Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 4 DEMOGRAFI

1. PENDEKATAN SIKLUS HIDUP KELUARGA DALAM DEMOGRAFI


a. LATAR BELAKANG
b. DEFENISI
c. TAHAP-TAHAP SIKLUS HIDUP KELUARGA
d. PERLUASAN TAHAP-TAHAP SIKLUS HIDUP KELUARGA YANG MENDASAR
e. PENTINGNYA KONSEP SIKLUS HIDUP KELUARGA
f. MORTALITAS DAN SIKLUS HIPD KELUARGA
g. FERTILITAS, KELUARGA BERENCANA DAN SIKLUS HIDUP KELUARGA
h. TAHAPAN MENINGGALKAN RUMAH
i. MODEL-MODEL SIKLUS HIDUP KELUARGA
j. KETEGANGAN DAN SIKLUS HIDUP KELUARGA
2. PENDEKATAN TENTANG EKONOMI KEPENDUDUKAN DAN NILAI ADAT
a. DEFENISI DAN PENGERTIAN
b. PENDUDUK DAN PENDAPATAN NASIONAL
c. PERDEBATAN TENTANG JUMLAH PENDUDUK
d. MODEL-MODEL DEMOGRAFI EKONOMI
e. MODEL-MODEL EKONOMI ANAK
f. PENDEKATAN NILAI ANAK
g. MANFAAT ANAK BAGI KELUARGA

DEFINISI
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang
akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status
pekerjaan kepala keluarga.

 TAHAPAN-TAHAPAN SIKLUS HIDUP KELUARGA


Dalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga, yaitu :
1) Tahap Tanpa Anak
Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.
2) Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)
Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.
3) Tahap Menengah
Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah atau menikah
4) Tahap Meninggalkan Rumah
Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu meninggalkan rumah
(perkawinan biasanya dianggap meninggalkan rumah).
5) Tahap Purna Orang Tua
Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan meninggal
dunia.
6) Tahap Menjanda/Menduda
Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal dunia.

MODEL SIKLUS HIDUP KELUARGA


Tahap-tahap siklus hidup keluarga digambarkan ke dalam 2 model, yaitu:
1) Siklus Hidup Keluarga Model Tradisional
Siklus hidup keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga, penyusutan
keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC model tradisional adalah:
- Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
- Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda yang baru menikah.
- Tahap III: Parenthood
Pasangan yang sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap V: Dissolution
Salah satu pasangan sudah meninggal.

2) Siklus Hidup Keluarga Model Non-Traditional


a. Family Household
1. Childless Couples: pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak dikarenakan oleh
pasangan tersebut lebih memilih pada pekerjaan.
2. Pasangan yang menikah diumur diatas 30 tahun – menikah terlalu lama dikarenakan karir
dimana memutuskan untuk memiliki sedikit anak atau justru malah tidak memiliki anak.
3. Pasangan yang memiliki anak di usia yang terlalu dewasa (diatas 30 tahun).
4. Single Parent I: single parent yang terjadi karena perceraian.
5. Single Parent II: pria dan wanita muda yang mempunyai satu atau lebih anak diluar pernikahan.
6. Single Parent III: seseorang yang mengadopsi satu atau lebih anak.
7. Extended Family: seseorang yang kembali tinggal dengan orang tuanya untuk menghindari biaya
yang dikeluarkan sendiri sambil menjalankan karirnya. Misalnya anak, atau cucu yang cerai
kemudian kembali ke rumah orang tuanya.
b. Non-Family Household
1. Pasangan tidak menikah
2. Perceraian tanpa anak
3. Single Person: orang yang menunda pernikahan atau bahkan memutuskan untk tidak menikah
4. Janda atau duda
PENTINGNYA SIKLUS HIDUP KELUARGA
Siklus hidup keluarga dalam ilmu kependudukan dipandang penting, karena lima alasan
pokok sebagai berikut :
1) Menunjukan interaksi antara anggota keluarga. Peristiwa-peristiwa seperti kelahiran, kematian,
dan perubahan umur atau status anak, tidak hanya mempengaruhi individu-individu yang
bersangkutan, tetapi juga anggota keluarga yang lain.
2) Memperjelas pengaruh yang kontinu dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap-tahap awal
siklus terhadap kehidupan keluarga sampai akhir siklus tersebut.
3) Menghilangkan konsepsi yang salah tentang keluarga, misalnya pandangan bahwa keluarga
hanya melewati satu atau dua tahap tertentu saja.
4) Merupakan suatu ringkasan yang penting tentang pengaruh gabungan faktor-faktor fertilitas,
mortalitas, nupsialitas dengan faktor-faktor ekonomi dan kebudayaan.
5) Dapat menjelaskan bermacam-macam variasi kegiatan sosial demografi dan sosial ekonomi.

