Anda di halaman 1dari 5

Ukuran-ukuran Dasar Demografi

1. Rate

Angka yang menunjukan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit tertentu dalam


populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang
memiliki resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan
kejadian tertentu dalam masyarakat.

Contoh: Morbidity rate, Mortality rate, Natality rate.

Angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya suatu kejadian/penyakit tertentu dalam


populasi dan waktu tertentu atau perbandingan antara kejadian dengan jumlah penduduk yang
memiliki resiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan
kejadian tertentu dalam masyarakat. Rate dapat digunakan untuk data Natality (Kelahiran) dan
Mortality (Kematian).
Angka ada dua macam, yaitu:
a) Angka kasar (crude rate) adalah pembagi jumlah penduduk lengkap
b) Angka spesifik (specific rate) adalah pembagi kelompok penduduk tertentu.

2. Rasio/Ratio

Perbandingan antara numerator dan denominator pada suatu waktu, atau perbandingan 2
bilangan yang tidak saling tergantung dan digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian.

Rasio didefinisikan sebagai bilangan yang menyatakan nilai relative 2 bilangan.

Beberapa contoh rasio yang sering digunakan diuraikan sebagai berikut.

a) Rasio jenis kelamin


Contoh: Di sebuah kelas ada 15 orang murid laki-laki dan 10 orang murid perempuan.
Perbandingan jenis kelamin (sex ratio) murid laki-laki terhadap perempuan adalah 15/10= 1,5
artinya 1,5 murid laki-laki dibandingkan dengan 1 orang murid perempuan. Agar tidak terjadi
pecahan decimal, angka ini dapat dikalikan dengan 100, sehingga kelas tersebut: memiliki
sex ratio 150 laki-laki dibanding dengan 100 perempuan. Bila murid laki-laki diberi symbol a
dan murid perempuan dengan simbul b, maka rasio jenis kelamin/sex ratio = a/b x 100.
b) Rasio Beban Tanggungan atau dependency ratio
P0-14 + P65 +
------------------------ x 100

P15-64
Atau jumlah penduduk di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun dibagi dengan penduduk umur
15-64 tahun dikalikan 100.
c) Rasio jenis kelamin menurut kelompok umur tertentu
mi/fi x k
atau jumlah laki-laki pada kelompok umur I, dibagi dengan jumlah perempuan dalam
kelompok yang sama dikalikan 100
d) Kepadatan penduduk
Pi/ai
Atau jumlah penduduk di wilayah I dibagi dengan luas wilayah dalam km persegi di wilayah
i.
e) Rasio anak-anak dan wanita
P0-4/Pf15-49 x k
Atau jumlah anak-anak di bawah umur 5 tahun dibagi dengan jumlah wanita umur 15-49
tahun di kali 100.
3. Proporsi

Perbandingan antara pembilang (Numerator) dengan penyebut (denominator) dimana


Numerator termasuk atau bagian dari denominator, dengan satuan %.

Proporsi adalah bilangan yang menyatakan nili relative hasil perbandingan dari dua bilangan
(pembilang dan peneybut), tetapi pembilang merupakan bagian dari penyebut, biasanya
dinyatakan dalam perseratus/perseribu.

Contoh: proporsi penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan (perbandingan jumlah


penduduk tinggal di perkotaan dengan jumlah penduduk tinggal di perkotaan dan jumlah
penduduk tinggal di perdesaan) pada tahun 2000 = 42,0 persen dari seluruh jumlah penduduk
Indonesia.
4. Rata-rata

Yaitu ukuran nilai tengah yang diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai
pengamatan yang didapat kemudian dibagi benyaknya pengamatan yang ada.

5. Frekuensi

Yaitu ukuran yang menyatakan berapa kali aktivitas atau suatu kegiatan dilaksanakan pada
periode waktu tertentu.

6. Cakupan

Ukuran untuk menilai pencapaian hasil pelaksanaan dari suatu target kegiatan yang
ditentukan pada periode tertentu.

a) Penduduk Menurut Jenis Kelamin


Proyeksi penduduk Sumatera Barat Tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah penduduk
sebanyak 5,26 juta jiwa terdiri dari 2,62 juta lakilaki dan 2,64 juta. Perbandingan jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan disajikan melalui angka rasio jenis kelamin (sex ratio).
Sex ratio penduduk Sumatera Barat sebesar 99,05. Artinya dalam 100 penduduk perempuan
terdapat 99 penduduk laki-laki. Angka sex ratio yang lebih kecil dari 100 ini menunjukkan
bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dari penduduk laki-laki.
Provinsi Sumatera Barat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
menggambarkan bahwa proporsi penduduk laki-laki dan perempuan semakin berimbang.
Distribusi penduduk Sumatera Barat menurut jenis kelamin tahun 2015 pada tabel 2.1 di
bawah ini:

Pada gambar menunjukkan bahwa Sex ratio Provinsi Sumatera Barat terus mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan bahwa proporsi penduduk laki-laki dan perempuan
semakin berimbang
Berdasarkan tabel 2.1 diatas dapat dilihat bahwa penduduk terbanyak terdapat di Kota Padang yaitu
berjumlah 914968 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat pada Kota Padang Panjang
yaitu 51712 jiwa. Kabupaten/Kota dengan sex ratio terendah adalah Kota Bukittinggi yaitu 94,22
yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan di Kota Bukitinggi lebih banyak
dibandingkan penduduk laki- laki. Dengan tingginya jumlah penduduk perempuan di Sumatera
Barat, maka kebijakan dan program-program pembangunan seyogyanya difokuskan pada aspek-
aspek yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan.
b) Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam
bentuk piramida penduduk. Tabel 2.2 menunjukkan bahwa struktur umur penduduk
Indonesia didominasi oleh penduduk muda yang ditandai dengan bagian bawah piramida
yang relatif lebar. Frekuensi terbesar untuk penduduk laki-laki maupun perempuan berada
pada kelompok umur 0 – 4 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kelahiran pada
periode 5 tahun terakhir cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai