Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. SYARWINI, S.Kep. M.Biomed
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah tentang “ Lingkungan dan Kesehatan ” ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh
alam semesta.
Saya pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu
sebagai makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen
yang lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara
dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah
satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara indonesia dengan negara-
negara lain.
Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan
antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia
cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup
regional, ataupun lingkup global. Namun pada kenyataanya masih banyak
hubungan yang bertentangan antara negara satu dengan yang lain. Yang
mengakibatkan terjadinya konflik dan terusiknya perdamaian dunia. Konflik
biasanya dipicu dengan adanya masalah dalam hal sosial, ekonomi, politik,
agama maupun kebudayaan.
Terjadinya konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai
dan mengerti antara satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini
akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri,
cara mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi indonesia dalam perdamaian
dunia.
B. TOPIK PEMBAHASAN
1.Posisi negara dalam era global
2.Pengertian dari perdamaian dunia
3.Apakah Indonesia sudah turut serta dalam perdamaian dunia
1
4.Cara mewujudkan perdamaian dunia
5.Sistem pertahanan dan keamanan Negara
C.TUJUAN
1.Mengetahui bagaimana posisi negara dalam era global.
2.Mengetahui yang dimaksud perdamaian dunia.
3.Mengetahui partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia.
4.Mengetahui bagaimana cara mewujudkan perdamaian dunia.
5.Mengetahui sistem pertahanan dan keamanan negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Globalisasi abad XXI diyakini berpengaruh besar terhadap kehidupan
suatu bangsa. Globalisasi akan menimbulkan ancaman dan tantangan yang
ditengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan negara. Namun, disisi lain
globalisasi memberikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu
bangsa.
Oleh karena itu, dalam era seluruh ini perlu kita ketahui macam-macam
ancaman atau tantangan apa yang diperkirakan dapat melemahkan posisi Negara
- bangsa. Perlu disadari bersama bahwa globalisasi menghadirkan fenomena -
fenomena baru yang sebelumnya belum pernah dihadapi oleh Negara - bangsa.
Fenomena baru itu misalnya hadirnya perusahaan multinasional, semakin luasnya
perdagangan seluruh, dan persoalan lingkungan hidup.
4
masyarakat Indonesia. Disisi lain nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan,
keramahtamahan sosial dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai
kekuatan kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. Sisi
negatif ini dimungkinkan karena masuknya nilai-nilai global. Inilah yang
menyebabkan krisis pada jati diri bangsa.
5
merujuk pada tindakan yang dilakukan secara fisik dan mempunyai akibat secara
langsung. Batasan seperti ini terlalu minimalistis karena rujukannya berfokus
pada peniadaan atau perusakan fisik semata. Kendati pun demikian, pengertian
perdamaian tidak berhenti di situ. Perdamaian bukan sekedar soal ketiadaan
kekerasan atau pun situasi yang anti kekerasan. Lebih jauh dari itu perdamaian
seharusnya mengandung pengertian keadilan dan kemajuan.
Perdamaian dunia tidak akan dicapai bila tingkat penyebaran penyakit,
ketidakadilan, kemiskinan dan keadaan putus harapan tidak diminimalisir.
Perdamaian bukan soal penggunaan metode kreatif non-kekerasan terhadap setiap
bentuk kekerasan, tapi semestinya dapat menciptakan sebuah situasi yang seimbang
dan harmoni, yang tidak berat sebelah bagi pihak yang kuat tetapi sama-sama
sederajat dan seimbang bagi semua pihak. Jadi perdamaian dunia merupakan
tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya konflik antar negara di seluruh dunia.
6
seluruh Negara yang lebih baik. Ini tentu menjadi PR untuk bangsa Indonesia
khususnya dan seluruh Negara di dunia yang masih bernurani tentunya.
Kita bersama harus yakin bahwa suatu saat nanti perdamaian dunia akan
benar-benar terwujudkan. Tentu yakin saja tidak cukup dan tidak akan pernah
mengubah keadaan. Harus ada upaya-upaya nyata yang kita lakukan bersama
Negara-negara di seluruh penjuru dunia. Selama ini memang sering ada upaya-
upaya diplomasi dan pertemuan antar Negara guna menciptakan perdamaian
dunia. Pada akhirnya yang dihasilkan seperti biasa yaitu butir-butir kesepakatan atau
semacam perjanjian bersama yang selama ini belum banyak mampu merubah
keadaan.
