional:
 Kerja sama regional di bidang sosial dan budaya, contohnya
ASEAN
 Kerja sama regional di bidang pendidikan, contohnya Organisasi
menteri pendidikan asia tenggara (SEAMEO) didirikan di
tahun 1974 yang anggotanya terdiri dari Indonesia, kamboja,
laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
 Kerja sama regional di bidang ekonomi, contohnya MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa) yang merupakan organisasi khusus
untuk negara di Eropa Barat. Didirikan pada tanggal 1 januari
1958 dengan tujuan melakukan perdagangan bebas antar negara
Eropa Barat, selain di eropa ada juga di Asia Tenggara dengan
nama AFTA dengan tujuan meningkatkan daya saing ekonomi
negara-negara ASEAN.

3) Kerjasama multi lateral


Kerjasama multilateral adalah kerjasama yang dilakukan lebih dari 2
negara tanpa batas kawasan atau wilayah. Bisa kerjasama antar satu
kawasan atau bisa beda kawasan. Anggota terdiri dari dua jenis yaitu
anggota utama dan anggota aktif.
Maksud dari anggota utama adalah negara dengan kekuatan
menengah misalnya kanada sedangkan anggota aktif adalah negara
kecil yang peranannya terbatas atau sedikit kekuatan dalam urusan
internasional, biasanya anggota aktif secara sukarela bergabung
dalam organisasi itu, bisa masuk juga bisa keluar dari anggota.
Contoh kerjasama multilateral adalah adanya perserikatan bangsa-
bangsa atau kita kenal PBB, WTO dan Organisasi konferensi islam
(OKI).

9
4) Kerjasama internasional
Kerjasama internasional adalah kerjasama antara semua negara
di seluruh dunia atau mayoritas negara di dunia dalam kepentingan
skala dunia. Kerjasama internasional dibentuk dalam beberapa
organisasi internasional di dunia ini dan meliputi semua bidang
seperti:
a) Kerjasama Internasional di Bidang ekonomi
 WTO (World Trade Organization)
Non diskriminasi, liberasi perdagangan, stabilitas
hubungan perdagangan adalah prinsip dari organisasi
WTO. WTO dibangun untuk mendiskusikan dan
memecahkan masalah perdagangan antar Negara.
 IMF (International Monetary Fund)
IMF merupakan organisasi yang memberikan dana
pinjaman kepada negara yang membutuhkan. Biasanya
negara yang meminjam adalah negara yang tidak stabil
mata uangnya dan tidak mampu untuk membayar hutang ke
negara lain. Tujuan IMF yaitu meningkatkan stabilitas
keuangan internasional.
 OPEC (Organization Petrolium Exporting Countries)
Tahun 1960 5 negara pengekspor minyak terbesar di dunia
mendirikan OPEC di Caracas, Venezuela oleh lima negara
pengekspor minyak yaitu Saudi Arabia, Kuwait, Iran, Irak,
dan Venezuela tahun 1960.
b) Kerjasama Internasional di bidang Militer dan Pertahanan
 SEATO
SEATO (South East Asia Treaty Organization), pakta
militer yang didirikan untuk mencegah bertumbuhnya
komunisme di kawasan Asia Tenggara.
 ANZUS
ANZUS (Australia, New Zeland, and United States),

10
pakta militer yang didirikan untuk mencegah komunisme
di kawasan Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
 NATO
NATO (North Atlantic Treaty Organization), adalah pakta
militer atlantik utara yang didirikan dengan tujuan:
o Menghilangkan persengketaan politik international
o Tidak menggunakan ancaman militer dalam
kalangan internasional
o Menyelesiakan persengketaan secara damai
o Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila
terdapat ancaman suatu negara maka akan menjadi
ancaman seluruh NATO.
 Konferensi Asia Afrika (KAA)
KAA merupakan organisasi nonblok yang didirikan pada
tanggal 18-24 April 1955 di bandung dan dihadiri 29 negara
dan kepala pemerintahan dari benua Afrika dan Asia. KAA
adalah menciptakan perdamaian dan ketentraman hidup
bangsa-bangsa yang ada dikawasan Asia Afrika.

c) Kerjasama Internasional di Bidang Kesehatan


 WHO
Merupakan salah satu badan milik PBB yang berfokus pada
kesehatan dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO memiliki
usaha diantaranya yaitu mengendalikan persebaran
penyakit menular dan membuat program- program dengan
tujuan mencegah dan mengobati penyakit yang menjadi
permasalahan dunia.
d) Kerja Sama Internasional di Bidang Sosial
 FAO
Adalah organisasi pangan dan pertanian milik PBB

