1.
Perceived Susceptibility
Perceived Severity
Perceived Benefits
Perceived Barriers
Cues to Action
Cues to action adalah mempercepat tindakan yang membuat seseorang merasa butuh
mengambil tindakan atau melakukan tindakan nyata untuk melakukan perilaku
sehat. Cues to action juga berarti dukungan atau dorongan dari ligkungan terhadap
individu yang melakukan perilaku sehat. Saran dokter atau rekomendasi telah
ditemukan utnuk menjadi cues to action untuk bertindak dalam konteks berhenti
merokok (Weinberger et al 1981;. Stacy dan Llyod 1990) dan vaksinasi flu
(Clummings et al 1979).
6.
Self Efficacy
Hal yang berguna dalam memproteksi kesehatan adalah self efficacy. Hal ini senada
dengan pendapat Rotter (1966) dan Wallston mengenai teori self-efficacy oleh
Bandura yang penting sebagai kontrol dari faktor-faktor perilaku sehat. Self
efficacy dalam istilah umum adalah kepercayaan diri seseorang dalam menjalankan
tugas tertentu. Self Efficacy adalah kepercayaan seseorang mengenai kemampuannya
untuk mempersuasi keadaan atau merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang
dilakukan. Self efficcay dibagi menjadi dua yaitu outcome expectancy seperti
menerima respon yang baik dan outcome value seperti menerima nilai sosial.
Aplikasi Penerapan Komponen Health Belief Model
Penelitian sebelumnya menghasilkan area luas yang bisa diidentifikasikan dari
aplikasi HBM:
1. Preventive health behaviour, yang termasuk promosi kesehatan (seperti olahraga
dan perilaku mengurangi resiko kesehatan seperti pemberian vaksinasi dan
penggunaan alat kontrasepsi.
2. Sick role behaviour yang artinya menuruti rekomendasi dari medis, biasanya
diikuti oleh diagnosi dari profesional tentang penyakit.
3. Clinic use, termasuk kunjungan dengan alasan yang bervariasi.
Kelebihan Health Belief Model
B. Transtheoretical Model
Sejarah Transtheoretical Model (TTM)
The Transtheoritical Model (TTM) dikembangkan pada tahun 1980an oleh
sekelompok peneliti yaitu Prochaska and DiClemente di University of Rhode
Island (Conner & Norman, 2003). Teori ini muncul melalui analisa komparatif dari
integrasi sistematis menggunakan lebih dari 300 teori psikoterapi dan teori perubahan
perilaku (Prochaska & Velicer, 1997). Pada awalnya, teori ini digunakan dalam
konteks klinis untuk mendeskripsikan proses perubahan perilaku pada perilaku
kecanduan (Povey et al, 1999). Selanjutnya, TTM mulai diaplikasikan secara luas
bahkan diluar konteks klinis. TTM adalah model-tahapan yang dominan digunakan
dalam kesehatan psikologi dan promosi kesehatan (Conner & Norman, 2003).
Stage of Change
Tahapan perubahan (stage of change) merupakan bagian penting dalam
konstruk TTM karena menggambarkan dimensi waktu (Prochaska & Velicer,
1997). Perubahan terjadi melalui tahapan-tahapan dan terjadi dalam periode
waktu tertentu. TTM mengemukakan enam tahap dalam perubahan perilaku.
Enam
tahapan
tersebut
meliputi, precontemplation,
contemplation,
preparation, action, maintenance dan termination (Prochaska dan Velicher,
1997).
Processes of Change
Menurut Prochaska dan Velicher (1997), proses perubahan (processes of
change) adalah aktivitas tampak dan tidak tampak yang digunakan untuk
melalui suatu tahapan. Proses perubahan memberikan panduan penting dalam
al (2001) juga mendukung bahwa prinsip TTM dapat diaplikasikan pada berbagai
populasi, seperti medis, industri, dan pemerintahan (Lenio, n.d).
Meskipun begitu, TTM tidak lepas dari kritik. Menurut Bandura (1997) dalam Lenio
(n.d) faktanya manusia terlalu kompleks dan multidimensi untuk dikategorikan dalam
tahapan yang diskrit. Sutton (2001) juga menyebutkan bahwa terdapat masalah dalam
metode yang digunakan untuk menentukan tahapan seseorang dalam stage of
change (Lenio, n.d). Selain itu, Kraft dkk (1999) mengemukakan bahwa tidak ada
alasan teoritis yang mendasari pembagian waktu enam bulan dalam setiap tahapan
(Lenio, n.d). Hal tersebut menunjukkan bahwa pembagian dan penentuan tahapan
bagi seseorang tidak dapat dengan mudah dipastikan.
D. Precede-Proceed
Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor
perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor :
1. Faktor-faktor predisposisi (Predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (Enabling factors), yang terwujud dalam fasilitasfasilitas atau sarana-sarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c.
1)
2)
d.
e.
The
policy
rainbow
mendeskripsikan
lapisan-lapisan
faktor
yang
untuk mempengaruhi faktor di lapisan lainnya . Model ini telah membantu peneliti
untuk membangun berbagai hipotesis tentang faktor-faktor penentu kesehatan, untuk
mengeksplorasi pengaruh relatif dari faktor penentu kesehatan dan interaksi antara
berbagai faktor penentu.
perilaku
Keyakian normatif
Norma subjektif
Motifasi untuk patuh
Kontrol
Niat
Prilaku
DAFTAR PUSTAKA
1. Conner, M and Norman, P. (2003). Predictiong Health Behaviour, Research and
Practice with Social Cognition Model. Buckingham: Open University Press.
2. Taylor, S. E., (2012), Health Psychology (8th edition). New York: McGraw-Hill
Higher Education.
3. Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.
4. Stanley, M. A., Maddux, J. E. 1986. Cognitive Processes in Health Enhancement:
Investigation of a Combined Protection Motivation and Self-Efficacy Model. Basic
and Applied Social Psychology, 7(2).
5. Prochaska, J. O., & Velicer, W. F. (1997). The Transtheoretical Model of Health
Behavior Change.American Journal of Health Promotion, Vol. 12, No. 1, pp. 38-48.
6. Conner, M and Norman, P. (2003). Predictiong Health Behaviour, Research and
Practice with Social Cognition Model. Buckingham: Open Univeristy Press
7. Lenio, J. A. (n.d.). Analysis of the Transtheoretical Model of Behavior
Change. Journal of Student Research, 7386.
8. Povey, R., Conner, M., Sparks, P., James, R., & Shepherd, R. (1999). A critical
examination of the application of the Transtheoretical Model s stages of change to
dietary behaviours, 14(5), 641651.
9. Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka
Cipta.
10. Kahan, B & Goodstadt, M. 2001.The Interactive Domain Model of BestPractices in
Health Promotion : Developing and Implementing a BestPractices Approach to Health
Promotion.Sage Publication