Ada beberapa solusi atau upaya menurut Cipto Wardoyo yang harus
dilakukan demi mewujudkan perdamaian dunia, antara lain:
1. Melalui Pendekatan Cultural (Budaya)
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap
masyarakat ataupun sebuah Negara. Jika tidak akan percuma saja segala upaya
kita. Dengan mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka
kita bisa memahami karakteristik dari masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar
budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu Negara, kita bisa mengambil
langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan perdamaian disana.
Pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
2.Melalui Pendekatan Sosial dan Ekonomi
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang dimaksudkan terkait
masalah kesejahteraan dan faktor-faktor sosial di masyarakat yang turut
berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian dunia. Ketika
masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di
dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan “tidak
perduli” atas isu dan seruan perdamaian. Maka untuk mendukung upaya
perwujudan perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
7
meningkatkan pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia
ini.
3. Melalui Pendekatan Politik
Melalui pendekatan budaya dan sosial ekonomi saja belum cukup efektif
untuk mewujudkan perdamaian dunia. Perlu adanya campur tangan politik, dalam
artian ada agenda politik yang menekankan dan menyerukan terwujudnya
perdamaian dunia. Terlebih lagi bagi Negara-negara maju dan adidaya yang
memiliki power atau pengaruh dimata dunia. Negara-negara maju pada saat-saat
tertentu harus berani menggunakan power-nya untuk “melakukan sedikit
penekanan” pada Negara-negara yang saling berkonflik agar bersedia
berdamai kembali. Bukan justru membuat situasi semakin panas, dengan niatan
agar persenjataan mereka terus dibeli.
4. Melalui Pendekatan Religius (Agama)
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan
adanya perdamaian. Sebab saya kira tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan,
kekerasan ataupun peperangan. Semua Negara mengajarkan kebaikan, yang
diantaranaya kepedulian dan perdamaian. Maka dari itu setiap kita yang
mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam
turut serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia.
Para tokoh agama yang dianggap memiliki karisma dan pengaruh besar di
masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan perdamaian.Di lingkungan
masyarakat sekarang ini banyak kita telah menemukan masalah-masalah yang
terjadi dan sering menimbulkan masalah di tengah tengah masyarakat yang
kurang memahami satu dengan yang lainnya. Sebaiknya agar terjadi
perdamaian dunia adalah kesadaran dari diri sendiri dan pemikiran, perbuatan
yang tidak semena-mena agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik atau
keributan di tengah masyarakat.
8
Kita harus memiliki suatu tujuan yang sama dengan orang lain untuk bersatu
dan berjuang demi mewujudkan perdamaian dunia. Kita juga harus saling mengalah,
tidak egois dan selalu menghargai orang lain. Jika kita hanya berpikir untuk
kepentingan kita sendiri tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain,
kebersamaan pun tentu tidak akan terbentuk dengan baik. Dari kebersamaan
tersebut, akan menjadi awal mula bisa terbentuknya perdamaian. Setelah
terbentuknya kebersamaan juga diiperlukan kesadaran. Maksud dari kesadaran itu
adalah kita dituntut untuk sadar terhadap situasi sekitar kita.
Contohnya dengan :
- Sadar dibentuknya peraturan, kita patut dan wajib mematuhi peraturan.
- Sadar terhadap kekurangan dan kelebihan orang lain.
- Sadar bahwa kita memiliki perbedaan dengan orang lain seperti suku, adat
- istiadat, agama, ras, dan status sosial.
- Sadar untuk mengendalikan diri dan menempatkan diri
Jadi dengan semua cara itu, kita dituntut untuk menjalin hubungan sesama
dengan baik, sehingga perdamaian dunia akan cepat terwujud.
9
dan Blok Timur. Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok Timur
dipimpin oleh Uni Sovyet. Tiap-tiap blok berusaha menarik negara-negara Asia
dan Afrika agar menjadi pendukung mereka. Hal ini mengakibatnkan tetap
hidupnya dan bahkan tumbuhnya suasana permusuhan yang terselubung diantara dua
blok itu dan pendukungnya. Suasana permusuhan tersebut dikenal dengan nama
“Perang Dingin”.
Timbulnya pergolakan di dunia disebabkan pula masih adanya penjajahan di
bumi kita ini, terutama di belahan Asia dan Afrika. Memang sebelum tahun 1945,
pada umumnya dunia Asia dan Afrika merupakan daerah jajahan bangsa Barat
dalam aneka bentuk. Tetapi sejak tahun 1945, banyak di daerah Asia Afrika
menjadi negara merdeka dan banyak pula yang masih berjuang bagi kemerdekaan
negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika
Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika.
Beberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang
menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian
Barat, India dan Pakistan.Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-
bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya
senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri di
beberapa Asia Afrika yang telah merdeka pun masih berjuang bagi kemerdekaan
negara dan bangsa mereka seperti Aljazair, Tunisia, dan Maroko di wilayah Afrika
Utara; Vietnam di Indo Cina; dan di ujung selatan Afrika.
Beberapa negara Asia Afrika yang telah merdeka pun masih banyak yang
menghadapi masalah-masalah sisa penjajahan seperti Indonesia tentang Irian
Barat, India dan Pakistan.Sementara itu bangsa-bangsa di dunia, terutama bangsa-
bangsa Asia Afrika, sedang dilanda kekhawatiran akibat makin dikembangkannya
senjata nuklir yang bisa memusnahkan umat manusia. Situasi dalam negeri di
beberapa Asia Afrika yang telah merdeka pun masih terjadi konflik antar
kelompok masyarakat sebagai akibat masa penjajahan (politik divide et impera)
10
dan perang dingin antara Blok dunia tersebut. Walaupun pada masa itu telah ada
badan internasional yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi
menangani masalah-masalah dunia, namun nyatanya badan ini belum berhasil
menyelesaikan persoalan tersebut.
Sedangkan kenyataannya, akibat yang ditimbulkan oleh masalah-masalah ini,
sebagian besar diderita oleh bangsa-bangsa di Asia Afrika. Keadaan itulah yang
melatarbelakangi lahirnya gagasan untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika. Pada
awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon (Srilangka) Sir Jhon Kotelawala
mengundang para Perdana Menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru),
Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud
mengadakan suatu pertemuan informal di negaranya.
Konferensi Kolombo telah menugaskan Indonesia agar menjajaki
kemungkinan untuk diadakannya Konferensi Asia Afrika. Dalam rangka
menunaikan tugas itu Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan melalui
saluran diplomatik kepada 18 negara Asia Afrika. Maksudnya, untuk
mengetahui sejauh mana pendapat negara-negara tersebut terhadap ide
mengadakan konferensi tersebut. Ternyata pada umumnya negara-negara yang
dihubungi menyambut baik ide tersebut dan menyetujui Indonesia sebagai tuan
rumah pelaksanaan konferensi.
Pada tanggal 18 April 1955 Konferensi Asia Afrika dilangsungkan di Gedung
Merdeka Bandung. Konferensi dimulai pada jam 09.00 WIB dengan pidato
pembukaan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno. Sidang-sidang
selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi Perdana Menteri RI Ali
Sastroamidjojo.Konferensi Asia Afrika di Bandung melahirkan suatu kesepakatan
bersama yang merupakan pokok-pokok tindakan dalam usaha menciptakan
perdamaian dunia. Ada sepuluh pokok yang dicetuskan dalam konferensi
tersebut, maka itu disebut Dasasila Bandung.
11
Dasasila Bandung
1.Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan, serta asas-asas kemanusian
yang termuat dalam piagam PBB.
2.Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa.
3.Mengakui persamaan semua suku-suku bangsa dan persamaan semua bangsa besar
maupun kecil.
4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
5. Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian
atau secara kolektif, yang sesuai dengan piagam PBB.
6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara-negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi terhadap
integritas teritorial dan kemerdekaan negara lain.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai
seperti perundingan, persetujuan, dan lain-lain yang sesuai dengan piagam PBB.
9. Memajukan kerjasama untuk kepentingan bersama.
10.Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
12
Serikat dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet. Pada saat itu terjadi
pertarungan yang sangat kuat antaraBlok Barat dan Timur, era ini dikenal sebagai era
perang dingin (Cold War) yang berlangsung sejak berakhirnya PD II hingga
runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1989. Pertarungan antara Blok Barat dan Timur
merupakan upaya untuk memperluas sphere of dan sphere of influence. Dengan
sasaran utama perebutan penguasaan atas wilayah-wilayah potensial di seluruh dunia.
13
Dalam perjalanan sejarahnya sejak KTT I di Beograd tahun 1961, Gerakan
Non Blok telah 16 kali menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi, yang
terakhir KTT XVI yang berlangsung di Teheran pada Agustus 2012. Indonesia
sebagai salah satu pendiri GNB pernah menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT
GNB yang ke X pada tahun 1992. KTT X ini diselenggarakan di Jakarta,
Indonesia pada September 1992 –7 September 1992, dipimpin olehSoeharto. KTT ini
menghasilkan “Pesan Jakarta” yang mengungkapkan sikap GNB tentang berbagai
masalah, seperti hak azasi manusia, demokrasi dan kerjasama utara selatan dalam era
pasca perang dingin. KTT ini dihadiri oleh lebih dari 140 delegasi, 64 Kepala
Negara.KTT ini juga dihadiri oleh Sekjen PBB Boutros Boutros Ghali.