MANFAAT ANAK DALAM KELUARGA

Nilai Positif Umum (Manfaat)


1.
Manfaat Emosional
Anak membawa kegembiraan dan kebahagiaan ke dalam hidup orang tuanya.
Anak adalah sasaran cinta kasih, dan sahabat bagi orang tuanya.
2.
Manfaat Ekonomi dan Ketenangan
Anak dapat membantu ekonomi orang tuanya dengan bekerja di sawah atau
di
perusahaan keluarga lainnya, atau dengan menyumbangkan upah yang
mereka
dapat di tempat lain. Mereka dapat mengerjakan banyak tugas di rumah
(sehingga ibu mereka dapat melakukan pekerjaan yang menghasilkan uang)
3.
Pengembangan Diri
Memelihara anak adalah sua
tu ”pengalaman belajar” bagi orang tua. Anak
membuat orang tuanya lebih matang, lebih bertanggung jawab. Tanpa anak,
orang yang telah menikah tidak selalu dapat diterima sebagai orang dewasa
dan anggota masyarakat sepenuhnya.
4.
Mengenali Anak
Orang tua memperoleh kebanggaan dan kegembiraan dari mengawasi anak-
anak mereka tumbuh dan mengajari mereka hal
- hal baru. Mereka bangga
kalau bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
5.
Kerukunan dan Penerus Keluarga
Anak membantu memperkuat ikatan perkawinan antara suami ist
ri dan
mengisi kebutuhan suatu perkawinan. Mereka meneruskan garis keluarga,
nama keluarga, dan tradisi keluarga.

Model-model demografi ekonomi

Berdasarkan demografi ekonomi , akan timbul ketertarikan pada hubungan antara penduduk dan
perkembangan ekonomi. Dalam mempelajari demografi ekonomi, maka perlu dibuat model
mikro ekonomi yang menerangkan segi-segi penting dari ekonomi dunia dengan gambaran
sederhana yang berdasarkan perhitungan matematis. Model itu terdiri dari suatu rangkaian
hubungan antara variabel-variabel ekonomi yang pokok, antara variabel ekonomi dan demografi.

Model demografi ekonomi oleh coale dan hoover(1958) pada masyarakat india klasik
menunjukkan bahwa baik pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita naik lebih lambat
apabila pertumbuhan penduduk cepat.

Model generasi pertama yang digambarkan sebagai neo-malthusian oleh anker dan
farooq(1978:144-5) yang menguraikan bahwa dalam banyak negara, pertumbuhan penduduk
yang cepat diiringi oleh perkembangan ekonomi yang pesat pula.