11
bermarkas di Roma, Italia yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup manusia agar tidak kelaparan.
 ILO
Organisasi buruh internasional yang memiliki kekpedulian
terhadap nasib buruh dan memfasilitasi suara-suara
pendapat mereka.
 UNICEF
Organisasi yang berfokus pada kondisi anak di seluruh
dunia seperti anak jalanan dan anak kehilangan orang tua.

e) Kerjasama Internasional di Bidang Pendidikan


 UNESCO
UNESCO merupakan salah satu organisasi PBB didirikan
pada tanggal 4 November 1946 dengan tugas utama
memajukan kerja sama antarnegara di bidang pendidikan,
sains dan kebudayaan. Sampai sekarang UNESCO
beranggotakan 191 negara (termasuk Indonesia) dan
bermarkas besar di Unesco House, Place de Fontenoy, Paris
de, France, memiliki tujuan diantaranya:
o Meningkatkan kerjasama antarnegara di dunia di
bidang pendidikan, sains dan kebudayaan.
o Melakukan kegiatan pemberantasan buta huruf
(buta aksara) dan kewajiban belajar bagi seluruh
rakyat negara-negara anggota
o Mengangkat martabat dan derajat kehidupan
manusia.

c. Fungsi dan Tujuan Kerjasama Internasional


Fungsi kerjasama internasional yaitu:
1) Saling menguntungkan masing-masing negara dalam peningkatan
kesejahteraan ekonomi

12
2) Mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia
3) Terjalinnya rasa saling menghormati dan menghargai masing-
masing ideologi negara
4) Menanggulangi hal-hal yang dapat merusak budaya
5) Meningkatkan penerapan iptek
6) Meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan

Tujuan kerjasama Internasional:


1) Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara
2) Mewujudkan pengertian antar bangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia
3) Menciptakan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh
rakyatnya
4) Memperluas lapangan kerja
5) Memperkuat rasa persahabatan

B. Isu-Isu Global Tentang Hak Asasi Manusia


Isu HAM (Hak Asasi Manusia) dan masalah kemanusiaan menandai ciri khas era
globalisasi, bersamaan dengan masalah-masalah kelaparan, degradasi lingkungan,
penipisan ozon dan lain-lain. Dalam isu-isu ini, termuat kepentingankepentingan yang
lebih besar dari sekadar kepentingan nasional yang sempit. Bahwa isu HAM tersebut,
dihadapi oleh semua umat manusia (problem global), yang sering dipertentangkan dengan
postulat1 tradisional mengenai kepentingan nasional, yaitu negara hanya mengejar
kepentingan yang menjadi masalah warga negaranya. Beberapa kasus pelanggaran Hak
Asasi Manusia, seperti yang terjadi di Palestina, merupakan masalah kemanusiaan yang
berhasil diungkap dalam studi Hubungan Internasional. Sebagian masyarakat internasional
berupaya keras agar pelanggaran-pelanggaran tersebut bisa diminimalisir. Pada sisi lain,
meluasnya isu tentang Hak Asasi Manusia telah menumbuhkan semacam
moralinterconnectedness yang mampu mendorong aktivitas-aktivitas kemanusiaan.
Kepedulian internasional terhadap hak asasi manusia merupakan gejala yang relatif
baru. Kita dapat menunjuk pada sejumlah traktat atau perjanjian internasional yang

13
mempengaruhi isu kemanusiaan sebelum Perang Dunia II, setelah dimasukkan ke dalam
Piagam PBB pada tahun 1945, mengenai adanya perlindungan hak asasi manusia yang
sistematis di dalam sistem internasional. Pasal 2 Deklarasi menyatakan, bahwa "sasaran
setiap asosiasi politik adalah pelestarian hak-hak manusia yang kodrati dan tidak dapat
dicabut. Hak-hak ini adalah hak atas Kebebasan (Liberty), Harta (Property), Keamanan
(Safety), dan Perlawanan Terhadap Penindasan (Resistance to Oppression).
Beberapa lembaga PBB yang bertanggungjawab dalam bidang hak asasi manusia
diantaranya adalah ECOSOC (United Nations Economic and Social Council) dan OHCHR
(Office of the High Comissioner for Human Right). Dewan Ekonomi dan Sosial merupakan
organ politik PBB yang mempunyai 54 anggota. Dalam bidang hak asasi manusia, dewan
ini bertugas membuat rekomendasi dalam rangka kebebasan asasi dan menyerahkan draf
konvensi kepada Majelis Umum. ECOSOC juga merupakan organisasi yang bertanggung
jawab untuk menerima laporan dari, mengkoordinasi kegiatan, dan menandatangani
persetujuan dengan badan-badan khusus PBB yang mempunyai kewenangan hak asasi
manusia tertentu seperti ILO (International Labor Organization), UNESCO dan WHO.
ECOSOC juga bertanggung jawab atas kegiatan koordinasi dengan LSM-LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) atau NGO (Non-Governmental Organization).
Pembentukan OHCHR direkomendasikan oleh Komisi Persiapan PBB pada tahun
1945, untuk menangani isu-isu hak asasi manusia yang belum diselesaikan dan tidak dapat
diatasi selama penyusunan Piagam PBB. Pada sidangnya yang pertama dalam tahun 1946,
ECOSOC membentuk CHR, yang sekarang terdiri dari 43 orang yang dipilih dari anggota-
anggota PBB. Ketentuan mengenai batas-batas permasalahan yang ditangani CHR,
ditetapkan oleh ECOSOC pada tahun 1946.