4. Pembentukan ASEAN
Menjelang berakhirnya konfrontasi Indonesia-Malaysia, beberapa
pemimpin bangsa-bangsa Asia Tenggara semakin merasakan perlunya
membentuk suatu kerjasama regional untuk memperkuat kedudukan dan kestabilan
sosial ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 5-8 Agustus di Bangkok
dilangsungkan pertemuan antarmenteri luar negeri dari lima negara, yakni Adam
Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), S Rajaratman (Singapura),
Narciso Ramos (Filipina) dan tuan rumah Thanat Khoman (Thailand). Pada 8
14
Agustus 1967 para menteri luar negeri tersebut menandatangani suatu deklarasi yang
dikenal sebagai Bangkok Declaration.
Deklarasi tersebut merupakan persetujuan kesatuan tekad kelima negara
tersebut untuk membentuk suatu organisasi kerja sama regional yang disebut
Association of South East Asian Nations (ASEAN).
Menurut Deklarasi Bangkok, Tujuan ASEAN adalah:
1.Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan
kebudayaan di Asia Tenggara.
2.Memajukan stabilisasi dan perdamaian regional Asia Tenggara.
3.Memajukan kerjasama aktif dan saling membantu di negara-negara anggota
dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4.Menyediakan bantuan satu sama lain dalam bentuk fasilitas-fasilitas latihan
dan penelitian.
5.Kerjasama yang lebih besar dalam bidang pertanian, industri,
perdagangan, pengangkutan, komunikasi serta usaha peningkatan standar
kehidupan rakyatnya.
6.Memajukan studi-studi masalah Asia Tenggara.
7.Memelihara dan meningkatkan kerjasama yang bermanfaat dengan
organisasi-organisasi regional dan internasional yang ada.
Dari tujuh pasal Deklarasi Bangkok itu jelas, bahwa ASEAN merupakan
organisasi kerjasama negara-negara Asia Tenggara yang bersifatnon politik dan non
militer. KeterlibatanIndonesia dalam ASEAN bukan merupakan suatu penyimpangan
dari kebijakan politik bebas aktif, karena ASEAN bukanlah suatu pakta militer seperti
SEATO misalnya. ASEAN sangat selaras dengan tujuan politik luar negeri
Indonesia yang mengutamakan pembangunan ekonomi dalam negeri, karena
terbentuknya ASEAN adalah untuk mempercepat pembangunan ekonomi, stabilitas
sosial budaya, dan kesatuan regional melalui usaha dengan semangat
15
tanggungjawab bersama dan persahabatan yangakan menjamin bebasnya
kemerdekaan negara-negara anggotanya.
16
tahap tersebut secara perlahan rasa solidaritas ASEAN terus menebal dan hal itu
menumbuhkan keyakinan bahwa lemah dan kuatnya ASEAN tergantung partisipasi
negara-negara anggotanya. Pada perjalanan selanjutnya ASEAN mulai menunjukkan
sebagai kekuatan ekonomi yang mendapat tempat di wilayah Pasifik dan kelompok
ekonomi lainnya di dunia seperti Masyarakat Ekonomi Eropa dan Jepang.
Selain sikap meragukan yang muncul dari beberapa negara anggotanya,
tantangan lainnya adalah munculnya citra kurang menguntungkan bagi ASEAN
dari beberapa negara luar. RRC menuduh bahwa ASEAN merupakan suatu proyek
“pemerintah fasis Indonesia” yang berupaya menggalang suatu kelompok
kekuatan di kawasan Asia Tenggara yang menentang Cina dan komunisme.
RRC juga menuduh bahwa dalang dari kegiatan yangdiprakarsai oleh
“pemerintah fasis Indonesia” tersebut adalah Amerika Serikat. Uni Soviet tidak
menunjukkan sikap penentangan, tetapi menganjurkan agar ASEAN digantikan
oleh sebuah lembaga keamanan bersama bangsa-bangsa Asia, yaitu Asian
Collective Security System. Citra kurang menguntungkan dari ASEAN juga muncul
dari Jepang. Jepang bahkan meramalkan ASEAN akan bubardalam waktu yang
singkat. Sikap dan penilaian berbeda dari negara luar ASEAN muncul dari negara-
negara Barat, terutama Amerika Serikat. Mereka menyambut positif berdirinya
ASEAN. Hal itu dapat dipahami karena negara-negara Barat sangat
menginginkan suatu kawasan damai dan perkembangan ekonomi di kawasan tersebut
untuk meredam bahaya komunisme di Asia Tenggara.
