Anda di halaman 1dari 19

3.

URGENSI PEMAHAMAN MENGENAI


PERUBAHAN SOSIAL BAGI TENAGA
KESEHATAN

Ressa tri rezki


Indra sukma
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi
didalam masyarakat yang menyangkut
perubahan materil maupun nonmateril yg secara
langsung ataupun tidak langsung akan
berpengaruh pada kehidupan masyarakat.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa Sumber dari
sebab-sebab perubahan sosial terletak di dalam dan luar
masyarakat. Sebab-sebab yang bersumber dari dalam
masyarakat antara lain :
- bertambah atau berkurangnya penduduk,
- adanya penemuan-penemuan baru yang ada dalam
masyarakat,
- adanya pertentangan (konflik) masyarakat yang
mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan
sosial dan kebudayaan,
- serta terjadinya pemberontakan atau revolusi.
suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat
pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal
dari luar masyarakat antara lain :
• sebab-sebab berasal dari lingkungan alam
fisik yang ada di sekitar manusia,
•peperangan,
• dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Perubahan sosial juga berkaitan erat dengan perilaku, dimana perilaku
manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan
yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,
dan sebagainya.
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
1. Faktor-faktor utama,yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong , yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Contohnya : seseorang yang tidak mau
mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum
mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya atau
barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu
atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya.
Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan
atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah
mengimunisasikan anaknya.
Setelah memahami pengertian perubahan sosial,
perspektif sosiologi mengenai perubahan sosial
dan beberapa konsep dasar perubahan sosial,
sampailah pada pertanyaan, apa urgensinya
pemahaman tersebut bagi seorang tenaga
kesehatan? Sebagaimana telah dikemukakan
sebelumnya, fungsi hadirnya tenaga kesehatan
adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat dalam bidang masyarakat kesehatan.
Tujuan dasar dari pelayanan kesehatan adalah
memberikan layanan kesehatan dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat.
Dengan kata lain, bila masyarakat memiliki
kebutuhan atau tuntutan tertentu terhadap layanan
kesehatan, maka seorang tenaga kesehatan perlu
memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana
tuntutan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Sikap dan pilihan seperti ini sangat masuk akal
karena sesungguhnya kebutuhan masyarakat dan
tuntutan merupakan aspek terpenting dalam
memberikan layanan kesehatan. Bila ada seorang
tenaga medis yg tidak memerhatikan kebutuhan
atau tuntutan masyarakat tersebut, maka
masyarakat akan mengalihkan pilihannya ke
tenaga kesehatan lainnya
Munculnya gejala masyarakat kelas menegah
atas diindonesia untuk berobat keluar negeri
merupakan indikasi awal bahwa kebutuhan dan
tuntutan masyarakat tersebut sudah sangat
tinggi, dan mungkin kurang terpenuhi
kepuasannya oleh layanan kesehatan didalam
negeri. Sehingga mereka lebih baik
mengeluarkan biaya lebih besar untuk
mendapatkan kepuasan dalam layanan
kesehatan.
Jika kenichi ohmae menyebutnya ada 41 yang
memengaruhi perubahan sosial saat ini,
sesungguhnya kita dapat menemukan ada 21 lagi
yang juga terus memengaruhi perubahan sosial,
yaitu perubahan pendapatan (income) dan
interaksi-ideologi. Perubahan income juga
berimplikasi pada tingkat kesejahteraan masyarakat
dan memberikan pengaruh pada proses perubahan
sosial. Dengan kata lain, tidak mengherankan bila
ada orang indonesia yg memiliki modal besar
untuk memeriksakan kesehatannya keluar negeri.
Masuknya ideologi pasar menyebabkan seorang
dokter harus mampu menunjukkan semangat
pemasaran (marketing) dalam melaksanakan
praktik. Seiring dengan ini, yusuf alam romadhon
mengatakan bahwa dalam situasi perubahan sosial
seperti ini seorang dokter dituntut untuk mampu
memasarkan diri supaya dapat mempertahankan
posisi dirinya sebagai profesi kesehatan yang dapat
eksis dilokasinya sendiri. Artinya, bila seorang
dokter tidak mampu memasarkan diri, maka praktik
kedokterannya itu tidak akan laku dan kalah saing
oleh para tenaga medis dari negara asing.
Pada konteks ini entah masyarakat atau tenaga
kesehatannya, ideologi yg dimiliki saat ini akan
berinteraksi dengan berbagai ideologi yang
berkembang pada era global ini. Artinya, tidak perlu
heran bila kemudian muncul ada usaha untuk
melakukan liberalisasi kesehatan sebagaimana yg
dianut oleh sistem pasar. Hal ini merupakan realitas
sosial yang terjadi akibat adanya interaksi ideologi dari
berbagai belahan dunia.
Seiring dengan hal ini, kompetensi apa yang harus
dikembangkan supaya pelayanan kesehatan di
indonesia dapat berkembang dengan baik? Hal yang
pertama, nilai lebih dari pelayanan kesehatan itu
adalah mampu memberikan kepuasan pada pelanggan.
Pelayanan prima menjadi satu
tuntutan penting bagi seorang
dokter di era modern. Daldiyono
menyebutnya dengan istilah dokter
yg bijak. Bila kita mengembangkan
konsep ini dapat dikatakan bahwa di
era modern ini dibutuhkan tenaga
kesehatan yang bijak.
Tidak sederhana untuk mewujudkan tenaga kesehatan yg
bijak, apalagi menunjuk siapa dan bagaimana tenaga
kesehatan yang bijak itu. Untuk sekedar panduan awal,
mengembangkan konsep Daldiyono, yang dimaksud dengan
tenaga kesehatan yang bijak adalah :
• Memiliki pengalaman pendidikan kesehatan
• Kompeten dalam melaksanakan praktik kesehatan yang
bermutu dan manusiawi (good clinical practice )
• Menerapkan sistem dan cara pelayanan kesehatan yang
bermutu serta beretika (good clinical governance).
Aspek kedua, yaitu adanya upaya dan
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
efektif. Mungkin benar, dalam pelayanan
kesehatan negara asing banyak yang sudah
menggunakan teknologi modern. Namun,
teknologi modern bukanlah penentu akhir suatu
kualitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, hal
yang penting adalah bagaimana melahirkan
sumber daya manusia kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.
Adanya re-code terhadap tugas dan fungsi
pelayanan kesehatan dalam pemahaman awal
yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan
itu adalah menghilangkan gejala penyakit.
Pemahaman seperti ini sudah mulai
ditinggalkan dan kini sudah mengarah pada
pelayanan kesehatan sebagai bagian dari
proses pendidikan serta pembelajaran hidup
sehat kepada setiap anggota masyarakat.
Disinilah perubahan kode-kode peran dan
fungsi pelayanan kesehatan dilakukan.
Artinya, seorang tenaga kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan
yang menyeluruh mulai dari gejala,
penyebab, sampai pada efek penyakit itu
sendiri. Sehingga seorang pasien dapat
benar-benar memiliki mutu hidup yang
berkualitas.
Terima kasih...
3 PERTANYAAN

Anda mungkin juga menyukai