C. Nilai Dasar Dan Etika Suatu Bangsa


1. Nilai Moral Global
Tidak ada peluang kehidupan bagi manusia tanpa perdamaian global.
Tidak ada perdamaian global tanpa keadilan global. Tidak ada keadilan global
tanpa rasa saling percaya dan kemanusiaan. Tidak ada kemanusiaan
otentik tanpa sebuah kehidupan bersama dalam kerja sama.

14
2. Etika Global adalah Tanggung Jawab Global
Etika Global bermula dari asumsi bahwa sebagai manusia kita telah
terllibat dalam masyarakat global, entah kita mengetahuinya atau tidak; entah
kita menyukainya atau tidak. Dengan kata lain, etika global merupakan sebuah
tanggapan etis terhadap konteks global yang baru. Tanggapan etis ini dianggap
bermanfaat bagi keseluruhan, yaitu bagi manusia, alam dan keseluruhan yang
ada di planet ini, yang merupakan titik berangkat yang normatif. Dengan
memahami kenyataan global, kita dimungkinkan untuk menuju masa depan,
menuju apa yang secara ideal dicita-citakan bersama. Sebab pada dasarnya,
etika global mengacu pada sikap moral manusia yang paling mendasar.

Ciri-ciri dari etika global adalah:


a. Etika global masuk dalam level etis yang paling mendasar, nilai-nilai
yang mengikat, serta sikap-sikap dasariah yang paling fundamental.
b. Etika global menjadi sebuah konsensus bersama agama-agama, namun
tidak terhisab dalam satu tradisi iman tertentu. Karena etika global bukan
bertujuan menciptakan suatu agama tunggal (a unified religion),
melainkan semua agama memberikan sumbangsihnya terhadap persoalan
bersama.
c. Etika global bersifat otokritik. Artinya, ia bukan hanya mengalamatkan
pesannya kepada dunia, tetapi juga pada agama-agama itu sendiri. Hal ini
penting karena agama pada dirinya bersifat paradoksal, satu sisi ia
berpotensi mengupayakan kemanusiaan sejati, namun di sisi lain
berpotensi pula melegitimasi segala bentuk ketidakadilan dan
perendahan nilai kemanusiaan.
d. Etika global terkait dan berpijak pada kenyataan dan isu kongkret.
e. Etika global dapat dipahami secara umum. Itu berarti, etika global bukan
menjadi suatu diskursus ilmiah pada kalangan tertentu. Semuanya harus
dijelaskan dan dapat dipahami dalam setiap lapisan masyarakat.
f. Etika global harus memiliki pendasaran religius. Artinya, semua agama-
agama baik itu agama-agama besar maupun agama suku menjadi dasar

15
untuk menopang etika global. Dengan kata lain, pada saat yang sama
etika global dapat dipandang oleh setiap agama dari dalam masing-
masing tradisi yang ada.

Dari ciri-ciri di atas, maka etika global memiliki empat dimensi aktual yang
menjadi realitas hidup global, yaitu:

a. Dimensi Kosmis (Manusia dengan Alam)


Isu ekologis ini menuntut suatu cara hidup global baru yang tidak
hanya berfokus pada produktivitas, namun juga solidaritas dengan
lingkungan hidup. Cara hidup tersebut harus berpusat pada sebuah
komunitas seluruh ciptaan. Visi ekologis ini sekaligus menyiratkan kritik
etis atas realitas ekologis yang sedang dialami secara global oleh bumi
ini, seperti pengrusakan alam, global warming/climate change,
kelaparan, punahnya spesies tertentu, peperangan dsb.

b. Dimensi Antropologis (Laki-laki dan Perempuan)


Isu gender menjadi perhatian serius dalam mewujudkan etika global.
Dunia pada masa kini dipandang masih diwarnai sistem hubungan yang
terlalu patriarkis; laki-laki pada kodratnya dianggap memang lebih
unggul ketimbang perempuan. Sistem patriarkis ini lebih jauh dilihat
sebagai sumber dari banyak realitas hidup yang amat tidak manusiawi:
eksploitasi laki-laki atas perempuan, pelecehan seksual anak-anak, serta
pelacuran. Tanggung jawab global seharusnya membawa serta cara
hidup baru yang lebih mengusahakan kesetaraan dan kesederajatan.
Dengan kata lain, ada komitmen kuat pada sebuah budaya yang setara
hak dan kerja sama antara laki-laki dan perempuan.

c. Dimensi Sosio-Politis (Kaya dan Miskin)


Kemiskinan yang terjadi di seluruh dunia, penyebab utamanya bukan
hanya pada individu-individu. Institusi-institusi dan struktur-struktur
yang tidak adil juga menjadi penyebab atas tragedi kemiskinan.

16
Kesenjangan yang terjadi antara penguasa dan rakyat semakin meluas
mengakibatkan akses ekonomi semakin lemah. Atas nama investasi,
maka kaum borjuis menguasai perekonomian yang tak terkendali tanpa
memberikan penguatan pada ekonomi lokal yang dikelola secara
langsung oleh rakyat. Jika penguasa dengan “mesin politik” yang haus
kekuasaan tetap berlangsung, maka penguasa tidak lagi pro rakyat.
Akibatnya, penindasan dan eksploitasi atas nilai-nilai kemanusiaan tetap
berlangsung. Kesejahteraan hanya menjadi pemanis bibir pada saat
berkampanye untuk mencari kekuasaan. Politik seharusnya menjadi alat
untuk mengabdi pada kemanusiaan; mengupayakan perjuangan melawan
kemiskinan dan ketidakadilan global.

d. Dimensi Religius (Manusia dan Tuhan)


Hubungan yang terbangun ini ada dalam lembaga-lembaga agama.
Oleh karenanya, tidak ada alasan dari semua agama untuk menjadi alat
pemicu konflik atas dasar dogma yang berbeda. Semua agama memiliki
jalan tersendiri, namun menuju kepada satu tujuan yakni Tuhan. Dengan
demikian, maka toleransi harus menjadi dasar hidup bersama penganut
agama.
Prinsip dari etika global yakni setiap manusia harus diperlakukan
manusiawi. Berdasarkan prinsip ini dan golden rule di atas maka harus
ada komitmen pada sebuah budaya tanpa kekerasan dan penghargaan
pada kehidupan; komitmen pada sebuah budaya solidaritas dan sebuah
tata ekonomi yang adil; komitmen pada sebuah budaya toleransi dan
sebuah kehidupan dalam kebenaran; dan komitmen pada sebuah budaya
hak-hak yang setara dan kerja sama antara laki-laki dan perempuan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam masyarakat internasional antar negara terjadi interaksi yang dapat
menimbulkan konflik atau kerjasama. Konflik atau perang akan terjadi disuatu tempat dan
suatu waktu tergantung banyak faktor atau variabel baik yang internal dalam suatu negara,
maupun faktor eksternal yang menyangkut hubungan antar bangsa-bangsa yang sudah
pasti. Contoh konflik atau perang antar negara adalah sebagai berikut:
 Perang dunia l
 Perang dunia ll
 Perang india-pakistan
 Perang arab-israel
 Konflik indonesia-malaysia
 Konflik korea utara-korea selatan

Kerjasama internasional adalah kerja sama yang dilakukan antar negara dalam
rangka bertujuan pemenuhan kebutuhan rakyat dan kepentingan yang lain dengan
berpedoman pada politik luar negeri masing-masing. Bentuk kerja sama bisa di semua
bidang baik meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan lainnya.

Isu ham (hak asasi manusia) dan masalah kemanusiaan menandai ciri khas era
globalisasi, bersamaan dengan masalah-masalah kelaparan, degradasi lingkungan,
penipisan ozon dan lain-lain.

Nilai dasar dan etika suatu bangsa terdiri dari nilai moral global dan etika global
adalah tanggung jawab global

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Dan penulis akan memperbaiki makalah

18
tersebut dengan berpedoman kepada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembac

DAFTAR PUSTAKA

Diniyyah, Dian dkk. 2019. Isu-isu Global Tentang Konflik, Perdamaian, dan Pola Kerjasama
Internasional. Padang: Universitas Negeri Padang. Dalam
https://www.scribd.com/document/495963269/ISU-ISU-GLOBAL-TENTANG-
KONFLIK-PERDAMAIAN-DAN-POLA-KERJASAMA-INTERNASIONAL, diakses
pada 26 Mei 2022.

Morgenthau, Hans. 2010. Politik Antarbangsa. Terj, Maimoen, A. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.

Team Dosen Perspektif Global. 2006. Buku Ajar Perspektif Global. Pontianak: Universitas
Tanjungpura.

http://blog.elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/makalah-konflik-antar-negara, diakses pada 26 Mei


2022.

https://eprints.umm.ac.id/25772/1/jiptummpp-gdl-sandrapusp-38554-2-bab1.pdf, diakses pada 26


Mei 2022.

19

Anda mungkin juga menyukai