17
2.Keanggotaan Kedua Periode 1995 –1996.
3.Keanggotaan Ketiga Periode 2007 –2008.
Dukungan yang luas terhadap keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini
merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan Indonesia selama ini dalam upaya menciptakan keamanan dan per
damaian baik pada tingkat kawasan maupun global. Peran dan kontribusi
Indonesia tersebut mencakup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di
berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957, upaya perdamaian
di kawasan seperti Kamboja dan Filipina Selatan, dalam konteks ASEAN ikut serta
menciptakan tatanan kawasan dibidang perdamaian dan keamanan, serta peran aktif
diberbagai forum pembahasan isu perlucutan senjata dan non-proliferi nuklir.
Dengan terpilih menjadi anggota, berarti Indonesia akan mengemban
kepercayaan masyarakat internasional untuk berpatisipasi menjadi Dewan
Keamanansebagai badan yang efektif untuk menghadapi tantangan –tantangan
global dibidang perdamaian dan keamanan saat ini.
Proses lahirnya kebijakan politik luar negeri Indonesia bebas aktif dan
dinamikanya sejak kemerdekaan hingga masa reformasi, serta peran aktif
Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia baik di tingkat regional dan global.
Peran tersebut sesuai dengan komitmen bangsa sebagaimana tertuang dalam alinea
keempat UUD 1945, yang menekankan pentingnya peran Indonesia dalam ikut
serta mewujudkan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan
perdamaian abadi.
18
1.Komponen utama, yaitu ABRI dan cadangan TNI.
2.Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas).
3.Komponen pendukung, yaitu sumber daya dan prasarana nasional.
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul "Pertahanan dan
Keamanan Negara". Dalam bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan
kewajiban tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Ayat (2) menyebut "usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung".Keterlibatan pasukan TNI dalam misi pemeliharaan
perdamaian dunia sesuai dengan ketentuan hukum nasional. Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyebutkan bahwa salah satu
tugas TNI adalah melaksanakan kebijakan pertahanan negara yang salah satunya ikut
serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
Selanjutnya, Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang TNI lebih
mempertegas lagi dimana disebutkan bahwa salah satu tugas pokok TNI dalam
Operasi Militer.Selain Perang adalah Operasi Pemeliharaan Perdamaian Dunia.
Tentunya pelaksanaan dari penugasan tersebut selalu dilakukan sesuai
dengankebijakan politik luar negeri Indonesia serta ketentuan yang berlaku dalam
hukum nasional.
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta,
yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban
warga negara serta keyakinanpada kekuatan sendiri. Penyelenggaraan
Pertahanan dan Keamanan Negara berdasarkan prinsip-prinsip seperti berikut:
1. Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela serta mempertahankan
kemerdekaan negara.
2. Bahwa upaya pembelaan negara tersebut merupakan tanggung
jawab dan kehormatan setiap warga negara yang dilandasi asas:
a.Keyakinan akan kekuatan dan kemampuan sendiri
19
b.Keyakinan akan kemenangan dan tidak kenal menyerah (keuletan)
c.Tidak mengandalkan bantuan atau perlindungan negara atau kekuatan
asing.
3. Pertentangan yang timbul antara Indonesia dengan bangsa lain
akan selalu diusahakan dengan cara-cara damai. Perang adalah jalan
terakhir yang dilakukan dalam keadaan terpaksa.
4. Pertahanan dan keamanan keluar bersifat defensif-aktif yang mengandung
pengertian tidak agresif dan tidak ekspansif. Ke dalam bersifat preventif-aktif yang
mengandung pengertian sedini mungkin mengambil langkah dan tindakan
guna mencegah dan mengatasi setiap kemungkinan timbulnya ancaman.
5. Bentuk perlawanan rakyat Indonesia dalam membela serta
mempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan kesemestaan.
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya
konflik antar negara di seluruh dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia
dilakukan dalam pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan
politik dan pendekatan kebudayaan.Selain itu, dengan melaksanakan amanat
Pembukaan UUD 1945 Alenia IV Indonesia berpartisipasi dalam perdamaian dunia.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://sejarahlengkap.com/indonesia/peran-indonesia-dalam-perdamaian-dunia"
Indonesia. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://docplayer.info/72746177-Makalah-dinamika-peran-indonesia-dalam-
perdamaian-dunia-sesuai-dengan-uud-1945.html
22