Indra sukma Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi didalam masyarakat yang menyangkut perubahan materil maupun nonmateril yg secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa Sumber dari sebab-sebab perubahan sosial terletak di dalam dan luar masyarakat. Sebab-sebab yang bersumber dari dalam masyarakat antara lain : - bertambah atau berkurangnya penduduk, - adanya penemuan-penemuan baru yang ada dalam masyarakat, - adanya pertentangan (konflik) masyarakat yang mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan, - serta terjadinya pemberontakan atau revolusi. suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat antara lain : • sebab-sebab berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar manusia, •peperangan, • dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Perubahan sosial juga berkaitan erat dengan perilaku, dimana perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain : 1. Faktor-faktor utama,yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana- sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. 3. Faktor-faktor pendorong , yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Contohnya : seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya atau barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya. Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya. Setelah memahami pengertian perubahan sosial, perspektif sosiologi mengenai perubahan sosial dan beberapa konsep dasar perubahan sosial, sampailah pada pertanyaan, apa urgensinya pemahaman tersebut bagi seorang tenaga kesehatan? Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, fungsi hadirnya tenaga kesehatan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang masyarakat kesehatan. Tujuan dasar dari pelayanan kesehatan adalah memberikan layanan kesehatan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat. Dengan kata lain, bila masyarakat memiliki kebutuhan atau tuntutan tertentu terhadap layanan kesehatan, maka seorang tenaga kesehatan perlu memberikan pelayanan kesehatan sebagaimana tuntutan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Sikap dan pilihan seperti ini sangat masuk akal karena sesungguhnya kebutuhan masyarakat dan tuntutan merupakan aspek terpenting dalam memberikan layanan kesehatan. Bila ada seorang tenaga medis yg tidak memerhatikan kebutuhan atau tuntutan masyarakat tersebut, maka masyarakat akan mengalihkan pilihannya ke tenaga kesehatan lainnya Munculnya gejala masyarakat kelas menegah atas diindonesia untuk berobat keluar negeri merupakan indikasi awal bahwa kebutuhan dan tuntutan masyarakat tersebut sudah sangat tinggi, dan mungkin kurang terpenuhi kepuasannya oleh layanan kesehatan didalam negeri. Sehingga mereka lebih baik mengeluarkan biaya lebih besar untuk mendapatkan kepuasan dalam layanan kesehatan. Jika kenichi ohmae menyebutnya ada 41 yang memengaruhi perubahan sosial saat ini, sesungguhnya kita dapat menemukan ada 21 lagi yang juga terus memengaruhi perubahan sosial, yaitu perubahan pendapatan (income) dan interaksi-ideologi. Perubahan income juga berimplikasi pada tingkat kesejahteraan masyarakat dan memberikan pengaruh pada proses perubahan sosial. Dengan kata lain, tidak mengherankan bila ada orang indonesia yg memiliki modal besar untuk memeriksakan kesehatannya keluar negeri. Masuknya ideologi pasar menyebabkan seorang dokter harus mampu menunjukkan semangat pemasaran (marketing) dalam melaksanakan praktik. Seiring dengan ini, yusuf alam romadhon mengatakan bahwa dalam situasi perubahan sosial seperti ini seorang dokter dituntut untuk mampu memasarkan diri supaya dapat mempertahankan posisi dirinya sebagai profesi kesehatan yang dapat eksis dilokasinya sendiri. Artinya, bila seorang dokter tidak mampu memasarkan diri, maka praktik kedokterannya itu tidak akan laku dan kalah saing oleh para tenaga medis dari negara asing. Pada konteks ini entah masyarakat atau tenaga kesehatannya, ideologi yg dimiliki saat ini akan berinteraksi dengan berbagai ideologi yang berkembang pada era global ini. Artinya, tidak perlu heran bila kemudian muncul ada usaha untuk melakukan liberalisasi kesehatan sebagaimana yg dianut oleh sistem pasar. Hal ini merupakan realitas sosial yang terjadi akibat adanya interaksi ideologi dari berbagai belahan dunia. Seiring dengan hal ini, kompetensi apa yang harus dikembangkan supaya pelayanan kesehatan di indonesia dapat berkembang dengan baik? Hal yang pertama, nilai lebih dari pelayanan kesehatan itu adalah mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Pelayanan prima menjadi satu tuntutan penting bagi seorang dokter di era modern. Daldiyono menyebutnya dengan istilah dokter yg bijak. Bila kita mengembangkan konsep ini dapat dikatakan bahwa di era modern ini dibutuhkan tenaga kesehatan yang bijak. Tidak sederhana untuk mewujudkan tenaga kesehatan yg bijak, apalagi menunjuk siapa dan bagaimana tenaga kesehatan yang bijak itu. Untuk sekedar panduan awal, mengembangkan konsep Daldiyono, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan yang bijak adalah : • Memiliki pengalaman pendidikan kesehatan • Kompeten dalam melaksanakan praktik kesehatan yang bermutu dan manusiawi (good clinical practice ) • Menerapkan sistem dan cara pelayanan kesehatan yang bermutu serta beretika (good clinical governance). Aspek kedua, yaitu adanya upaya dan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang efektif. Mungkin benar, dalam pelayanan kesehatan negara asing banyak yang sudah menggunakan teknologi modern. Namun, teknologi modern bukanlah penentu akhir suatu kualitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, hal yang penting adalah bagaimana melahirkan sumber daya manusia kesehatan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan yang efektif. Adanya re-code terhadap tugas dan fungsi pelayanan kesehatan dalam pemahaman awal yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan itu adalah menghilangkan gejala penyakit. Pemahaman seperti ini sudah mulai ditinggalkan dan kini sudah mengarah pada pelayanan kesehatan sebagai bagian dari proses pendidikan serta pembelajaran hidup sehat kepada setiap anggota masyarakat. Disinilah perubahan kode-kode peran dan fungsi pelayanan kesehatan dilakukan. Artinya, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh mulai dari gejala, penyebab, sampai pada efek penyakit itu sendiri. Sehingga seorang pasien dapat benar-benar memiliki mutu hidup yang berkualitas. Terima kasih... 3 PERTANYAAN