DEFINISI
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang
akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status
pekerjaan kepala keluarga.
Berdasarkan demografi ekonomi , akan timbul ketertarikan pada hubungan antara penduduk dan
perkembangan ekonomi. Dalam mempelajari demografi ekonomi, maka perlu dibuat model
mikro ekonomi yang menerangkan segi-segi penting dari ekonomi dunia dengan gambaran
sederhana yang berdasarkan perhitungan matematis. Model itu terdiri dari suatu rangkaian
hubungan antara variabel-variabel ekonomi yang pokok, antara variabel ekonomi dan demografi.
Model demografi ekonomi oleh coale dan hoover(1958) pada masyarakat india klasik
menunjukkan bahwa baik pendapatan nasional maupun pendapatan perkapita naik lebih lambat
apabila pertumbuhan penduduk cepat.
Model generasi pertama yang digambarkan sebagai neo-malthusian oleh anker dan
farooq(1978:144-5) yang menguraikan bahwa dalam banyak negara, pertumbuhan penduduk
yang cepat diiringi oleh perkembangan ekonomi yang pesat pula.
Nilai anak dapat diartikan sebagai “koleksi benda-benda bagus” yang diperoleh orang tua
karena mempunyai anak (Espenshade, 1997:4). Hoffman dan Hoffman(1973: 46-61)
menghasilkan suatu system nialai anak yang meliputi Sembilan kategori, yakni delapan nilai
bukan-ekonomi, (misalnya status kedewasaan, imortalitas, kebahagiaan, kreativitas) dan satu
nilai yang menyangkut manfaat ekonomi. Pendekatan nilai anak di antanranya pendektan
ekonomi dan pendekatan psikologi social yang dikembangkan dari kerangka kerja Hoffman
(Fawcett, 1997 dan 1978). Pendekatan ini menekankan adanya kebutuhan yang terpenuhi dengan
mempunyai anakdan interaksi nilai emosional, social dan ekonomi, serta beban mempunyai anak
(Fawcett, 1997: 96). Cara mengukur nilai dan biaya anak dalam pendekatan ini pada dasarnya
adalah pengamatan yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian Anthropologi dan survai-survai
tentang sikap orang tua terhadap anak. Usaha utama dalam bidang ini adalah proyek VOC, suatu
studi antar-negara yang dimulai pada tahun 1972. Salah satu dari tahap pertama pertama proyek
VOC adalah memperkembangkan system nilai Hoffman ke dalam satu kerangka kerja yang lebih
luas yang mencoba memasukan semua dimensi nilai anak, termasuk manfaat dan beban
ekonomi, biaya alternative, manfaat dan beban psikologis, atau emosiona, dan beban social. Juga
dimasukkan pilihan antara jenis kelamin, suatu dimensi penting yang sering dilupakan dalam
penelitian-penelitian ekonomi. Secara umum disimpulkan bahwa orang tua di desa lebih
menitikberatkan manfaat ekonomi dan kegunaan praktis (termasuk tunjangan hari tua) dari anak-
anak, sedangkan orng tua di kota (terutama yang berpendidikan tinggi ) menekankan aspek
emosional dan psikologinya (Arnold et al, 1975: 42)
Suami dan istri biasanya memiliki perbedaan tanggapan akan hubungan dengan peranan mereka
dan oembagian tugas dalam keluarga. Misalnya, wanita atau istri lebih menitikberatkan anak
sebagai teman dan kebutuhan emosional serta fisik dari pengasuhan anak. Sementara bagi pria
atau suami lebih mementingkan kebutuhan akan keturunan untuk melanjutkan garis keluarga dan
lebih prihatin terhadap biaya anak.
Pengaruh pembangunan atas perubahan fertilitas dapat dilihat dari latar belakang ekologi,
kebudayaan serta sosial dan ekonomi. Pada masyarakat agraris orang tua akan mendapatkan
manfaat material apabila mereka mempunyai banyak anak. Dalam situasi itu, nilai dan beban
psikologi tidak begitu relefan. Namun semakin berkurangnya sumber-sumber alam, makin
meluasnya perubahan sosial dan ekonomi maka berkuranglah manfaat ekonomi yang dterima
dari banyak anak, sedangkan biaya pengasuhan anak meningkat. Davis (1973: VI) mengatakan
bahwa , “jika faktor-faktor ekonomi yang menentukan, maka tidak seorang pun di dunia ini yang
mau mempunyai anak”. Sehingga pada masyarakat urban saat ini anak dianggap beban bagi
orang tua.
Pada masyarakat barat yang sudah mengalami industrilisasi, secara umum dapat dikatakan
bahwa manfaat psikis anak pertama bagi pasangan muda yaitu untuk memenuhi harapan-harapan
sosial (pasangan menikah diharapkan menjadi orang tua) dan memperoleh kepuasan untuk
merasakan memiliki anak. Sementara alasan yang khs untuk anak kedua yaitu mencarikan teman
bagi anak pertama dan mempunyai seorang anak lagi yang jenis kelaminnya berbeda. Jadi,
hampir semua kebutuhan psikis dan sosial dipenuhi oleh dua anak pertama, dan keluarga dengan
dua-anak dengan agak cepat diterima sebagai norma
DAFTAR PUSTAKA
http://boetarboetarzz.blogspot.co.id/2013/01/siklus-hidup-keluarga-family-life-cycle.html
http://hendro-susanto-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-113960-Kependudukan-
Ekonomi%20Kependudukan%20dan%20Nilai%20Anak.html