Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Konsep Model Precede Proceed

A. Pengertian Model Precede dan Proceed


Perilaku kesehatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari individu
maupun kelompok yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu
PRECEDE (Predisposing, Reinforcing, Enabling, Constructs in, Educational/
Ecological, Diagnosis, Evaluation) dan bagian yang kedua yaitu PROCEED (Policy,
Regulatory, Organizational, Constructs in, Educational, Enviromental,
Development) (Fertman, 2010 dalam Akbar, 2014). Pendekatan model ini ditujukan
untuk mengetahui evaluasi keefektifan dari intervensi dan memfokuskan target utama
dalam intervensi.
Model ini terdiri dari bagian Precede (fase 1-4) berfokus pada perencanaan
program dan bagian Proceed (fase 5-8) berfokus pada implementasi dan evaluasi.
Delapan fase dari model panduan dalam menciptakan program promosi kesehatan,
dimulai dengan hasil yang lebih umum kemudian dipindah ke hasil yang lebih
spesifik. Secara bertahap, proses ini mengarah ke penciptaan sebuah program,
pemberian program, dan evaluasi program (Fertman, 2010 dalam Akbar, 2014).

Sumber : Green dan Kreuter (2005) dalam Akbar (2014)


B. Fase-Fase Model Precede dan Proceed
Fase-fase model Preede dan Proceed terdiri dari 8 fase (Fertman, 2010 dalam Akbar,
2014) :
1. Penilaian Sosial
Dalam fase ini, program menyoroti kualitas dari hasil keluaran secara spesifik,
indikator utama sosial dari kesehatan dalam populasi spesifik (contohnya derajat
kemiskinan, rata-rata kriminalitas, ketidakhadiran, atau tingkat pendidikan yang
rendah) yang berefek kepada kesehatan dan kualitas hidup (Firdaus, 2014).
Sebagai contoh, pada pekerjaan industriyang kumuh dan berbahaya dengan rata-
rata kecelakaan yang tinggi, sedikitnya pelayanan kesehatan, dan keterbatasan
kesediaan makanan diluar pedangang keliling, pekerja mungkin merasa tidak
aman dan menjadi tidak sehat selama kondisi bekerja.
Pada fase penilaian sosial, metode yang digunakan adalah forum komunitas,
Forum Group Discussion (FGD), survey, interview, data sekunder.
2. Penilaian Epidemologi
Dalam fase ini, membahas tentang hal yang mempengaruhi kualitas hidup
seseorang yang banyak terjadi di masyarakat. Salah satu contoh faktor risiko dari
pengkajian epidemiologi diantaranya jenis kelamin, usia, sosial, ekonomi,
pekerjaan, status kesehatan, morbiditas, mortalitas, penyebab kematian seseorang,
penyebab kecacatan seseorang, dll.
Metode penialaian epidemologi dapat menggunakan metode pemeriksaan fisik,
forum komunitas, FGD, survey, interview, data sekunder.
3. Diagnosis Perilaku dan Lingkungan
Dalam fase ini, mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi masalah
kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungannya (fisik dan sosial)
yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun kualitas hidup.
Pengkajian perilaku dan lingkungan antara : pemanfaatan yankes (utiilization),
upaya pencegahan (preventive action), pola konsumsi (consumption pattern),
kepatuhan (compliance), upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care), dan
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan (fisik, sosial).
Metode yang digunakan dalam fase ini adalah forum komunitas, FGD, survey,
interview, data sekunder.

4. Penilaian Pendidikan dan Ekologis


Faktor-faktor yang berperan dalam fase ini dikelompokan kedalam tiga kategori:
faktor-faktor predisposisi, faktor-faktor pemungkin dan faktor-faktor penguat
(Green & Kreuter, 2005 dalam Akbar, 2014). Faktor-faktor predisposisi adalah
yang dapat mendukung atau mengurangi untuk memotivasi perubahan, seperti
sikap dan pengetahuan. Faktor- faktor pemungkin adalah yang dapat medukung
atau mengurangi dari perubahan, seperti sumber daya atau keahlian. Faktor-
faktor penguat yang dapat membantu melanjutkan motivasi dan merubah dengan
memberikan umpan balik atau penghargaan.
Metode yang digunakan pada fase ini adalah forum diskusi, FGD, survey,
interview, data sekunder.
5. Administrasi & Penilaian Kebijakan
Fokus utama dalam administrasi dan penilaian kebijakan adalah aturan yang
diterapkan di sekolah, tempat kerja, organisasi pelayanan kesehatan, atau
komunitas dan semua dukungan yang memungkinkan (pendanaan, fasilitas,
kebijakan dan sumber daya lainnya) akan ditampilkan untuk mengembangkan dan
pelaksanaan program.
Metode yang digunakan dalam fase ini adalah forum komunitas, FGD, survey,
interview, data sekunder.
6. Implementasi atau Pelaksanaan
Pada fase ini, implementasi dilakukan bersama-sama dengan masyarakat,
khususnya pada masalah-masalah yang diprioritaskan, dengan implementasi
melalui health education, policy, regulation, organization, faktor predisposisi,
enabling, reinforcing dan lingkungan.
7. Evaluasi Proses
Proses evaluasi adalah sebuah evalusi yang formatif, sesuatu yang muncul selama
pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi implementasi dari
program dengan mengevaluasi hasil implementasi terhadap faktor predisposisi,
pemungkin, penguat dan perilaku kesehatan, gaya hidup dan tingkat kesadaran
tentang kesehatan.
8. Evaluasi Dampak
Fokus dalam fase ini adalah evaluasi sumatif, yang diukur setelah program
selesai. Tolak ukur fase ini adalah untuk mencari tahu pengaruh intervensi dalam
perilaku atau lingkungan.
9. Hasil atau Keluaran Evaluasi
Fokus dari fase evaluasi terakhir dapat dicapai apabila semua proses berjalan
sesuai dengan indikator evaluasi dalam kualitas hidup dan derajat kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Harun. (2014). Hubungan Faktor Pelayanan Kesehatan Menurut Ibu Bersalin Degan
Pemilihan Penolong Persalinan Di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar
Lampung Periode 2012. Diakses pada tanggal 2 Maret 2012 dari :
http://digilib.unila.ac.id/2379/8/BAB%20II.pdf
Firdaus, E. D. (2014). Faktor Determinan Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung. Diakses pada tanggal 2 Maret 2018 dari :
digilib.unila.ac.id/2362/

Anda mungkin juga menyukai