PENDEKATAN NILAI ANAK (VALUE OF CHILDREN = VOC)

Nilai anak dapat diartikan sebagai “koleksi benda-benda bagus” yang diperoleh orang tua
karena mempunyai anak (Espenshade, 1997:4). Hoffman dan Hoffman(1973: 46-61)
menghasilkan suatu system nialai anak yang meliputi Sembilan kategori, yakni delapan nilai
bukan-ekonomi, (misalnya status kedewasaan, imortalitas, kebahagiaan, kreativitas) dan satu
nilai yang menyangkut manfaat ekonomi. Pendekatan nilai anak di antanranya pendektan
ekonomi dan pendekatan psikologi social yang dikembangkan dari kerangka kerja Hoffman
(Fawcett, 1997 dan 1978). Pendekatan ini menekankan adanya kebutuhan yang terpenuhi dengan
mempunyai anakdan interaksi nilai emosional, social dan ekonomi, serta beban mempunyai anak
(Fawcett, 1997: 96). Cara mengukur nilai dan biaya anak dalam pendekatan ini pada dasarnya
adalah pengamatan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian Anthropologi dan survai-survai
tentang sikap orang tua terhadap anak. Usaha utama dalam bidang ini adalah proyek VOC, suatu
studi antar-negara yang dimulai pada tahun 1972. Salah satu dari tahap pertama pertama proyek
VOC adalah memperkembangkan system nilai Hoffman ke dalam satu kerangka kerja yang lebih
luas yang mencoba memasukan semua dimensi nilai anak, termasuk manfaat dan beban
ekonomi, biaya alternative, manfaat dan beban psikologis, atau emosiona, dan beban social. Juga
dimasukkan pilihan antara jenis kelamin, suatu dimensi penting yang sering dilupakan dalam
penelitian-penelitian ekonomi. Secara umum disimpulkan bahwa orang tua di desa lebih
menitikberatkan manfaat ekonomi dan kegunaan praktis (termasuk tunjangan hari tua) dari anak-
anak, sedangkan orng tua di kota (terutama yang berpendidikan tinggi ) menekankan aspek
emosional dan psikologinya (Arnold et al, 1975: 42)

Suami dan istri biasanya memiliki perbedaan tanggapan akan hubungan dengan peranan mereka
dan oembagian tugas dalam keluarga. Misalnya, wanita atau istri lebih menitikberatkan anak
sebagai teman dan kebutuhan emosional serta fisik dari pengasuhan anak. Sementara bagi pria
atau suami lebih mementingkan kebutuhan akan keturunan untuk melanjutkan garis keluarga dan
lebih prihatin terhadap biaya anak.

Pengaruh pembangunan atas perubahan fertilitas dapat dilihat dari latar belakang ekologi,
kebudayaan serta sosial dan ekonomi. Pada masyarakat agraris orang tua akan mendapatkan
manfaat material apabila mereka mempunyai banyak anak. Dalam situasi itu, nilai dan beban
psikologi tidak begitu relefan. Namun semakin berkurangnya sumber-sumber alam, makin
meluasnya perubahan sosial dan ekonomi maka berkuranglah manfaat ekonomi yang dterima
dari banyak anak, sedangkan biaya pengasuhan anak meningkat. Davis (1973: VI) mengatakan
bahwa , “jika faktor-faktor ekonomi yang menentukan, maka tidak seorang pun di dunia ini yang
mau mempunyai anak”. Sehingga pada masyarakat urban saat ini anak dianggap beban bagi
orang tua.

Pada masyarakat barat yang sudah mengalami industrilisasi, secara umum dapat dikatakan
bahwa manfaat psikis anak pertama bagi pasangan muda yaitu untuk memenuhi harapan-harapan
sosial (pasangan menikah diharapkan menjadi orang tua) dan memperoleh kepuasan untuk
merasakan memiliki anak. Sementara alasan yang khs untuk anak kedua yaitu mencarikan teman
bagi anak pertama dan mempunyai seorang anak lagi yang jenis kelaminnya berbeda. Jadi,
hampir semua kebutuhan psikis dan sosial dipenuhi oleh dua anak pertama, dan keluarga dengan
dua-anak dengan agak cepat diterima sebagai norma

DAFTAR PUSTAKA
http://boetarboetarzz.blogspot.co.id/2013/01/siklus-hidup-keluarga-family-life-cycle.html
http://hendro-susanto-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-113960-Kependudukan-
Ekonomi%20Kependudukan%20dan%20Nilai%20Anak.html

Anda mungkin juga menyukai